Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 20073 | 25 Jul 2025
Klinis : bersihan jalan tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah respons dalam format RTF yang sesuai dengan permintaan Anda:
{\rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl;\red0\green0\blue0;\red0\green0\blue255;}
\viewkind4\uc1\pard\sa200\sl276\slmult1\f0\fs22\lang1057
\b DIAGNOSA KEPERAWATAN: BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF\b0
\b Kode SDKI:\b0 00031 (Sistem Klasifikasi Diagnosa Keperawatan Indonesia)
\b Definisi (SDKI):\b0 Ketidakmampuan membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
\b\i Faktor yang Berhubungan (SDKI):\i0\b0
- Akumulasi sekret
- Obstruksi jalan napas (mis. benda asing, edema)
- Gangguan neuromuscular
- Infeksi saluran napas
\b\i Tanda dan Gejala (SDKI):\i0\b0
- Suara napas abnormal (ronkhi, wheezing)
- Batuk tidak efektif
- Dispnea
- Sianosis
\b INTERVENSI KEPERAWATAN (SIKI):\b0
\b Kode SIKI:\b0 3200 (Manajemen Jalan Napas)
\b\i Tindakan (SIKI):\i0\b0
- Auskultasi suara napas tiap 2-4 jam
- Posisikan semi-Fowler/tinggi
- Lakukan fisioterapi dada
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Lakukan suction jika diperlukan
\b KRITERIA HASIL (SLKI):\b0
\b Kode SLKI:\b0 0401 (Status Pernapasan: Ventilasi)
\b\i Indikator (SLKI):\i0\b0
- Suara napas bersih
- Tidak ada sianosis
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Ekspansi dada simetris
\b\i Referensi:\i0\b0
- PPNI. (2017). \i Sistem Klasifikasi Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), Sistem Klasifikasi Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).\i0 Edisi 2.
\par
}
Catatan: Format RTF di atas dapat disalin ke editor teks yang mendukung RTF (mis. Microsoft Word) untuk mempertahankan pemformatan. Konten disusun dengan pendekatan akademis dan mengacu pada standar PPNI terkini. -
Article No. 20074 | 25 Jul 2025
Klinis : pasien mengatakan sesak napas, batuk sejak 2 minggu yang lalu, observasi TTV TD: 90/56. nadi: 100. RR: 28 Sh: 36.7 merasa lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut:
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Pertukaran Gas (00030)**
*Definisi:* Kondisi di mana terjadi ketidakseimbangan antara suplai oksigen dan kebutuhan tubuh, atau gangguan eliminasi karbon dioksida.
**Data Pendukung:**
- Sesak napas (RR: 28/menit, di atas normal 12-20/menit)
- Batuk sejak 2 minggu
- TD rendah (90/56 mmHg) dan nadi cepat (100x/menit) menunjukkan hipoksia atau hipovolemia
- Lemas sebagai tanda kelelahan otot pernapasan atau hipoksia jaringan
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kode: L.0401 – Perbaikan Pertukaran Gas**
*Kriteria Evaluasi:*
- Frekuensi pernapasan dalam rentang normal (12-20x/menit)
- Saturasi oksigen ?95%
- Tidak ada sianosis atau penggunaan otot bantu napas
- Tekanan darah dan nadi stabil
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Kode: I.0901 – Manajemen Jalan Napas**
*Tindakan:*
1. Monitor frekuensi, kedalaman, dan usaha pernapasan.
2. Posisikan pasien semi-Fowler atau Fowler untuk optimalisasi ventilasi.
3. Berikan oksigen tambahan jika diperlukan (sesuai indikasi saturasi).
4. Lakukan fisioterapi dada (jika terdapat sekret berlebih).
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau terapi nebulizer (jika diperlukan).
**Kode: I.1003 – Manajemen Oksigenasi**
*Tindakan:*
1. Pantau saturasi oksigen secara berkala.
2. Hindari faktor yang memperburuk hipoksia (seperti kelelahan).
3. Ajarkan teknik pernapasan dalam dan batuk efektif.
---
### **Rasional Singkat:**
- **Gangguan pertukaran gas** dipilih karena adanya tanda klinis hipoksia (takipnea, takikardia, hipotensi).
- **SLKI L.0401** menjadi target luaran untuk memastikan perbaikan oksigenasi.
- **SIKI I.0901 & I.1003** merupakan intervensi utama untuk mengoptimalkan ventilasi dan oksigenasi.
Jika diperlukan, kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi penyebab (misalnya infeksi saluran napas, PPOK, atau gagal napas).
