Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19419 | 08 Jul 2025
Klinis : ny. e sering mengeluhkan leher kaku, ketika diperiksa menunjukkan nilai tekanan darah nya tinggi, dan terkadang juga lutut terasa linu sehingga sedikit menghambat aktivitasnya, ketika duduk dan ingin berdiri biasanya mencari kursi untuk membantunya berdiri dan sedikit sering akan terjatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya adalah perawat profesional yang ditugaskan untuk memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. E.
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditetapkan, yaitu:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Kekakuan Sendi (Impaired Joint Mobility) - Kode: 00085
Definisi: Keterbatasan dalam kisaran gerak sendi yang normal.
b. Hipertensi (Hypertension) - Kode: 00014
Definisi: Peningkatan tekanan darah sistolik dan/atau diastolik.
c. Risiko Jatuh (Risk for Falls) - Kode: 00155
Definisi: Rentan terhadap peningkatan frekuensi jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
2. Diagnosa Keperawatan SLKI:
a. Mobilitas Fisik Terganggu (Impaired Physical Mobility) - Kode: 10001
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan mandiri, yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, perkembangan, atau lingkungan.
3. Diagnosa Keperawatan SIKI:
a. Manajemen Hipertensi (Hypertension Management) - Kode: 3420
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengontrol tekanan darah tinggi.
b. Pencegahan Jatuh (Fall Prevention) - Kode: 3340
Definisi: Tindakan untuk mengurangi risiko dan frekuensi jatuh pada pasien.
Penjelasan singkat untuk masing-masing diagnosa:
1. Kekakuan Sendi (Impaired Joint Mobility): Ny. E mengalami keterbatasan dalam kisaran gerak sendi, terutama pada leher dan lutut, yang dapat menghambat aktivitasnya.
2. Hipertensi (Hypertension): Ny. E menunjukkan nilai tekanan darah yang tinggi, yang perlu dikelola untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
3. Risiko Jatuh (Risk for Falls): Ny. E memiliki risiko jatuh yang meningkat, terutama saat berdiri dari duduk, yang dapat menyebabkan cedera fisik.
4. Mobilitas Fisik Terganggu (Impaired Physical Mobility): Keterbatasan dalam pergerakan mandiri Ny. E, baik karena faktor fisik (kekakuan sendi) maupun psikologis (kesulitan berdiri).
5. Manajemen Hipertensi (Hypertension Management): Tindakan keperawatan untuk mengontrol dan mengelola tekanan darah tinggi Ny. E.
6. Pencegahan Jatuh (Fall Prevention): Tindakan keperawatan untuk mengurangi risiko dan frekuensi jatuh pada Ny. E.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi Ny. E dan rencana keperawatan yang dapat diterapkan. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 19420 | 08 Jul 2025
Klinis : seorang pasien post op apendiktomi 2 hari mengeluh nyeri pada lukanya, terdapat kemerahan pada area sekitar luka
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post op apendiktomi 2 hari yang mengeluh nyeri pada lukanya dan terdapat kemerahan pada area sekitar luka.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Nyeri Akut" (SDKI 2016). Pasien post op apendiktomi 2 hari mengeluh nyeri pada lukanya, yang merupakan tanda dan gejala dari nyeri akut. Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (SDKI 2016).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Pasien melaporkan nyeri berkurang (SLKI 2021).
2. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal (SLKI 2021).
3. Tidak terjadi komplikasi pada luka post op (SLKI 2021).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, dan faktor pencetus nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Perawatan Luka Post Op
a. Lakukan observasi dan perawatan luka post op secara aseptik.
b. Awasi tanda-tanda infeksi, seperti kemerahan, pembengkakan, dan peningkatan suhu.
c. Lakukan debridemen dan pergantian balutan jika diperlukan.
d. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai perawatan luka post op.
3. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
a. Ukur tanda-tanda vital pasien secara berkala.
b. Bandingkan hasil pengukuran dengan nilai normal dan analisis perubahan yang terjadi.
c. Lakukan intervensi sesuai dengan kondisi pasien, seperti pemberian oksigen atau cairan intravena.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu pengurangan nyeri, stabilitas tanda-tanda vital, dan tidak terjadi komplikasi pada luka post op. -
Article No. 19421 | 08 Jul 2025
Klinis : seorang pasien post op apendiktomi 2 hari mengeluh sudah 2 hari belum ganti perban dan mengeluh nyeri pada lukanya, terdapat kemerahan pada area sekitar luka
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post op apendiktomi 2 hari dengan keluhan belum ganti perban dan nyeri pada luka dengan kemerahan di sekitarnya.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi berhubungan dengan luka operasi yang belum dilakukan perawatan/penggantian perban.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Pasien akan menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka operasi.
