Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13303 | 04 Mar 2025
Klinis : Tingkat kebutuhan paling tinggi menurut hirarki Maslow adalah Select one: a. Harga diri b. Aktualisasi diri c. Fisiologis d. Cinta dan rasa memiliki e. Keselamatan dan keamanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
b. Aktualisasi Diri
Penjelasan Singkat:
Menurut hirarki kebutuhan Maslow, aktualisasi diri merupakan kebutuhan tingkat tertinggi. Ini berarti bahwa individu telah memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar seperti fisiologis, rasa aman, cinta dan memiliki, serta harga diri, sehingga mampu mencapai pemenuhan diri secara optimal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosa yang sesuai adalah "Gangguan Aktualisasi Diri", yang didefinisikan sebagai ketidakmampuan individu untuk mewujudkan potensi dirinya secara optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah "Aktualisasi Diri Terpenuhi", yang ditandai dengan individu mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Fasilitasi Pertumbuhan dan Perkembangan
2. Promosi Harga Diri
3. Manajemen Diri
4. Terapi Aktivitas
Sebagai seorang perawat, saya memahami pentingnya memenuhi kebutuhan aktualisasi diri bagi individu untuk dapat mencapai perkembangan optimal. Intervensi keperawatan yang komprehensif diperlukan untuk membantu klien mencapai potensi dirinya secara maksimal. -
Article No. 13304 | 04 Mar 2025
Klinis : Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari adalah definisi diagnosa keperawatan .... Select one: a. Ambulasi dini b. Defisit pengetahuan c. Gangguan mobilisasi fisik d. Resiko intoleransi aktivitas e. Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Intoleransi aktivitas
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi aktivitas
Definisi: Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, karena keterbatasan kapasitas energi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa intoleransi aktivitas antara lain peningkatan toleransi aktivitas, peningkatan kemampuan mobilisasi, dan peningkatan kontrol energi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengatasi intoleransi aktivitas antara lain manajemen aktivitas, manajemen energi, dan pelatihan aktivitas. -
Article No. 13305 | 04 Mar 2025
Klinis : Beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari adalah definisi diagnosa keperawatan .... Select one: a. Ambulasi dini b. Defisit pengetahuan c. Gangguan mobilisasi fisik d. Resiko intoleransi aktivitas e. Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Intoleransi aktivitas
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Resiko mengalami ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Penjelasan Singkat:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Intoleransi aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa intoleransi aktivitas adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, manajemen aktivitas, dan edukasi terkait manajemen energi.
Jadi, dalam kondisi beresiko mengalami ketidakcukupan energi untuk aktivitas sehari-hari, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Intoleransi Aktivitas. -
Article No. 13306 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. edukasi teknik ambulasi
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan independen, terkontrol, dan terkoordinasi yang disebabkan oleh faktor fisik, psikologis, kognitif, atau lingkungan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Salah satu luaran yang diharapkan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Mobilitas Fisik, yaitu kemampuan untuk bergerak secara independen, terkontrol, dan terkoordinasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi utama untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Edukasi Teknik Ambulasi, yaitu pemberian informasi dan pelatihan kepada pasien mengenai teknik berjalan atau bergerak secara mandiri, aman, dan efektif.
Jadi, intervensi utama yang paling sesuai untuk pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah edukasi teknik ambulasi. -
Article No. 13307 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Saya akan membahas diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan mobilitas fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri dalam lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan gangguan mobilitas fisik adalah:
1. Pasien dapat melakukan pergerakan secara mandiri
2. Pasien dapat mempertahankan rentang gerak sendi
3. Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang direkomendasikan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah:
b. Promosi latihan fisik
Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kekuatan, keseimbangan, dan koordinasi otot melalui latihan fisik yang terstruktur dan terukur.
Jadi, jawaban yang tepat adalah b. promosi latihan fisik. -
Article No. 13308 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan mobilitas fisik, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan anggota tubuh yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, kontrol, dan koordinasi otot.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi utama untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi utama yang disarankan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah:
b. Promosi latihan fisik
Yaitu memfasilitasi pasien untuk melakukan latihan fisik secara teratur guna meningkatkan kekuatan, koordinasi, dan kontrol otot sehingga mobilitas fisik dapat ditingkatkan.
Jadi, intervensi utama yang disarankan untuk pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah promosi latihan fisik. -
Article No. 13309 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. edukasi teknik ambulasi
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam pergerakan fisik secara mandiri dan terkoordinasi.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dalam asuhan keperawatan pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Mobilitas Fisik Membaik, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang tepat.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi utama yang perlu dilakukan pada pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah Edukasi Teknik Ambulasi. Hal ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan berjalan dan bergerak secara mandiri, sehingga mobilitas fisiknya dapat membaik.
Jadi, jawaban yang tepat adalah e. edukasi teknik ambulasi. -
Article No. 13310 | 04 Mar 2025
Klinis : Intervensi utama pasien dengan diagnosa gangguan mobilitas fisik adalah ... Select one: a. dukungan ambulasi b. promosi latihan fisik c. edukasi teknik transfer d. edukasi latihan fisik e. edukasi teknik ambulasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. edukasi teknik ambulasi
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Gangguan Mobilitas Fisik
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang menyebabkan penurunan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari intervensi untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah peningkatan kemampuan ambulasi.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi utama yang diperlukan untuk pasien dengan gangguan mobilitas fisik adalah edukasi teknik ambulasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas ambulasi secara mandiri atau dengan bantuan alat bantu.
Jadi, jawaban yang paling tepat adalah e. edukasi teknik ambulasi. -
Article No. 13311 | 04 Mar 2025
Klinis : Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Berada dalam risiko terkena suatu infeksi, yang dapat disebabkan oleh patogen biologis, fisik, atau kimia.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Risiko Infeksi
Definisi: Pasien/keluarga mampu mengenali dan menurunkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
Kriteria Hasil:
a. Pasien/keluarga dapat menjelaskan prosedur perawatan kateter yang benar.
b. Tanda-tanda infeksi pada area insersi kateter tidak ditemukan.
c. Hasil pemeriksaan mikrobiologis sesuai dengan nilai normal.
d. Tidak terjadi episode infeksi terkait pemasangan kateter.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi infeksi.
Aktivitas Keperawatan:
a. Lakukan higiene tangan sesuai prosedur sebelum dan setelah kontak dengan pasien.
b. Gunakan teknik aseptik saat melakukan pemasangan, perawatan, dan penggantian kateter.
c. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda infeksi pada area insersi kateter secara rutin.
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologis jika diperlukan.
e. Ajarkan pasien/keluarga tentang prosedur perawatan kateter yang benar.
f. Pantau intake dan output cairan serta tanda-tanda infeksi lainnya.
g. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi jika terjadi.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Risiko Infeksi" dipilih karena pasien dengan kateter mempunyai risiko tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Tujuan luaran yang diharapkan adalah pasien/keluarga mampu mengenali dan menurunkan faktor-faktor yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi, seperti memahami prosedur perawatan kateter yang benar, tidak ditemukannya tanda-tanda infeksi, hasil pemeriksaan mikrobiologis sesuai normal, dan tidak terjadi episode infeksi terkait pemasangan kateter.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen infeksi, seperti menjaga higiene tangan, menerapkan teknik aseptik saat perawatan kateter, melakukan pemantauan tanda-tanda infeksi, melakukan pemeriksaan mikrobiologis jika diperlukan, memberikan edukasi kepada pasien/keluarga tentang perawatan kateter yang benar, serta melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan infeksi jika terjadi. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk mencegah, mengendalikan, dan mengatasi risiko infeksi pada pasien dengan kateter. -
Article No. 13159 | 03 Mar 2025
Klinis : Bro nko pneumonia anak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi bronkopneumonia pada anak.
Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
- Penyebab: Peningkatan sekresi dan edema saluran napas.
- Gejala: Napas cepat, irama tidak teratur, penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekret atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan bebas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan obstruksi jalan napas.
- Gejala: Wheezing, ronki, batuk produktif.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi terhadap aktivitas fisik.
- Penyebab: Penurunan kekuatan, keletihan, dan sesak napas.
- Gejala: Mudah lelah, napas pendek, palpitasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pola Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan ventilasi pernapasan yang adekuat.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam rentang normal, kedalaman napas normal, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Definisi: Kemampuan individu untuk membuang sekret atau obstruksi dari jalan napas.
- Kriteria Hasil: Tidak ada wheezing, tidak ada ronki, batuk produktif.
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Definisi: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Kriteria Hasil: Tidak ada sesak napas saat beraktivitas, tidak ada palpitasi, tidak ada kelelahan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Definisi: Intervensi untuk mempertahankan atau memperbaiki ventilasi dan oksigenasi.
- Tindakan: Posisikan pasien, hisap sekret, berikan oksigen, lakukan fisioterapi dada.
2. Manajemen Batuk
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi pengeluaran sekret.
- Tindakan: Ajarkan teknik batuk efektif, berikan humidifikasi, berikan ekspektoran.
3. Manajemen Aktivitas
- Definisi: Intervensi untuk memfasilitasi aktivitas yang aman dan efektif.
- Tindakan: Evaluasi toleransi aktivitas, atur aktivitas sesuai kemampuan, berikan istirahat yang cukup.
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar keperawatan untuk kondisi bronkopneumonia pada anak. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk bertanya.