Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 12988 | 28 Feb 2025
Klinis : Tn. M berumur 29 tahun, beragama Islam, masuk RSJ dengan keluhan sering berbicara sendiri, dan marah tanpa alasan bahkan sering lepas kendali sehingga hampir mencederai orang lain karena sulit mengontrol perilaku kekerasan yang dilaporkan oleh keluarga. Tn. M merupakan anak kedua dari 4 bersaudara yang tinggal bersama ayah kandung dan ibu pasien telah meninggal 1 tahun yang lalu. Tn.M tidak bekerja sehingga ia merasa frustasi karena harus hidup bergantung pada ayahnya. Rasa frustasinya tersebut menyebabkan ia memilih untuk menggunakan NAPZA. Tn.M mengatakan bahwa sering mendengarkan suara bisikan yang menyuruhnya untuk menyerang orang lain. Keluarga menyatakan bahwa tidak ada keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Pada saat pengkajian, pasien tampak menghindari kontak mata dan didapati pasien bicara sendiri dan sering melamun dengan TD : 120/70 mm/Hg N : 82 ×/ menit S : 36.7 ℃ P : 16 ×/ menit, TB : 165 cm BB : 51 Kg. Tn.M juga tidak memiliki keluhan fisik.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk Tn. M:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Halusinasi Pendengaran
3. Isolasi Sosial
Penjelasan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan
- SLKI: Kontrol Perilaku, Manajemen Agresi
- SIKI: Terapi Perilaku, Manajemen Lingkungan, Edukasi Pencegahan Risiko
Tn. M menunjukkan tanda-tanda perilaku kekerasan seperti sering marah tanpa alasan dan hampir mencederai orang lain karena sulit mengontrol perilakunya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi perilaku, manajemen lingkungan, dan edukasi pencegahan risiko untuk membantu Tn. M dalam mengontrol perilaku kekerasan.
2. Halusinasi Pendengaran
- SDKI: Halusinasi Pendengaran
- SLKI: Kontrol Halusinasi, Manajemen Sensori
- SIKI: Terapi Realitas, Terapi Okupasi, Relaksasi
Tn. M melaporkan sering mendengarkan suara bisikan yang menyuruhnya untuk menyerang orang lain. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi realitas, terapi okupasi, dan relaksasi untuk membantu Tn. M mengendalikan halusinasi pendengaran yang dialaminya.
3. Isolasi Sosial
- SDKI: Isolasi Sosial
- SLKI: Interaksi Sosial, Sosialisasi
- SIKI: Terapi Kelompok, Bimbingan Keluarga, Sosialisasi
Tn. M tampak menghindari kontak mata dan sering melamun, yang dapat menggambarkan adanya isolasi sosial. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memberikan terapi kelompok, bimbingan keluarga, dan sosialisasi untuk membantu Tn. M meningkatkan interaksi dan sosialisasi dengan orang lain.
Dengan memahami diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan jiwa di Indonesia. -
Article No. 12991 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien mengatakan pernah menderita penyakit herpes dan infeksi pada hidung, tenggorokan dan telinga Pasien terlihat gelisah dan menahan rasa nyeri pada ekstremitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut
- SDKI: Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI: Manajemen Nyeri
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan pasien.
2. Risiko infeksi
- SDKI: Risiko Infeksi adalah rentan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pencegahan Infeksi
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi pada pasien.
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri Akut:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda gelisah dan menahan rasa nyeri pada ekstremitas, yang mengindikasikan adanya nyeri akut.
- Perawat perlu melakukan intervensi untuk menilai, memantau, dan mengelola nyeri yang dialami pasien, serta memberikan terapi yang sesuai untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri.
2. Risiko Infeksi:
- Pasien memiliki riwayat infeksi pada hidung, tenggorokan, dan telinga, serta riwayat penyakit herpes, yang meningkatkan risiko infeksi.
