Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12814 | 24 Feb 2025
Klinis : klien datang dengan keluhan kelit jari kaki nyeri dan mengelupas, klien sering memakai kaos kaki basah. klien juga mengatakan area intim gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
- Faktor yang berhubungan: Aktivitas fisik, kelembapan, dan faktor lingkungan.
- Gejala dan Tanda: Kulit kering, mengelupas, dan nyeri.
2. Gatal
- Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi, alergi, dan penyakit kulit.
- Gejala dan Tanda: Rasa gatal pada area kulit, khususnya area genital.
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Perawatan Kulit
- Tujuan: Mempertahankan integritas kulit.
- Intervensi: Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit, menggunakan pelembab, dan menghindari iritasi.
2. Manajemen Gatal
- Tujuan: Mengurangi sensasi gatal.
- Intervensi: Mengidentifikasi penyebab, menghindari faktor pencetus, dan menggunakan obat topikal.
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Integritas Kulit: Baik
- Kriteria: Kulit utuh, lembab, dan tidak ada kerusakan.
2. Rasa Nyaman: Meningkat
- Kriteria: Klien merasa nyaman dan tidak lagi mengeluhkan gatal.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment secara menyeluruh, mengidentifikasi penyebab, dan merencanakan intervensi yang komprehensif untuk membantu klien mengatasi masalah kulit dan gatal yang dialaminya. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga akan dilakukan jika diperlukan. -
Article No. 12815 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses perkembangan penyakit kanker serviks.
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks.
Definisi: Suatu perasaan tidak berdaya, lebih kuat daripada rasa lelah biasa, dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik akibat proses penyakit kanker serviks.
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Perubahan Citra Tubuh berhubungan dengan efek samping pengobatan kanker serviks.
Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan tentang penampilan dan fungsi tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis
- Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
- Klien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
2. Kelelahan
- Klien melaporkan peningkatan energi dan stamina
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebihan
- Klien menunjukkan peningkatan motivasi dalam melakukan aktivitas
3. Keseimbangan Nutrisi
- Klien mencapai berat badan ideal
- Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan
- Klien menunjukkan peningkatan intake nutrisi sesuai kebutuhan
4. Citra Tubuh
- Klien menerima perubahan pada tubuhnya akibat pengobatan
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan fisik yang terjadi
- Klien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis
- Manajemen Nyeri
- Terapi Farmakologis
- Distraksi
- Relaksasi
2. Kelelahan
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas
- Manajemen Nutrisi
- Dukungan Emosional
3. Keseimbangan Nutrisi
- Manajemen Nutrisi
- Edukasi Nutrisi
- Pemantauan Berat Badan
- Kolaborasi dengan Ahli Gizi
4. Citra Tubuh
- Terapi Penerimaan Diri
- Dukungan Psikososial
- Edukasi Mengenai Perubahan Fisik
- Intervensi Keperawatan Kolaboratif
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses perkembangan penyakit kanker serviks. Pasien Ny. F mengalami keluhan nyeri yang muncul akibat proses penyakit kanker serviks yang dideritanya. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks. Pasien Ny. F mengalami keluhan gampang lelah, yang merupakan dampak dari proses penyakit kanker serviks. Kelelahan adalah suatu perasaan tidak berdaya, lebih kuat daripada rasa lelah biasa, dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik akibat proses penyakit kanker serviks. Pasien Ny. F mengalami penurunan berat badan sekitar 4 kg dalam 1 tahun terakhir, yang mengindikasikan ketidakseimbangan nutrisi. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Perubahan Citra Tubuh berhubungan dengan efek samping pengobatan kanker serviks. Pasien Ny. F sedang menjalani kemoterapi, yang dapat menyebabkan perubahan pada penampilan dan fungsi tubuh. Perubahan Citra Tubuh adalah perubahan persepsi dan perasaan tentang penampilan dan fungsi tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis: Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, dan menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
2. Kelelahan: Klien melaporkan peningkatan energi dan stamina, dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebihan, dan menunjukkan peningkatan motivasi dalam melakukan aktivitas.
