Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12906 | 25 Feb 2025
Klinis : Seorang pasien umur 10 thn ber diagnosa tonsiluparingitis dengan keluhan sakit dada saat menelan dan suhu 38,6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil dan faring.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti itu.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri berkurang, ekspresi wajah menunjukkan penurunan intensitas nyeri, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgetik, kompres hangat, edukasi manajemen nyeri, dan kolaborasi dengan dokter untuk penanganan tonsiluparingitis.
Kondisi pasien yang Anda deskripsikan, yaitu seorang pasien usia 10 tahun dengan diagnosa tonsiluparingitis, keluhan sakit dada saat menelan, dan suhu 38,6°C, menunjukkan adanya proses inflamasi pada tonsil dan faring yang dapat menyebabkan nyeri akut. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi pada tonsil dan faring". -
Article No. 12907 | 25 Feb 2025
Klinis : Seorang pasien umur 10 thn ber diagnosa tonsiluparingitis dengan keluhan sakit dada saat menelan dan suhu 38,6 Sebutkan 3 diagnosa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan tiga diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan 1: Nyeri akut
Definisi (SDKI): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
Kriteria Hasil (SLKI): Pasien melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan ekspresi wajah yang rileks, dan dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari.
Intervensi (SIKI): Manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri.
Diagnosa Keperawatan 2: Hipertermia
Definisi (SDKI): Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Kriteria Hasil (SLKI): Pasien menunjukkan suhu tubuh dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan menunjukkan peningkatan energi.
Intervensi (SIKI): Pemantauan tanda vital, pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan hipertermia.
Diagnosa Keperawatan 3: Risiko Infeksi
Definisi (SDKI): Peningkatan risiko organisme patogen untuk menyerang tempat yang normal, steril, atau non-infeksi pada tubuh.
Kriteria Hasil (SLKI): Pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi, vital signs dalam batas normal, dan tidak ada komplikasi infeksi.
Intervensi (SIKI): Pemantauan tanda-tanda infeksi, pemberian antibiotik, edukasi pencegahan infeksi, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan risiko infeksi.
Sebagai perawat profesional, saya telah memberikan tiga diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. Saya siap untuk memberikan informasi tambahan atau klarifikasi jika diperlukan. -
Article No. 12908 | 25 Feb 2025
Klinis : Seorang pasien umur 10 thn ber diagnosa tonsiluparingitis akut dengan keluhan sakit dada saat menelan dan suhu 38,6 Sebutkan 3 diagnosa dan penyebab nya berdasarkan sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan 3 diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkatnya berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
1. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Inflamasi pada tonsil dan faring yang dapat menyebabkan pembengkakan dan produksi sekret yang berlebihan, sehingga menghambat aliran udara dan membersihkan jalan napas.
2. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Penjelasan:
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Inflamasi pada tonsil dan faring yang dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan saat menelan.
3. Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Penjelasan:
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Penyebab: Infeksi pada tonsil dan faring yang dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat akan menggunakan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) untuk menentukan luaran yang diharapkan, dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 12800 | 24 Feb 2025
Klinis : Laki-laki 56th.dengan keluhan perut membesar 3 hari.tidak BAK da n BAB 3 hr.Mual (+) muntah tiap kali makan dan minum.riwayat op.usus buntu 3 bln yll
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, dapat ditegakkan Diagnosa Keperawatan sebagai berikut:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Manajemen Nyeri
Penjelasan:
Pasien mengalami nyeri perut yang mengganggu, ditandai dengan perut membesar dan mual/muntah setiap kali makan atau minum.
2. Risiko Konstipasi
- SDKI: Risiko Konstipasi
- SLKI: Manajemen Eliminasi
- SIKI: Manajemen Konstipasi
Penjelasan:
Pasien mengalami gangguan eliminasi, tidak BAK dan BAB selama 3 hari, yang dapat menimbulkan risiko konstipasi.
3. Intoleransi Makan
- SDKI: Intoleransi Makan
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan:
Pasien mengalami intoleransi makan, ditandai dengan mual dan muntah setiap kali makan atau minum, yang dapat mengganggu asupan nutrisi.
4. Defisit Volume Cairan
- SDKI: Defisit Volume Cairan
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan:
Pasien mengalami gangguan keseimbangan cairan, ditandai dengan tidak BAK selama 3 hari dan mual/muntah, yang dapat menyebabkan defisit volume cairan.
Catatan:
- SDKI: Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
- SLKI: Standar Luaran Keperawatan Indonesia
- SIKI: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 12801 | 24 Feb 2025
Klinis : Laki-laki 56th.dengan keluhan perut membesar 3 hari.tidak BAK dan BAB 3 hr.Mual (+) muntah tiap kali makan dan minum.riwayat op.usus buntu 3 bln yll
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien dapat didiagnosis sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan obstruksi saluran pencernaan
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
- Berhubungan dengan: Obstruksi saluran pencernaan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kontrol nyeri: Kemampuan individu untuk mengendalikan pengalaman nyeri.