- Perawat perlu melakukan intervensi untuk mencegah atau mengurangi risiko terjadinya infeksi, seperti pemantauan tanda-tanda infeksi, higiene personal, dan pemberian edukasi kepada pasien mengenai pencegahan infeksi.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus merujuk pada standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 12992 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien mengatakan pernah menderita penyakit herpes dan infeksi pada hidung, tenggorokan dan telinga Pasien terlihat gelisah dan menahan rasa nyeri pada ekstremitas etiologi : virus herpes simpleks
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Berhubungan dengan Riwayat Infeksi Herpes Simpleks
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien memiliki riwayat penyakit herpes simpleks dan infeksi pada hidung, tenggorokan, serta telinga. Hal ini meningkatkan risiko terjadinya infeksi baru atau reaktivasi infeksi herpes simpleks. Pasien juga terlihat gelisah dan menahan rasa nyeri pada ekstremitas, yang dapat menjadi tanda-tanda awal terjadinya infeksi.
Sesuai dengan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosa keperawatan ini dapat ditegakkan dengan karakteristik utama berupa:
- Riwayat infeksi herpes simpleks
- Tanda-tanda infeksi (seperti gelisah dan nyeri pada ekstremitas)
- Potensi terjadinya infeksi baru atau reaktivasi infeksi herpes simpleks
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
- Pemantauan tanda-tanda vital dan tanda-tanda infeksi
- Pemberian terapi antiviral sesuai dengan indikasi
- Edukasi mengenai pencegahan dan pengelolaan infeksi herpes simpleks
- Manajemen nyeri dan kecemasan yang menyertai kondisi tersebut. -
Article No. 12993 | 28 Feb 2025
Klinis : Pasien mengatakan pernah menderita penyakit herpes dan infeksi pada hidung, tenggorokan dan telinga Pasien terlihat gelisah dan menahan rasa nyeri pada ekstremitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis infeksi pada hidung, tenggorokan, dan telinga.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan berkurangnya rasa nyeri, pasien dapat mengenali faktor-faktor yang memperberat dan memperingan nyeri, serta pasien dapat mendemonstrasikan teknik-teknik manajemen nyeri yang efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemberian analgesik, terapi kompres hangat/dingin, teknik relaksasi, distraksi, dan edukasi manajemen nyeri kepada pasien.
Selain itu, pasien juga perlu dievaluasi terkait tanda-tanda infeksi pada hidung, tenggorokan, dan telinga, serta diberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi infeksi tersebut.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda paparkan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 12994 | 28 Feb 2025
Klinis : DS: Pasien mengatakan tenggorokan terasa nyeri serta kepala terasa sakit seperti ditusuk DO: -Pasien mengalami penigkatan suhu hingga 40 °C yang disertai kejang-kejang DS: Pasien mengatakan pernah menderita penyakit herpes dan infeksi pada hidung, tenggorokan dan telinga DO: Pasien terlihat gelisah dan menahan rasa nyeri pada ekstremitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia berhubungan dengan infeksi akut, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh hingga 40°C dan kejang-kejang.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipertermia didefinisikan sebagai peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal sebagai respons terhadap stimulus panas atau infeksi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan hipertermia antara lain suhu tubuh kembali normal, tidak ada tanda-tanda komplikasi, dan tidak ada keluhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengukur dan memantau suhu tubuh, memberikan kompres dingin, mengatur asupan cairan, dan mengobati penyebab infeksi.
Selain itu, berdasarkan keluhan dan temuan fisik yang Anda sampaikan, pasien juga dapat mengalami:
2. Nyeri tenggorokan berhubungan dengan infeksi akut pada tenggorokan, ditandai dengan keluhan nyeri pada tenggorokan.
3. Kecemasan berhubungan dengan nyeri akut, ditandai dengan pasien terlihat gelisah dan menahan rasa nyeri.
Perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, memberikan intervensi keperawatan yang sesuai, serta memantau respon pasien terhadap intervensi yang diberikan. -
Article No. 12995 | 28 Feb 2025
Klinis : pasien post op laparascopy app hari ke 2, pasien nyeri tampak meringis kesakitan, luka kering, belum bisa bab dari setelah operasi, makan mau, minum mau, badan merasa lemah, tidak bisa beraktifitas. tiduran terus
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berikut saya sampaikan diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien post op laparascopy appendectomy hari ke-2:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka post op) ditandai dengan pasien tampak meringis kesakitan.
2. Mobilitas fisik terganggu berhubungan dengan kelemahan umum ditandai dengan pasien tidak bisa beraktivitas dan hanya bisa berbaring terus-menerus.
3. Konstipasi berhubungan dengan penurunan aktivitas usus setelah pembedahan ditandai dengan pasien belum bisa BAB sejak operasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang dari skala 7 menjadi skala 3.
2. Mobilitas Fisik Membaik: Pasien dapat melakukan aktivitas perawatan diri secara mandiri.
3. Eliminasi Usus Membaik: Pasien dapat BAB secara teratur.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Intervensi untuk Nyeri Terkontrol:
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus).
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter.
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, terapi dingin/panas, dan distraksi.
d. Monitoring tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
2. Intervensi untuk Mobilitas Fisik Membaik:
a. Lakukan pengkajian mobilitas fisik pasien, termasuk kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Bantu pasien melakukan latihan gerak sesuai dengan kondisi dan toleransinya, seperti pergerakan sendi dan latihan ambulasi.
c. Ajarkan pasien dan keluarga teknik latihan gerak yang aman dan dapat dilakukan di rumah.
d. Berikan dukungan psikologis untuk memotivasi pasien agar aktif bergerak.
3. Intervensi untuk Eliminasi Usus Membaik:
a. Lakukan pengkajian pola eliminasi usus pasien, termasuk frekuensi, konsistensi, dan kesulitan BAB.
b. Berikan diet yang sesuai, seperti meningkatkan asupan cairan dan serat.
c. Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan sesuai toleransi.
d. Berikan laksatif atau obat-obatan pencahar sesuai resep dokter.
e. Ajarkan teknik relaksasi perut untuk memfasilitasi defekasi.
Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Terima kasih. -
Article No. 12996 | 28 Feb 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi batuk.
Diagnosa Keperawatan:
Batuk (Cough)
Definisi: Produksi suara yang tidak disengaja dan kuat yang dihasilkan oleh kontraksi otot pernapasan yang tiba-tiba, yang berfungsi untuk membersihkan jalan napas dari benda asing, sekret, atau iritasi.
Penyebab Utama:
1. Iritasi atau peradangan pada jalan napas
2. Infeksi pada saluran pernapasan
3. Gangguan pada mekanisme batuk
SDKI:
- Domain: Nutrisi Metabolik
- Kelas: Respons Pernapasan
SLKI:
- Luaran Utama: Bebas Batuk
- Luaran Terkait: Pengendalian Batuk, Klirens Jalan Napas
SIKI:
- Intervensi Utama: Manajemen Batuk
- Intervensi Terkait: Fisioterapi Pernapasan, Edukasi Kesehatan
Penjelasan Singkat:
Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang penting untuk membersihkan jalan napas dari benda asing, sekret, atau iritasi. Diagnosa keperawatan ini berfokus pada upaya untuk mengelola batuk, meningkatkan klirens jalan napas, dan mengurangi gejala yang menyertai. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pengaturan posisi, pemberian terapi inhalasi, fisioterapi pernapasan, dan edukasi pasien mengenai manajemen batuk yang efektif. -
Article No. 12997 | 28 Feb 2025
Klinis : batuk
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis batuk, serta kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R05
- Deskripsi: Batuk
Batuk adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi medis, seperti infeksi saluran pernapasan, asma, atau penyakit paru-paru lainnya. Kode ICD-10 R05 mencakup semua jenis batuk, termasuk batuk produktif, batuk kering, dan batuk paroksismal.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 96.54
- Deskripsi: Pemberian terapi nebulisasi
Dalam beberapa kasus batuk, dokter mungkin merekomendasikan pemberian terapi nebulisasi untuk membantu melembabkan jalan napas dan memudahkan pengeluaran lendir. Kode ICD-9-CM 96.54 mencakup pemberian obat-obatan melalui nebulizer atau alat bantu pernapasan lainnya.