3. Keseimbangan Nutrisi: Klien mencapai berat badan ideal, tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan, dan menunjukkan peningkatan intake nutrisi sesuai kebutuhan.
4. Citra Tubuh: Klien menerima perubahan pada tubuhnya akibat pengobatan, dapat beradaptasi dengan perubahan fisik yang terjadi, dan menunjukkan peningkatan kepercayaan diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis: Manajemen Nyeri, Terapi Farmakologis, Distraksi, dan Relaksasi.
2. Kelelahan: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, Manajemen Nutrisi, dan Dukungan Emosional.
3. Keseimbangan Nutrisi: Manajemen Nutrisi, Edukasi Nutrisi, Pemantauan Berat Badan, dan Kolaborasi dengan Ahli Gizi.
4. Citra Tubuh: Terapi Penerimaan Diri, Dukungan Psikososial, Edukasi Mengenai Perubahan Fisik, dan Intervensi Keperawatan Kolaboratif.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu Ny. F mencapai luaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan selama menjalani perawatan kanker serviks. -
Article No. 12816 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat memberikan kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis untuk kondisi Ny. F sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C53.9
- Deskripsi: Kanker serviks, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Kemoterapi untuk kondisi malignansi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C53.9 digunakan untuk menggambarkan diagnosis Kanker serviks, tidak ditentukan, yang sesuai dengan informasi yang diberikan bahwa Ny. F didiagnosis dengan Kanker serviks stadium IIIB.
2. Kode ICD-9-CM 99.25 digunakan untuk prosedur kemoterapi yang sedang dilakukan oleh Ny. F, yang disebutkan dalam informasi bahwa saat ini Ny. F akan menjalani kemoterapi ke-3.
Secara keseluruhan, kasus Ny. F dapat diringkas sebagai pasien berusia 28 tahun dengan diagnosis Kanker serviks stadium IIIB, yang saat ini sedang menjalani siklus kemoterapi ke-3 di Rumah Sakit X. -
Article No. 12817 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
- Penyebab: Progresivitas penyakit kanker serviks yang menyebabkan invasi dan kerusakan jaringan.
- Gejala dan Tanda: Klien mengeluhkan rasa nyeri di area pelvic, perdarahan pervaginam yang tidak normal, dan adanya massa di serviks.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan akibat mual yang dirasakan klien, serta peningkatan kebutuhan nutrisi karena penyakit kanker serviks.
- Gejala dan Tanda: Klien mengalami penurunan berat badan sebesar 4 kg dalam 1 tahun terakhir.
3. Ansietas
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Klien merasa cemas dan mempertanyakan kenapa dirinya diberikan cobaan seperti ini.
- Gejala dan Tanda: Klien merasa cemas dan mempertanyakan kondisi penyakitnya.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
- Klien melaporkan nyeri berkurang.
- Klien mampu menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
- Vital sign stabil.
2. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan stabil atau meningkat.
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
- Klien mampu mencapai asupan nutrisi yang adekuat.
3. Ansietas Terkendali
- Klien mampu mengungkapkan perasaan cemas.
- Klien mampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Tanda-tanda fisiologis kecemasan menurun.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengevaluasi efektivitas penatalaksanaan nyeri.
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi klien secara komprehensif.
- Berikan nutrisi sesuai kebutuhan, seperti makanan tinggi kalori dan protein.
- Berikan edukasi dan konseling terkait nutrisi yang adekuat.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengevaluasi asupan nutrisi klien.
3. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan klien secara komprehensif.
- Berikan teknik relaksasi, seperti latihan napas dalam dan visualisasi positif.
- Berikan dukungan emosional dan spiritual.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan.
- Berikan edukasi terkait penyakit dan proses pengobatan.
- Kolaborasi dengan tim psikolog/psikiater jika diperlukan.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Sebagai perawat, saya telah menganalisis kondisi Ny. F dengan kanker serviks stadium IIIB. Berdasarkan data yang diperoleh, saya mengidentifikasi tiga diagnosa keperawatan utama, yaitu Nyeri Akut, Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, dan Ansietas.
Untuk mengatasi Nyeri Akut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri. Hal ini dilakukan untuk mengelola nyeri yang dirasakan klien akibat progresivitas penyakit kanker serviks. Intervensi ini mencakup pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgesik sesuai instruksi medis, dan pengajaran teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat. Kolaborasi dengan tim medis juga diperlukan untuk mengevaluasi efektivitas penatalaksanaan nyeri.
Selanjutnya, untuk mengatasi Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nutrisi. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien yang menurun akibat mual dan penurunan nafsu makan. Intervensi ini mencakup pengkajian status nutrisi secara komprehensif, pemberian nutrisi sesuai kebutuhan (makanan tinggi kalori dan protein), edukasi dan konseling terkait nutrisi yang adekuat, serta kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengevaluasi asupan nutrisi klien.
Terakhir, untuk mengatasi Ansietas, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Kecemasan. Hal ini dilakukan untuk membantu klien mengelola kecemasan yang dirasakan akibat penyakit yang dideritanya. Intervensi ini mencakup pengkajian tingkat kecemasan klien secara komprehensif, pemberian teknik relaksasi (latihan napas dalam dan visualisasi positif), pemberian dukungan emosional dan spiritual, pelibatan keluarga, edukasi terkait penyakit dan proses pengobatan, serta kolaborasi dengan tim psikolog/psikiater jika diperlukan.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan dapat membantu klien mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu Nyeri Terkontrol, Status Nutrisi Membaik, dan Ansietas Terkendali. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi pemulihan kondisi klien dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 12818 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut dengan onset yang diprediksi atau berlangsung selama lebih dari 3 bulan.
- Gejala dan Tanda: Keluhan mual, mudah lelah, ekspresi wajah menunjukkan kesakitan, menghindar dari aktivitas.
2. Kelelahan
- Definisi: Suatu sensasi fisik dan mental yang tidak menyenangkan akibat ketidakseimbangan antara energi yang dikeluarkan dan diperoleh, serta memengaruhi kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
- Gejala dan Tanda: Mudah lelah, meningkatnya kebutuhan istirahat, ketidakmampuan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Perubahan Citra Tubuh
- Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan terhadap penampilan dan fungsi tubuh.
- Gejala dan Tanda: Perubahan pada fisik akibat penyakit/pengobatan, perasaan tidak nyaman dengan perubahan penampilan, ketidakpuasan terhadap penampilan tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis:
- Kriteria Hasil:
- Nyeri terkontrol, Intensitas nyeri menurun
- Mampu menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Melaporkan rasa nyaman
2. Kelelahan:
- Kriteria Hasil:
- Tidak merasa kelelahan pada saat beraktivitas
- Beradaptasi dengan strategi manajemen energi
- Mampu memenuhi aktivitas sehari-hari
3. Perubahan Citra Tubuh:
- Kriteria Hasil:
- Menerima perubahan penampilan tubuh
- Melaporkan perasaan positif terhadap tubuh
- Dapat menyesuaikan diri dengan perubahan penampilan tubuh
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Komplementer: Relaksasi, Distraksi, Terapi Musik
- Edukasi Manajemen Nyeri
2. Kelelahan:
- Manajemen Energi
- Peningkatan Istirahat
- Edukasi Manajemen Kelelahan
3. Perubahan Citra Tubuh:
- Terapi Kognitif
- Terapi Kelompok
- Dukungan Emosional
- Edukasi Perubahan Citra Tubuh
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny. F dengan Ca Serviks adalah Nyeri Kronis, Kelelahan, dan Perubahan Citra Tubuh. Ny. F mengalami keluhan mual, mudah lelah, dan mempertanyakan cobaan yang sedang dialaminya, menunjukkan adanya nyeri kronis dan kelelahan. Selain itu, Ny. F juga mengalami perubahan fisik akibat penyakit dan pengobatan, yang dapat memengaruhi citra tubuhnya.
Luaran yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah Ny. F dapat mengendalikan nyeri, beradaptasi dengan kelelahan, dan menerima perubahan citra tubuh. Intervensi Keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nyeri, terapi komplementer, edukasi, manajemen energi, peningkatan istirahat, terapi kognitif, terapi kelompok, dan dukungan emosional. -
Article No. 12819 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi Ny. F dengan kanker serviks.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks ditandai dengan keluhan mual dan gampang lelah.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan berat badan akibat kanker serviks.
3. Kecemasan berhubungan dengan prognosis penyakit kanker serviks ditandai dengan pertanyaan "kenapa saya yang diberikan cobaan seperti ini?".
4. Resiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat proses penyakit dan efek terapi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Kronis:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 8 menjadi ≤4.
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
- Pasien dapat mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya.
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat selama proses pengobatan.
3. Tingkat Kecemasan:
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien dapat menyatakan harapan dan rencana untuk menghadapi prognosis penyakitnya.
4. Bebas Infeksi:
- Tidak ditemukan tanda-tanda infeksi selama proses pengobatan.
- Pasien dapat melakukan perawatan diri yang tepat untuk mencegah infeksi.
- Pasien dapat menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan dan hygiene selama pengobatan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Kronis:
- Kaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang tepat.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologi untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
2. Keseimbangan Nutrisi:
- Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat selama pengobatan.
- Pantau asupan dan output cairan pasien secara berkala.
3. Tingkat Kecemasan:
- Kaji tingkat kecemasan pasien dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan visualisasi untuk mengurangi kecemasan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan mental untuk intervensi psikologis yang diperlukan.
4. Bebas Infeksi:
- Kaji tanda dan gejala infeksi secara berkala.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan dan hygiene.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral jika diperlukan.
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium terkait fungsi imun pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk Ny. F dengan kanker serviks. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 12820 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan secara mandiri.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan kapasitas fisiologis akibat penyakit.
2. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman, bahaya, atau perubahan dalam hidup yang tidak spesifik atau tidak diketahui penyebabnya.
- Faktor yang Berhubungan: Diagnosis penyakit yang mengancam jiwa.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Definisi: Persepsi negatif atau terganggu tentang penampilan fisik atau fungsi tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Perubahan struktur atau fungsi tubuh akibat penyakit.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Tingkat Energi Meningkat
- Kriteria Hasil: Klien menunjukkan peningkatan ketahanan dan daya tahan selama aktivitas.
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kriteria Hasil: Klien dapat melakukan aktivitas harian secara bertahap tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Kecemasan
- Kecemasan Terkontrol
- Kriteria Hasil: Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan penyebab kecemasannya.
- Tingkat Kecemasan Menurun
- Kriteria Hasil: Klien menunjukkan tanda-tanda fisiologis dan psikologis kecemasan yang berkurang.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Penerimaan Citra Tubuh Meningkat
- Kriteria Hasil: Klien dapat menerima perubahan bentuk dan fungsi tubuh akibat penyakit.
- Harga Diri Meningkat
- Kriteria Hasil: Klien menunjukkan peningkatan penerimaan diri dan evaluasi positif terhadap dirinya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Manajemen Energi
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan klien dalam mengatur dan menggunakan energi selama aktivitas.
- Peningkatan Toleransi Aktivitas
- Tujuan: Meningkatkan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas harian secara bertahap.
2. Kecemasan
- Manajemen Kecemasan
- Tujuan: Membantu klien dalam mengenali dan mengelola kecemasan yang dialami.
- Terapi Relaksasi
- Tujuan: Membantu klien mencapai kondisi relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
3. Gangguan Citra Tubuh
- Terapi Kognitif
- Tujuan: Membantu klien dalam mengidentifikasi dan mengubah persepsi negatif terhadap citra tubuhnya.
