Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12997 | 28 Feb 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis batuk, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Batuk adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti infeksi saluran pernapasan, asma, atau penyakit paru-paru lainnya. Kode ICD-10 R05 mencakup semua jenis batuk, termasuk batuk produktif, batuk kering, dan batuk paroksismal.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.54
- Deskripsi: Pemberian terapi nebulisasi
Dalam beberapa kasus batuk, dokter mungkin merekomendasikan pemberian terapi nebulisasi untuk membantu melembabkan jalan napas dan memudahkan pengeluaran lendir. Kode ICD-9-CM 96.54 mencakup pemberian obat-obatan melalui nebulizer atau alat bantu pernapasan lainnya.
Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan untuk mengatasi batuk adalah:
- Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyebab (misalnya, kultur sputum)
- Pencitraan diagnostik seperti radiografi dada untuk memeriksa adanya kelainan paru-paru
- Pemberian obat-obatan antitusif, mukolitik, atau bronkodilator sesuai dengan kondisi pasien
Penanganan batuk harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya, serta mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Penatalaksanaan yang tepat akan membantu meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 12998 | 28 Feb 2025
Klinis : muntah, mencret, lemas, nyeri perut Telaahos datang dengan keluhan mencret sejak 3 hari ini, mencret dengan > 6 kali/hari, mual +, muntah + dengan fq > 6 kali, lemas, nyeri perut terutama perut bawah+, tidak selera makan, demam disangkal, os hanya mengeluh meriang Sens : CM KU: lemah Vas: 7 TD: 157/103 HR: 90 RR: 20 Temp: 37,5 SPO2: 97% (room air) Kepala : dbn Mata : cekung +/+ Bibir : mukosa kering + Thorax: Sp: Vesikuler +/+ST : Rhonki -/-Wheezing -/- Jantung : S1-S2 reguler, murmur-, gallop- Abdomen : Soepel, peristaltik + normal nyeri tekan umbilical, iliaca dextra dan sinitrsa, hypogastrium + timpani, Ekstremitas: Akral hangat +/+, CRT>2”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosis Keperawatan:
1. Diare akut (SDKI)
Definisi: Keluarnya feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
Faktor yang Berhubungan: Infeksi bakteri/virus, malabsorpsi, pemberian obat.
Gejala dan Tanda: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses cair/lembek, nyeri abdomen, mual, muntah.
2. Mual (SDKI)
Definisi: Perasaan tidak nyaman di ulu hati yang dapat menimbulkan usaha untuk muntah.
Faktor yang Berhubungan: Infeksi, obat-obatan, nyeri, ansietas.
Gejala dan Tanda: Rasa mual, refleks muntah, peningkatan aliran saliva.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Faktor yang Berhubungan: Kelemahan fisik, penurunan energi.
Gejala dan Tanda: Kelelahan, lemas, keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
4. Nyeri akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor yang Berhubungan: Agen pencedera biologis (infeksi), peradangan.
Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, perubahan tanda vital, perilaku menghindari nyeri.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk mendokumentasikan hasil/luaran dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk mendokumentasikan intervensi keperawatan.
- Standar-standar ini digunakan sebagai acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur. -
Article No. 12999 | 28 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam,nyeri tenggorokan,hidung tersumbat, sakit kepala sejak 1 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Infeksi saluran pernapasan atas.
- Gejala: Demam, hidung tersumbat, sakit kepala.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti itu.
- Penyebab: Infeksi saluran pernapasan atas.
- Gejala: Nyeri tenggorokan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan penyebab yang dialami oleh pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan peningkatan kualitas praktik keperawatan di Indonesia, termasuk dalam pengembangan SDKI, SLKI, dan SIKI. -
Article No. 13000 | 28 Feb 2025
Klinis : Nn G (17th) datang ke poliklinik jiwa karena sejak bencana banjir bandang 2 bulan yang lalu, ia mengalami keluhan selalu teringat kejadian banjir secara berulang-ulang, flashback akan kejadian tersebut, mimpi buruk di malam hari. Setelah bencana, ia selalu menghindari pembicaraan terkait bencana, tidak mau melewati jembatan dan merasa cemas setiap langit terlihat mendung dan gelap. Klien khawatir akan terjadi hujan lebat lagi yang dapat menyebabkan banjir bandang kembali.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Trauma Masa Lalu
Definisi: Pengalaman hidup yang traumatis yang menyebabkan gangguan psikologis yang berkelanjutan.
Karakteristik Utama:
- Mengalami kembali pengalaman traumatis (misalnya, mimpi buruk, flashback)
- Menghindari stimulus yang terkait dengan trauma
- Perasaan terisolasi atau terputus dari orang lain
- Peningkatan stimulasi fisiologis
2. Kecemasan
Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang tidak spesifik atau tidak diketahui dengan tanda-tanda ketegangan fisik.
