Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15192 | 10 Apr 2025
Klinis : Ny.G mengeluh nyeri pada bagian ekstremitas bawah dextra, saat dilakukan pengkajian didapati ekstremitas bawah dextra pasien mengalami pembengkakan dan saat di periksa pasien mengalami nyeri saat di tekan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang digambarkan, yaitu Ny. G mengeluh nyeri pada bagian ekstremitas bawah dextra, dengan ditemukan pembengkakan dan nyeri saat ditekan, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Menunjukkan perubahan ekspresi wajah, Menunjukkan perubahan perilaku, Menunjukkan perubahan fisiologis.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Kontrol Nyeri
Definisi: Kemampuan untuk mengatur sensasi nyeri hingga pada tingkat yang dapat diterima.
Kriteria Hasil:
a. Melaporkan kontrol yang efektif terhadap nyeri.
b. Mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
c. Menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri.
d. Melaporkan penurunan intensitas nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk membantu pasien mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengenali, menilai, menangani, dan mengevaluasi nyeri yang dialami pasien.
Aktivitas Keperawatan:
a. Kaji nyeri pasien secara komprehensif (lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri).
b. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, seperti tanda-tanda vital, perubahan perilaku, dan riwayat nyeri sebelumnya.
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai, seperti pemberian analgesik, kompres dingin, dan terapi modalitas.
d. Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, distraksi, dan visualisasi.
e. Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan Nyeri Akut dipilih karena pasien Ny. G mengeluhkan nyeri pada ekstremitas bawah dextra, yang didukung oleh adanya pembengkakan dan nyeri saat ditekan. Ini menunjukkan adanya kerusakan jaringan yang mengakibatkan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan bagi pasien.
Luaran/output yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri, dimana pasien diharapkan dapat mengatur sensasi nyeri hingga pada tingkat yang dapat diterima. Kriteria hasil yang ingin dicapai antara lain pasien dapat melaporkan kontrol yang efektif terhadap nyeri, mendemonstrasikan penggunaan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, menunjukkan perilaku yang mengarah pada pengurangan nyeri, dan melaporkan penurunan intensitas nyeri.
Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri, yang mencakup kegiatan mengkaji nyeri pasien secara komprehensif, mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri, berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis dan non-farmakologis, menganjurkan pasien untuk menggunakan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, serta mengevaluasi efektivitas intervensi yang diberikan.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien Ny. G dapat mencapai kontrol nyeri yang efektif, sehingga dapat meningkatkan kenyamanan dan kualitas hidup pasien. -
Article No. 15193 | 10 Apr 2025
Klinis : Ny.G mengeluh nyeri pada abdomen RLQ dan sakit saat di tekan. Pasien mengatakan sulit melakukan aktivitas karena sakit yang dirasa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh Ny.G, yaitu nyeri pada abdomen RLQ (Kuadran Kanan Bawah) dan sulit melakukan aktivitas, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut. Nyeri Akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri: Pasien dapat menunjukkan kontrol nyeri yang efektif selama perawatan.
2. Fungsi Aktivitas: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan yang berarti.
3. Koping: Pasien dapat menunjukkan koping yang efektif terhadap nyeri yang dialami.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor pencetus nyeri.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
c. Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat/dingin.
d. Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
2. Peningkatan Aktivitas:
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Berikan bantuan/dukungan selama pasien melakukan aktivitas, sesuai dengan toleransinya.
c. Ajarkan pasien teknik-teknik aktivitas yang dapat membantu mengurangi nyeri, seperti posisi yang nyaman.
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun rencana latihan fisik yang sesuai.
3. Manajemen Koping:
a. Kaji kemampuan koping pasien dalam menghadapi nyeri.
b. Berikan dukungan emosional dan psikologis kepada pasien.
c. Ajarkan teknik manajemen stres dan koping yang efektif, seperti relaksasi, visualisasi, dan teknik pernapasan.
d. Dorong pasien untuk menggunakan sumber daya internal dan eksternal yang dimiliki untuk mengatasi nyeri.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan Ny.G dapat mencapai kontrol nyeri yang efektif, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik, serta menunjukkan koping yang efektif terhadap nyeri yang dialami. Perawat akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan kondisi pasien untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan. -
Article No. 15194 | 10 Apr 2025
Klinis : Ny.G mengeluh nyeri pada abdomen RLQ dan sakit saat di tekan. Pasien mengatakan sulit melakukan aktivitas karena sakit yang dirasa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang dialami oleh Ny.G.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada abdomen, ditandai dengan keluhan nyeri pada abdomen RLQ (Right Lower Quadrant) dan sakit saat ditekan, serta kesulitan melakukan aktivitas.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain). Nyeri akut ditandai dengan keluhan nyeri dan perubahan tanda-tanda vital.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melaporkan nyeri berkurang, dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Manajemen nyeri: Mengidentifikasi karakteristik nyeri, mengevaluasi efektivitas intervensi nyeri, dan memberikan terapi farmakologis maupun nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
2. Peningkatan mobilitas: Membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, mengajarkan teknik mobilisasi yang aman, dan memantau respon pasien terhadap aktivitas.
3. Pemantauan tanda-tanda vital: Memonitor tanda-tanda vital secara berkala untuk mengetahui perkembangan kondisi pasien.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan dan intervensi yang sesuai, diharapkan Ny.G dapat mengatasi nyeri akut yang dialami dan dapat meningkatkan mobilitas serta kenyamanan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. -
Article No. 15195 | 10 Apr 2025
Klinis : perkembangan kesehatan jiwa di dunia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, berikut adalah penjelasan rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi perkembangan kesehatan jiwa di dunia:
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi perkembangan kesehatan jiwa di dunia adalah "Risiko Gangguan Proses Pikir" dengan kode diagnosis 00161. Diagnosis ini menggambarkan adanya potensi masalah pada proses kognitif individu yang dapat memengaruhi kemampuan dalam menerima, memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi. Kondisi perkembangan kesehatan jiwa di dunia dapat meningkatkan risiko gangguan proses pikir akibat berbagai faktor, seperti stres, trauma, penyakit mental, dan perubahan sosial-budaya.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Luaran utama: Proses Pikir Teratasi (1952)
Definisi: Kemampuan individu dalam menerima, memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi dengan baik.
Kriteria hasil:
- Individu dapat mempertahankan fokus perhatian
- Individu dapat mengingat informasi dengan baik
- Individu dapat menyampaikan ide dan pemikirannya dengan jelas
- Individu dapat mengambil keputusan yang tepat
2. Luaran tambahan:
a. Resiliensi Psikologis Membaik (1908)
Definisi: Kemampuan individu untuk beradaptasi dan bangkit dari tantangan atau kesulitan psikologis.
b. Koping Efektif (1302)
Definisi: Kemampuan individu untuk mengelola stres dan tantangan secara adaptif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Lingkungan: Menata lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung pemulihan kesehatan jiwa.
2. Terapi Aktivitas Kelompok: Memfasilitasi aktivitas kelompok yang dapat meningkatkan interaksi sosial, eksplorasi diri, dan pengembangan keterampilan.
3. Terapi Reminisens: Membantu individu untuk mengingat dan memaknai pengalaman hidup positif, meningkatkan harga diri, dan membangun perspektif yang lebih optimistis.
4. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan pemahaman tentang kesehatan mental, gejala gangguan, serta strategi perawatan diri yang tepat.
5. Dukungan Sosial: Memfasilitasi individu untuk membangun dan memelihara jaringan dukungan sosial yang sehat.
6. Manajemen Stres: Mengajarkan teknik-teknik manajemen stres, seperti relaksasi, visualisasi, dan manajemen waktu.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Risiko Gangguan Proses Pikir" dipilih karena kondisi perkembangan kesehatan jiwa di dunia dapat meningkatkan potensi masalah pada kemampuan individu dalam menerima, memproses, menyimpan, dan menggunakan informasi. Luaran utama yang diharapkan adalah "Proses Pikir Teratasi", di mana individu dapat mempertahankan fokus perhatian, mengingat informasi, menyampaikan ide dengan jelas, dan mengambil keputusan yang tepat. Luaran tambahan yang diharapkan adalah "Resiliensi Psikologis Membaik" dan "Koping Efektif", yang menggambarkan kemampuan individu untuk beradaptasi dan mengelola stres secara adaptif.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen lingkungan, terapi aktivitas kelompok, terapi reminisens, edukasi kesehatan, dukungan sosial, dan manajemen stres. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung, meningkatkan kesejahteraan psikologis, mengembangkan keterampilan koping, dan membangun jaringan dukungan sosial yang sehat, sehingga dapat membantu individu mencapai luaran yang diharapkan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 15196 | 10 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis pasien adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru, secara bakteriologis dan histologis terkonfirmasi
Dalam kasus ini, pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, disertai demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Pemeriksaan fisik menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, dan hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Dengan gejala dan temuan klinis ini, diagnosis awal yang paling sesuai adalah tuberkulosis paru, yang dikodekan sebagai A15.0 dalam ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan bakteriologis sputum untuk tuberkulosis
Untuk konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru, prosedur yang mungkin dilakukan adalah pemeriksaan bakteriologis sputum, yang dikodekan sebagai 87.44 dalam ICD-9-CM. Pemeriksaan ini dapat membantu mengidentifikasi adanya mycobacterium tuberculosis dalam sampel sputum dan menegakkan diagnosis tuberkulosis. -
Article No. 15197 | 10 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosis awal pasien adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur atau tindakan medis yang mungkin dilakukan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Tes tuberkulin, interpretasi dan pembacaan
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) digunakan untuk menggambarkan kondisi pasien dengan gejala batuk berdahak, demam, sesak napas, dan hasil pemeriksaan yang menunjukkan adanya lesi di paru, yang sesuai dengan diagnosis tuberkulosis paru.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Tes tuberkulin, interpretasi dan pembacaan) adalah salah satu prosedur yang mungkin dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis tuberkulosis paru. Tes tuberkulin dapat digunakan untuk mendeteksi infeksi tuberkulosis, baik aktif maupun laten.
Dalam kasus ini, selain pemeriksaan fisik dan radiologis, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan dahak untuk bakteri Mycobacterium tuberculosis juga sangat penting untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru dan menentukan rencana tatalaksana yang tepat bagi pasien. -
Article No. 15198 | 10 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
3. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang paten.
- Faktor yang Berhubungan: Produksi sekret yang berlebihan, kelelahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
- Manifestasi Klinis: Batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat dibandingkan dengan kebutuhan tubuh.
- Faktor yang Berhubungan: Penurunan nafsu makan, malabsorpsi, dan peningkatan kebutuhan metabolik.
- Manifestasi Klinis: Penurunan berat badan dan kehilangan nafsu makan.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan karena keterbatasan fisik.
- Faktor yang Berhubungan: Kelemahan umum, kelelahan, dan gangguan pernapasan.
- Manifestasi Klinis: Sesak napas saat beraktivitas dan kelelahan saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah sistem klasifikasi yang digunakan oleh perawat di Indonesia untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Penerapan standar ini memastikan kualitas dan kesinambungan perawatan yang diberikan. -
Article No. 15199 | 10 Apr 2025
Klinis : Pasien mengalami batuk berdahak dengan sputum hijau
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak dengan sputum hijau.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan batuk berdahak dan sputum hijau adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan sekresi dari saluran pernapasan sehingga menyebabkan jalan napas tidak efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti peningkatan produksi sekresi, penurunan kemampuan batuk, atau adanya obstruksi jalan napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien menunjukkan bersihan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Frekuensi batuk berkurang
b. Sputum menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan
c. Suara napas normal tanpa suara napas tambahan
d. Oksigenasi darah membaik (peningkatan SpO2)
2. Pengendalian Batuk: Pasien dapat mengontrol batuk secara efektif, ditandai dengan:
a. Pasien dapat melakukan teknik batuk efektif
b. Frekuensi dan intensitas batuk berkurang
c. Pasien dapat mengeluarkan sputum dengan baik
3. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan status pernapasan yang stabil, ditandai dengan:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
a. Lakukan suction untuk membantu mengeluarkan sputum jika pasien tidak dapat mengeluarkannya sendiri
b. Anjurkan pasien untuk melakukan teknik batuk efektif dan napas dalam
c. Berikan humidifikasi oksigen untuk melembapkan jalan napas
d. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi nebulizer atau bronkodilator jika diperlukan
2. Manajemen Batuk
a. Latih pasien untuk melakukan teknik batuk efektif
b. Ajarkan pasien tentang penggunaan alat bantu batuk (misalnya: incentive spirometer)
c. Berikan terapi antitusif atau mukolitik sesuai indikasi
3. Manajemen Oksigenasi
a. Monitor status oksigenasi pasien (SpO2, ABG)
b. Berikan oksigen suplementasi sesuai kebutuhan
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mempertahankan oksigenasi yang optimal
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif, pengendalian batuk yang baik, dan status pernapasan yang stabil. Hal ini akan membantu mempercepat pemulihan pasien dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi. -
Article No. 15200 | 10 Apr 2025
Klinis : Pasien mengalami batuk berdahak dengan sputum hijau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami batuk berdahak dengan sputum hijau, maka dapat diidentifikasi diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Jalan Napas Terbuka
Definisi: Kondisi di mana saluran napas terbuka dan bebas dari obstruksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi masuknya udara ke dalam dan keluar dari paru-paru.
Aktivitas:
- Auskultasi suara napas
- Identifikasi sputum (warna, konsistensi, jumlah)
- Berikan posisi semi-fowler
- Berikan oksigen sesuai indikasi
- Lakukan suction apabila diperlukan
- Berikan nebulizer/inhaler bronkodilator sesuai indikasi
Harapan yang ingin dicapai adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bebas dari obstruksi sehingga dapat bernapas dengan lancar.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada yang kurang jelas, silakan tanyakan kembali. Wassalamualaikum. -
Article No. 15201 | 10 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan usia 47 tahun mengeluh sesak sejak 3 hari yang lalu, nafas terasa berat, keluarga pasien mengatakan pasien didiagnosa oleh dokter TB paru sejak 6 bulan yang lalu, riwayat minum obat tidak rutin, pasien susah mengeluarkan dahak dan sudah dibawa ke puskesmas tapi kondisi tidak membaik, pemeriksan fisik didapatkan RR: 32x/menit, nadi 98x/menit, TD 130/90 mmHg, saturasi oksigen 88%, terdengar suara ronchi di semua lapang paru, ditemukan adanya jari tabuh, bibir pucat. a. Tentukan diagnosis keperawatan utama pada kasus di atas! b. Intervensi utama apa yang perlu dilakukan? c. Jelaskan dengan singkat patofisiologi kasus di atas sampai ke diagnosis keperawatan yang aktual (mengapa sampai muncul diagnosis keperawatan tersebut)!
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: a. Diagnosis Keperawatan Utama: Penurunan Ventilasi Spontan
b. Intervensi Keperawatan Utama:
1. Pantau tanda-tanda vital secara berkala
2. Berikan oksigen sesuai indikasi untuk mempertahankan saturasi oksigen >92%
3. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam untuk mengeluarkan sputum
4. Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi medis
5. Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk evaluasi dan pemberian terapi obat TB yang adekuat
c. Penjelasan Singkat Patofisiologi dan Diagnosis Keperawatan:
Pasien perempuan usia 47 tahun didiagnosis menderita Tuberkulosis (TB) Paru sejak 6 bulan yang lalu. Namun, pasien tidak minum obat secara teratur, sehingga kondisinya tidak membaik. Hal ini menyebabkan proses infeksi di paru-paru semakin progresif, mengakibatkan peradangan dan obstruksi jalan napas. Kondisi ini ditandai dengan gejala sesak napas, napas terasa berat, dan sulit mengeluarkan dahak.
Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya tanda-tanda gangguan pernapasan, seperti laju napas cepat (takipnea), nadi cepat (takikardia), dan saturasi oksigen rendah (hipoksemia). Selain itu, ditemukan juga ronki di seluruh lapangan paru, serta tanda-tanda kegagalan ventilasi, yaitu jari tabuh dan bibir pucat.
Berdasarkan kondisi tersebut, diagnosis keperawatan utama yang muncul adalah Penurunan Ventilasi Spontan. Hal ini disebabkan oleh adanya obstruksi jalan napas, inflamasi paru, dan kegagalan ventilasi yang mengakibatkan penurunan kemampuan pasien untuk bernapas secara spontan dan mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
Intervensi keperawatan utama yang perlu dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, latihan batuk efektif dan napas dalam, serta kolaborasi dengan tim kesehatan untuk evaluasi dan pemberian terapi obat TB yang adekuat. Tujuannya adalah untuk mempertahankan fungsi ventilasi, memperbaiki oksigenasi, dan mencegah komplikasi lebih lanjut.