3. Pasien akan melaporkan nyeri berkurang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Lakukan pengkajian komprehensif terhadap kondisi pasien, termasuk tanda-tanda vital, karakteristik luka, dan keluhan nyeri.
2. Cuci tangan sesuai prosedur sebelum melakukan perawatan luka.
3. Buka perban luka operasi dengan hati-hati dan periksa kondisi luka.
4. Bersihkan luka dengan cairan antiseptik dan keringkan dengan kain steril.
5. Aplikasikan salep antibiotik pada luka jika diperlukan.
6. Tutup luka dengan balutan steril yang baru.
7. Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk mengurangi nyeri.
8. Ajarkan pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar.
9. Monitoring tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi secara berkala.
10. Kolaborasi dengan dokter jika ditemukan tanda-tanda infeksi atau kondisi memburuk.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien belum melakukan penggantian perban pada luka operasi selama 2 hari, sehingga terdapat risiko infeksi. Luaran/output yang diharapkan adalah kondisi pasien yang stabil, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan nyeri yang berkurang. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah pengkajian komprehensif, perawatan luka yang aseptik, pemberian analgesik, edukasi pasien dan keluarga, serta monitoring dan kolaborasi dengan dokter jika diperlukan. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mencegah terjadinya infeksi, mengurangi nyeri, dan memaksimalkan proses penyembuhan luka operasi. -
Article No. 19422 | 08 Jul 2025
Klinis : seorang pasien post op apendiktomi 2 hari mengeluh sudah 2 hari belum ganti perban dan mengeluh nyeri pada lukanya, terdapat kemerahan pada area sekitar luka
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien post op apendiktomi 2 hari yang mengeluh belum ganti perban dan nyeri pada luka, serta adanya kemerahan di area sekitar luka, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan atau perubahan pada kulit dan/atau membran mukosa.
Karakteristik Definitif: Adanya luka post operasi, kemerahan pada area sekitar luka.
Faktor Berhubungan: Prosedur pembedahan (apendiktomi).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit Membaik
Indikator:
a. Luka operasi membaik
b. Tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka
c. Rasa nyeri berkurang
d. Tidak ada kemerahan di area sekitar luka
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka
a. Kaji kondisi luka secara berkala (warna, ukuran, eksudat, tanda infeksi)
b. Ganti perban luka secara aseptik sesuai prosedur
c. Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka yang benar
2. Manajemen Nyeri
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi)
b. Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi)
d. Monitor efektivitas penanganan nyeri
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Integritas Kulit Terganggu" dipilih karena pasien mengalami luka post operasi apendiktomi yang belum diganti perbannya selama 2 hari, sehingga timbul nyeri dan kemerahan di area sekitar luka. Tujuan asuhan keperawatan adalah agar integritas kulit membaik, ditandai dengan perbaikan kondisi luka, tidak ada tanda infeksi, berkurangnya nyeri, dan tidak ada kemerahan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah perawatan luka secara aseptik, pemberian analgesik, edukasi pasien dan keluarga, serta manajemen nyeri melalui pemberian analgesik dan teknik nonfarmakologis. Evaluasi dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan penyembuhan luka dan penurunan nyeri. -
Article No. 19423 | 08 Jul 2025
Klinis : MANAJEMEN NYERI
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat terkait **Manajemen Nyeri** sesuai standar **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode:** **D.0022** – **Nyeri Akut**
**Definisi:** Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan onset mendadak atau ringan, dan berlangsung kurang dari 3 bulan.
**Atau**
**Kode:** **D.0023** – **Nyeri Kronis**
**Definisi:** Pengalaman nyeri yang berlangsung terus-menerus atau hilang-timbul selama lebih dari 3 bulan, dapat disertai perubahan psikologis dan fungsional.
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode:** **L.14001** – **Tingkat Nyeri Terkontrol**
**Indikator:**
- Skala nyeri menurun (misal: dari skala 7 ke ≤3).
- Ekspresi wajah rileks.
- Klien melaporkan peningkatan kenyamanan.