Karakteristik Utama:
- Merasa khawatir atau takut
- Merasa tegang atau gelisah
- Peningkatan stimulasi fisiologis
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Trauma: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengurangi respon negatif terhadap trauma.
Indikator:
- Mampu mengidentifikasi dan menghindari pemicu trauma
- Mampu beradaptasi dengan perubahan rutinitas akibat trauma
- Mampu menggunakan strategi koping yang efektif
2. Tingkat Kecemasan Terkendali: Kemampuan individu untuk mengendalikan tingkat kecemasan.
Indikator:
- Mampu mengenali tanda-tanda kecemasan
- Mampu menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
- Mampu mengidentifikasi dan menghindari pemicu kecemasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Terapi Kognitif-Perilaku
- Membantu klien mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang maladaptif
- Melatih klien menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi trauma
- Memfasilitasi klien untuk menghindari pemicu trauma dan menghadapi situasi yang menimbulkan kecemasan secara bertahap
2. Edukasi Kesehatan Mental
- Memberikan informasi tentang trauma dan gejala-gejalanya
- Mengajarkan teknik relaksasi (misalnya, napas dalam, visualisasi) untuk mengurangi kecemasan
- Mendiskusikan tentang pentingnya dukungan sosial dan strategi untuk meningkatkan hubungan interpersonal
3. Terapi Kelompok
- Memfasilitasi klien untuk berbagi pengalaman dan perasaan terkait trauma
- Memberikan dukungan dan umpan balik dari anggota kelompok
- Membantu klien mengembangkan strategi koping yang efektif
4. Konseling Individu
- Membantu klien mengeksplorasi perasaan dan pemikiran terkait trauma
- Memfasilitasi klien untuk mengembangkan tujuan dan rencana tindakan yang realistis
- Memberikan dukungan emosional dan motivasi untuk mencapai tujuan
Asuhan keperawatan yang komprehensif dengan menggunakan intervensi-intervensi tersebut diharapkan dapat membantu klien mengatasi trauma masa lalu dan kecemasan yang dialaminya, sehingga dapat mencapai kontrol trauma dan tingkat kecemasan yang terkendali. -
Article No. 13001 | 28 Feb 2025
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam.
Diagnosa Keperawatan:
Hipertermia
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia adalah peningkatan suhu tubuh di atas batas normal, biasanya disebabkan oleh infeksi atau respon inflamasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan hipertermia adalah suhu tubuh kembali normal, tanda-tanda vital stabil, dan tidak ada komplikasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi hipertermia meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala
2. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan
3. Pengaturan suhu lingkungan
4. Pemberian obat antipiretik jika diperlukan
5. Edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen hipertermia
Sebagai seorang perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lainnya untuk melakukan penilaian komprehensif, merumuskan rencana asuhan keperawatan, dan melaksanakan intervensi yang tepat untuk mengatasi hipertermia pada pasien. Tujuan akhirnya adalah mencapai luaran yang diharapkan dan memulihkan kondisi pasien secara optimal. -
Article No. 13002 | 28 Feb 2025
Klinis : demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Diagnosa Keperawatan: Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disebabkan oleh gangguan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
Penyebab Umum:
- Infeksi
- Dehidrasi
- Gangguan sistem imunitas
- Cedera/trauma
- Reaksi obat/medikasi
Karakteristik Mayor:
- Suhu tubuh di atas 38°C
- Kulit hangat dan kemerahan
- Peningkatan denyut nadi
Karakteristik Minor:
- Menggigil
- Sakit kepala
- Rasa tidak nyaman
Rencana Intervensi Keperawatan (SLKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Berikan cairan/hidrasi yang adekuat
3. Berikan obat penurun demam jika indikasi
4. Tingkatkan istirahat dan pertahankan lingkungan yang nyaman
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Demam
2. Manajemen Hipertermia
3. Perawatan Suhu Tubuh
4. Manajemen Cairan
5. Kolaborasi: Pengobatan
Standar ini ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai panduan praktik keperawatan yang berbasis bukti. -
