Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12807 | 24 Feb 2025
Klinis : Kasus: Tn. B, 50 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan perut membesar, kaki bengkak, serta mudah lelah. Pasien juga mengeluhkan mual, nafsu makan menurun, dan berat badan berkurang dalam 2 bulan terakhir. Riwayat penyakit menunjukkan bahwa pasien telah mengonsumsi alkohol secara rutin selama lebih dari 10 tahun. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya asites, sklera ikterik, dan trombositopenia. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan bilirubin total, SGOT/SGPT, serta waktu protrombin yang memanjang. Kasi 3 diagnosa dan alasanny
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan latar belakang akademis, saya akan memberikan tiga diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi Tn. B.
1. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan Curah Jantung didefinisikan sebagai ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Perfusi Jaringan Efektif, yaitu menunjukkan adanya distribusi oksigen dan nutrisi yang adekuat ke jaringan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Hemodinamik, Manajemen Cairan, dan Terapi Penggantian Darah, untuk mempertahankan perfusi jaringan yang optimal.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Toleransi Aktivitas Meningkat, yaitu kemampuan individu untuk berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, dan Edukasi Aktivitas, untuk membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
3. Diagnosa Keperawatan: Risiko Ketidakseimbangan Cairan
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah kerentanan yang dapat menyebabkan peningkatan atau penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, atau intrasellular, yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Cairan Terjaga, yaitu keadaan di mana volume dan komposisi cairan tubuh berada dalam rentang normal.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Cairan, Manajemen Cairan, dan Terapi Penggantian Cairan, untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai standar praktik keperawatan di Indonesia. Diagnosa keperawatan tersebut dirumuskan berdasarkan data pasien dan bertujuan untuk meningkatkan luaran keperawatan yang diharapkan, serta mengarahkan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mencapai kondisi pasien yang optimal. -
Article No. 12808 | 24 Feb 2025
Klinis : Seorang ibu berusia 42 tahun datang ke poliklinik kandungan untuk melakukan pemeriksaan Kesehatan. Klien mengatakan bahwa ada keputihan 3 bulan terakhir, dan terasa gatal. Riwayat Kesehatan menstruasi tidak teratur, keputihan berbau dan terkadang bercampur darah, dan menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun. Klien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan IVA dan papsmear sebelumnya. Hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/80 mmHg, frekuensi nafas 20 kali/menit, frekuensi nadi 88 kali/menit, suhu 37,80 C, tampak lendir dari vagina berwarna kekuningan, berbau, dan genitalia kemerahan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Infeksi Saluran Reproduksi Wanita
Definisi: Peningkatan risiko terinfeksi oleh organisme patogen pada saluran reproduksi wanita.
Tanda dan Gejala: Keputihan abnormal (berbau, berwarna, berbusa, gatal), nyeri/rasa tidak nyaman di area genital, perdarahan abnormal.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi
Definisi: Mempertahankan kondisi bebas dari infeksi.
Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada keluhan mengenai gejala infeksi
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda infeksi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Vulva/Vagina
Definisi: Memelihara kebersihan dan kenyamanan area vulva dan vagina.
Aktivitas:
- Ajarkan klien melakukan kebersihan vulva/vagina yang benar
- Anjurkan klien untuk mengganti pembalut/celana dalam secara teratur
- Anjurkan klien untuk menghindari penggunaan produk yang dapat mengiritasi area vulva/vagina
2. Pendidikan Kesehatan: Infeksi Saluran Reproduksi
Definisi: Memberikan informasi mengenai infeksi saluran reproduksi wanita.
Aktivitas:
- Jelaskan penyebab, tanda-tanda, dan gejala infeksi saluran reproduksi wanita
- Ajarkan cara pencegahan dan perawatan infeksi saluran reproduksi wanita
- Anjurkan klien untuk melakukan pemeriksaan rutin IVA dan Pap Smear
3. Kolaborasi: Pemeriksaan Diagnostik
Definisi: Bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan diagnostik.
Aktivitas:
- Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan laboratorium (kultur vagina) dan pemeriksaan fisik (IVA, Pap Smear)
- Dokumentasikan hasil pemeriksaan diagnostik dan berikan edukasi kepada klien
Penjelasan Rinci:
Kondisi yang dijelaskan menunjukkan adanya risiko infeksi saluran reproduksi wanita, dengan gejala keputihan abnormal, gatal, dan perdarahan abnormal. Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi Saluran Reproduksi Wanita".