- Terapi Kelompok
- Tujuan: Memberikan dukungan dan ruang untuk klien dalam menerima perubahan citra tubuh.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Berdasarkan kondisi Ny. F dengan kanker serviks stadium IIIB, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas, Kecemasan, dan Gangguan Citra Tubuh. Intoleransi Aktivitas disebabkan oleh penurunan kapasitas fisiologis akibat penyakit, sehingga luaran yang diharapkan adalah peningkatan tingkat energi dan toleransi aktivitas klien. Kecemasan timbul akibat diagnosis penyakit yang mengancam jiwa, sehingga luaran yang diharapkan adalah kontrol kecemasan dan penurunan tingkat kecemasan klien. Gangguan Citra Tubuh disebabkan oleh perubahan struktur atau fungsi tubuh akibat penyakit, sehingga luaran yang diharapkan adalah peningkatan penerimaan citra tubuh dan harga diri klien.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Manajemen Energi dan Peningkatan Toleransi Aktivitas untuk mengatasi Intoleransi Aktivitas, Manajemen Kecemasan dan Terapi Relaksasi untuk mengatasi Kecemasan, serta Terapi Kognitif dan Terapi Kelompok untuk mengatasi Gangguan Citra Tubuh. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk membantu klien dalam meningkatkan kemampuan fisik, psikologis, dan penerimaan diri sehingga dapat beradaptasi dengan kondisi penyakitnya. -
Article No. 12821 | 24 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli, berikut adalah diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas yang berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan, dibuktikan dengan batuk berdahak, suara napas bronkial di paru kanan atas, dan sesak napas.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan penurunan nafsu makan, dibuktikan dengan penurunan berat badan.
3. Risiko infeksi yang berhubungan dengan diagnosis tuberkulosis paru.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Risiko infeksi: Peningkatan risiko terkena penyakit atau organisme patogen.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan jalan napas: Kemampuan untuk membersihkan saluran napas.
2. Status nutrisi: Keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
3. Kontrol infeksi: Kemampuan untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen jalan napas: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
2. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk mempertahankan atau meningkatkan status nutrisi.
3. Pencegahan infeksi: Intervensi untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
Penerapan intervensi keperawatan yang sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI dapat membantu dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan bagi pasien dengan tuberkulosis paru. -
Article No. 12822 | 24 Feb 2025
Klinis : Suhu tubuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi suhu tubuh.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas normal, biasanya di atas 37,5°C (99,5°F). Hipertermia dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, dehidrasi, atau respons terhadap stres.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah pasien dapat menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal, tidak terjadi komplikasi, dan pasien dapat kembali ke kondisi sebelum sakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk menangani hipertermia meliputi pemantauan suhu tubuh, pemberian obat penurun demam jika perlu, pemberian cairan untuk rehidrasi, serta tindakan untuk menurunkan suhu tubuh seperti kompres hangat atau dingin.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, memantau tanda-tanda vital, dan mengambil tindakan yang sesuai untuk mengatasi hipertermia berdasarkan standar praktik keperawatan yang berlaku. -
Article No. 12823 | 24 Feb 2025
Klinis : Hipertermia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal. Diagnosa ini digunakan untuk klien dengan suhu tubuh di atas 37,8°C (100°F) yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, penyakit kronis, lingkungan, dan obat-obatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh berada dalam rentang normal.
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Tidak ada tanda-tanda infeksi atau komplikasi.
4. Klien dapat beradaptasi dengan peningkatan suhu tubuh.
5. Klien dan keluarga memahami manajemen hipertermia.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala.
2. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
3. Penggunaan kompres dingin atau metode pendinginan lainnya.
4. Manajemen lingkungan untuk menciptakan suhu yang nyaman.
5. Pemberian obat antipiretik jika diperlukan.
6. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang manajemen hipertermia.
Secara umum, tujuan penanganan hipertermia adalah untuk menurunkan suhu tubuh ke dalam rentang normal dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peningkatan suhu.