Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12923 | 26 Feb 2025
Klinis : Ny. Siti, 45 tahun, datang ke ruang rawat inap dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. Klien mengeluh tubuhnya terasa panas, lelah, dan pusing. Klien tampak lemas, pucat, dan lesu. Klien mengatakan sebelum demam ia sempat membantu kakaknya yang sedang menyelenggarakan pernikahan anaknya, klien sibuk membantu sejak pagi hingga malam selama 2 hari sehingga ia kelelahan. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV), suhu tubuh klien mencapai 38,7°C, RR: 20x/menit, N: 98x/menit, TD: 115/70 mmHg.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Kelelahan (Fatigue)
Definisi: Sensasi subjektif akan kurangnya energi fisik dan mental untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Gejala yang muncul pada kasus ini adalah klien mengeluh tubuhnya terasa panas, lelah, dan pusing, serta tampak lemas, pucat, dan lesu. Klien juga mengatakan sebelum demam, ia telah membantu kakaknya yang sedang menyelenggarakan pernikahan anaknya selama 2 hari secara terus-menerus, sehingga menyebabkan kelelahan.
2. Hipertermia (Hyperthermia)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal akibat gangguan regulasi suhu.
Pada kasus ini, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital menunjukkan suhu tubuh klien mencapai 38,7°C, yang merupakan indikasi adanya hipertermia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kelelahan (Fatigue)
- Klien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
- Klien dapat melakukan manajemen energi yang efektif.
- Klien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan.
2. Hipertermia (Hyperthermia)
- Suhu tubuh klien kembali normal.
- Klien dapat mengontrol peningkatan suhu tubuh.
- Klien tidak menunjukkan tanda-tanda komplikasi hipertermia.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kelelahan (Fatigue)
- Kaji faktor-faktor yang menyebabkan kelelahan pada klien.
- Bantu klien mengidentifikasi dan mengatasi penyebab kelelahan.
- Ajarkan klien teknik manajemen energi, seperti pengaturan jam tidur, istirahat yang cukup, dan pemenuhan nutrisi yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian terapi yang sesuai, seperti obat-obatan atau fisioterapi.
2. Hipertermia (Hyperthermia)
- Pantau tanda-tanda vital, terutama suhu tubuh, secara rutin.
- Berikan intervensi penurun demam, seperti kompres hangat, pemberian antipiretik, dan/atau tindakan pendinginan.
- Ajarkan klien tentang upaya-upaya mandiri untuk mengatasi hipertermia, seperti minum banyak cairan, menggunakan pakaian yang menyerap keringat, dan menghindari aktivitas berlebih.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk menentukan penyebab hipertermia dan pengobatan yang sesuai.
Pada kasus ini, pendekatan asuhan keperawatan yang holistik dan komprehensif sangat diperlukan untuk mengatasi masalah kelelahan dan hipertermia yang dialami oleh Ny. Siti. Intervensi keperawatan yang dilakukan harus berfokus pada peningkatan kesejahteraan klien dan pencapaian luaran yang diharapkan. -
Article No. 12924 | 26 Feb 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki, 26 tahun dibawa ke IGD Psikiatric dengan keluhan utama marah marah, emosi susah dikontrol. Keluarga mengungkapkan bahwa sejak 6 bulan ini mood-nya cepat berubah, kadang kelihatan sedih, tidak bersemangat, lesu dan putus asa dan kadang terlihat sangat bersemangat seperti kelebihan tenaga hingga tidak tidur selama beberapa hari. Klien pernah ikut komunitas filsafat dan sering membicarakan tentang makna hidup dan pernah berganti jurusan kuliah yang awalnya teknik ke filsafat karena merasa lebih cocok dengan dirinya, namun tidak kunjung lulus. Klien idealis, mudah tersinggung dan mudah marah jika orang lain tidak sependapat atau menentang idenya. Hasil pengkajian diperoleh klien mengalami manik depresif. klien mempunyai riwayat memakai obat-obatan diawal tahun perkuliahan dan belum lama ditinggal pacarnya menikah.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah:
1. Gangguan Proses Pikir: Mania
Pasien menunjukkan gejala mania seperti mood yang cepat berubah, peningkatan energi dan aktivitas, serta ide-ide yang tidak realistis terkait makna hidup. Hal ini menunjukkan adanya gangguan proses pikir dalam bentuk mania.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
Pasien menunjukkan gejala marah-marah dan emosi yang sulit dikontrol, yang dapat mengarah pada perilaku kekerasan. Oleh karena itu, diagnosa ini perlu dipertimbangkan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Perilaku
- Pasien dapat mengenali tanda-tanda awal marah dan menggunakan strategi untuk mengendalikan perilakunya.