Selain itu, tindakan lain yang mungkin dilakukan untuk mengatasi batuk adalah:
- Pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi penyebab (misalnya, kultur sputum)
- Pencitraan diagnostik seperti radiografi dada untuk memeriksa adanya kelainan paru-paru
- Pemberian obat-obatan antitusif, mukolitik, atau bronkodilator sesuai dengan kondisi pasien
Penanganan batuk harus disesuaikan dengan penyebab dan tingkat keparahannya, serta mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Penatalaksanaan yang tepat akan membantu meredakan gejala dan mencegah komplikasi yang mungkin timbul. -
Article No. 12998 | 28 Feb 2025
Klinis : muntah, mencret, lemas, nyeri perut Telaahos datang dengan keluhan mencret sejak 3 hari ini, mencret dengan > 6 kali/hari, mual +, muntah + dengan fq > 6 kali, lemas, nyeri perut terutama perut bawah+, tidak selera makan, demam disangkal, os hanya mengeluh meriang Sens : CM KU: lemah Vas: 7 TD: 157/103 HR: 90 RR: 20 Temp: 37,5 SPO2: 97% (room air) Kepala : dbn Mata : cekung +/+ Bibir : mukosa kering + Thorax: Sp: Vesikuler +/+ST : Rhonki -/-Wheezing -/- Jantung : S1-S2 reguler, murmur-, gallop- Abdomen : Soepel, peristaltik + normal nyeri tekan umbilical, iliaca dextra dan sinitrsa, hypogastrium + timpani, Ekstremitas: Akral hangat +/+, CRT>2”
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat digunakan:
Diagnosis Keperawatan:
1. Diare akut (SDKI)
Definisi: Keluarnya feses cair atau lembek dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari.
Faktor yang Berhubungan: Infeksi bakteri/virus, malabsorpsi, pemberian obat.
Gejala dan Tanda: Frekuensi buang air besar meningkat, konsistensi feses cair/lembek, nyeri abdomen, mual, muntah.
2. Mual (SDKI)
Definisi: Perasaan tidak nyaman di ulu hati yang dapat menimbulkan usaha untuk muntah.
Faktor yang Berhubungan: Infeksi, obat-obatan, nyeri, ansietas.
Gejala dan Tanda: Rasa mual, refleks muntah, peningkatan aliran saliva.
3. Intoleransi aktivitas (SDKI)
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari.
Faktor yang Berhubungan: Kelemahan fisik, penurunan energi.
Gejala dan Tanda: Kelelahan, lemas, keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
4. Nyeri akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor yang Berhubungan: Agen pencedera biologis (infeksi), peradangan.
Gejala dan Tanda: Keluhan nyeri, perubahan tanda vital, perilaku menghindari nyeri.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mendokumentasikan diagnosis keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk mendokumentasikan hasil/luaran dari asuhan keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang dikembangkan oleh PPNI untuk mendokumentasikan intervensi keperawatan.
- Standar-standar ini digunakan sebagai acuan dalam praktik keperawatan di Indonesia untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan terukur. -
Article No. 12999 | 28 Feb 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam,nyeri tenggorokan,hidung tersumbat, sakit kepala sejak 1 hari yang lalu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Infeksi saluran pernapasan atas.
- Gejala: Demam, hidung tersumbat, sakit kepala.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti itu.
- Penyebab: Infeksi saluran pernapasan atas.
- Gejala: Nyeri tenggorokan.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan berdasarkan gejala dan penyebab yang dialami oleh pasien.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang dilakukan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi profesi perawat di Indonesia yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan peningkatan kualitas praktik keperawatan di Indonesia, termasuk dalam pengembangan SDKI, SLKI, dan SIKI.