Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15009 | 07 Apr 2025
Klinis : DS : 1) Warga mengatakan sering melihat remaja kumpul-kumpul melakukan pesta minuman keras. 2) Warga melihat remaja berjalan sempoyongan, mata cekung dan merah dan keadaan kacau. DO: 1) Terdapat data 30% remaja pernah mengunakan minuman beralkohol, sabu-sabu 2) 20% pernah terlibat dalam perkelahian dan tawuran. 3) Adanya dukungan akses yang mudah untuk mendapatkan minuman keras. 4) Saat bersih desa terdapat botol bekas minuman alcohol di tempat kumpul remaja.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko penyalahgunaan zat
Definisi: Risiko untuk terlibat dalam pola penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dari zat atau bahan yang dapat menimbulkan efek negatif.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko penyalahgunaan zat merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang mengidentifikasi adanya kemungkinan atau potensi seseorang untuk terlibat dalam pola penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dari zat atau bahan yang dapat menimbulkan efek negatif.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan perilaku yang menghindari penyalahgunaan zat dan mengembangkan strategi koping yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pendidikan kesehatan tentang risiko penyalahgunaan zat, identifikasi faktor-faktor pencetus, pengembangan keterampilan koping, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
2. Risiko kekerasan komunitas
Definisi: Risiko untuk terlibat dalam perilaku agresif atau berbahaya terhadap orang lain di dalam komunitas.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Risiko kekerasan komunitas mengidentifikasi adanya potensi seseorang atau kelompok untuk terlibat dalam perilaku agresif atau berbahaya terhadap orang lain di dalam komunitas.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat menunjukkan perilaku yang aman dan nonagresif dalam berinteraksi dengan orang lain di komunitas.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain pengembangan keterampilan komunikasi dan koping yang efektif, pemberian pendidikan kesehatan tentang dampak negatif kekerasan, serta kolaborasi dengan pihak terkait untuk menciptakan lingkungan yang aman.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan faktor-faktor risiko yang ada, seperti akses mudah terhadap minuman keras, kurangnya pengawasan dan edukasi dari lingkungan, serta kemungkinan adanya masalah psikososial lainnya pada remaja. Peran perawat adalah memberikan intervensi yang komprehensif untuk mencegah dan mengatasi masalah penyalahgunaan zat dan kekerasan komunitas pada remaja. -
Article No. 15010 | 07 Apr 2025
Klinis : DS : 1) Warga mengatakan sering melihat remaja kumpul-kumpul melakukan pesta minuman keras. 2) Warga melihat remaja berjalan sempoyongan, mata cekung dan merah dan keadaan kacau. DO: 1) Terdapat data 30% remaja pernah mengunakan minuman beralkohol, sabu-sabu 2) 20% pernah terlibat dalam perkelahian dan tawuran. 3) Adanya dukungan akses yang mudah untuk mendapatkan minuman keras. 4) Saat bersih desa terdapat botol bekas minuman alcohol di tempat kumpul remaja.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F10.1
- Deskripsi: Sindrom ketergantungan alkohol
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.63
- Deskripsi: Konseling terkait penyalahgunaan zat
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 F10.1 (Sindrom ketergantungan alkohol) sesuai dengan gejala yang ditemukan, yaitu warga melihat remaja yang sering melakukan pesta minuman keras dan menunjukkan tanda-tanda intoksikasi alkohol seperti berjalan sempoyongan, mata cekung dan merah, serta keadaan kacau.
2. Kode ICD-9-CM 94.63 (Konseling terkait penyalahgunaan zat) dapat dipertimbangkan sebagai prosedur/tindakan medis yang sesuai untuk menangani kondisi tersebut. Konseling dapat dilakukan untuk memberikan intervensi dan edukasi kepada remaja yang terlibat dalam penyalahgunaan alkohol dan narkoba, serta mempromosikan gaya hidup yang sehat.