- Pasien dapat mengatasi kemarahan dan menunjukkan respons yang sesuai dalam situasi yang memicu kemarahan.
2. Stabilitas Mood
- Pasien dapat menunjukkan mood yang stabil dan konsisten.
- Pasien dapat mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mood.
3. Proses Pikir Adaptif
- Pasien dapat berpikir secara realistis dan rasional.
- Pasien dapat membuat keputusan yang sesuai dengan realitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perilaku Kekerasan
- Kaji tanda-tanda awal perilaku kekerasan
- Kembangkan strategi untuk mengendalikan perilaku kekerasan
- Latih pasien dalam menggunakan strategi pengendalian perilaku kekerasan
- Berikan lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien
2. Stabilisasi Mood
- Kaji pola dan faktor-faktor yang memengaruhi perubahan mood
- Bantu pasien mengidentifikasi dan mengelola faktor-faktor yang mempengaruhi mood
- Berikan psikoedukasi terkait manajemen mood
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan farmakologis jika diperlukan
3. Terapi Realitas
- Kaji kemampuan pasien dalam berpikir realistis dan membuat keputusan
- Bantu pasien mengidentifikasi dan mengoreksi pemikiran yang tidak realistis
- Latih pasien dalam berpikir kritis dan membuat keputusan yang sesuai dengan realitas
- Berikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu pasien berpikir secara adaptif
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan (SIKI) yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien laki-laki, 26 tahun, dengan keluhan marah-marah dan emosi yang sulit dikontrol, serta riwayat gangguan mood dan penyalahgunaan obat-obatan. -
Article No. 12925 | 26 Feb 2025
Klinis : Pasien bernama Ny. S berusia 59 tahun, jenis kelamin perempuan, status perkawaninan, kawin, agama islam, suku bangsa Jawa, pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT), Pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahasa yang digunakan sehari-hari adalah Bahasa Indonesia, alamat tempat tinggal Jl. Kalibaru Barat IV. Pasien tampak lemas, pasien masih tampak bingung kenapa tidak boleh makan telor asin, pasien tampak antusias saat dijelaskan tentang diabetes mellitus, pasien memakai kateter dan pampers, tampak balutan ulkus pada kaki kiri pasien. Pasien mengatakan lelah dan lesu, pasien mengatakan mulutnya kering, pasien mengatakan selalu ingin minum (haus meningkat), pasien mengatakan kaki dan tangannya terkadang terasa baal dan kesemutan, tengkuk leher sakit, masih pusing, suami pasien mengatakan bahwa pasien telah melakukan amputasi kaki kiri 2 tahun yang lalu, pasien mengatakan sudah tidak dapat melakukan aktivitas secara mandiri karena kaki sebelah kanannya sudah mulai lumpuh, pasien mengatakan jika bergerak terkadang terasa nyeri pada kakinya, sudah pernah mendapat edukasi terkait diit diabetes melitus namun pasien masih makan makanan seperti telor asin yang dikonsumsi setiap hari sebelum masuk kerumah sakit dan pasien mengatakan masih suka memakan gorengan, suka marah kepada suami nya jika hanya dikasih nasi dengan takaran 3 sendok makan karena merasa sedikit, pasien mengatakan jika dirumah menjalani penggantian selang kateter ke Puskesmas 2 minggu sekali, pasien mangatakan jika pagi hari pergi kepasar bersama suaminya untuk mencari nafkah. TD : 174/107 mmHg ; N : 86 x/menit ; S : 36°C ; frekuensi napas : 20 x/menit, GDS : 20/03/22 06.00 : 308 mg/dL; 20/03/22 24.00 : 479 mg/dL; 21/03/22 06.00 : 332 mg/dL. Hasil Laboraturium : Hemoglobin : 11,6 g/dL; Jumlah leukosit : 15,03 10 3 /μL. Jumah urin meningkat intake : 3.200 ml , output : 1.300 ml , IWL : 600 ml balance cairan 1.300. Kekuatan otot menurun kaki kanan 4444 kaki kiri 3 tangan kanan 5555 tangan kiri 5555. Rentang gerak menurun, pasien tampak dibantu suaminya saat ingin duduk dan miring kanan kiri.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien Ny. S berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan ketidakmampuan dalam mengendalikan diet sesuai rekomendasi.
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan penurunan kekuatan otot.
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan adanya balutan ulkus pada kaki kiri.
4. Gangguan Citra Tubuh berhubungan dengan amputasi kaki kiri.
5. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan rasa nyeri dan disuria.
6. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan mobilitas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kadar Glukosa Darah Terkendali: Pasien dapat menunjukkan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih mandiri.
3. Bebas Infeksi: Luka pada kaki kiri pasien sembuh tanpa tanda-tanda infeksi.
4. Penerimaan Citra Tubuh: Pasien dapat menerima perubahan pada tubuhnya akibat amputasi.
5. Pola Tidur Membaik: Pasien dapat tidur dengan nyenyak tanpa gangguan nyeri atau disuria.
6. Perawatan Diri Mandiri: Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Diabetes Melitus
- Monitoring kadar glukosa darah
- Edukasi tentang diet diabetes melitus
- Kolaborasi dalam pemberian obat antidiabetes
2. Manajemen Aktivitas
- Evaluasi kemampuan fisik dan kekuatan otot
- Latihan aktivitas progresif
- Bantuan dalam aktivitas sehari-hari
3. Perawatan Luka
- Perawatan luka ulkus kaki
- Pengaturan lingkungan yang bersih dan aman
- Kolaborasi dengan dokter dalam penanganan luka
4. Konseling Citra Tubuh
- Identifikasi persepsi pasien terhadap citra tubuh
- Diskusi tentang perubahan fisik dan penerimaan diri
- Dukungan psikologis dan emosional
5. Manajemen Nyeri
- Identifikasi penyebab dan karakteristik nyeri
- Pemberian analgesik sesuai indikasi
- Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
6. Pelatihan Perawatan Diri
- Evaluasi kemampuan pasien dalam perawatan diri
- Bimbingan dan demonstrasi dalam perawatan diri
- Bantuan dalam aktivitas perawatan diri yang sulit
Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam merumuskan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien Ny. S. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 12926 | 26 Feb 2025
Klinis : Nausea
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi nausea.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nausea adalah "Mual". Nausea merupakan gejala subjektif yang dirasakan pasien berupa perasaan tidak nyaman di perut yang dapat menimbulkan keinginan untuk muntah. Diagnosa keperawatan "Mual" mencakup karakteristik definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala/tanda klinis yang dapat diidentifikasi pada pasien dengan kondisi nausea.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien dengan kondisi nausea, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Mual: Pasien dapat mengendalikan rasa mual yang dirasakan hingga berada pada level yang dapat ditoleransi.
2. Kenyamanan: Pasien merasakan peningkatan kenyamanan fisik dan psikologis.
3. Pengetahuan: Pasien dan keluarga memahami penyebab, pencegahan, dan penanganan mual.
4. Partisipasi dalam Perawatan: Pasien dan keluarga terlibat aktif dalam upaya penanganan mual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan pada pasien dengan kondisi nausea, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Mual:
a. Kaji faktor penyebab mual (misalnya obat-obatan, lingkungan, makanan, dll).
b. Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi mual.
c. Fasilitasi pasien untuk mengidentifikasi dan menghindari faktor pemicu mual.
d. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
2. Manajemen Nutrisi:
a. Kaji status nutrisi pasien dan kebutuhan kalori/cairan.
b. Berikan makanan dan cairan sesuai toleransi pasien.
