Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12943 | 27 Feb 2025
Klinis : data objektif bayi dalam perawatan fototerapi mata bayi ditutupi untuk mencegah kerusakan retina
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan:
Berdasarkan data objektif yang diberikan, di mana bayi dalam perawatan fototerapi dengan mata bayi yang ditutupi untuk mencegah kerusakan retina, risiko kerusakan integritas kulit menjadi diagnosa keperawatan yang sesuai.
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), risiko kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai "Berisiko mengalami perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) menyatakan bahwa luaran yang diharapkan dalam kondisi ini adalah: Integritas Kulit Terjaga, yang ditandai dengan:
1. Tidak ada kerusakan pada kulit
2. Tidak ada tanda peradangan
3. Tidak ada perubahan warna kulit
4. Tidak ada perubahan sensasi
Sementara itu, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) menyarankan intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan, seperti:
1. Manajemen Lingkungan: Mengatur suhu dan kelembaban ruangan yang optimal untuk mencegah dehidrasi
2. Perawatan Kulit: Mempertahankan kelembaban kulit, melakukan pemijatan lembut, dan memantau tanda-tanda kerusakan kulit
3. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan pendidikan kesehatan terkait perawatan kulit dan pencegahan kerusakan kulit
Dengan terlaksananya intervensi-intervensi ini, diharapkan risiko kerusakan integritas kulit pada bayi dapat diminimalkan selama menjalani perawatan fototerapi. -
Article No. 12944 | 27 Feb 2025
Klinis : gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pemenuhan kebutuhan personal hygiene dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang mandiri.
Etiologi:
1. Keterbatasan fisik
2. Keterbatasan kognitif
3. Kurangnya motivasi
4. Kurangnya pengetahuan
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
2. Kemauan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
3. Pemahaman tentang pentingnya perawatan diri
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
2. Klien memiliki kemauan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
3. Klien memahami pentingnya perawatan diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Asesmen kemampuan dan kemauan klien dalam melakukan perawatan diri
2. Edukasi tentang pentingnya perawatan diri dan manfaatnya bagi kesehatan
3. Latihan dan bantuan dalam melakukan aktivitas perawatan diri
4. Monitoring dan evaluasi kemajuan klien dalam perawatan diri
Penerapan SDKI - SLKI - SIKI dapat membantu perawat dalam mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk membantu klien mengatasi defisit perawatan diri sehingga dapat mencapai kemandirian dalam aktivitas perawatan diri. -
Article No. 12945 | 27 Feb 2025
Klinis : intervensi keperawatan divisit perawatan diri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi keperawatan di visit perawatan diri.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Kemandirian dalam Aktivitas Perawatan Diri
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Kemandirian dalam Aktivitas Perawatan Diri adalah ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan satu atau lebih aktivitas perawatan diri secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk gangguan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri adalah pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan kemandirian dalam aktivitas perawatan diri meliputi:
1. Bantu pasien dalam aktivitas perawatan diri
2. Latih pasien untuk melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri
3. Modifikasi lingkungan untuk mendukung kemandirian pasien dalam aktivitas perawatan diri
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga tentang teknik perawatan diri yang benar
5. Kolaborasi dengan profesi lain (misalnya terapis okupasi) untuk memaksimalkan kemandirian pasien.
Sebagai perawat, saya akan berupaya membantu pasien untuk mencapai kemandirian dalam aktivitas perawatan diri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya. Intervensi yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi individual pasien, dengan tujuan akhir untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 12946 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, susah nafas saat berbaring
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Untuk kondisi pasien yang tampak meringis, susah nafas saat berbaring, dengan tone akademis dan persona pakar, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan cara yang memadai.
2. Nyeri Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan cara yang memadai.
2. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengatur, mengendalikan, dan meredakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi jalan napas.
2. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengenali, mencegah, dan mengurangi pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Penjelasan Singkat:
Pasien tampak meringis dan susah bernapas saat berbaring, menunjukkan adanya masalah dengan pola napas dan nyeri. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Pola Napas dan Nyeri Akut. Tujuan terkait luaran keperawatan adalah Pola Napas Efektif dan Kontrol Nyeri. Intervensi keperawatan yang sesuai adalah Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Nyeri, yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi jalan napas dan mengenali, mencegah, serta mengurangi pengalaman nyeri yang dialami pasien. -
Article No. 12947 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, susah nafas saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot Pernapasan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Napas Berhubungan dengan Penurunan Kekuatan Otot Pernapasan ditandai dengan pasien tampak meringis, susah napas saat berbaring, dan bertambah sesak jika berjalan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pada pola napas yang tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan pola napas yang efektif, ditandai dengan pernapasan yang normal, tidak ada tanda-tanda kerja napas yang meningkat, dan oksigenasi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
2. Manajemen Ventilasi
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Energi
5. Manajemen Nyeri
Tujuan dari intervensi-intervensi tersebut adalah untuk mempertahankan atau memperbaiki pola napas yang efektif, mengurangi kerja napas, dan memaksimalkan pertukaran gas pada pasien. -
Article No. 12948 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, nyeri dada susah nafas saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
2. Pola Napas Tidak Efektif
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Tujuan utama intervensi adalah mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemberian analgesik, relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
2. Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI: Pola Napas Tidak Efektif adalah inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- SLKI: Tujuan utama intervensi adalah mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan posisi, oksigenasi, dan latihan pernapasan.
3. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan karena keterbatasan kapasitas fisik atau persepsi.
- SLKI: Tujuan utama intervensi adalah meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengaturan aktivitas, manajemen energi, dan latihan aktivitas.
Dengan memahami Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada kebutuhan pasien. -
Article No. 12949 | 27 Feb 2025
Klinis : Pasien tampak meringgis, nyeri dada sampai ulu hati susah nafas saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Dada Akut
Penjelasan:
Pasien tampak meringgis, mengeluhkan nyeri dada sampai ulu hati, serta mengalami sesak napas saat berbaring dan bertambah saat berjalan. Hal ini menunjukkan adanya Nyeri Dada Akut, yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Dada Akut dicirikan oleh keluhan nyeri dada, sesak napas, dan perasaan tertekan di dada. Pasien juga dapat mengalami peningkatan frekuensi nadi, perubahan tekanan darah, dan perubahan ekspresi wajah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Nyeri Dada Akut adalah pasien dapat melaporkan berkurangnya nyeri dada, meningkatnya kemampuan untuk bernapas dengan nyaman, serta stabilnya tanda-tanda vital.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk Nyeri Dada Akut meliputi:
1. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, memberikan obat analgesik sesuai indikasi, dan melakukan teknik nonfarmakologis seperti relaksasi.
2. Manajemen Jalan Napas: Memantau status pernapasan, memposisikan pasien dengan nyaman, dan memberikan oksigen jika diperlukan.
3. Pemantauan Tanda Vital: Mengukur dan memantau tanda-tanda vital secara berkala.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI ini akan membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur dan komprehensif untuk menangani Nyeri Dada Akut pada pasien. -
Article No. 12950 | 27 Feb 2025
Klinis : Nyeri dada sampai uluh hati, tampak meringgis, gelisah, selalu megang dada, merasa lelah dan sesak saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kardiovaskular
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda sampaikan, pasien mengalami nyeri dada sampai uluh hati, tampak meringis, gelisah, selalu memegang dada, merasa lelah dan sesak saat berbaring serta bertambah sesak jika berjalan. Hal ini mengarah pada diagnosa keperawatan Nyeri Kardiovaskular.
Nyeri Kardiovaskular adalah rasa nyeri atau tidak nyaman yang dirasakan di daerah dada, yang berasal dari jantung, pembuluh darah, atau struktur lain dalam rongga dada. Nyeri ini dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti penyakit jantung koroner, angina, infark miokard, atau kondisi lainnya.
Menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), Nyeri Kardiovaskular didefinisikan sebagai "sensasi nyeri atau tidak nyaman di daerah dada yang berasal dari jantung, pembuluh darah, atau struktur lain dalam rongga dada."
Menurut SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), luaran yang diharapkan dari Nyeri Kardiovaskular adalah:
1. Nyeri terkontrol
2. Kecemasan terkontrol
3. Perfusi jaringan adekuat
Sedangkan menurut SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat dilakukan untuk Nyeri Kardiovaskular meliputi:
1. Manajemen Nyeri
2. Manajemen Kecemasan
3. Terapi Oksigen
4. Edukasi Pasien dan Keluarga
Dengan pendekatan ini, diharapkan kondisi pasien dapat ditangani secara komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 12951 | 27 Feb 2025
Klinis : Tuan X (50 tahun) bekerja sebagai tenaga kerja di proyek bangunan, dan jarang bisa ditemui di rumah. Beliau tinggal di rumah kos bersama istrinya Ny. A (44 tahun), dan dua orang anaknya (E 16 tahun dan N 5 tahun). Saat ini, Ny A sedang hamil (G3P2---2) memasuki usia kehamilan 24 minggu. Menurut pemeriksaan terakhir, Skor Puji Rochiyati Ny A termasuk kehamilan resiko tinggi disertai hipertensi, dan tes urine yang pernah dilakukan oleh perawat keluarga menunjukan adanya proteinuria. Keluarga Tn X belum terdaftar dan belum mau mendaftar sebagai peserta BPJS. Anggapan keluarga tuan X, jika menggunakan BPJS akan tidak mendapatkan pelayanan yang layak di rumah sakit saat akan bersalin nanti. Pemahaman ini Tn X dapatkan dari tetangga. Sementara Ny A mulai menunjukkan kekhawatiran akan keselamatan diri dan bayinya terkait keluarga yang belum pasti. Tentukan diagnosa dan intervensi yang sesuai untuk kasus tersebut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang dialami oleh Tuan X dan keluarganya, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
2. Kurang Pengetahuan
3. Kecemasan
Penjelasan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- SDKI: Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
- SLKI: Perilaku Sehat
- SIKI: Manajemen Kesehatan
Keluarga Tuan X belum terdaftar dan belum mau mendaftar sebagai peserta BPJS, yang dapat memengaruhi akses dan kontinuitas perawatan yang dibutuhkan Ny. A selama kehamilan berisiko tinggi.
2. Kurang Pengetahuan
- SDKI: Kurang Pengetahuan
- SLKI: Pemahaman
- SIKI: Pendidikan Kesehatan
Keluarga Tuan X memiliki pemahaman yang kurang tepat tentang pelayanan kesehatan menggunakan BPJS, yang dapat menghambat akses ke perawatan yang diperlukan.
3. Kecemasan
- SDKI: Kecemasan
- SLKI: Coping
- SIKI: Manajemen Kecemasan
Ny. A menunjukkan kekhawatiran akan keselamatan diri dan bayinya terkait dengan kehamilan berisiko tinggi dan ketidakpastian dalam mengakses perawatan yang dibutuhkan.
Intervensi Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan:
- Edukasi tentang manfaat dan proses pendaftaran BPJS
- Fasilitasi pendaftaran BPJS
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memastikan kontinuitas perawatan
2. Kurang Pengetahuan:
- Berikan edukasi tentang kehamilan berisiko tinggi dan pentingnya akses ke perawatan yang memadai
- Gunakan media edukasi yang sesuai dengan tingkat pemahaman keluarga
- Libatkan keluarga dalam perencanaan dan evaluasi perawatan
3. Kecemasan:
- Lakukan asesmen komprehensif tentang sumber dan tingkat kecemasan
- Berikan intervensi teknik relaksasi dan dukungan emosional
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan mental jika diperlukan
- Libatkan keluarga dalam manajemen kecemasan
Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, diharapkan kondisi Ny. A dan keluarga dapat ditangani secara efektif sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 12952 | 27 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pusing dan mual muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien dengan keluhan pusing dan mual muntah.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu pusing dan mual muntah, maka diagnosa keperawatan yang sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
a. Mual (00134)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
b. Pusing (00086)
Definisi: Sensasi berputar atau tidak seimbang yang disebabkan oleh gangguan fungsi sistem saraf pusat.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Mual (0002)
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Frekuensi muntah berkurang
- Ekspresi wajah menunjukkan penurunan rasa tidak nyaman
- Menunjukkan strategi mengatasi mual yang efektif
b. Keseimbangan Cairan (0601)
- Intake dan output cairan seimbang
- Tanda-tanda dehidrasi tidak ada
- Turgor kulit baik
- Mukosa mulut lembab
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Mual (3550)
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi mual
- Bantu pasien mengidentifikasi dan menerapkan strategi untuk mengatasi mual (misalnya, relaksasi, terapi pijat, terapi pernapasan)
- Berikan antiemetik sesuai indikasi dokter
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengurangi mual, seperti makan sedikit tapi sering, menghindari makanan yang menyebabkan mual, dan mengonsumsi air hangat
b. Manajemen Hidrasi (4120)
- Pantau tanda-tanda dehidrasi dan intake/output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi dokter untuk mengatasi dehidrasi
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi cairan oral secara bertahap
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi yang adekuat
Penjelasan yang rinci di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan dalam menangani pasien dengan keluhan pusing dan mual muntah. Sebagai seorang perawat profesional, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.