*(Sumber: Buku SDKI, SLKI, SIKI Edisi 4 – PPNI, 2020)* -
Article No. 20075 | 25 Jul 2025
Klinis : laki-laki usia 34 tahun riwayat kecelakaan lalulintas terjadi penurunan kesadaran, otore, rhinore dan terdapat fraktur femur,
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu laki-laki usia 34 tahun dengan riwayat kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan penurunan kesadaran, otore, rhinore, dan fraktur femur, maka berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan, serta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi tersebut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Penurunan Kesadaran (00096)
SDKI: Penurunan Kesadaran
SLKI: Pemantauan Tanda-Tanda Vital
SIKI: Manajemen Kesadaran
b. Risiko Infeksi (00004)
SDKI: Risiko Infeksi
SLKI: Manajemen Infeksi
SIKI: Manajemen Infeksi
c. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
SDKI: Kerusakan Integritas Kulit
SLKI: Perawatan Luka
SIKI: Perawatan Luka
d. Gangguan Mobilitas Fisik (00085)
SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik
SLKI: Terapi Fisik
SIKI: Manajemen Mobilitas
Penjelasan singkat:
1. Penurunan Kesadaran (00096):
SDKI: Penurunan tingkat respon terhadap lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba dan berpotensi mengancam kehidupan.
SLKI: Pemantauan tanda-tanda vital untuk mengidentifikasi perubahan status kesehatan pasien.
SIKI: Tindakan untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat kesadaran pasien.
2. Risiko Infeksi (00004):
SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
SLKI: Tindakan untuk mencegah dan mengendalikan infeksi pada pasien.
SIKI: Tindakan untuk mencegah dan mengelola infeksi pada pasien.
3. Kerusakan Integritas Kulit (00046):
SDKI: Perubahan kulit dan jaringan yang menyertai kerusakan struktur dan fungsi kulit.
SLKI: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit pasien.
SIKI: Tindakan untuk mempertahankan dan memperbaiki integritas kulit pasien.
4. Gangguan Mobilitas Fisik (00085):
SDKI: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
SLKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemulihan dan peningkatan kemampuan mobilitas pasien.
SIKI: Tindakan untuk memfasilitasi pemulihan dan peningkatan kemampuan mobilitas pasien. -
Article No. 20076 | 25 Jul 2025
Klinis : Abses digiti 3 manus sinistra, demam, tidak nafsu makan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis berdasarkan kondisi yang Anda berikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L03.13
- Deskripsi: Abses digiti 3 manus sinistra (Abses pada jari ke-3 tangan kiri)
2. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak dijelaskan (Demam, tidak dispesifikasi)
Tidak ada kode ICD-9-CM Procedure yang spesifik untuk kasus ini, karena informasi yang diberikan tidak mencakup tindakan medis yang dilakukan. Umumnya, untuk kasus abses pada jari tangan, tindakan yang mungkin dilakukan adalah insisi dan drainase abses (Kode ICD-9-CM: 86.04 - Insisi dan drainase abses subkutan).
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L03.13 menggambarkan kondisi abses pada jari ke-3 tangan kiri. Abses adalah kumpulan nanah atau cairan infeksi yang terbentuk dalam jaringan tubuh.
2. Kode ICD-10 R50.9 mengindikasikan adanya demam, tetapi tidak ada informasi lebih lanjut mengenai penyebab atau karakteristiknya. Demam merupakan tanda adanya proses infeksi atau peradangan dalam tubuh.
Informasi tambahan yang mungkin diperlukan untuk tindak lanjut medis antara lain:
- Riwayat awal timbulnya gejala
- Pemeriksaan fisik lebih lanjut (misalnya ukuran, nyeri, kemerahan, pembengkakan pada jari tangan)
- Hasil pemeriksaan penunjang (misalnya pemeriksaan darah, pus, atau pencitraan)
- Rencana tatalaksana (misalnya pemberian antibiotik, insisi dan drainase abses, debridemen, dll.) -
Article No. 20077 | 25 Jul 2025
Klinis : Pasien mengeluhkan batuk, pilek, panas, nyeri telan, dan mual.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu batuk, pilek, panas, nyeri telan, dan mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
Karakteristik Definisi: Batuk tidak efektif, suara napas tambahan, kesulitan bernapas, sputum berlebih.
b. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik Definisi: Ekspresi verbal atau perilaku menunjukkan rasa nyeri, melaporkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital.
c. Mual
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang mengarah pada keinginan untuk muntah.
Karakteristik Definisi: Melaporkan rasa mual, menolak makan, pucat.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk dan bersin secara efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Pasien dapat bernapas dengan mudah tanpa suara napas tambahan.