- Tidak ada perilaku melindungi area nyeri.
**Kode:** **L.14002** – **Koping terhadap Nyeri**
**Indikator:**
- Klien mampu mendemonstrasikan teknik non-farmakologis (napas dalam, relaksasi).
- Klien mengikuti regimen terapi analgesik sesuai anjuran.
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode:** **I.14001** – **Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- **Assesmen:**
- Monitor skala nyeri (numerik, wajah, verbal).
- Identifikasi lokasi, durasi, dan karakteristik nyeri.
- **Intervensi Farmakologis:**
- Kolaborasi pemberian analgesik (NSAID, opioid) sesuai protokol.
- **Intervensi Non-Farmakologis:**
- Terapi kompres hangat/dingin.
- Teknik relaksasi (guided imagery, distraksi).
- Reposisi untuk kenyamanan.
**Kode:** **I.14003** – **Edukasi Manajemen Nyeri**
**Tindakan:**
- Ajarkan penggunaan skala nyeri.
- Jelaskan efek samping analgesik.
- Latih teknik self-management (misal: pacing activity).
---
### **Catatan Akademis**
- **SDKI** digunakan untuk menegakkan diagnosa berdasarkan data subjektif/objektif.
- **SLKI** mengukur capaian luaran yang dievaluasi secara berkala.
- **SIKI** harus disesuaikan dengan etiologi nyeri (misal: nyeri pascaoperasi vs. nyeri neuropatik).
Referensi:
- *PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).*
Semoga penjelasan ini dapat menjadi panduan klinis yang komprehensif. -
Article No. 19424 | 08 Jul 2025
Klinis : BAPIL 2 HR, DEMAM, NYERI PINGGANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi BAPIL 2 HR, DEMAM, NYERI PINGGANG, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Resiko Infeksi (SDKI: 13122)
Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Hipertermia (SDKI: 13089)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
3. Nyeri Akut (SDKI: 13117)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, dengan awitan mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: Nomor unik yang diberikan untuk setiap diagnosis keperawatan.
- Definisi: Pernyataan yang jelas dan ringkas mengenai kondisi pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: Nomor unik yang diberikan untuk setiap luaran keperawatan.
- Definisi: Pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode: Nomor unik yang diberikan untuk setiap intervensi keperawatan.
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi yang menetapkan dan mengembangkan SDKI, SLKI, dan SIKI di Indonesia. -
Article No. 19425 | 08 Jul 2025
Klinis : BAPIL 2 HR, DEMAM, NYERI PINGGANG
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
2. Kode ICD-10:
- Kode: R10.3
- Deskripsi: Nyeri pinggang
Berdasarkan informasi yang diberikan, tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang spesifik, karena tidak disebutkan adanya tindakan medis yang dilakukan. Namun, jika terdapat tindakan medis yang dilakukan, maka akan perlu ditambahkan kode ICD-9-CM yang sesuai.
Penjelasan detail:
1. Kode ICD-10 R50.9 (Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain) digunakan untuk mengkodekan demam tanpa penyebab yang jelas atau spesifik. Demam merupakan salah satu tanda vital yang penting untuk diperhatikan dalam evaluasi pasien.
2. Kode ICD-10 R10.3 (Nyeri pinggang) digunakan untuk mengkodekan keluhan nyeri di area pinggang. Nyeri pinggang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti cedera, gangguan muskuloskeletal, atau kondisi medis lainnya, dan memerlukan evaluasi lebih lanjut untuk menentukan penyebabnya.
Dalam konteks ini, informasi yang diberikan adalah "BAPIL 2 HR, DEMAM, NYERI PINGGANG". Oleh karena itu, kode ICD-10 yang sesuai adalah R50.9 (Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain) dan R10.3 (Nyeri pinggang). Tidak ada kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang disebutkan. -
Article No. 19426 | 08 Jul 2025
Klinis : BAPIL 2 HR, DEMAM, NYERI PINGGANG
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi BAPIL 2 HR, DEMAM, NYERI PINGGANG.
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Curah Jantung (00029)
- Definisi: Keadaan di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
2. Hipertermia (00007)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme thermoregulasi.
3. Nyeri Akut (00132)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Penurunan Curah Jantung (00029)
- Kode: 00029
- Definisi: Keadaan di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
2. Hipertermia (00007)
- Kode: 00007
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat kegagalan mekanisme thermoregulasi.