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Kontrol Infeksi", di mana klien tidak memiliki tanda-tanda infeksi, tidak ada keluhan mengenai gejala infeksi, dan tidak ada peningkatan tanda-tanda infeksi.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran adalah:
1. Perawatan Vulva/Vagina, untuk memelihara kebersihan dan kenyamanan area vulva dan vagina.
2. Pendidikan Kesehatan: Infeksi Saluran Reproduksi, untuk memberikan informasi mengenai infeksi saluran reproduksi wanita dan cara pencegahan serta perawatannya.
3. Kolaborasi: Pemeriksaan Diagnostik, untuk melakukan pemeriksaan laboratorium (kultur vagina) dan pemeriksaan fisik (IVA, Pap Smear) dalam rangka diagnosa dan perawatan infeksi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat mencapai kontrol infeksi yang optimal dan memiliki pemahaman yang baik mengenai infeksi saluran reproduksi wanita. -
Article No. 12809 | 24 Feb 2025
Klinis : Seorang ibu berusia 42 tahun datang ke poliklinik kandungan untuk melakukan pemeriksaan Kesehatan. Klien mengatakan bahwa ada keputihan 3 bulan terakhir, dan terasa gatal. Riwayat Kesehatan menstruasi tidak teratur, keputihan berbau dan terkadang bercampur darah, dan menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun. Klien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan IVA dan papsmear sebelumnya. Hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/80 mmHg, frekuensi nafas 20 kali/menit, frekuensi nadi 88 kali/menit, suhu 37,80 C, tampak lendir dari vagina berwarna kekuningan, berbau, dan genitalia kemerahan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Keputihan Abnormal dan Pemakaian Kontrasepsi Oral.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, klien mengalami keputihan abnormal yang berbau, berwarna kekuningan, dan disertai rasa gatal. Selain itu, klien juga memiliki riwayat penggunaan kontrasepsi oral selama 10 tahun. Kondisi ini meningkatkan risiko klien untuk mengalami infeksi, terutama infeksi saluran reproduksi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Risiko: Proses Infeksi
- Klien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi
- Klien dapat melakukan pencegahan infeksi dengan benar
- Klien dapat menggunakan strategi untuk mengurangi risiko infeksi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Risiko Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Edukasi tentang tanda dan gejala infeksi serta upaya pencegahannya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemeriksaan dan pengobatan yang diperlukan
- Monitoring tanda-tanda vital dan gejala infeksi secara berkala
2. Edukasi Kesehatan
- Edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan organ reproduksi
- Edukasi tentang penggunaan kontrasepsi yang aman dan tepat
- Edukasi tentang pentingnya pemeriksaan IVA dan Pap smear secara rutin
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan klien dapat mengenali tanda dan gejala infeksi, melakukan upaya pencegahan infeksi, serta menyadari pentingnya pemeriksaan rutin untuk menjaga kesehatan reproduksi. -
Article No. 12810 | 24 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional tubuh akibat tuberkulosis paru.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan produksi sekret yang berlebihan akibat tuberkulosis paru.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat tuberkulosis paru.
Penjelasan Singkat Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan atau diperlukan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
3. Resiko Infeksi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kapasitas fungsionalnya.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
3. Resiko Infeksi: Pasien dapat terhindar dari infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi Aktivitas: Manajemen energi, peningkatan aktivitas, dan perawatan nutrisi.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas: Manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen sekresi.
3. Resiko Infeksi: Identifikasi risiko, pencegahan infeksi, dan manajemen infeksi.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya akan dengan senang hati membantu Anda. Terima kasih. -
Article No. 12811 | 24 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan jawaban yang rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00030)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Karakteristik Definisi: Adanya batuk berdahak, sesak napas, suara napas bronkial, dan lesi di paru.
b. Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- Karakteristik Definisi: Adanya kehilangan nafsu makan dan kemungkinan penurunan kekuatan/energi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
- Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas dan mempertahankan bersihan jalan napas.
- Indikator:
- Batuk efektif
- Sputum dapat dikeluarkan
- Tidak ada suara napas bronkial
- Tidak ada kesulitan bernapas
b. Toleransi Aktivitas (0005)
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik tanpa menimbulkan gejala yang tidak diinginkan.
- Indikator:
- Tidak ada kelelahan saat aktivitas
- Tidak ada sesak napas saat aktivitas
- Nafsu makan meningkat
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif (4210)
- Monitoring pernapasan
- Auskultasi suara napas
- Lakukan tindakan batuk efektif
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi pemberian terapi inhalasi atau bronkodilator
b. Peningkatan Aktivitas (0200)
- Evaluasi status nutrisi dan kebutuhan kalori
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana nutrisi yang tepat
- Buat program aktivitas fisik yang sesuai dengan toleransi pasien
- Berikan pendidikan kesehatan tentang pentingnya aktivitas dan nutrisi yang seimbang
Dalam kondisi pasien dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, asuhan keperawatan yang komprehensif sangat diperlukan untuk mengatasi masalah pernapasan dan intoleransi aktivitas. Intervensi yang diberikan harus berfokus pada pemulihan bersihan jalan napas, peningkatan toleransi aktivitas, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk pengobatan dan pemulihan yang optimal. -
Article No. 12812 | 24 Feb 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien tersebut dapat didiagnosis dengan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Rontgen toraks, posteroanterior dan lateral.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi mikrobiologi) dipilih karena pasien memiliki gejala-gejala khas tuberkulosis paru, yaitu batuk berdahak, demam, sesak napas, dan penurunan nafsu makan. Selain itu, pemeriksaan fisik juga menunjukkan adanya suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru, yang mendukung diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Rontgen toraks, posteroanterior dan lateral) merupakan prosedur pemeriksaan radiologis yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru pada pasien ini. Pemeriksaan radiologis toraks sangat penting untuk mendeteksi adanya lesi atau kelainan pada paru-paru.
Dalam penanganan pasien ini, selain pemeriksaan radiologis, diperlukan juga pemeriksaan mikrobiologi (misalnya sputum BTA) untuk mengkonfirmasi diagnosis tuberkulosis paru. -
Article No. 12813 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Ny. F, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi kemampuan individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi untuk mempertahankan, meningkatkan, atau memulihkan tingkat energi dan kapasitas fungsional individu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Diagnosa Keperawatan: Kelelahan
- SDKI: Perasaan keletihan dan menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas fisik dan mental yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pasokan dan kebutuhan energi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengelola faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan dan meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi.
- SIKI: Intervensi untuk mengenali dan mengelola faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kelelahan serta meningkatkan pemenuhan kebutuhan energi.
3. Diagnosa Keperawatan: Perubahan Citra Tubuh
- SDKI: Perubahan persepsi dan/atau perasaan tentang struktur dan fungsi tubuh yang disebabkan oleh penyakit, cedera, atau pengobatan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu menerima, menyesuaikan, dan mengintegrasikan perubahan citra tubuh ke dalam konsep dirinya.
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu menerima, menyesuaikan, dan mengintegrasikan perubahan citra tubuh ke dalam konsep dirinya.
4. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya atau ancaman, baik yang realistis maupun tidak.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk membantu individu mengelola gejala dan penyebab kecemasan.
- SIKI: Intervensi untuk membantu individu mengenali, mengungkapkan, dan mengelola kecemasan.
Penjelasan singkat:
Ny. F mengalami beberapa masalah keperawatan terkait kanker serviks yang dideritanya, seperti intoleransi aktivitas, kelelahan, perubahan citra tubuh, dan kecemasan. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan sesuai dengan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu Ny. F dalam mengelola kondisinya dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 12814 | 24 Feb 2025
Klinis : klien datang dengan keluhan kelit jari kaki nyeri dan mengelupas, klien sering memakai kaos kaki basah. klien juga mengatakan area intim gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit
- Definisi: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
- Faktor yang berhubungan: Aktivitas fisik, kelembapan, dan faktor lingkungan.
- Gejala dan Tanda: Kulit kering, mengelupas, dan nyeri.
2. Gatal
- Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk.
- Faktor yang berhubungan: Infeksi, alergi, dan penyakit kulit.
- Gejala dan Tanda: Rasa gatal pada area kulit, khususnya area genital.
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Perawatan Kulit
- Tujuan: Mempertahankan integritas kulit.
- Intervensi: Menjaga kebersihan dan kelembapan kulit, menggunakan pelembab, dan menghindari iritasi.
2. Manajemen Gatal
- Tujuan: Mengurangi sensasi gatal.
- Intervensi: Mengidentifikasi penyebab, menghindari faktor pencetus, dan menggunakan obat topikal.
Luaran Keperawatan (SIKI):
1. Integritas Kulit: Baik
- Kriteria: Kulit utuh, lembab, dan tidak ada kerusakan.
2. Rasa Nyaman: Meningkat
- Kriteria: Klien merasa nyaman dan tidak lagi mengeluhkan gatal.
Sebagai seorang perawat, saya akan melakukan assessment secara menyeluruh, mengidentifikasi penyebab, dan merencanakan intervensi yang komprehensif untuk membantu klien mengatasi masalah kulit dan gatal yang dialaminya. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, juga akan dilakukan jika diperlukan. -
Article No. 12815 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses perkembangan penyakit kanker serviks.
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks.
Definisi: Suatu perasaan tidak berdaya, lebih kuat daripada rasa lelah biasa, dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik akibat proses penyakit kanker serviks.
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Perubahan Citra Tubuh berhubungan dengan efek samping pengobatan kanker serviks.
Definisi: Perubahan persepsi dan perasaan tentang penampilan dan fungsi tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis
- Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman
- Klien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks
2. Kelelahan
- Klien melaporkan peningkatan energi dan stamina
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebihan
- Klien menunjukkan peningkatan motivasi dalam melakukan aktivitas
3. Keseimbangan Nutrisi
- Klien mencapai berat badan ideal
- Klien tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan
- Klien menunjukkan peningkatan intake nutrisi sesuai kebutuhan
4. Citra Tubuh
- Klien menerima perubahan pada tubuhnya akibat pengobatan
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan fisik yang terjadi
- Klien menunjukkan peningkatan kepercayaan diri
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis
- Manajemen Nyeri
- Terapi Farmakologis
- Distraksi
- Relaksasi
2. Kelelahan
- Manajemen Energi
- Peningkatan Aktivitas
- Manajemen Nutrisi
- Dukungan Emosional
3. Keseimbangan Nutrisi
- Manajemen Nutrisi
- Edukasi Nutrisi
- Pemantauan Berat Badan
- Kolaborasi dengan Ahli Gizi
4. Citra Tubuh
- Terapi Penerimaan Diri
- Dukungan Psikososial
- Edukasi Mengenai Perubahan Fisik
- Intervensi Keperawatan Kolaboratif
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan proses perkembangan penyakit kanker serviks. Pasien Ny. F mengalami keluhan nyeri yang muncul akibat proses penyakit kanker serviks yang dideritanya. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
2. Kelelahan berhubungan dengan proses penyakit kanker serviks. Pasien Ny. F mengalami keluhan gampang lelah, yang merupakan dampak dari proses penyakit kanker serviks. Kelelahan adalah suatu perasaan tidak berdaya, lebih kuat daripada rasa lelah biasa, dan tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolik akibat proses penyakit kanker serviks. Pasien Ny. F mengalami penurunan berat badan sekitar 4 kg dalam 1 tahun terakhir, yang mengindikasikan ketidakseimbangan nutrisi. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
4. Perubahan Citra Tubuh berhubungan dengan efek samping pengobatan kanker serviks. Pasien Ny. F sedang menjalani kemoterapi, yang dapat menyebabkan perubahan pada penampilan dan fungsi tubuh. Perubahan Citra Tubuh adalah perubahan persepsi dan perasaan tentang penampilan dan fungsi tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Kronis: Klien melaporkan penurunan tingkat nyeri, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, dan menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
2. Kelelahan: Klien melaporkan peningkatan energi dan stamina, dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan berlebihan, dan menunjukkan peningkatan motivasi dalam melakukan aktivitas.
3. Keseimbangan Nutrisi: Klien mencapai berat badan ideal, tidak mengalami penurunan berat badan yang signifikan, dan menunjukkan peningkatan intake nutrisi sesuai kebutuhan.
4. Citra Tubuh: Klien menerima perubahan pada tubuhnya akibat pengobatan, dapat beradaptasi dengan perubahan fisik yang terjadi, dan menunjukkan peningkatan kepercayaan diri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Kronis: Manajemen Nyeri, Terapi Farmakologis, Distraksi, dan Relaksasi.