Article No. 13003 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien Ny. N usia 48 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu. Keluhan juga BAB bercampur darah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit lainnya. Namun ada keluarga yang pernah menderita tumor. Hasil pemeriksaan didapatkan kesadaran compos mentis, Td: 111/86 mmHg, N: 106 x/menit, RR: 24x/ menit, S: 36,5oC. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, sklera ikterik, di leher tidak ditemukan pembesaran kelenjar getah bening, membrane mukosa pucat. Hasil pemeriksaan paru simetris kiri dan kanan, suara napas vesikuler. Pemeriksaan jantung, ictus cordis teraba 2 jari di RIC 5 LMCS, auskultasi terdengar bunyi jantung I dan II, bising (-). Hasil pemeriksaan abdomen, tampak distensi, tidak ada bekas luka, terdapat benjolan di bagian kiri bawah ukuran sekitar 4-5 cm, bising usus (+), nyeri tekan (+). Ekstremitas tidak ada kelainan, CRT >3 detik. Pasien mengalami penurunan berat badan, IMT 17,3, tidak nafsu makan sejak 8 bulan belakangan. Pasien juga mengalami BAB tidak teratur, kadang sekali 4 hari akdang sekali seminggu, BAB yang keluar kecil-kecil, seperti kotoran kambing disertai darah dan nyeri saat BAB. Nyeri abdomen terasa menusuk, skala nyeri 8, nyeri hilang timbul. Pasien mengatakan ia memiliki riwayat suka mengkonsumsi daging dan jarang mengkonsumsi sayur dan buah, pasien juga suka mengkomsumsi makanan olahan (fast food). Hasil pemeriksaan penunjang Hb: 7,2 g/dl, leukosit 22.120/mm3, trombosit 284.000/mm3 , Ht 30%, eritrosit 3,8 jt/mm3, MCV 78, MCH 26. Hasil ronxent abdomen terdapat massa pada bagian kiri bawah area sigmoid. Pasien direncanakan untuk tindakan operasi. Pasien mengatakan takut dan cemas untuk dioperasi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien Ny. N, serta luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut (SDKI 2016): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah seperti itu (nyeri). Ditandai dengan keluhan nyeri abdomen bagian bawah, bagian kiri bawah, nyeri memberat 2 hari sebelum masuk rumah sakit, nyeri hilang timbul dirasakan sejak 1 tahun yang lalu, skala nyeri 8.
2. Resiko Perdarahan (SDKI 2016): Rentan mengalami kehilangan darah yang tidak terkontrol. Ditandai dengan keluhan BAB bercampur darah, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 7,2 g/dl (anemia).
3. Gangguan Citra Tubuh (SDKI 2016): Gangguan persepsi dan perasaan tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh yang dikomunikasikan dalam perilaku. Ditandai dengan adanya massa pada bagian kiri bawah area sigmoid yang dapat menyebabkan perubahan citra tubuh pasien.
4. Kecemasan (SDKI 2016): Respon emosional terhadap ancaman yang tidak jelas, tidak spesifik, atau menyebar yang dirasakan individu. Ditandai dengan adanya perasaan takut dan cemas pasien terhadap tindakan operasi yang akan dilakukan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien dapat mengendalikan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
2. Perdarahan Terkendali: Pasien dapat mengendalikan kehilangan darah yang tidak terkontrol.
3. Citra Tubuh Positif: Pasien dapat memiliki persepsi dan perasaan yang positif tentang ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuhnya.
4. Kecemasan Terkendali: Pasien dapat mengendalikan respon emosional terhadap ancaman yang tidak jelas, tidak spesifik, atau menyebar yang dirasakan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
- Pantau respon pasien terhadap terapi nyeri
2. Manajemen Perdarahan:
- Kaji tanda-tanda perdarahan
- Berikan dukungan cairan dan produk darah sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan medis yang diperlukan
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda-tanda perdarahan
3. Peningkatan Citra Tubuh:
- Kaji persepsi pasien tentang citra tubuhnya
- Berikan dukungan emosional dan informasi terkait kondisi pasien
- Libatkan pasien dalam perawatan diri untuk meningkatkan kepercayaan diri
- Bantu pasien untuk beradaptasi dengan perubahan citra tubuh
4. Manajemen Kecemasan:
- Kaji tingkat kecemasan pasien
- Berikan informasi yang jelas mengenai tindakan yang akan dilakukan
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi kecemasan
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional
Penjelasan di atas diberikan dengan tone akademis, persona pakar, dan perspektif perawat. Semoga informasi ini bermanfaat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien Ny. N. -
Article No. 13004 | 28 Feb 2025
Klinis : Seorang pasien mengeluh nyeri perut dialami sejak beberapa hari nyeri ulu hati dan nyeri perut dibagian bawah, mual dan lemas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda gambarkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada saluran pencernaan, ditandai dengan keluhan nyeri perut, nyeri ulu hati, dan nyeri pada bagian bawah perut.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut dicirikan dengan keluhan nyeri yang tiba-tiba, intensitas nyeri berubah-ubah, nyeri dapat dideskripsikan dengan jelas, dan adanya faktor pencetus nyeri.
