Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13170 | 03 Mar 2025
Klinis : dua hari belum buang air besar, perut terasa sakit, minum kurang dari kebutuhan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menurut SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Konstipasi
- Definisi: Kondisi di mana frekuensi defekasi berkurang, dengan konsistensi feses yang keras dan sulit dikeluarkan.
- Penyebab: Penurunan intake cairan, aktivitas fisik terbatas, penggunaan obat-obatan tertentu, pola makan yang tidak teratur.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Penyebab: Spasme otot usus, penumpukan feses.
3. Ketidakadekuatan Asupan Cairan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk masuk atau menyerap cairan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- Penyebab: Penurunan intake cairan, peningkatan kehilangan cairan.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Konstipasi
- Tujuan: Pasien dapat buang air besar secara normal.
- Intervensi: Identifikasi penyebab, berikan cairan yang cukup, lakukan latihan fisik, berikan makanan berserat, berikan obat laksatif jika perlu.
2. Manajemen Nyeri
- Tujuan: Pasien dapat mengontrol nyeri.
- Intervensi: Identifikasi penyebab nyeri, berikan analgesik, lakukan tindakan non-farmakologis (kompres hangat, pijat).
3. Peningkatan Asupan Cairan
- Tujuan: Pasien dapat memenuhi kebutuhan cairan.
- Intervensi: Identifikasi penyebab, berikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat, monitor intake dan output cairan.
Implementasi Keperawatan (SIKI):
1. Pemberian Laksatif
- Definisi: Tindakan pemberian obat laksatif untuk merangsang buang air besar.
- Tujuan: Mengeluarkan feses yang tertahan.
2. Kompres Hangat
- Definisi: Tindakan pemberian kompres hangat pada area yang nyeri.
- Tujuan: Mengurangi spasme otot dan meningkatkan sirkulasi.
3. Edukasi Peningkatan Asupan Cairan
- Definisi: Tindakan pemberian informasi dan instruksi untuk meningkatkan asupan cairan.
- Tujuan: Memastikan pasien mendapatkan cairan yang cukup.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi pasien secara holistik, melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk memastikan intervensi yang diberikan efektif. -
Article No. 13171 | 03 Mar 2025
Klinis : tidak bisa menahan buang air besar, diare, suhu tubuh 38,5 derajat celsius
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu tidak bisa menahan buang air besar, diare, dan suhu tubuh 38,5 derajat Celsius, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Diare Akut
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare akut adalah terjadinya pengeluaran feses cair atau setengah cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan Terpelihara
2. Gejala Diare Terkontrol
3. Tidak Terjadi Dehidrasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Tanda Vital
2. Manajemen Diare
3. Edukasi Tentang Diare
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan singkat:
Diare akut merupakan kondisi klinis yang ditandai dengan peningkatan frekuensi dan keenceran feses. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Perawatan yang diberikan meliputi pemantauan tanda vital, manajemen diare, dan edukasi tentang diare untuk mencapai keseimbangan cairan, kontrol gejala, dan mencegah dehidrasi. -
Article No. 13172 | 03 Mar 2025
Klinis : pup berdarah, pup 2 hari sekali, perut tidak sakit, anus tidak sakit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Konstipasi
Penjelasan:
Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, yaitu pup berdarah, pup 2 hari sekali, dan perut serta anus tidak sakit, maka diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah Risiko Konstipasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Konstipasi didefinisikan sebagai keadaan di mana individu rentan mengalami penurunan frekuensi, kesulitan, atau ketidaknyamanan dalam defekasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Risiko Konstipasi adalah:
- Frekuensi buang air besar normal
- Konsistensi feses normal
- Tidak ada keluhan terkait konstipasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Konstipasi meliputi:
- Manajemen Konstipasi
- Edukasi Terkait Konstipasi
- Peningkatan Intake Cairan dan Serat
- Relaksasi Otot Abdomen dan Rektal
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan. Jangan ragu untuk bertanya lebih lanjut jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 13173 | 03 Mar 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan mual dan muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk pasien yang datang dengan keluhan mual dan muntah.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan mual dan muntah adalah "Mual" (NANDA-I, 2021). Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di bagian atas perut yang dapat mengarah ke keinginan untuk muntah. Mual dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti: efek samping pengobatan, infeksi gastrointestinal, atau gangguan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan mual dan muntah berkurang atau hilang.
2. Pasien mendemonstrasikan teknik untuk mengatasi mual dan muntah.
3. Pasien menunjukkan pola eliminasi yang normal.
4. Pasien menunjukkan keseimbangan cairan yang adekuat.
5. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Identifikasi penyebab mual dan muntah, seperti efek samping obat, infeksi, atau gangguan metabolik.
2. Pantau tanda-tanda vital, intake dan output cairan, serta berat badan pasien.
3. Berikan antiemetik (obat untuk mengatasi mual dan muntah) sesuai dengan resep dokter.
4. Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi mual, seperti: relaksasi, kompres dingin, dan distraksi.
5. Atur lingkungan yang nyaman, bersih, dan tenang untuk mengurangi rangsangan yang dapat memicu mual.
6. Berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna dan tidak menimbulkan rasa mual.
7. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengatasi penyebab mual dan muntah.
8. Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Mual" dipilih karena keluhan utama pasien adalah mual dan muntah, yang merupakan masalah keperawatan yang perlu ditangani. Luaran yang diharapkan mencakup aspek fisik (pengurangan mual dan muntah, keseimbangan cairan, stabilitas tanda-tanda vital) serta aspek psikologis (kemampuan pasien mengatasi mual dan muntah). Intervensi keperawatan yang diberikan bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab, mengelola gejala, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi mual dan muntah. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga diperlukan untuk mengatasi penyebab mendasar.
Saya berharap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami pendekatan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan keluhan mual dan muntah. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 13174 | 03 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi pasien yang menderita TB, Saat melakukan kunjungan rumah perawat mendapatkan data ibu L (37 thn) dan memiliki An A (13 thn) dan An B (7 thn) Ibu L mengalami gejala batuk lebih 1 bln yang lalu dan hasil BTA positive, ketika kunjungan perawat mendapat ibu L tidak menggunakan masker dirumah dan tidak menjaga jarak dengan anak-anak (An A: 13 thn dan An B: 7thn). Ibu L mengatakan tidak memisahkan perlengkapan makan dan barang pribadi dengan anggota keluarga lain. Hasil observasi didapatkan: rumah terasa lembab, pencahayaan redup, jendela hanya ada di ruang tamu, TD 110/70 mmHg, frekuensi nadi 60x/mnt, frekuensi napas 30x/mnt. Pada saat pengkajian terlihat Ibu L meludah di pekarangan rumah. Ibu L mengatakan belum tahu terlalu banyak tentang penyakit Tb yang baru diketahuinya dari petugas puskesmas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data dan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang sesuai dengan kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penularan Penyakit Menular
- SDKI: Risiko peningkatan kemungkinan individu, keluarga, atau komunitas untuk terpapar atau tertular penyakit menular.
- SLKI: Individu, keluarga, atau komunitas dapat mengelola risiko penularan penyakit menular.
- SIKI: Pencegahan transmisi penyakit menular, Edukasi pencegahan penularan penyakit menular, Peningkatan perilaku pencegahan penularan penyakit menular.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- SLKI: Individu dapat mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
- SIKI: Manajemen jalan napas, Terapi oksigen, Edukasi manajemen jalan napas.
3. Defisit Pengetahuan
- SDKI: Kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- SLKI: Individu atau kelompok dapat memperoleh dan mempertahankan informasi yang cukup terkait masalah kesehatan.
- SIKI: Edukasi kesehatan, Pengaturan lingkungan untuk belajar, Fasilitasi belajar.
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Penularan Penyakit Menular:
Ibu L yang menderita TB positif tidak menggunakan masker dan tidak menjaga jarak dengan anak-anaknya, serta tidak memisahkan perlengkapan pribadi, sehingga berisiko tinggi menularkan penyakit TB kepada anak-anak.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas:
Gejala batuk yang dialami Ibu L selama lebih dari 1 bulan menunjukkan adanya gangguan bersihan jalan napas, yang diperlukan penanganan yang tepat.