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai.
3. Manajemen Kenyamanan:
a. Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi pasien.
b. Berikan tindakan kenyamanan, seperti kompres hangat, pijat, dll.
c. Kolaborasi dengan terapis komplementer untuk memfasilitasi kenyamanan.
4. Edukasi Kesehatan:
a. Ajarkan pasien dan keluarga tentang penyebab, pencegahan, dan penanganan mual.
b. Berikan informasi tentang penggunaan obat-obatan dan terapi non-farmakologis.
c. Dorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dengan kondisi nausea dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kontrol mual, peningkatan kenyamanan, peningkatan pengetahuan, dan partisipasi aktif dalam perawatan. -
Article No. 12927 | 26 Feb 2025
Klinis : ambien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Tidur (GPTD)
Definisi: Gangguan dalam kualitas dan/atau kuantitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
2. Resiko Kelelahan (RKL)
Definisi: Berisiko mengalami keletihan yang berlebihan dan tidak dapat dipulihkan dengan istirahat.
3. Ansietas (ANS)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berkelanjutan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak jelas.
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendukung praktik keperawatan berbasis bukti.
- Menyediakan definisi, etiologi, dan gejala/tanda untuk setiap diagnosa keperawatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk mengukur hasil/luaran asuhan keperawatan.
- Menyediakan deskripsi dan kriteria hasil yang diharapkan untuk setiap diagnosa keperawatan.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang ditetapkan oleh PPNI untuk menetapkan intervensi keperawatan yang dilakukan.
- Menyediakan deskripsi dan aktivitas untuk setiap intervensi keperawatan.
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan praktik keperawatan berbasis bukti. -
Article No. 12928 | 26 Feb 2025
Klinis : kulit bayi tampak kuning, bayi dimasukkan dalan inkubator, suhu 37.2 nadi 140x/m RR 34x/m SPO2 100 KIMIA DARAH . Fungsi Hati . Bilirubin Total 13.66 mg/dL H 0.00 - 1.00 | . Bilirubin Direk 1.05 mg/dL H 0.00 - 0.60 | . Bilirubin Indirek 12.61 mg/dL H 0.10 - 0.80 | - Gamma GT = 181 - SGOT = 41 . SGPT = 21 terpaparnya sinar fototerapi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Hiperbilirubinemia Neonatal
Definisi: Peningkatan kadar bilirubin di dalam darah pada bayi baru lahir yang dapat menyebabkan kulit dan sklera tampak kuning.
Karakteristik Definisi:
- Kulit dan sklera bayi tampak kuning
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan kadar bilirubin total, bilirubin direk, dan bilirubin indirek
- Bayi memerlukan terapi fototerapi
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Penurunan Kadar Bilirubin
- Kriteria Hasil:
- Kadar bilirubin total turun menjadi <13 mg/dL
- Kadar bilirubin direk turun menjadi <1 mg/dL
- Kadar bilirubin indirek turun menjadi <12 mg/dL
- Indikator:
- Pemeriksaan kadar bilirubin total, direk, dan indirek
- Warna kulit dan sklera bayi
2. Thermoregulasi Efektif
- Kriteria Hasil:
- Suhu tubuh bayi dalam rentang normal (36,5-37,5°C)
- Nilai tanda-tanda vital (nadi, RR) dalam batas normal
- Indikator:
- Pemantauan suhu tubuh bayi
- Pemantauan tanda-tanda vital
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hiperbilirubinemia
- Pemantauan kadar bilirubin total, direk, dan indirek secara berkala
- Pemberian terapi fototerapi sesuai indikasi
- Pemberian obat-obatan sesuai resep dokter (misalnya fenobarbital)
- Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda komplikasi (letargi, iritabilitas, kejang)
2. Manajemen Termoregulasi
- Pengaturan suhu inkubator sesuai dengan suhu tubuh bayi
- Pemantauan suhu tubuh bayi secara berkala
- Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat untuk mempertahankan homeostasis
3. Edukasi kepada Orang Tua
- Menjelaskan tentang kondisi hiperbilirubinemia pada bayi
- Menjelaskan tentang pentingnya terapi fototerapi dan tindakan keperawatan yang dilakukan
- Mengajarkan teknik perawatan bayi selama proses terapi fototerapi
- Membantu orang tua dalam memonitor perkembangan bayi selama perawatan
Penjelasan yang rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan Hiperbilirubinemia Neonatal dipilih karena sesuai dengan kondisi yang dijelaskan, yaitu adanya peningkatan kadar bilirubin total, bilirubin direk, dan bilirubin indirek yang menyebabkan kulit bayi tampak kuning. Hal ini memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menurunkan kadar bilirubin dan menjaga homeostasis.
Luaran/Output yang diharapkan adalah penurunan kadar bilirubin total, bilirubin direk, dan bilirubin indirek, serta thermoregulasi yang efektif. Indikator-indikator yang digunakan untuk mengevaluasi luaran tersebut adalah pemeriksaan laboratorium, pemantauan tanda-tanda vital, dan pengamatan klinis.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen hiperbilirubinemia (pemantauan kadar bilirubin, pemberian terapi fototerapi, dan pemberian obat-obatan) serta manajemen termoregulasi (pengaturan suhu inkubator, pemantauan suhu tubuh, dan pemberian cairan/nutrisi yang adekuat). Selain itu, edukasi kepada orang tua juga penting untuk memastikan mereka memahami kondisi bayi, tindakan keperawatan yang dilakukan, dan peran mereka dalam memantau perkembangan bayi selama perawatan.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya, diharapkan dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan kadar bilirubin dan thermoregulasi yang efektif, sehingga dapat membantu pemulihan kondisi bayi. -
Article No. 12929 | 26 Feb 2025
Klinis : Tn. A dirawat di RS Qamarul Huda dengan keluhan nyeri dada bagian kiri menjelar ke lengan, nyeri dirasakan terus menerus dengan skala nyeri 8. Hasil pemeriksaan fisik TTV 190/100 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37◦C. Hasil EKG terdapat ST Elevasi pada lead II, III, aVF.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. A.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung iskemik, ditandai dengan nyeri dada bagian kiri yang menjalar ke lengan, skala nyeri 8.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat melakukan aktivitas tanpa nyeri, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan nyeri, pemberian analgesik, teknik relaksasi, dan kolaborasi dengan tim medis.
2. Risiko perfusi jaringan jantung tidak efektif berhubungan dengan penyakit jantung iskemik, ditandai dengan ST elevasi pada EKG, tekanan darah 190/100 mmHg, dan denyut nadi 110 x/menit.
Penjelasan Singkat:
SDKI: Risiko perfusi jaringan jantung tidak efektif adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami pengurangan aliran darah ke jantung, yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan jantung.
SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah pasien tidak mengalami komplikasi, dapat mempertahankan perfusi jaringan jantung yang efektif, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pemberian obat-obatan sesuai instruksi dokter, dan kolaborasi dengan tim medis.
Harapan saya penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Tn. A. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan. -
Article No. 12930 | 26 Feb 2025
Klinis : Tn. A dirawat di RS Qamarul Huda dengan keluhan nyeri dada bagian kiri menjelar ke lengan, nyeri dirasakan terus menerus dengan skala nyeri 8. Hasil pemeriksaan fisik TTV 190/100 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37◦C. Hasil EKG terdapat ST Elevasi pada lead II, III, aVF.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, terima kasih atas permintaan Anda. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci terkait kondisi pasien Tn. A.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Tn. A adalah "Nyeri Akut" (SDKI). Tn. A mengalami nyeri dada yang dirasakan terus-menerus dengan skala nyeri 8, serta adanya perubahan pada hasil EKG yang menunjukkan adanya elevasi segmen ST pada lead II, III, aVF, yang mengindikasikan adanya gejala infark miokard akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tujuan Jangka Pendek: Dalam waktu 1-2 hari, Tn. A akan melaporkan penurunan nyeri dada dengan skala nyeri ≤ 4.