- Eliminasi gastrointestinal: Kemampuan untuk mempertahankan pola buang air besar dan kecil yang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen nyeri: Tindakan untuk memfasilitasi kenyamanan pasien, mengurangi pengalaman nyeri, dan meningkatkan fungsi.
- Manajemen obstruksi gastrointestinal: Tindakan untuk memfasilitasi pemulihan fungsi usus yang terganggu akibat obstruksi.
Penjelasan:
Pasien laki-laki berusia 56 tahun dengan keluhan perut membesar, tidak BAK dan BAB selama 3 hari, serta mual dan muntah setiap kali makan dan minum. Riwayat operasi usus buntu 3 bulan yang lalu. Kondisi ini mengarah pada adanya obstruksi saluran pencernaan yang dapat menyebabkan nyeri akut. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri dan manajemen obstruksi gastrointestinal untuk memfasilitasi pemulihan fungsi usus dan mengurangi keluhan pasien. -
Article No. 12802 | 24 Feb 2025
Klinis : panas 3 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu: panas 3 hari, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, berikut adalah diagnosis keperawatan yang sesuai beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosis Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, dan gangguan sistem termoregulasi.
- Gejala: Suhu tubuh meningkat, kulit terasa panas, dan pasien dapat merasa tidak nyaman.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Suhu tubuh kembali normal.
- Kriteria hasil: Suhu tubuh berada dalam rentang normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan pasien merasa nyaman.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi utama:
a. Pemantauan suhu tubuh secara berkala.
b. Pemberian cairan dan elektrolit yang adekuat.
c. Penggunaan obat antipiretik sesuai indikasi.
d. Pengaturan suhu dan kelembaban lingkungan.
e. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen hipertermia.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, pendekatan yang dapat dilakukan adalah memberikan penjelasan yang komprehensif mengenai diagnosis keperawatan hipertermia, termasuk definisi, penyebab, gejala, serta intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari PPNI. -
Article No. 12803 | 24 Feb 2025
Klinis : Kasus: Tn. B, 50 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan perut membesar, kaki bengkak, serta mudah lelah. Pasien juga mengeluhkan mual, nafsu makan menurun, dan berat badan berkurang dalam 2 bulan terakhir. Riwayat penyakit menunjukkan bahwa pasien telah mengonsumsi alkohol secara rutin selama lebih dari 10 tahun. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya asites, sklera ikterik, dan trombositopenia. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan bilirubin total, SGOT/SGPT, serta waktu protrombin yang memanjang.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kasus ini dapat didiagnosis sebagai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K70.3
- Deskripsi: Sirosis hepatik alkoholik
Penjelasan:
- Kode K70.3 pada ICD-10 mewakili kondisi sirosis hepatik alkoholik, yang sesuai dengan gejala-gejala yang dialami pasien seperti perut membesar (asites), sklera ikterik, dan gangguan laboratorium seperti peningkatan bilirubin total, SGOT/SGPT, serta waktu protrombin yang memanjang. Riwayat konsumsi alkohol yang lama juga mendukung diagnosis ini.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 51.10
- Deskripsi: Parasentesis peritoneal, tidak dinyatakan lebih lanjut
Penjelasan:
- Kode 51.10 pada ICD-9-CM mewakili tindakan parasentesis peritoneal, yang mungkin dilakukan untuk mengeluarkan cairan asites dari rongga perut pasien. Hal ini dapat menjadi bagian dari manajemen dan pemeriksaan diagnostik untuk pasien dengan sirosis hepatik.
Secara keseluruhan, kasus ini menunjukkan adanya sirosis hepatik alkoholik pada pasien yang perlu ditangani dengan pendekatan klinis yang sesuai, termasuk pemeriksaan dan intervensi medis yang diperlukan. -
Article No. 12804 | 24 Feb 2025
Klinis : Kasus: Tn. B, 50 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan perut membesar, kaki bengkak, serta mudah lelah. Pasien juga mengeluhkan mual, nafsu makan menurun, dan berat badan berkurang dalam 2 bulan terakhir. Riwayat penyakit menunjukkan bahwa pasien telah mengonsumsi alkohol secara rutin selama lebih dari 10 tahun. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya asites, sklera ikterik, dan trombositopenia. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan bilirubin total, SGOT/SGPT, serta waktu protrombin yang memanjang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang diderita oleh Tn. B, yaitu perut membesar, kaki bengkak, mudah lelah, mual, nafsu makan menurun, berat badan berkurang, riwayat konsumsi alkohol rutin selama lebih dari 10 tahun, serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan asupan makanan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah kondisi saat asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Salah satu luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nutrisi, monitoring asupan dan output nutrisi, serta edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan dan daya tahan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
SLKI: Salah satu luaran yang diharapkan adalah pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen aktivitas, oksigenasi, serta edukasi tentang teknik penghemat energi.