3. Defisit Pengetahuan:
Ibu L belum memahami cukup tentang penyakit TB yang baru didiagnosis, sehingga diperlukan edukasi yang memadai untuk meningkatkan pengetahuannya.
Dengan identifikasi diagnosa keperawatan dan penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif untuk mengatasi masalah kesehatan Ibu L dan mencegah penularan penyakit TB kepada anak-anaknya. -
Article No. 13175 | 03 Mar 2025
Klinis : Kerusakan lapisan kulit khususnya epidermis (kulit kaki dan tangan kering dan terlihat sedikit mengelupas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi kerusakan lapisan kulit khususnya epidermis (kulit kaki dan tangan kering dan terlihat sedikit mengelupas):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Kerusakan Integritas Kulit" (SDKI). Kerusakan integritas kulit didefinisikan sebagai "Perubahan struktur dan fungsi kulit yang normal" (PPNI, 2017). Pada kasus ini, terdapat kerusakan lapisan epidermis kulit yang ditandai dengan kulit kering dan mengelupas, terutama pada kaki dan tangan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Integritas Kulit: Pasien akan menunjukkan peningkatan struktur dan fungsi kulit yang normal, dengan berkurangnya kekeringan dan pengelupasan kulit pada kaki dan tangan.
2. Peningkatan Hidrasi Kulit: Pasien akan menunjukkan peningkatan hidrasi dan kelembapan kulit, dengan penurunan tanda-tanda kekeringan dan pengelupasan.
3. Peningkatan Kenyamanan Kulit: Pasien akan melaporkan peningkatan kenyamanan kulit, dengan berkurangnya gejala seperti gatal, perih, atau nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Kulit:
- Lakukan pembersihan kulit secara lembut dan hidrasi dengan menggunakan sabun lembut dan pelembab yang sesuai.
- Aplikasikan pelembab yang mengandung bahan pelembab (emolien) untuk meningkatkan hidrasi dan mencegah pengelupasan kulit.
- Lakukan perawatan kulit secara teratur, sesuai dengan kebutuhan pasien.
2. Edukasi dan Konseling:
- Edukasikan pasien mengenai perawatan kulit yang tepat, termasuk penggunaan pelembab dan cara menghindari faktor yang dapat memperburuk kondisi kulit.
- Dukung pasien untuk melakukan perawatan kulit secara mandiri dan konsisten.
- Berikan motivasi dan dukungan kepada pasien untuk menjaga kebersihan dan kelembapan kulit.
3. Pemantauan dan Evaluasi:
- Pantau kondisi kulit secara regular, termasuk perubahan tanda-tanda kekeringan dan pengelupasan.
- Evaluasi efektivitas intervensi keperawatan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dermatolog) jika diperlukan untuk penanganan lebih lanjut.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan integritas kulit, peningkatan hidrasi kulit, dan peningkatan kenyamanan kulit. -
Article No. 13176 | 03 Mar 2025
Klinis : (Hari 1) Buat 1 kasus tentang kecemasan saat mengikuti hari pertama Wawancara kerja di PT Maju Mundur cantik, calon pekerja merasa panik karena dia tidak mempersiapkan materi wawancara kerja, serta merasa belum mengeri apa- apa karena seorang freshgraduate, calon pekerja ini selalu menunda waktu dan selalu panik saat melakukan atau ikut sesuatu yang baru. Seorang pewawancara panik, keringat dingin, dan jantung berdebar , pasieb ini juga tidak bisa wawancara kerja karena badan bergetar dan tidak berbicara sepatah katapun saat dilakukan wawancara. (Hari 2) Pada saat di rumah klien Nampak, murung, ,tidak mau makan, mondar mandir, tidak mau bertemu dengan orang lain. Hasil pemeriksaan fisik TD 150/100, NADI : 120X/menit, RR: 23/menit. Keluarga pasien membawa pasien ke IGD RSJ dan didiagnosa kecemasan pada tahap panik diagnosis keperawatannya adalah menurut sdki
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Hari 1:
Diagnosis Keperawatan (SDKI): Kecemasan Berhubungan dengan Ketidaksiapan dalam Menghadapi Situasi Baru
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui.
Karakteristik Mayor:
1. Gelisah
2. Ketegangan otot
3. Keringat dingin
4. Jantung berdebar
5. Sulit konsentrasi
Etiologi:
1. Situasi yang tidak familiar
2. Kurang pengalaman
3. Persepsi terhadap ancaman
Intervensi (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Ajarkan teknik relaksasi
- Berikan dukungan emosional
2. Komunikasi Terapeutik
- Bangun hubungan saling percaya
- Berikan informasi terkait proses wawancara
3. Peningkatan Harga Diri
- Bantu klien mengidentifikasi kekuatan dan potensi diri
- Dorong klien untuk berlatih menghadapi situasi baru
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan
2. Klien mampu menerapkan teknik relaksasi
3. Klien dapat berkomunikasi secara efektif saat wawancara
Hari 2:
Diagnosis Keperawatan (SDKI): Kecemasan Berat Berhubungan dengan Situasi Krisis
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang sangat mengganggu dan disebabkan oleh antisipasi terhadap ancaman yang sumbernya tidak diketahui, sehingga menyebabkan perilaku tidak adaptif.
Karakteristik Mayor:
1. Gelisah
2. Ketegangan otot
3. Keringat dingin
4. Takikardi
5. Perilaku tidak teratur (mondar-mandir)
Etiologi:
1. Situasi krisis
2. Kurang dukungan sosial
Intervensi (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab kecemasan
- Fasilitasi istirahat yang cukup
- Berikan obat anti-kecemasan jika diindikasikan
2. Penanganan Krisis
- Kaji respons klien terhadap krisis
- Berikan lingkungan yang aman dan terapeutik
- Libatkan keluarga dalam proses penanganan
3. Psikoterapi
- Berikan konseling untuk mengatasi kecemasan
Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Klien mampu mengenali penyebab kecemasan
2. Klien dapat mengelola kecemasan dengan baik
3. Klien menunjukkan perilaku adaptif dalam menghadapi situasi krisis -
Article No. 13177 | 03 Mar 2025
Klinis : (Hari 1) Buat 1 kasus tentang kecemasan saat mengikuti hari pertama Wawancara kerja di PT Maju Mundur cantik, calon pekerja merasa panik karena dia tidak mempersiapkan materi wawancara kerja, serta merasa belum mengeri apa- apa karena seorang freshgraduate, calon pekerja ini selalu menunda waktu dan selalu panik saat melakukan atau ikut sesuatu yang baru. Seorang pewawancara panik, keringat dingin, dan jantung berdebar , pasieb ini juga tidak bisa wawancara kerja karena badan bergetar dan tidak berbicara sepatah katapun saat dilakukan wawancara. (Hari 2) Pada saat di rumah klien Nampak, murung, ,tidak mau makan, mondar mandir, tidak mau bertemu dengan orang lain. Hasil pemeriksaan fisik TD 150/100, NADI : 120X/menit, RR: 23/menit. Keluarga pasien membawa pasien ke IGD RSJ dan didiagnosa kecemasan pada tahap panik diagnosis keperawatannya adalah menurut sdki
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk Hari 1:
1. Kecemasan (Anxiety)
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui yang ditandai dengan kekhawatiran, ketakutan, dan perasaan tidak nyaman.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk Hari 2:
1. Kecemasan (Anxiety)
Definisi: Respon emosional dan psikologis terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui yang ditandai dengan kekhawatiran, ketakutan, dan perasaan tidak nyaman.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Kecemasan Terkontrol (Anxiety Level Control)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan perasaan cemas yang dialami.
Kriteria Hasil:
- Menunjukkan tanda-tanda fisiologis kecemasan menurun (denyut jantung, tekanan darah, respirasi)
- Mampu mengidentifikasi penyebab kecemasan
- Mampu menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan
- Melaporkan tingkat kecemasan menurun
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kecemasan (Anxiety Management)
Definisi: Intervensi untuk membantu individu mengurangi kecemasan yang dialami.
Tindakan Keperawatan:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kecemasan
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi, dll.)
- Bantu pasien mengidentifikasi pikiran dan perilaku negatif yang dapat memperburuk kecemasan
- Dorong pasien untuk menggunakan strategi koping yang efektif
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi farmakologis jika diperlukan
Penjelasan:
Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Kecemasan" karena pasien mengalami gejala-gejala kecemasan seperti panik, keringat dingin, jantung berdebar, dan tidak dapat berbicara saat wawancara kerja (Hari 1). Pada Hari 2, pasien juga menunjukkan gejala-gejala kecemasan yang lebih berat seperti murung, tidak mau makan, dan tanda-tanda vital yang tidak stabil.
Luaran yang diharapkan adalah "Tingkat Kecemasan Terkontrol", di mana pasien dapat mengendalikan perasaan cemas yang dialami, mampu mengidentifikasi penyebab, dan menggunakan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah "Manajemen Kecemasan", di mana perawat akan membantu pasien mengidentifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kecemasan, mengajarkan teknik relaksasi, membantu pasien mengidentifikasi pikiran dan perilaku negatif, serta mendorong pasien untuk menggunakan strategi koping yang efektif. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk intervensi farmakologis juga dapat dilakukan jika diperlukan. -
Article No. 13178 | 03 Mar 2025
Klinis : Diagnosa nya resiko gangguan integritas kulit (D.0138)berhubungan dengan pemeriksaan kulit pada les ditandai dengan bercak eritromatosa berbatas tegas berbentuk kupu-kupu pada pipi melintasi batang hidung tanpa mengenai nasolabil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Gangguan Integritas Kulit (D.0138)
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu rentan mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- Penyebab: Faktor eksternal (misalnya iritasi, trauma) dan faktor internal (misalnya kondisi kesehatan).
- Tanda dan Gejala: Adanya bercak eritromatosa berbatas tegas berbentuk kupu-kupu pada pipi, melintasi batang hidung tanpa mengenai nasolabial.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit terjaga.
- Indikator:
- Tidak terjadi kerusakan kulit.
- Tidak terjadi infeksi pada kulit.
- Tidak terjadi perubahan warna kulit.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Pemantauan kulit secara berkala.
- Perawatan kulit dan penerapan pelindung kulit.
- Edukasi dan konseling tentang perawatan kulit.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dermatolog) jika diperlukan.
Dalam konteks ini, pasien memiliki risiko gangguan integritas kulit yang ditandai dengan adanya bercak eritromatosa berbatas tegas berbentuk kupu-kupu pada pipi, melintasi batang hidung tanpa mengenai nasolabial. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan kulit secara berkala, perawatan kulit dan penerapan pelindung kulit, serta edukasi dan konseling tentang perawatan kulit. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dermatolog, juga dapat dilakukan jika diperlukan. -
Article No. 13179 | 03 Mar 2025
Klinis : nyeri kronis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri kronis.
Diagnosis Keperawatan:
Nyeri Kronis
Penjelasan:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Penyebab: Faktor fisik (penyakit kronis, cedera, trauma), faktor psikologis (kecemasan, depresi), faktor sosial (isolasi sosial), dan faktor spiritual (kehilangan makna dan tujuan hidup).
- Gejala dan Tanda: Mengeluh nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, gerakan terbatas, perubahan pola tidur, perubahan selera makan, perubahan mood, dan perubahan aktivitas.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien menunjukkan perilaku koping yang efektif, pasien menunjukkan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari, pasien menunjukkan peningkatan fungsi fisik.
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengenali dan mengontrol nyeri, pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri, pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis, pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen nyeri, terapi komplementer, terapi kognitif-perilaku, edukasi kesehatan, aktivitas/latihan, dan manajemen stres.
- Tujuan Intervensi: Mengurangi nyeri, meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola nyeri, meningkatkan kemampuan pasien beradaptasi dengan nyeri kronis, dan meningkatkan kualitas hidup pasien.
Dalam penerapannya, perawat harus menggunakan pendekatan holistik dengan mempertimbangkan aspek fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pasien. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain juga diperlukan untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengelolaan nyeri kronis.