- Pasien menunjukkan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
b. Kontrol Nyeri
- Pasien melaporkan nyeri dalam skala yang dapat ditoleransi.
- Pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengeluhkan nyeri.
c. Kontrol Mual
- Pasien tidak lagi melaporkan rasa mual.
- Pasien dapat makan dan minum tanpa kesulitan.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitor status pernapasan pasien (frekuensi, kedalaman, irama, dan ketidaknyamanan).
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara napas tambahan.
- Berikan posisi yang nyaman untuk memfasilitasi drainase sekret.
- Berikan nebulizer/humidifier untuk melembapkan jalan napas.
- Ajarkan teknik batuk efektif dan latih pasien melakukannya.
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
b. Nyeri Akut:
- Kaji nyeri pasien secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri).
- Berikan analgesik sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau kompres hangat.
- Monitor tanda-tanda vital pasien.
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan peningkatan penanganan nyeri.
c. Mual:
- Kaji penyebab dan faktor yang memperberat mual.
- Berikan antiemetik sesuai resep dokter.
- Anjurkan pasien untuk makan makanan yang mudah dicerna dan hindari makanan yang dapat memperburuk mual.
- Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman.
- Monitor intake dan output cairan pasien.
- Kolaborasi dengan dokter untuk evaluasi dan peningkatan penanganan mual.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan asuhan keperawatan yang diberikan dapat membantu mengatasi masalah kesehatan pasien secara efektif. -
Article No. 20078 | 25 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala dan susah menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang mengalami sakit kepala dan susah menelan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut (00132)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Gangguan Menelan (00103)
Definisi: Kesulitan dalam memindahkan makanan secara aman dari mulut ke lambung.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 00132
Judul: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan semacam itu.
2. Kode: 00103
Judul: Gangguan Menelan
Definisi: Kesulitan dalam memindahkan makanan secara aman dari mulut ke lambung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1605
Judul: Kontrol Nyeri
Definisi: Tindakan pribadi untuk dapat mengendalikan nyeri.
2. Kode: 1010
Judul: Status Menelan
Definisi: Kemampuan untuk menelan makanan, cairan, dan obat-obatan secara aman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Kode: 1400
Judul: Manajemen Nyeri
Definisi: Pengurangan rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
2. Kode: 1860
Judul: Terapi Menelan
Definisi: Peningkatan kemampuan untuk menelan makanan, cairan, dan obat-obatan secara aman.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya telah menyampaikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh PPNI untuk kondisi pasien dengan keluhan sakit kepala dan susah menelan. Apakah ada yang ingin Anda tanyakan lebih lanjut? -
Article No. 20079 | 25 Jul 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan sakit kepala dan susah menelan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang relevan untuk pasien dengan keluhan **sakit kepala dan susah menelan**, sesuai dengan standar **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)**.
---
### **1. Diagnosa Keperawatan (SDKI)**
**Kode: 00032**
**Nyeri Akut**
*Definisi:* Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, yang muncul tiba-tiba atau lambat, dengan intensitas ringan hingga berat.
*Faktor yang Berhubungan:*
- Aktivitas menelan yang terganggu (disfagia).
- Sakit kepala sekunder (misalnya: ketegangan otot, dehidrasi, atau inflamasi).
**Kode: 00103**
**Gangguan Menelan**
*Definisi:* Kesulitan atau ketidakmampuan untuk memindahkan makanan/l cairan dari mulut ke lambung secara efektif.
*Faktor yang Berhubungan:*
- Nyeri saat menelan (odinofagia).
- Gangguan neurologis atau inflamasi (misalnya: faringitis, tonsilitis).
---
### **2. Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Untuk Nyeri Akut (Kode: 00032)**
**Kode SLKI: 2101**
**Kontrol Nyeri**
*Indikator:*
- Pasien melaporkan penurunan skala nyeri (misalnya dari skala 7/10 menjadi ?3/10).
- Ekspresi wajah rileks, tidak mengerutkan dahi.
- Tidak ada keluhan sakit kepala berulang.
**Untuk Gangguan Menelan (Kode: 00103)**
**Kode SLKI: 0404**
**Kemampuan Menelan**
*Indikator:*
- Pasien mampu menelan cairan/makanan tanpa batuk atau tersedak.
- Tidak ada tanda aspirasi (suara nafas bersih, saturasi O? stabil).
---
### **3. Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Untuk Nyeri Akut (Kode: 00032)**
**Kode SIKI: 2310**
**Manajemen Nyeri**
*Tindakan:*
- Ajarkan teknik relaksasi napas dalam.
- Berikan analgesik sesuai resep (misalnya parasetamol untuk nyeri ringan-sedang).
- Monitor skala nyeri menggunakan *Numeric Rating Scale (NRS)*.
**Untuk Gangguan Menelan (Kode: 00103)**
**Kode SIKI: 0820**
**Manajemen Disfagia**
*Tindakan:*
- Anjurkan posisi duduk 90° saat makan/minum.
- Berikan makanan tekstur lunak atau cair kental (*thickened liquid*).
- Kolaborasi dengan tim medis untuk evaluasi penyebab (misalnya: pemeriksaan endoskopi atau neurologis).
---
### **Catatan Akademis**
- **SDKI-SLKI-SIKI** digunakan untuk menstandarkan dokumentasi keperawatan berbasis **evidence-based practice**.
- Kode diagnosa dan intervensi harus disesuaikan dengan **assessment holistik** (misalnya: jika sakit kepala disebabkan oleh hipertensi, tambahkan diagnosa **"Risiko Ketidakstabilan Tekanan Darah"**).
- Pada kasus susah menelan, pastikan untuk menyingkirkan **penyebab serius** seperti stroke atau infeksi berat (misalnya: epiglotitis).
Semoga penjelasan ini membantu. Jika diperlukan pendalaman lebih lanjut, referensi dapat merujuk pada **Buku SDKI-SLKI-SIKI Edisi Terbaru PPNI**.
**Salam profesional,**
*[Nama Perawat/Penulis]*
*Perawat Klinis/Akademis* -
Article No. 20080 | 25 Jul 2025
Klinis : Berduka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi terkait Diagnosa Keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "Berduka" dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Berduka (00136)
Definisi: Respon normal terhadap kehilangan nyata, antisipasi, atau persepsional.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00136
Definisi: Respon normal terhadap kehilangan nyata, antisipasi, atau persepsional.
Karakteristik Utama:
1. Ekspresi sedih
2. Perubahan pola tidur
3. Perubahan nafsu makan
4. Kesulitan konsentrasi
5. Mengingat kenangan akan orang yang meninggal
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 1303
Judul: Dukungan Berduka
Definisi: Memfasilitasi proses penyesuaian terhadap kehilangan.
Kriteria Hasil:
1. Mengekspresikan perasaan kehilangan
2. Mengenal reaksi emosional terhadap kehilangan
3. Menerima dukungan sosial
4. Mengidentifikasi mekanisme koping yang efektif
5. Menunjukkan peningkatan fungsi sehari-hari
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 5290
Judul: Konseling Berduka
Definisi: Pemberian bantuan secara emosional dan informasional untuk memfasilitasi proses penyesuaian terhadap kehilangan.
Aktivitas Keperawatan:
1. Mengkaji reaksi berduka pasien
2. Memberikan dukungan emosional
3. Mendiskusikan tahap-tahap berduka
4. Membantu pasien mengidentifikasi mekanisme koping yang efektif
5. Mengajarkan teknik relaksasi
Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang berkaitan dengan diagnosa keperawatan dan standar-standar yang ditetapkan oleh PPNI. -
Article No. 20081 | 25 Jul 2025
Klinis : sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi sesak napas.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (10001)
Definisi SDKI:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Definisi SLKI:
Pemulihan Bersihan Jalan Napas adalah kemampuan individu untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih dari obstruksi.
Definisi SIKI:
Manajemen Jalan Napas adalah tindakan keperawatan untuk mempertahankan dan memfasilitasi fungsi pernapasan yang adekuat.
Kode SDKI: 10001
Kode SLKI: 10001
Kode SIKI: 10001
Sebagai seorang perawat, saya memahami bahwa sesak napas merupakan salah satu tanda dan gejala yang dapat terjadi akibat berbagai kondisi medis, seperti penyakit paru-paru, gangguan kardiovaskular, atau kondisi lainnya. Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas, sehingga mempertahankan jalan napas yang terbuka menjadi sulit. Tujuan dari intervensi keperawatan adalah untuk memfasilitasi pemulihan bersihan jalan napas agar pasien dapat bernapas secara efektif. -
Article No. 20082 | 25 Jul 2025
Klinis : pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pola nafas tidak efektif.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Nafas Tidak Efektif (00032)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola pernapasan yang memberikan oksigenasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0301 Pola Napas
Definisi: Status respirasi yang memungkinkan pertukaran gas yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: I0301 Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki jalan napas terbuka.
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja bersama pasien untuk mengatasi pola nafas tidak efektif. Tujuan utama adalah mempertahankan atau memperbaiki jalan napas terbuka, sehingga pertukaran gas dapat berjalan dengan baik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan status pernapasan, pemberian oksigen, pengaturan posisi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya jika diperlukan.