- Penyebab nyeri akut dapat berupa proses patologis pada organ atau sistem tubuh, salah satunya pada saluran pencernaan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melaporkan berkurangnya nyeri, menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif, dan mendemonstrasikan perilaku untuk mencegah atau mengurangi nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pengkajian nyeri, manajemen nyeri (farmakologi dan non-farmakologi), serta edukasi pasien dan keluarga terkait manajemen nyeri.
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda gambarkan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada saluran pencernaan". Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI di atas dapat menjadi panduan dalam proses asuhan keperawatan untuk mengatasi kondisi tersebut. -
Article No. 13005 | 28 Feb 2025
Klinis : Seorang pasien mengeluh nyeri perut dialami sejak beberapa hari nyeri ulu hati dan nyeri perut dibagian bawah, mual dan lemas
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang dikeluhkan pasien, yaitu nyeri perut, nyeri ulu hati, nyeri bagian bawah perut, mual, dan lemas, maka diagnosis yang mungkin sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K30
- Deskripsi: Dispepsia
Dispepsia merupakan kondisi umum yang ditandai dengan gejala-gejala seperti rasa tidak nyaman atau nyeri di perut, termasuk nyeri ulu hati dan nyeri bagian bawah perut, serta gejala lain seperti mual dan lemas. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, stres, atau masalah pencernaan lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.13
- Deskripsi: Gastroduodenoskopi, dengan biopsipengambilan sampel jaringan
Dalam kasus ini, untuk menegakkan diagnosis dan mengetahui penyebab gejala dispepsia, dokter mungkin akan melakukan prosedur gastroduodenoskopi. Prosedur ini melibatkan penggunaan endoskop untuk memeriksa bagian atas saluran pencernaan, termasuk lambung dan duodenum, serta pengambilan sampel jaringan (biopsi) jika diperlukan untuk analisis lebih lanjut.
Pemeriksaan dan penatalaksanaan lebih lanjut akan bergantung pada hasil temuan dari prosedur gastroduodenoskopi serta evaluasi klinis secara menyeluruh oleh dokter yang merawat pasien. -
Article No. 13006 | 28 Feb 2025
Klinis : Seorang pasien mengeluh nyeri perut dialami sejak beberapa hari nyeri ulu hati dan nyeri perut dibagian bawah, mual dan lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah "Nyeri Akut". Pasien mengeluhkan nyeri perut, nyeri ulu hati, dan nyeri perut bagian bawah, yang merupakan gejala-gejala dari nyeri akut. Selain itu, pasien juga mengalami mual dan lemas, yang dapat menjadi komplikasi dari nyeri akut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
2. Pasien dapat menunjukkan perilaku yang mengarah pada manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat mengatasi mual dan peningkatan kenyamanan.
4. Pasien dapat menunjukkan peningkatan tingkat energi.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Pengkajian nyeri komprehensif
- Mengkaji karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, intensitas, durasi, dan faktor yang mempengaruhi)
- Mengkaji respons pasien terhadap nyeri (fisiologis, perilaku, dan kognitif)
2. Manajemen nyeri
- Memberikan analgesik sesuai indikasi dan atas instruksi tenaga kesehatan
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (distraksi, relaksasi, terapi panas/dingin)
- Memantau efektivitas intervensi dan respons pasien terhadap nyeri
3. Manajemen mual dan muntah
- Memberikan antiemetik sesuai indikasi dan atas instruksi tenaga kesehatan
- Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi mual (relaksasi, distraksi)
- Memantau intake dan output cairan pasien
4. Peningkatan energi
- Mengatur dan mengoptimalkan aktivitas dan istirahat pasien
- Memberikan dukungan nutrisi yang adekuat
- Memantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap aktivitas
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI "Nyeri Akut" dipilih karena pasien mengeluhkan gejala-gejala yang sesuai dengan definisi dari diagnosa tersebut, yaitu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut (International Council of Nurses, 2019). Nyeri perut, nyeri ulu hati, dan nyeri perut bagian bawah merupakan manifestasi dari nyeri akut yang dialami pasien.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mengacu pada SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Penurunan intensitas nyeri, kemampuan pasien dalam mengelola nyeri, manajemen mual yang efektif, dan peningkatan energi merupakan luaran yang penting untuk dicapai agar pasien dapat mencapai kondisi yang lebih baik.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mengacu pada SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Pengkajian nyeri yang komprehensif, manajemen nyeri farmakologis dan nonfarmakologis, manajemen mual dan muntah, serta peningkatan energi merupakan intervensi-intervensi yang penting untuk dilakukan agar pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan.