Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19452 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi DEMAM 2 HARI, PUSING, sesuai dengan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh yang melebihi kisaran normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (10002)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Suhu Tubuh Terkendali (10002)
Definisi: Mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Hipertermia (10002)
Definisi: Upaya untuk menurunkan suhu tubuh yang melebihi kisaran normal.
Selain itu, terdapat kemungkinan diagnosa keperawatan lain yang dapat muncul, seperti:
2. Nyeri Kepala (00119)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
SDKI:
2. Nyeri Kepala (10033)
Definisi: Perasaan tidak nyaman pada area kepala.
SLKI:
2. Kontrol Nyeri (10033)
Definisi: Kemampuan untuk mengontrol atau mengurangi nyeri.
SIKI:
2. Manajemen Nyeri (10033)
Definisi: Upaya untuk mengurangi atau mengontrol nyeri.
Dalam kondisi ini, perawat akan melakukan penilaian komprehensif, menentukan diagnosa keperawatan, dan menyusun rencana asuhan keperawatan yang sesuai untuk menurunkan suhu tubuh dan mengatasi nyeri kepala. -
Article No. 19453 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Kondisi: DEMAM 2 HARI, PUSING
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang diberikan, yaitu demam selama 2 hari disertai dengan pusing, maka kode ICD-10 yang sesuai adalah R50.9 - Demam, tidak diklasifikasikan di tempat lain. Kode ini digunakan untuk menggambarkan kondisi demam yang tidak memiliki penyebab spesifik yang teridentifikasi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk kondisi ini.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang tercatat untuk kondisi ini.
Penjelasan:
Untuk kondisi demam dan pusing, tidak ada kode ICD-9-CM spesifik yang dapat diterapkan. Tindakan medis yang mungkin dilakukan dalam penanganan kasus ini dapat mencakup pemeriksaan fisik, pengukuran tanda-tanda vital, dan pemeriksaan laboratorium untuk menentukan penyebab demam. Namun, tidak ada prosedur atau tindakan medis yang tercatat secara khusus dalam kode ICD-9-CM untuk kondisi ini. -
Article No. 19454 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi "DEMAM 2 HARI, PUSING" berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Suhu tubuh melebihi kisaran normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Hipertermia (00007)
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Kode: 00007
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Termoregulasi (L05)
Definisi: Kemampuan untuk mengatur suhu tubuh dalam kisaran normal.
Kode: L05
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Demam (I0123)
Definisi: Serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat.
Kode: I0123
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu "DEMAM 2 HARI, PUSING", maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Hipertermia (00007). Hipertermia merupakan peningkatan suhu tubuh di atas normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, reaksi imunologis, atau gangguan thermoregulasi.
Untuk mengatasi kondisi hipertermia ini, terdapat beberapa standar luaran keperawatan dan standar intervensi keperawatan yang dapat diterapkan, yaitu:
1. Termoregulasi (L05): Memantau dan mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran normal.
2. Manajemen Demam (I0123): Melakukan serangkaian tindakan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat, seperti pemberian obat penurun demam, kompres hangat/dingin, dan pengaturan lingkungan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan suhu tubuh pasien dapat kembali normal dan gejala pusing dapat teratasi. -
Article No. 19455 | 09 Jul 2025
Klinis : DEMAM 2 HARI, PUSING
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: **Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan SDKI – SLKI – SIKI untuk Kondisi: Demam 2 Hari dan Pusing**
**1. Diagnosa Keperawatan (SDKI – Kode: 00007)**
**Hipertermia**
*Definisi:* Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal (≥38°C) akibat gangguan regulasi panas atau paparan faktor eksternal/internal.
*Faktor Terkait:*
- Proses infeksi (misalnya: virus, bakteri).
- Dehidrasi.
- Aktivitas metabolik meningkat.
**2. Standar Luaran Keperawatan (SLKI – Kode: 0801)**
**Kontrol Suhu Tubuh**
*Indikator:*
- Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5–37,5°C).
- Kulit hangat tanpa kemerahan/berkeringat berlebihan.
- Pasien melaporkan penurunan keluhan pusing.
**3. Standar Intervensi Keperawatan (SIKI – Kode: 3920)**
**Manajemen Hipertermia**
*Tindakan:*
- **Monitor suhu tubuh** setiap 2–4 jam.
- **Berikan kompres hangat** pada aksila dan lipatan paha.
- **Anjurkan asupan cairan** (minimal 2 L/hari) untuk mencegah dehidrasi.
- **Kolaborasi pemberian antipiretik** sesuai resep (misal: parasetamol).
- **Edukasi pasien/keluarga** tentang tanda-tanda dehidrasi dan upaya pendinginan mandiri.
**Penjelasan Singkat:**
- **SDKI (00007)** mendokumentasikan respons fisiologis demam sebagai fokus intervensi.
- **SLKI (0801)** menetapkan tujuan pemulihan regulasi suhu tubuh.
- **SIKI (3920)** memberikan kerangka tindakan berbasis bukti untuk mencapai luaran.
**Catatan Akademis:**
Penatalaksanaan keperawatan harus disesuaikan dengan etiologi demam (misal: infeksi vs. non-infeksi) dan kondisi komorbid pasien. Asesmen lanjutan (misal: tanda vital, status hidrasi, dan riwayat penyakit) diperlukan untuk validasi diagnosa.
*Referensi:*
PPNI. (2017). *Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), dan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).* Edisi Revisi.
*(Format RTF dapat disesuaikan dengan template institusi terkait.)* -
Article No. 19403 | 08 Jul 2025
Klinis : Keluarga Tn. R memiliki anak usia sekolah yang mempunyai masalah pada kesehatan giginya. Diketahui gigi pada anak mengalami kerusakan seperti berlubang/karies. Orang tua mengatakan anak kurang rutin menggosok gigi di malam hari, hanya menggosok gigi di pagi hari jika hendak pergi ke sekolah. Didapatkan pula bahwa anak suka jajan sembarangan tanpa diketahui oleh orang tuanya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kesehatan Buruk
- Kode SDKI: 00188
- Definisi: Kerentanan terhadap adopsi perilaku yang dapat mengganggu kesehatan.
2. Nutrisi Tidak Seimbang: Asupan Lebih
- Kode SDKI: 00107
- Definisi: Asupan makanan dan minuman yang melebihi kebutuhan metabolik.
3. Kebersihan Gigi dan Mulut Tidak Efektif
- Kode SDKI: 00112
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan kebersihan gigi dan mulut pada tingkat yang diinginkan.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah sekumpulan diagnosis keperawatan yang diakui dan diterima secara nasional oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memberikan kerangka kerja untuk menentukan masalah kesehatan klien yang akan menjadi fokus intervensi keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah sekumpulan luaran keperawatan yang diakui dan diterima secara nasional oleh PPNI. SLKI memberikan panduan tentang hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah sekumpulan intervensi keperawatan yang diakui dan diterima secara nasional oleh PPNI. SIKI memberikan panduan tentang tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang relevan adalah Risiko Perilaku Kesehatan Buruk, Nutrisi Tidak Seimbang: Asupan Lebih, dan Kebersihan Gigi dan Mulut Tidak Efektif. Masing-masing diagnosa memiliki kode dan definisi yang telah dijelaskan sebelumnya. -
Article No. 19404 | 08 Jul 2025
Klinis : Keluarga Tn. R memiliki anak usia sekolah yang mempunyai masalah pada kesehatan giginya. Diketahui gigi pada anak mengalami kerusakan seperti berlubang/karies. Orang tua mengatakan anak kurang rutin menggosok gigi di malam hari, hanya menggosok gigi di pagi hari jika hendak pergi ke sekolah. Didapatkan pula bahwa anak suka jajan sembarangan tanpa diketahui oleh orang tuanya. Perawatan dan pencegahan yang dilakukan oleh orang tua di rumah adalah mengingatkan dan mengajak anak untuk menggosok gigi bersama, Tn. R berinisiatif menaruh cermin sesuai tinggi anak di kamar mandi agar anak lebih tertarik menggosok gigi dan menjadi menyenangkan. Tn R juga sesekali bermain role play sebagai dokter gigi agar lebih menarik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang sesuai, sesuai dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kesehatan Gigi Buruk
- SDKI: Risiko Kesehatan Gigi Buruk (kode: 13046)
- Definisi: Kondisi dimana individu/keluarga berisiko mengalami kerusakan gigi dan masalah kesehatan gigi lainnya.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Merupakan daftar intervensi keperawatan yang diakui secara nasional di Indonesia.
Kode dan Definisi:
1. Risiko Kesehatan Gigi Buruk (13046)
- Definisi: Kondisi dimana individu/keluarga berisiko mengalami kerusakan gigi dan masalah kesehatan gigi lainnya.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan Gigi dan Mulut (I.13046.1)
- Definisi: Memberikan informasi terkait pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, seperti cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, frekuensi menggosok gigi, dan pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan gigi.
2. Pendidikan Kesehatan: Nutrisi (I.13046.2)
- Definisi: Memberikan informasi terkait pemilihan makanan dan minuman yang baik untuk kesehatan gigi, seperti menghindari makanan dan minuman manis.
3. Bimbingan Orangtua (I.13046.3)
- Definisi: Memberikan panduan dan dukungan kepada orang tua dalam meningkatkan perilaku kesehatan gigi anak.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi (L.13046.1)
- Definisi: Kemampuan individu/keluarga dalam melakukan aktivitas pemeliharaan kesehatan gigi, seperti menggosok gigi secara teratur, menggunakan benang gigi, dan memeriksakan gigi secara rutin.
2. Pengetahuan Kesehatan Gigi (L.13046.2)
- Definisi: Pemahaman individu/keluarga tentang cara memelihara kesehatan gigi dan mulut, seperti cara menggosok gigi yang benar dan pemilihan makanan yang baik untuk kesehatan gigi. -
Article No. 19405 | 08 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki, umur 68 tahun, post dirawat di RS 1 hari yang lalu dengan anemia. Hasil pengkajian: klien mengeluh lemas, sudah mampu mobilisasi, hanya saja sesak nafas setiap selesai mobilisasi, aktivitas masih dibantu keluarga, kekuatan otot 4, tampak pucat. TD: 150/90 mmHg, N: 100x/menit, S: 37⁰C, R: 27x/menit. Apa masalah keperawatan yang tepat sesuai kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kasus tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang dijelaskan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas (00092)
Karakteristik definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Faktor yang berhubungan: Penurunan fungsi kardiovaskular, penurunan kekuatan otot.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas (0005)
Tujuan: Klien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sesuai kemampuan.
Indikator:
a. Mampu melakukan aktivitas tanpa sesak nafas
b. Mampu melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan
c. Mampu melakukan aktivitas sesuai jadwal
d. Mampu meningkatkan kemampuan fungsional
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas (4310)
Tindakan:
a. Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
b. Bantu klien dalam melakukan aktivitas sesuai kemampuan
c. Ajarkan teknik aktivitas secara bertahap
d. Anjurkan klien untuk beristirahat setelah aktivitas
e. Pantau tanda-tanda vital klien sebelum dan setelah aktivitas
f. Berikan motivasi dan dukungan kepada klien untuk meningkatkan toleransi aktivitas
2. Manajemen Energi (4220)
Tindakan:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi klien
b. Bantu klien mengatur dan merencanakan aktivitas sesuai kemampuan
c. Ajarkan teknik konservasi energi (misalnya, pengaturan jeda istirahat)
d. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk meningkatkan status nutrisi dan hematologi klien
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena klien mengalami ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas rutin akibat penurunan fungsi kardiovaskular dan kekuatan otot yang ditandai dengan sesak napas setelah aktivitas. Luaran yang diharapkan adalah klien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas sesuai kemampuan. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen aktivitas dan manajemen energi untuk membantu klien meningkatkan kemampuan fungsional dan toleransi aktivitas secara bertahap. -
Article No. 19406 | 08 Jul 2025
Klinis : Perawat melakukan kunjungan rumah. Hasil pengkajian seorang laki-laki, umur 70 tahun dengan demensia. Klien mengeluh susah mengingat hal-hal yang baru saja dilakukan, hal ini membuat klien seringkali melakukan aktivitas yang sama berulang kali, keluarga kadang kesal dengan perilaku klien, pencahayaan dirumah remang-remang. TTV: TD: 170/100 mmHg, N: 88x/menit, S: 37,3⁰C, R: 22x/menit. Apa intervensi keperawatan yang sesuai kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci berdasarkan kasus yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Memori Berhubungan Dengan Perubahan Struktural dan Fungsional Otak Akibat Demensia
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menerima, menyimpan, dan/atau mengambil kembali informasi secara efektif.
- Karakteristik Definisi: Sulit mengingat kejadian baru, sering mengulang aktivitas yang sama, kebingungan, dan ketergantungan pada orang lain.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Memori Membaik
- Indikator:
- Dapat mengingat informasi baru
- Dapat mengikuti instruksi sederhana
- Dapat mengenali orang-orang di sekitarnya
- Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan mandiri
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Memori
- Tujuan: Membantu klien dalam meningkatkan atau mempertahankan fungsi memori.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi memori klien.
- Latih klien dalam teknik peningkatan memori, seperti asosiasi, pengulangan, dan visualisasi.
- Berikan bantuan dan pengulangan instruksi secara bertahap.
- Ciptakan lingkungan yang mendukung memori, seperti pengaturan pencahayaan yang cukup.
- Kolaborasi dengan keluarga untuk mendukung dan membantu klien dalam aktivitas sehari-hari.
2. Manajemen Perilaku
- Tujuan: Membantu klien dan keluarga dalam mengelola perilaku yang muncul akibat demensia.
- Aktivitas:
- Identifikasi penyebab dan pemicu perilaku yang muncul.
- Ajarkan keluarga teknik komunikasi dan pendekatan yang efektif dalam menghadapi perilaku klien.
- Fasilitasi diskusi dan dukungan bagi keluarga untuk mengelola perasaan dan frustrasi mereka.
- Kolaborasi dengan keluarga dalam menyusun rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Pemantauan Tanda Vital
- Tujuan: Memantau status kesehatan klien secara berkala.
- Aktivitas:
- Ukur dan catat tanda-tanda vital klien sesuai prosedur.
- Identifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital yang perlu ditindaklanjuti.
- Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengatasi perubahan tanda-tanda vital.
Dalam kasus ini, perawat perlu fokus pada manajemen memori, manajemen perilaku, dan pemantauan tanda vital klien untuk mencapai luaran yang diharapkan. Intervensi ini bertujuan untuk membantu klien dalam meningkatkan atau mempertahankan fungsi memori, mengelola perilaku yang muncul akibat demensia, serta memantau status kesehatan klien secara keseluruhan. -
Article No. 19407 | 08 Jul 2025
Klinis : klien mengatakan agak linglung, penurunan daya ingat dan bicara pelo serta riwayat stroke
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi klien dengan gejala linglung, penurunan daya ingat, bicara pelo, dan riwayat stroke:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Proses Pikir** *(Domain 5: Persepsi/Kognisi, Kelas 4: Kognisi, Kode: 00130)*
**Definisi**: Keadaan di mana individu mengalami disorientasi, penurunan daya ingat, atau gangguan proses berpikir yang mengganggu kemampuan dalam menilai realitas.
**Faktor yang Berhubungan**:
- Riwayat stroke (iskemik/hemoragik)
- Kerusakan neurologis (gangguan serebrovaskular)
- Penurunan perfusi jaringan otak
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**Kemampuan Kognitif Meningkat** *(Kode: L.05004)*
**Indikator**:
1. Klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu (orientasi ×3).
2. Klien menunjukkan peningkatan daya ingat jangka pendek.
3. Klien mampu berkomunikasi dengan artikulasi yang jelas.
**Skala Pengukuran**:
- **1**: Tidak pernah menunjukkan kemampuan
- **5**: Selalu menunjukkan kemampuan
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**Latihan Kognitif** *(Kode: I.05004)*
**Aktivitas**:
1. Lakukan orientasi realitas (sebutkan nama, tanggal, dan tempat secara berulang).
2. Latih klien dengan aktivitas memori sederhana (mengingat nama benda/gambar).
3. Kolaborasi dengan terapis wicara untuk latihan artikulasi bicara.
**Pemantauan Neurologis** *(Kode: I.08001)*
- Pantau tanda vital dan status neurologis (GCS, refleks).
- Observasi adanya defisit neurologis baru.
---
### **Rasional Singkat**
- **SDKI 00130**: Gejala linglung dan penurunan daya ingat mengindikasikan gangguan proses pikir akibat kerusakan otak pasca-stroke.
- **SLKI L.05004**: Fokus pada pemulihan orientasi dan komunikasi sebagai indikator perbaikan kognitif.
- **SIKI I.05004 & I.08001**: Intervensi spesifik untuk stimulasi kognitif dan deteksi dini komplikasi neurologis.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Kolaborasi**: Dokter (evaluasi CT-scan/terapi medis), Fisioterapi (latihan motorik), Terapis Wicara (bicara pelo).
- **Edukasi**: Keluarga diajarkan teknik komunikasi efektif dan stimulasi memori.
Format ini memenuhi standar PPNI dengan pendekatan **akademis** dan **pakar keperawatan**, menggabungkan bukti klinis dan kerangka teoritis. -
Article No. 19408 | 08 Jul 2025
Klinis : Perawat melakukan kunjungan rumah. Hasil pengkajian seorang laki-laki, umur 70 tahun dengan demensia. Klien mengeluh susah mengingat hal-hal yang baru saja dilakukan, hal ini membuat klien seringkali melakukan aktivitas yang sama berulang kali, sering mondar-mandir, pencahayaan dirumah remang-remang. klien punya riwayat jatuh di ruang tamu 1 bulan lalu. TTV: TD: 170/100 mmHg, N: 88x/menit, S: 37,3⁰C, R: 22x/menit. Apa intervensi yang tepat sesuai kasus diatas?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai diagnosis keperawatan SDKI, luaran atau output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi klien yang dideskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Jatuh berhubungan dengan perubahan kognitif dan lingkungan yang tidak aman, sebagaimana ditunjukkan oleh riwayat jatuh di ruang tamu 1 bulan lalu dan pencahayaan rumah yang remang-remang.
2. Gangguan Memori berhubungan dengan demensia, sebagaimana ditunjukkan oleh keluhan klien yang susah mengingat hal-hal yang baru saja dilakukan dan sering melakukan aktivitas yang sama berulang kali.
3. Perilaku Tidak Terkontrol berhubungan dengan perubahan kognitif, sebagaimana ditunjukkan oleh klien yang sering mondar-mandir.
4. Hipertensi berhubungan dengan faktor usia, sebagaimana ditunjukkan oleh tekanan darah klien yang tinggi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Jatuh Terkendali: Klien tidak mengalami jatuh selama perawatan dan lingkungan rumah aman.
2. Memori Terpelihara: Klien dapat mengingat hal-hal yang baru saja dilakukan dan tidak melakukan aktivitas yang sama berulang kali.
3. Perilaku Terkontrol: Klien dapat mengendalikan perilaku mondar-mandir dan dapat berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari.
4. Tekanan Darah Terkendali: Klien menunjukkan penurunan tekanan darah ke dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Jatuh Terkendali:
- Identifikasi faktor risiko jatuh pada klien dan lingkungan.
- Edukasi klien dan keluarga mengenai risiko jatuh dan strategi pencegahan.
- Modifikasi lingkungan untuk meningkatkan keamanan, seperti menambah pencahayaan, menghilangkan karpet yang tidak rata, dan memberikan pegangan di tempat yang diperlukan.
- Motivasi klien untuk menggunakan alat bantu jalan yang sesuai.
- Pemantauan dan evaluasi secara berkala.
2. Memori Terpelihara:
- Identifikasi pola dan strategi memori yang efektif bagi klien.
- Edukasi klien dan keluarga mengenai strategi meningkatkan memori, seperti membuat jadwal harian, menggunakan catatan, dan melakukan aktivitas kognitif.
- Latihan memori dengan menggunakan stimulasi kognitif yang sesuai.
- Dukungan emosional dan motivasi bagi klien untuk tetap aktif secara mental.
- Pemantauan dan evaluasi secara berkala.
3. Perilaku Terkontrol:
- Identifikasi pemicu dan pola perilaku tidak terkontrol pada klien.
- Edukasi klien dan keluarga mengenai manajemen perilaku, seperti menjaga rutinitas harian, menghindari stimulus yang dapat memicu perilaku tidak terkontrol, dan memberikan aktivitas yang sesuai.
- Intervensi terapeutik, seperti terapi aktivitas dan terapi reminiscence, untuk membantu klien mengendalikan perilakunya.
- Kolaborasi dengan keluarga dan profesional lain untuk menerapkan strategi manajemen perilaku yang efektif.
- Pemantauan dan evaluasi secara berkala.
4. Tekanan Darah Terkendali:
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah klien.
- Edukasi klien dan keluarga mengenai pentingnya pengaturan tekanan darah dan strategi pengendaliannya.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengevaluasi dan mengelola pengobatan antihipertensi yang sesuai.
- Motivasi klien untuk melakukan modifikasi gaya hidup yang dapat membantu menurunkan tekanan darah, seperti diet rendah garam, aktivitas fisik, dan manajemen stres.
- Pemantauan dan evaluasi tekanan darah secara berkala.
Dengan menerapkan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada klien, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diinginkan dan meningkatkan kualitas hidup klien dengan demensia.