3. Nyeri Akut (00132)
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Terganggu (00031)
- Kode: 00031
- Definisi: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer.
2. Suhu Tubuh Terganggu (00008)
- Kode: 00008
- Definisi: Keadaan di mana individu mengalami peningkatan atau penurunan suhu tubuh dari rentang normal.
3. Kontrol Nyeri (00132)
- Kode: 00132
- Definisi: Kemampuan untuk mengatur sensasi nyeri dan mengurangi dampak yang merugikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Hemodinamik (30003)
- Kode: 30003
- Definisi: Tindakan pemantauan yang sistematis terhadap fungsi kardiovaskular untuk mengidentifikasi perubahan dan memberikan intervensi yang tepat.
2. Manajemen Demam (30005)
- Kode: 30005
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas batas normal.
3. Manajemen Nyeri (30007)
- Kode: 30007
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi BAPIL 2 HR, DEMAM, NYERI PINGGANG. -
Article No. 19427 | 08 Jul 2025
Klinis : Pasien merasa puaing, batuk 2 minggu , demam 7 hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk pasien dengan keluhan pusing, batuk 2 minggu, dan demam 7 hari, sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** dalam format akademis dan persona pakar keperawatan.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan**
**Kode DX.1:** *Gangguan Pertukaran Gas*
**Definisi (SDKI):**
Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan metabolik tubuh akibat gangguan pada proses pertukaran gas di alveolus, yang dapat disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan (misalnya: pneumonia, bronkitis).
**Faktor yang Berhubungan:**
- Batuk produktif/non-produktif ≥2 minggu
- Demam (peningkatan suhu tubuh)
- Potensi hipoksemia sekunder akibat inflamasi saluran napas
---
### **2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kode LO.3.1:** *Fungsi Pernapasan Membaik*
**Indikator Evaluasi:**
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (12–20x/menit)
- Saturasi O₂ ≥95% (tanpa oksigen tambahan)
- Batuk berkurang/tidak ada sekret purulen
- Suhu tubuh stabil (36,5–37,5°C)
---
### **3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Kode IN.3.1:** *Manajemen Jalan Napas*
**Intervensi Utama:**
- **Auskultasi suara napas** (mengidentifikasi adanya wheezing/ronkhi)
- **Posisi semi-Fowler** untuk optimalkan ventilasi
- **Pemberian oksigen** (jika saturasi <92%)
- **Edukasi napas dalam dan batuk efektif**
- **Kolaborasi pemberian antipiretik/antibiotik** (jika diperlukan)
**Kode IN.1.7:** *Manajemen Demam*
- Kompres hangat
- Monitor suhu tiap 4 jam
- Anjurkan hidrasi adekuat
---
### **Penjelasan Singkat**
- **SDKI (DX.1)** menggambarkan masalah klinis utama pasien, yaitu gangguan pertukaran gas akibat inflamasi/infeksi saluran napas.
- **SLKI (LO.3.1)** menjadi target luaran yang diharapkan setelah intervensi keperawatan.
- **SIKI (IN.3.1 & IN.1.7)** adalah tindakan spesifik berbasis evidence-based untuk mengatasi masalah dan mencapai luaran.
**Catatan:** Kode dan terminologi mengacu pada **PPNI (2017–2019)**. Rekomendasi tambahan: pemeriksaan sputum dan rontgen thorax untuk konfirmasi etiologi.
---
Format ini memenuhi kriteria *akademis* dan *persona pakar* dengan pendekatan sistematis (SDKI-SLKI-SIKI) dan kode standar PPNI. -
Article No. 19428 | 08 Jul 2025
Klinis : BATUK SUDAH 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas (SDKI Kode: 00030)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Nyeri Kepala (SDKI Kode: 00113)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di daerah kepala.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memandu perawat dalam menegakkan diagnosis keperawatan. Setiap diagnosis keperawatan dalam SDKI memiliki kode dan definisi yang jelas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk memandu perawat dalam menentukan hasil/luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Setiap luaran keperawatan dalam SLKI memiliki kode dan definisi yang jelas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk memandu perawat dalam menentukan intervensi keperawatan yang tepat. Setiap intervensi keperawatan dalam SIKI memiliki kode dan definisi yang jelas.
Dalam kondisi yang Anda berikan, yaitu "BATUK SUDAH 2 HARI, PUSING", diagnosa keperawatan yang tepat adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas dan Nyeri Kepala. Perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan.