Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13246 | 04 Mar 2025
Klinis : Rasionalisasi menarik klien ke arah penariknya menggunakan sprei yg dapat ditarik pada saat memindahkan pasien adalah ... Select one: a. membagi beban kerja b. mencegah jatuh c. menyiapkan fisik perawat d. meminimalkan gaya gesek e. mengurangi cedera perawat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Cedera Muskuloskeletal
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, rasionalisasi menarik klien ke arah penariknya menggunakan sprei yang dapat ditarik pada saat memindahkan pasien adalah untuk meminimalkan gaya gesek (d).
Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Cedera Muskuloskeletal merupakan kondisi di mana individu rentan mengalami cedera pada sistem muskuloskeletal akibat aktivitas fisik yang berlebihan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Luaran yang diharapkan dari Risiko Cedera Muskuloskeletal adalah tercapainya pengelolaan aktivitas fisik yang aman dan tidak membahayakan sistem muskuloskeletal.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
Intervensi yang dapat dilakukan untuk mengelola Risiko Cedera Muskuloskeletal antara lain mempromosikan teknik pengangkatan dan pemindahan yang ergonomis, serta menggunakan alat bantu untuk meminimalkan gaya gesek saat memindahkan pasien.
Dengan menggunakan sprei yang dapat ditarik, perawat dapat meminimalkan gaya gesek saat memindahkan pasien, sehingga dapat mencegah terjadinya cedera muskuloskeletal pada perawat. -
Article No. 13247 | 04 Mar 2025
Klinis : Pasien imobilisasi akan mengalami kehilangan kekuatan otot. Individu dengan BB dan TB rata-rata, tanpa penyakit kronis, dengan tirah baring akan kehilangan kekuatan otot sebesar …. Select one: a. 10% sehari b. 3% sehari c. 5% sehari d. 4%% sehari e. 9% sehari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu pasien imobilisasi yang akan mengalami kehilangan kekuatan otot, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan singkat:
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Risiko Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai "Rentan mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah secara independen".
Berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), pasien imobilisasi akan mengalami kehilangan kekuatan otot sebesar 3% per hari. Hal ini dikarenakan tanpa aktivitas fisik, serabut otot akan mengalami atrofi dan kekuatan otot akan menurun.
Selanjutnya, Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) merekomendasikan beberapa intervensi keperawatan untuk mengatasi risiko gangguan mobilitas fisik, seperti terapi latihan, perawatan ROM (Range of Motion), dan mobilisasi dini.
Jadi, jawaban yang tepat adalah b. 3% sehari. -
Article No. 13248 | 04 Mar 2025
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dalam menanggapi permintaan Anda, berikut adalah informasi yang saya berikan sebagai seorang dokter atau perekam medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: G89
- Deskripsi: Nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Manajemen nyeri adalah suatu tindakan atau intervensi yang dilakukan untuk mengelola atau mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh pasien. Kode ICD-10 G89 mencakup berbagai jenis nyeri yang tidak diklasifikasikan di tempat lain, seperti nyeri akut, nyeri kronis, nyeri neuropatik, dan lain-lain.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 03.90
- Deskripsi: Terapi nyeri, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Kode ICD-9-CM 03.90 mencakup berbagai jenis tindakan atau prosedur yang dilakukan untuk mengelola nyeri, termasuk penggunaan obat-obatan, terapi fisik, stimulasi saraf, dan intervensi lainnya. Tindakan ini dapat dilakukan secara tersendiri atau sebagai bagian dari manajemen nyeri yang lebih komprehensif.
Dalam praktik klinis, manajemen nyeri dapat melibatkan pendekatan multidisipliner yang melibatkan dokter, perawat, fisioterapis, dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk mengurangi nyeri, meningkatkan kualitas hidup pasien, dan membantu pasien dalam mengelola kondisi mereka secara efektif. -
Article No. 13249 | 04 Mar 2025
Klinis : manajemen nyeri
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan secara rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi manajemen nyeri.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi manajemen nyeri adalah "Nyeri akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (SDKI, 2017). Indikator diagnostik utama untuk nyeri akut meliputi laporan pasien tentang nyeri, ekspresi wajah yang menunjukkan nyeri, dan perilaku yang menunjukkan nyeri.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Tingkat nyeri menurun
2. Pasien mampu melakukan manajemen nyeri
3. Pasien melaporkan nyeri terkontrol
4. Pasien mampu beraktivitas sesuai kemampuan
Indikator untuk setiap luaran adalah:
1. Tingkat nyeri menurun dari skala X menjadi skala Y
2. Pasien dapat menyebutkan strategi manajemen nyeri yang efektif
3. Pasien melaporkan nyeri berkurang hingga level yang dapat diterima
4. Pasien dapat melakukan aktivitas harian tanpa mengalami gangguan nyeri yang berarti
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, faktor pencetus, dan respons terhadap nyeri)
- Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan terapi farmakologis yang tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis manajemen nyeri (relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dan lain-lain)
- Monitor efektivitas intervensi manajemen nyeri
2. Edukasi Manajemen Nyeri
- Jelaskan penyebab, karakteristik, dan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan pasien
- Dorong pasien untuk aktif dalam manajemen nyerinya
3. Kolaborasi Manajemen Nyeri
- Koordinasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dan fisioterapis) untuk menyusun rencana manajemen nyeri yang komprehensif
- Terlibat dalam evaluasi dan modifikasi rencana manajemen nyeri sesuai respons pasien
Penjelasan rinci untuk setiap intervensi dapat diberikan jika diperlukan. Sebagai perawat, kita berperan penting dalam mengelola nyeri pasien secara holistik untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 13250 | 04 Mar 2025
Klinis : Tujuan penggunaan trochanter roll pada pasien dalam posisi supinasi adalah ... Select one: a. Mencegah kontraktur sendi b. Mencegah fleksi leher c. Mencegah rotasi luar pada panggul d. Mencegah pasien jatuh e. Mencegah hiper ekstensi leher
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
c. Mencegah rotasi luar pada panggul
Penjelasan:
Tujuan penggunaan trochanter roll pada pasien dalam posisi supinasi adalah untuk mencegah rotasi luar pada panggul. Trochanter roll berfungsi untuk mempertahankan posisi netral pada panggul dan mencegah terjadinya rotasi luar.
Hal ini sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Penggunaan trochanter roll tidak ditujukan untuk mencegah kontraktur sendi, fleksi leher, pasien jatuh, atau hiper ekstensi leher. Penggunaannya lebih fokus pada pencegahan rotasi luar pada panggul untuk menjaga posisi netral dan mencegah komplikasi terkait posisi. -
Article No. 13251 | 04 Mar 2025
Klinis : Perawat mengkaji bahaya fisiologi imobilisasi. Data hasil pengkajian dengan teknik palpasi yang menunjukkan abnormal pada sistem eliminasi adalah … Select one: a. Penurunan bunyi usus b. Distensi kandung kemih c. Penurunan luaran urin d. Urin keruh e. Urin pekat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Urin pekat
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Disfungsi Eliminasi Urine berhubungan dengan Imobilisasi
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko Disfungsi Eliminasi Urine adalah diagnosis keperawatan yang menggambarkan kemungkinan terjadinya gangguan pada sistem eliminasi urine seperti inkontinensia, retensi urine, atau disuria.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pasien dapat mempertahankan pola eliminasi urine yang efektif.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain mengkaji fungsi eliminasi urine, memfasilitasi eliminasi urine, mengobservasi tanda-tanda disfungsi eliminasi urine, dan memberikan edukasi kepada pasien serta keluarga.
Berdasarkan data yang diberikan, yaitu hasil pengkajian dengan teknik palpasi yang menunjukkan urin pekat, maka diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Disfungsi Eliminasi Urine berhubungan dengan Imobilisasi. Urin pekat dapat menjadi salah satu tanda terjadinya gangguan pada sistem eliminasi urine akibat imobilisasi. -
Article No. 13252 | 04 Mar 2025
Klinis : Pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci untuk kondisi pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter, dengan format akademis dan persona sebagai pakar keperawatan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang tepat untuk kondisi pencegahan ISK pada pasien terpasang kateter adalah "Risiko Infeksi".
Penjelasan:
Pasien yang terpasang kateter memiliki risiko yang tinggi untuk mengalami infeksi saluran kemih (ISK). Hal ini disebabkan karena kateter merupakan akses bagi mikroorganisme untuk masuk ke dalam saluran kemih dan menyebabkan infeksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah "Risiko Infeksi", yang menggambarkan kemungkinan terjadinya infeksi pada pasien terpasang kateter.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah "Bebas Infeksi".
Penjelasan:
Tujuan utama dari Asuhan Keperawatan pada pasien terpasang kateter adalah untuk mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. Oleh karena itu, luaran/output yang diharapkan adalah pasien dapat "Bebas Infeksi", yang berarti tidak mengalami tanda-tanda dan gejala infeksi, seperti demam, nyeri, disuria, dan produksi urin yang abnormal.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Beberapa Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan "Bebas Infeksi" pada pasien terpasang kateter, antara lain:
a. Perawatan Kateter Urin
- Melakukan perawatan kateter urin secara aseptik, yaitu dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan, menggunakan sarung tangan steril, dan menjaga kebersihan area kateter.
- Memastikan posisi kantong urin berada di bawah level kandung kemih untuk mencegah aliran balik urin.
- Mengganti kateter urin sesuai protokol atau jika terdapat tanda-tanda infeksi.
b. Pemantauan Tanda Infeksi
- Memantau tanda-tanda infeksi, seperti demam, nyeri, disuria, dan produksi urin yang abnormal.
- Melakukan pemeriksaan laboratorium, seperti urinalisis dan kultur urin, jika diperlukan.
c. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi, seperti menjaga kebersihan area kateter, menjaga asupan cairan yang adekuat, dan mengenali tanda-tanda infeksi.
- Mendorong pasien dan keluarga untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan kateter urin.
Penjelasan:
Intervensi Keperawatan yang dilakukan bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi pada pasien terpasang kateter. Dengan melakukan perawatan kateter urin secara aseptik, memantau tanda-tanda infeksi, dan memberikan edukasi kepada pasien serta keluarga, diharapkan pasien dapat "Bebas Infeksi" selama menjalani perawatan dengan kateter urin. -
Article No. 13253 | 04 Mar 2025
Klinis : Seorang perawat merencanakan akan memindahkan pasien. Perawat mendorong pasien untuk membantu sebanyak mungkin. Rasionalisasi tindakan tersebut adalah ... Select one: a. Mengurangi resiko cedera perawat b. Mendukung kemampuan dan kekuatan pasien dengan meminimalkan beban kerja c. Membagi beban kerja menjadi 50% d. Meningkatkan kestabilan perawat e. Meminimalkan gaya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
b. Mendukung kemampuan dan kekuatan pasien dengan meminimalkan beban kerja
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Mobilitas Fisik
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan mandiri, yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama dari tindakan keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah mendorong pasien untuk membantu sebanyak mungkin dalam pemindahan. Hal ini bertujuan untuk mendukung kemampuan dan kekuatan pasien, serta meminimalkan beban kerja perawat.
Jadi, rasionalisasi tindakan tersebut adalah untuk mendukung kemampuan dan kekuatan pasien dengan meminimalkan beban kerja perawat. -
Article No. 13254 | 04 Mar 2025
Klinis : Perubahan fungsi metabolik nomal pasien yang imobilisasi adalah … Select one: a. Pelepasan kalsium dalam sirkulasi b. Nafsu makan meningkat c. Penurunan BMR karena demam d. Kekurangan cairan e. Perisaltik naik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah a. Pelepasan kalsium dalam sirkulasi.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Perubahan Metabolisme Terkait Imobilisasi
Definisi:
Perubahan dalam proses penggunaan, penyimpanan, dan pelepasan energi dan zat gizi yang disebabkan oleh pembatasan aktivitas fisik.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Pelepasan kalsium dalam sirkulasi adalah salah satu tanda/gejala utama dari diagnosa keperawatan "Perubahan Metabolisme Terkait Imobilisasi".
- Hal ini terjadi akibat adanya penurunan beban mekanik pada tulang saat pasien imobilisasi, sehingga terjadi pelepasan kalsium dari tulang ke dalam sirkulasi darah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan utama dari pengelolaan "Perubahan Metabolisme Terkait Imobilisasi" adalah mencegah komplikasi akibat perubahan metabolisme, seperti osteoporosis, hiperkalsemia, dll.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: monitor status nutrisi, monitor tanda-tanda vital, pijat/latihan gerak pasif, program aktivitas terstruktur, dll.
Jadi, opsi a. Pelepasan kalsium dalam sirkulasi adalah jawaban yang paling tepat untuk menggambarkan perubahan fungsi metabolik normal pada pasien imobilisasi. -
Article No. 13255 | 04 Mar 2025
Klinis : Menurut hirarki Maslow, kebutuhan cairan dan nutrisi termasuk dalam kebutuhan ... Select one: a. Harga diri b. Aktualisasi diri c. Cinta d. Fisiologis e. Keselamatan dan keamanan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Menurut hirarki Maslow, kebutuhan cairan dan nutrisi termasuk dalam kebutuhan fisiologis.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kekurangan Volume Cairan berhubungan dengan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan cairan dan nutrisi.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) mencakup definisi, batasan karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko dari diagnosa keperawatan Risiko Kekurangan Volume Cairan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) mencakup kriteria hasil yang diharapkan, seperti hidrasi yang adekuat, intake dan output cairan yang seimbang, dan tidak adanya tanda-tanda dehidrasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) mencakup intervensi keperawatan untuk mengatasi Risiko Kekurangan Volume Cairan, seperti monitor intake dan output cairan, kolaborasi pemberian cairan dan nutrisi, serta edukasi kepada pasien dan keluarga.
Persona: Saya adalah seorang perawat profesional yang memberikan informasi akademis terkait diagnosa keperawatan dan standar praktik keperawatan di Indonesia.