2. Tujuan Jangka Menengah: Dalam waktu 3-5 hari, Tn. A akan mendemonstrasikan strategi manajemen nyeri yang efektif.
3. Tujuan Jangka Panjang: Dalam waktu 1 minggu, Tn. A akan melaporkan tidak adanya keluhan nyeri dada.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan skala nyeri.
b. Berikan analgesik sesuai dengan instruksi medis untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Pemantauan Hemodinamik:
a. Pantau tanda-tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, denyut nadi, laju pernapasan, dan suhu tubuh.
b. Lakukan pemeriksaan EKG untuk memantau perubahan segmen ST.
c. Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan intervensi medis yang diperlukan.
3. Edukasi dan Dukungan Psikologis:
a. Berikan edukasi kepada Tn. A dan keluarga tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan yang diperlukan.
b. Dukung Tn. A secara psikologis untuk mengatasi kecemasan dan stress yang mungkin timbul akibat kondisinya.
c. Libatkan keluarga dalam proses asuhan keperawatan untuk memberikan dukungan emosional.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi yang baik dengan tim medis, diharapkan Tn. A dapat mencapai tujuan luaran yang diharapkan, yaitu penurunan nyeri dada, pengelolaan nyeri yang efektif, dan tidak adanya keluhan nyeri dada dalam jangka waktu yang telah ditentukan. -
Article No. 12931 | 26 Feb 2025
Klinis : Tn. A dirawat di RS Qamarul Huda dengan keluhan nyeri dada bagian kiri menjelar ke lengan, nyeri dirasakan terus menerus dengan skala nyeri 8. Hasil pemeriksaan fisik TTV 190/100 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37◦C. Hasil EKG terdapat ST Elevasi pada lead II, III, aVF.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan untuk Tn. A, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung koroner, ditandai dengan keluhan nyeri dada bagian kiri yang menjalar ke lengan, nyeri dirasakan terus-menerus dengan skala nyeri 8.
Penjelasan Singkat:
a. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti itu.
- Penyebab: Terkait dengan penyakit jantung koroner.
- Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri dada bagian kiri menjalar ke lengan, nyeri terus-menerus dengan skala nyeri 8.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat melaporkan pengurangan rasa nyeri sampai dengan skala 2-3.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, pemberian analgesik sesuai indikasi, relaksasi, distraksi, dan tindakan lain untuk mengurangi nyeri.
Jadi, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan utama adalah Nyeri akut berhubungan dengan penyakit jantung koroner, dengan luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan pengurangan rasa nyeri sampai dengan skala 2-3, serta intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, dan distraksi. -
Article No. 12932 | 26 Feb 2025
Klinis : Tn. A dirawat di RS Qamarul Huda dengan keluhan nyeri dada bagian kiri menjelar ke lengan, nyeri dirasakan terus menerus dengan skala nyeri 8. Hasil pemeriksaan fisik TTV 190/100 mmHg, Nadi 110x/menit, RR 24 x/menit, suhu 37◦C. Hasil EKG terdapat ST Elevasi pada lead II, III, aVF.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien Tn. A.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Pasien Tn. A mengalami nyeri dada bagian kiri yang menjalar ke lengan dengan skala nyeri 8. Nyeri yang dirasakan terus-menerus menunjukkan adanya nyeri akut.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
a. Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri menjadi 3-4 dalam 24 jam.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri.
c. Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
b. Berikan analgesik sesuai indikasi dan evaluasi efektivitasnya.
c. Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang komprehensif.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
Penjelasan:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Nyeri Akut" dipilih karena pasien Tn. A mengalami nyeri dada yang terus-menerus dengan skala nyeri 8, serta adanya perubahan tanda-tanda vital yang mendukung.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Kontrol Nyeri, dengan tujuan agar pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri, dapat mendemonstrasikan teknik non-farmakologi, dan dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) adalah Manajemen Nyeri, yang mencakup pengkajian nyeri, pemberian analgesik, pengajaran teknik non-farmakologi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, dan evaluasi efektivitas intervensi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, silakan tanyakan.