Selain itu, berdasarkan data yang diberikan, terdapat prevalensi tinggi penggunaan minuman beralkohol dan narkoba di kalangan remaja, serta adanya dukungan akses yang mudah untuk mendapatkan minuman keras. Ini mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan intervensi komprehensif, termasuk promosi kesehatan, pencegahan, dan pemberdayaan masyarakat, untuk mengatasi permasalahan ini secara lebih efektif. -
Article No. 15011 | 07 Apr 2025
Klinis : DS : 1) Warga mengatakan sering melihat remaja kumpul-kumpul melakukan pesta minuman keras. 2) Warga melihat remaja berjalan sempoyongan, mata cekung dan merah dan keadaan kacau. DO: 1) Terdapat data 30% remaja pernah mengunakan minuman beralkohol, sabu-sabu 2) 20% pernah terlibat dalam perkelahian dan tawuran. 3) Adanya dukungan akses yang mudah untuk mendapatkan minuman keras. 4) Saat bersih desa terdapat botol bekas minuman alcohol di tempat kumpul remaja.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, kondisi tersebut dapat diidentifikasi dengan diagnosa keperawatan Risiko Penyalahgunaan Zat menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia). Berikut penjelasan singkatnya:
SDKI:
Diagnosis Keperawatan: Risiko Penyalahgunaan Zat
Definisi: Rentan terhadap penggunaan zat psikoaktif yang dapat menimbulkan dampak merugikan secara fisik, psikologis, sosial, dan spiritual.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran Keperawatan yang terkait:
1. Kontrol Penggunaan Zat
2. Perilaku Kesehatan
3. Kesejahteraan Psikologis
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Risiko Penyalahgunaan Zat
2. Konseling Pencegahan Penyalahgunaan Zat
3. Terapi Kelompok Penyalahgunaan Zat
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat risiko penyalahgunaan zat pada remaja di wilayah tersebut. Hal ini terlihat dari adanya perilaku minum-minuman keras, penggunaan narkoba, dan terlibat dalam tindak kekerasan. Perlu dilakukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mencegah dan mengelola risiko penyalahgunaan zat pada remaja, seperti manajemen risiko, konseling, dan terapi kelompok. -
Article No. 15012 | 07 Apr 2025
Klinis : muntah 10x hari ini sejak sore setiap makan dan minum. BAB cair -, demam -
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yakni:
- Muntah 10 kali dalam sehari sejak sore, setiap kali makan dan minum
- BAB cair
- Demam
Maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
Risiko Ketidakseimbangan Cairan
Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan asam-basa yang dapat mengganggu fungsi tubuh.
Faktor Risiko:
- Muntah
- Diare
- Demam
2. Luaran Keperawatan (SLKI):
Keseimbangan Cairan
Definisi: Kondisi di mana individu mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang adekuat.
Indikator:
- Intake dan output cairan seimbang
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Manajemen Cairan
Definisi: Tindakan pemberian, pengaturan, dan pemantauan cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
Aktivitas:
- Kaji intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda vital
- Berikan cairan sesuai kebutuhan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan
b. Manajemen Mual dan Muntah
Definisi: Tindakan untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan perasaan ingin muntah dan muntah aktual.
Aktivitas:
- Kaji penyebab mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Anjurkan teknik relaksasi
- Berikan makanan dan minuman yang dapat ditoleransi
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakseimbangan Cairan" mengidentifikasi kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan asam-basa. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti muntah, diare, dan demam yang dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh.
Luaran keperawatan "Keseimbangan Cairan" menggambarkan kondisi di mana individu mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang adekuat, yang dapat diukur melalui indikator-indikator seperti intake dan output cairan yang seimbang, tanda-tanda vital dalam batas normal, serta tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain Manajemen Cairan untuk menjaga keseimbangan cairan dan Manajemen Mual dan Muntah untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan gejala mual dan muntah. Aktivitas-aktivitas dalam intervensi ini mencakup pengkajian, pemberian terapi, dan pemantauan. -
Article No. 15013 | 07 Apr 2025
Klinis : HNP
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang terkait dengan kondisi Hernia Nukleus Pulposus (HNP).
1. Kode ICD-10:
- Kode: M51.2
- Deskripsi: Lainnya Hernia Nukleus Pulposus Lumbar dan Lainnya Diskopati Lumbar
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 80.51
- Deskripsi: Diskektomi, Lumbago
Penjelasan:
- Kode ICD-10 M51.2 digunakan untuk mengkodekan kondisi Hernia Nukleus Pulposus (HNP), yang merupakan kondisi di mana pada diskus intervertebralis terjadi prolaps atau herniasi dari inti pulposus (nukleus pulposus) yang menekan akar saraf atau struktur lainnya.
- Kode ICD-9-CM 80.51 digunakan untuk mengkodekan prosedur diskektomi, yang merupakan tindakan pembedahan untuk mengeluarkan diskus yang herniasi atau bagian dari diskus yang menekan struktur saraf.
Sebagai dokter atau perekam medis, kode-kode ini digunakan untuk mengkodekan diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan pada pasien dengan kondisi HNP, sehingga dapat membantu dalam dokumentasi medis, tagihan, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 15015 | 07 Apr 2025
Klinis : Demam naik turun 5 hari ini TelaahPasien mengeluhkan demam naik turun selama 5 hari ini, cenderung tinggi di malam hingga pagi hari. Pasien menggigil (+), mual (+), muntah (-), sakit kepala (+), batuk (+) kering, pilek (-), nyeri menelan (+), mencret (-), BAK dbn. Terdapat ruam disertai bintik kemerahan di daerah wajah, leher, dada dan punggung, gatal (-), mncul sudah 3 hari ini. RPT : Tifoid RPO : Paracetamol, ciprofloxacin Riwayat Penyakit Dahulutifoid OGCS : 15 (E4V5M6) TD : 129/80 mmHg HR : 109 x/menit, kuat, teratur RR : 20 x/menit, teratur Temp : 40 C Spo2 : 98 room air VAS : 7 Pemeriksaan Fisik : Kepala: Ruam kemerahan Mata : Pupil Isokor, RC +/+, CA -/-, SI -/- Lidah : Coated Tongue (-), Leher: KGB dbn dan tiroid dbn, TVJ : R-2 cm H2O. Thoraks: Paru-paru: Simetris, Vesikuler +/+, rhonki-/-, wheezing-/- Jantung: S1/S2 regular, murmur (-), gallop (-) Abdomen: Simetris, Soepel, Peristaltik (+), NTE (+),H/L ttb. Nyeri ketok CVA (-/-) Ekstremitas : Akral hangat, kekuatan motorik - /- , oedema pretibial -/- , CRT < 2 detik, sianosis (-). Genital : tdp
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia akut berhubungan dengan proses infeksi tifoid
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Hipertermia akut adalah kenaikan suhu tubuh di atas kisaran normal secara tiba-tiba.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu tubuh dalam kisaran normal
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak ada komplikasi akibat hipertermia
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitor suhu tubuh secara berkala
2. Berikan terapi antipiretik sesuai instruksi medis
3. Pertahankan intake cairan yang adekuat
4. Berikan kompres hangat/dingin sesuai kebutuhan
5. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen hipertermia
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang muncul adalah Hipertermia akut berhubungan dengan proses infeksi tifoid. Pasien mengalami demam naik turun selama 5 hari, disertai gejala lain seperti menggigil, sakit kepala, batuk kering, dan ruam kulit. Riwayat penyakit tifoid sebelumnya juga menjadi faktor penyebab. -
Article No. 15016 | 07 Apr 2025
Klinis : Klien mengeluhkan bercak darah kecoklatan keluar dari vagina sejak 2 hari yang lalu, klien merasa khawatir akan kondisi janinnya, ttv dalam batas normal, usia kehamilan 10 Minggu, djj tidak ada, pemeriksaan USG: tampak kantung kehamilan tanpa adanya janin
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu klien mengeluhkan bercak darah kecoklatan keluar dari vagina sejak 2 hari yang lalu, merasa khawatir akan kondisi janinnya, dengan usia kehamilan 10 minggu, tidak terdengar denyut jantung janin, serta pemeriksaan USG yang menunjukkan adanya kantung kehamilan tanpa adanya janin, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Keguguran (00177)
Definisi: Vulnerabilitas terhadap pengakhiran kehamilan yang tidak diinginkan sebelum janin dapat hidup di luar rahim, yang dapat membahayakan kesehatan.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan klien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Stabilitas Emosional Meningkat (1212)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengelola respons emosional terhadap situasi atau peristiwa.
2. Pengetahuan tentang Kehamilan Meningkat (1859)
Definisi: Pemahaman individu tentang proses kehamilan.
3. Koping Efektif (1302)
Definisi: Kemampuan untuk mengelola stresor, perubahan, atau tantangan secara tepat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Dukungan Emosional (5270)
Definisi: Pemberian semangat, empati, dan kepedulian kepada individu.
Aktivitas:
- Mendengarkan secara aktif untuk memahami perasaan klien
- Mengekspresikan empati dan kepedulian terhadap kekhawatiran klien
- Membantu klien mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial
2. Manajemen Kehamilan (6960)
Definisi: Pemberian asuhan yang bertujuan untuk membantu individu selama kehamilan.
Aktivitas:
- Memberikan informasi tentang tanda-tanda komplikasi kehamilan
- Menjelaskan pentingnya mengikuti pemeriksaan kehamilan secara teratur
- Mengajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan
3. Dukungan Pengambilan Keputusan (5250)
Definisi: Pemberian informasi dan bantuan untuk memfasilitasi pembuatan keputusan.
Aktivitas:
- Membantu klien mengidentifikasi opsi-opsi yang tersedia
- Mendiskusikan konsekuensi dari setiap pilihan
- Mendukung klien dalam membuat keputusan yang terbaik bagi dirinya
Penjelasan yang lebih rinci dapat diberikan jika diperlukan. Silakan tanyakan jika ada hal-hal yang kurang jelas. -
Article No. 15017 | 07 Apr 2025
Klinis : Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, hematokrit meningkat
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urin menurun, dan hematokrit meningkat, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Hipovolemia
Hipovolemia adalah kondisi kekurangan volume cairan di dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti perdarahan, dehidrasi, atau gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
Luaran/Output yang Diharapkan SLKI:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk frekuensi nadi, tekanan darah, dan volume urin yang membaik.
2. Keseimbangan Cairan: Pasien akan menunjukkan peningkatan turgor kulit, membran mukosa yang lembab, dan hematokrit yang menurun, menandakan perbaikan status cairan.
3. Perfusi Jaringan: Pasien akan menunjukkan peningkatan perfusi jaringan yang ditandai dengan nadi perifer yang kuat dan hangat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Lakukan pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk frekuensi nadi, tekanan darah, dan volume urin, untuk mengevaluasi status hemodinamik pasien.
2. Manajemen Cairan: Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan pasien untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit. Pantau intake dan output cairan secara ketat.
3. Pengkajian Perfusi Jaringan: Lakukan pengkajian perfusi jaringan, termasuk pemeriksaan nadi perifer, suhu ekstremitas, dan warna kulit, untuk menilai perbaikan perfusi.
4. Edukasi Pasien dan Keluarga: Edukasikan pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga hidrasi, mengenali tanda-tanda dehidrasi, dan pentingnya mematuhi regimen pengobatan.
5. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan: Berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya, seperti dokter dan ahli gizi, untuk menentukan rencana perawatan yang komprehensif.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan "Hipovolemia" dipilih karena gejala-gejala yang Anda deskripsikan, seperti frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, dan volume urin menurun, menunjukkan adanya kekurangan volume cairan di dalam tubuh.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan mencakup stabilitas hemodinamik, keseimbangan cairan, dan perbaikan perfusi jaringan. Hal ini bertujuan untuk mengatasi kondisi hipovolemia dan memastikan pasien mencapai kondisi yang optimal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, manajemen cairan, pengkajian perfusi jaringan, edukasi pasien dan keluarga, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk memperbaiki status cairan, mempertahankan stabilitas hemodinamik, dan meningkatkan perfusi jaringan pada pasien.
Jadi, dalam kondisi yang Anda deskripsikan, pendekatan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal bagi pasien. -
Article No. 15018 | 07 Apr 2025
Klinis : Faktor risiko pada penyakit aneurisma, gangguan gastrointestinal (misalnya ulkus lambung, polip, varises), gangguan fungsi hati (misalnya sirosis hepatis), komplikasi kehamilan (misalnya ketuban pecah sebelum waktunya), komplikasi pasca partum (misalnya atoni uterus, retensi plasenta), gangguan koagulasi (misalnya trombositopenia), efek agen farmakologis, tindakan pembedahan, trauma, kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan, proses keganasan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut:
1. Risiko Perdarahan
- Definisi: Situasi di mana individu berisiko mengalami hilangnya darah dalam jumlah berlebihan dari sistem vaskuler.
- Faktor Risiko: Penyakit aneurisma, gangguan gastrointestinal (misalnya ulkus lambung, polip, varises), gangguan fungsi hati (misalnya sirosis hepatis), komplikasi kehamilan (misalnya ketuban pecah sebelum waktunya), komplikasi pasca partum (misalnya atoni uterus, retensi plasenta), gangguan koagulasi (misalnya trombositopenia), efek agen farmakologis, tindakan pembedahan, trauma, kurang terpapar informasi tentang pencegahan perdarahan, proses keganasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan
- Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler.
- Indikator:
- Identifikasi sumber perdarahan
- Penerapan tindakan untuk menghentikan perdarahan
- Pemantauan tanda-tanda vital terkait perdarahan
- Pemeliharaan akses vaskular yang adekuat
- Penerimaan/kepatuhan terhadap intervensi untuk mengendalikan perdarahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Perdarahan
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi sumber dan penyebab perdarahan
- Kaji tanda-tanda vital dan cairan tubuh
- Berikan cairan intravena sesuai indikasi
- Lakukan tindakan hemostatik (misalnya penekanan, kompresi, penjahitan)
- Pantau efektivitas intervensi untuk menghentikan perdarahan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut
- Berikan edukasi tentang pencegahan perdarahan dan pengendalian faktor risiko
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Perdarahan" merupakan diagnosa yang sesuai untuk kondisi yang dipaparkan, di mana individu berisiko mengalami hilangnya darah dalam jumlah berlebihan dari sistem vaskuler. Faktor-faktor risiko yang disebutkan, seperti penyakit aneurisma, gangguan gastrointestinal, gangguan fungsi hati, komplikasi kehamilan dan pascapersalinan, gangguan koagulasi, efek agen farmakologis, tindakan pembedahan, trauma, kurang terpapar informasi, dan proses keganasan, dapat meningkatkan risiko perdarahan pada individu.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Kontrol Perdarahan", yang mencakup kemampuan individu untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler. Indikator-indikator yang perlu dicapai meliputi identifikasi sumber perdarahan, penerapan tindakan untuk menghentikan perdarahan, pemantauan tanda-tanda vital terkait perdarahan, pemeliharaan akses vaskular yang adekuat, serta penerimaan dan kepatuhan terhadap intervensi untuk mengendalikan perdarahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran adalah "Manajemen Perdarahan", yang merupakan serangkaian tindakan untuk mencegah, menghentikan, atau mengendalikan hilangnya darah dari sistem vaskuler. Aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan mencakup identifikasi sumber dan penyebab perdarahan, penilaian tanda-tanda vital dan cairan tubuh, pemberian cairan intravena sesuai indikasi, pelaksanaan tindakan hemostatik, pemantauan efektivitas intervensi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta pemberian edukasi tentang pencegahan perdarahan dan pengendalian faktor risiko.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencegah, mengendalikan, dan mengatasi risiko perdarahan pada individu yang mengalami kondisi-kondisi yang disebutkan. -
Article No. 15019 | 07 Apr 2025
Klinis : Faktor risiko pada penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, ketidak adekuatan pertahanan tubuh primer (gangguan peristaltik, kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi PH, penurunan kerja siliaris, ketuban pecah lama, ketuban pecah sebelum waktunya, merokok, status cairan tubuh), ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan hemoglobin, imunosupresi, leukopenia, supresi respon inflamasi, vaksinasi tidak adekuat)
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Berada dalam risiko tinggi untuk terinfeksi oleh patogen.
- Faktor Risiko: Faktor risiko pada penyakit kronis, efek prosedur invasif, malnutrisi, peningkatan paparan organisme patogen lingkungan, ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer (gangguan peristaltik, kerusakan integritas kulit, perubahan sekresi pH, penurunan kerja siliaris, ketuban pecah lama, ketuban pecah sebelum waktunya, merokok, status cairan tubuh), ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder (penurunan hemoglobin, imunosupresi, leukopenia, supresi respon inflamasi, vaksinasi tidak adekuat).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Infeksi
- Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan perkembangan dan penyebaran infeksi.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
- Tidak ada peningkatan tanda-tanda infeksi
- Tidak ada peningkatan peradangan
- Tidak ada peningkatan suhu tubuh
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Definisi: Melakukan intervensi untuk mencegah atau meminimalkan perkembangan dan penyebaran infeksi.
- Aktivitas Keperawatan:
- Lakukan perawatan kulit dan mukosa yang sesuai
- Pertahankan nutrisi yang adekuat
- Berikan terapi antibiotik sesuai resep
- Pantau tanda-tanda infeksi
- Lakukan teknik aseptik saat perawatan
- Edukasikan kepada pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien memiliki banyak faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terjadinya infeksi, seperti penyakit kronis, prosedur invasif, malnutrisi, paparan organisme patogen, dan penurunan pertahanan tubuh primer dan sekunder. Luaran yang diharapkan adalah "Kontrol Infeksi" yang mencakup kemampuan mencegah atau meminimalkan perkembangan dan penyebaran infeksi. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Infeksi" yang mencakup perawatan kulit dan mukosa, menjaga nutrisi yang adekuat, pemberian antibiotik, pemantauan tanda-tanda infeksi, teknik aseptik, dan edukasi pada pasien dan keluarga.