2. Kelelahan: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas, Manajemen Nutrisi, dan Dukungan Emosional.
3. Keseimbangan Nutrisi: Manajemen Nutrisi, Edukasi Nutrisi, Pemantauan Berat Badan, dan Kolaborasi dengan Ahli Gizi.
4. Citra Tubuh: Terapi Penerimaan Diri, Dukungan Psikososial, Edukasi Mengenai Perubahan Fisik, dan Intervensi Keperawatan Kolaboratif.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat membantu Ny. F mencapai luaran yang diharapkan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan selama menjalani perawatan kanker serviks. -
Article No. 12816 | 24 Feb 2025
Klinis : Ca Servik Ny. F berusia 28 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, pendidikan terakhir SMP, beralamat di Jl. PP Sragen. Masuk RS X pada tanggal 2 Januari 2025. Alasan masuk rumah sakit saat ini mau kemoterapi ke-3. Belum memiliki anak. Keluhan saat ini mual, dan gampang lelah. Klien mempertanyakan kenapa dirinya yang diberikan cobaan seperti ini. Datang berobat pertama kali ke RS X pada tanggal 1 Desember 2024 dirujuk dari RS A Sragen dengan diagnosa kanker serviks stadium IIIB, dengan keluhan utama perdarahan pervaginam. Riwayat perdarahan pervaginam di luar haid dan saat berhubungan sejak Mei 2024. Riwayat keputihan, gatal dan berbau sejak 1,5 tahun yang lalu, dan tidak pernah Pap Smear. Penurunan berat badan kira-kira 4 kg dalam 1 tahun terakhir. Riwayat gangguan/perdarahan saat BAK atau BAB tidak ada. Klien mempunyai riwayat menarche pada usia 13 tahun, menikah pertama kali pada usia 22 tahun, menikah 1 kali, riwayat obstetri P0 (belum pernah hamil). Riwayat merokok disangkal. Hasil pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital dalam batas normal, pada abdomen nampak batas tegas/garis area radioterapi, pada inspeksi vagina nampak vulva/labia utuh, tidak ada keluaran darah/fluor, tercium aroma odor yang khas, pada sistem integumen warna kulit coklat kehitaman, kelembaban cukup, sedikit kering pada ekstremitas atas dan bawah, turgor cukup baik. Berat badan 58 kg, tinggi badan 150 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik yang sudah dilakukan antara lain Biopsi Cerviks dengan kesimpulan Karsinoma sel squamosa tidak berkeratin serviks, berdiferensiasi buruk, ditemukan invasi limfovaskuler. Pemeriksaan Status didapatkan hasil tampak dan teraba massa berbenjol-benjol dengan ukuran ±5cm, exofitik, mudah berdarah, parametrium kanan dan kiri kaku, massa tidak mencapai dinding panggul. Rectoskopi dengan kesimpulan tak ada metastase ke mukosa rektum. BNO-IVP dengan kesimpulan fungsi sekresi dan eksresi kedua ginjal baik, tak tampak tanda-tanda bendungan, tak tampak batu radioopak pada proyeksi traktus urinarius, dan tampak Spondilitis Lumbalis. Foto Thorax dengan kesimpulan elongasi aorta, tak tampak kelainan radiologis pada Cor dan Pulmo. EKG dengan kesimpulan Synus Rhytm. Laboratorium Patologi Anatomik RS X dengan kesimpulan secara histologik sesuai dengan Karsinoma Sel Squamosa Tidak Berkeratin, berdiferensiasi sedang-buruk. Sistoskopi kesimpulan indentasi. Laboratorium Hematologi dalam batas normal.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat memberikan kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis untuk kondisi Ny. F sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: C53.9
- Deskripsi: Kanker serviks, tidak ditentukan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.25
- Deskripsi: Kemoterapi untuk kondisi malignansi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 C53.9 digunakan untuk menggambarkan diagnosis Kanker serviks, tidak ditentukan, yang sesuai dengan informasi yang diberikan bahwa Ny. F didiagnosis dengan Kanker serviks stadium IIIB.
2. Kode ICD-9-CM 99.25 digunakan untuk prosedur kemoterapi yang sedang dilakukan oleh Ny. F, yang disebutkan dalam informasi bahwa saat ini Ny. F akan menjalani kemoterapi ke-3.
Secara keseluruhan, kasus Ny. F dapat diringkas sebagai pasien berusia 28 tahun dengan diagnosis Kanker serviks stadium IIIB, yang saat ini sedang menjalani siklus kemoterapi ke-3 di Rumah Sakit X.