Berdasarkan kondisi Tn. B, diagnosa keperawatan yang utama adalah Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, dengan luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai. Selain itu, diagnosa Intoleransi aktivitas juga dapat ditegakkan, mengingat pasien mengalami mudah lelah dan penurunan kekuatan. -
Article No. 12805 | 24 Feb 2025
Klinis : Seorang ibu berusia 42 tahun datang ke poliklinik kandungan untuk melakukan pemeriksaan Kesehatan. Klien mengatakan bahwa ada keputihan 3 bulan terakhir, dan terasa gatal. Riwayat Kesehatan menstruasi tidak teratur, keputihan berbau dan terkadang bercampur darah, dan menggunakan kontrasepsi oral selama 10 tahun. Klien mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan IVA dan papsmear sebelumnya. Hasil pemeriksaan didapatkan TD 110/80 mmHg, frekuensi nafas 20 kali/menit, frekuensi nadi 88 kali/menit, suhu 37,80 C, tampak lendir dari vagina berwarna kekuningan, berbau, dan genitalia kemerahan.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu.
Berdasarkan kondisi yang telah Ibu deskripsikan, saya sebagai perawat memberikan beberapa rekomendasi terkait dengan asuhan keperawatan yang dapat diberikan, sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi Vagina berhubungan dengan perubahan flora vagina yang ditandai dengan keputihan berbau, gatal, dan tampak lendir berwarna kekuningan.
2. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman tentang perawatan kesehatan reproduksi yang ditandai dengan tidak pernah melakukan pemeriksaan IVA dan papsmear sebelumnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi Vagina
a. Klien bebas dari tanda-tanda infeksi vagina, seperti tidak ada keputihan berbau, tidak ada rasa gatal, dan tidak ada tampilan lendir berwarna kekuningan.
b. Klien dapat menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan infeksi vagina dan upaya pencegahannya.
2. Defisit Pengetahuan
a. Klien dapat menjelaskan pentingnya pemeriksaan IVA dan papsmear untuk deteksi dini kanker serviks.
b. Klien dapat menjelaskan cara melakukan perawatan kesehatan reproduksi yang benar.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi Vagina
a. Lakukan pengkajian yang komprehensif terkait kondisi infeksi vagina yang dialami klien.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologis yang sesuai, seperti pemberian obat anti-infeksi.
c. Ajarkan klien tentang perawatan higienis area genital, seperti menjaga kebersihan area genital, mengganti pakaian dalam secara teratur, dan menghindari penggunaan celana ketat.
d. Edukasi klien tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan infeksi vagina dan upaya pencegahannya.
2. Defisit Pengetahuan
a. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang pemeriksaan IVA dan papsmear.
b. Berikan edukasi tentang pentingnya pemeriksaan IVA dan papsmear untuk deteksi dini kanker serviks.
c. Ajarkan klien tentang cara melakukan perawatan kesehatan reproduksi yang benar, seperti menjaga kebersihan area genital, melakukan pemeriksaan rutin, dan menghindari penggunaan kontrasepsi oral jangka panjang.
d. Kolaborasi dengan dokter spesialis kandungan untuk penjadwalan pemeriksaan IVA dan papsmear.
Demikian rekomendasi asuhan keperawatan yang dapat diberikan. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Ibu. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum. -
Article No. 12806 | 24 Feb 2025
Klinis : Kasus: Tn. B, 50 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan perut membesar, kaki bengkak, serta mudah lelah. Pasien juga mengeluhkan mual, nafsu makan menurun, dan berat badan berkurang dalam 2 bulan terakhir. Riwayat penyakit menunjukkan bahwa pasien telah mengonsumsi alkohol secara rutin selama lebih dari 10 tahun. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya asites, sklera ikterik, dan trombositopenia. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan bilirubin total, SGOT/SGPT, serta waktu protrombin yang memanjang.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan cadangan energi sekunder terhadap perburukan fungsi hepar, asites, dan malnutrisi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari (ADL) secara mandiri.
- Pasien mampu berpartisipasi dalam program rehabilitasi.
- Pasien melaporkan kelelahan berkurang.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi
- Atur ulang Aktivitas dan istirahat pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi toleransi Aktivitas.
- Pantau tanda-tanda vital, tingkat energi, dan respons terhadap Aktivitas.
- Beri edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen energi.
2. Peningkatan Mobilitas
- Fasilitasi Aktivitas fisik sesuai toleransi pasien.
- Berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi.
- Beri edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya Aktivitas fisik.
Penjelasan:
Kasus Tn. B menunjukkan adanya gangguan fungsi hepar yang ditandai dengan asites, sklera ikterik, dan trombositopenia. Kondisi ini dapat menyebabkan penurunan cadangan energi, sehingga pasien mengalami intoleransi Aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen energi dan peningkatan mobilitas untuk membantu pasien meningkatkan toleransi Aktivitas dan melakukan Aktivitas Kehidupan Sehari-hari secara mandiri. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti fisioterapis, juga diperlukan untuk optimalisasi program rehabilitasi.