Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15443 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah haji laki – laki usia 64 th bernama Tn. X dari SOC 02 ditemukan tergeletak lemas di lobi hotel. Dari hasil pemeriksaan jemaah tersebut pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat CTR > 3 detik. Menurut informasi jemaah lain Tn X selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperdulikan kondisinya. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60, nadi 120 x/ menit. RR 26 x/menit, GDS 54 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi Tn. X.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai untuk Tn. X adalah:
1. Ketidakstabilan Hemodinamik (00034)
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan tekanan darah, denyut jantung, dan/atau curah jantung dalam rentang normal.
Tanda dan gejala yang mendukung diagnosis ini adalah: Pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat, CTR > 3 detik, TD 90/60, nadi 120 x/menit, RR 26 x/menit, GDS 54 mg/dl.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik
- Kriteria Hasil: Tekanan darah dalam rentang normal, nadi dalam rentang normal, perfusi perifer membaik, pengisian kapiler normal.
- Indikator: Tekanan darah stabil, nadi teratur dan kuat, akral hangat, pengisian kapiler ≤ 2 detik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Hemodinamik
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan hemodinamik dan penyebabnya.
- Aktivitas: Pantau tanda-tanda vital secara berkala, pantau perfusi perifer, pantau pengisian kapiler, catat dan analisis hasil pemantauan.
2. Manajemen Cairan
- Tujuan: Mempertahankan volume cairan dalam rentang normal.
- Aktivitas: Berikan cairan IV sesuai kebutuhan, pantau intake dan output cairan, pantau keseimbangan cairan.
3. Pemberian Oksigen
- Tujuan: Mempertahankan oksigenasi jaringan.
- Aktivitas: Berikan oksigen melalui kanul nasal atau masker oksigen, pantau saturasi oksigen.
4. Manajemen Glikemia
- Tujuan: Mempertahankan kadar gula darah dalam rentang normal.
- Aktivitas: Pantau kadar gula darah, berikan terapi insulin jika perlu, edukasi pasien tentang pengelolaan diabetes.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan Ketidakstabilan Hemodinamik dipilih karena tanda dan gejala yang ditunjukkan Tn. X, seperti tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, serta perfusi jaringan yang buruk, mengarah pada kondisi hemodinamik yang tidak stabil. Luaran yang diharapkan adalah stabilitas hemodinamik, dengan kriteria hasil seperti tekanan darah dan nadi dalam rentang normal, serta perfusi perifer yang membaik. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan hemodinamik, manajemen cairan, pemberian oksigen, dan manajemen glikemia untuk mengatasi penyebab ketidakstabilan hemodinamik pada Tn. X. -
Article No. 15444 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah haji laki – laki usia 64 th bernama Tn. X dari SOC 02 ditemukan tergeletak lemas di lobi hotel. Dari hasil pemeriksaan jemaah tersebut pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat CTR > 3 detik. Menurut informasi jemaah lain Tn X selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperdulikan kondisinya. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60, nadi 120 x/ menit. RR 26 x/menit, GDS 54 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi Tn. X dapat didiagnosis dengan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipovolemia akut berhubungan dengan kehilangan cairan dan elektrolit
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Hipovolemia akut adalah penurunan volume cairan intravaskuler yang terjadi secara tiba-tiba, yang menyebabkan penurunan volume darah dan curah jantung.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi jaringan yang membaik
2. Keseimbangan cairan yang membaik
3. Tanda-tanda vital yang stabil
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Monitoring tanda-tanda vital
2. Pemberian cairan intravena
3. Pengaturan posisi tubuh
4. Edukasi tentang pentingnya menjaga hidrasi selama ibadah haji
Berdasarkan informasi yang diberikan, Tn. X mengalami hipovolemia akut yang ditandai dengan pusing, pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah, serta penurunan tekanan darah. Hal ini disebabkan oleh kehilangan cairan dan elektrolit akibat kebiasaannya yang selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperhatikan kondisi tubuhnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memonitor tanda-tanda vital, memberikan cairan intravena, mengatur posisi tubuh, serta mengedukasi Tn. X tentang pentingnya menjaga hidrasi selama ibadah haji. -
Article No. 15445 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah haji laki – laki usia 64 th bernama Tn. X dari SOC 02 ditemukan tergeletak lemas di lobi hotel. Dari hasil pemeriksaan jemaah tersebut pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat CTR > 3 detik. Menurut informasi jemaah lain Tn X selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperdulikan kondisinya. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60, nadi 120 x/ menit. RR 26 x/menit, GDS 54 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, berikut diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Dehidrasi sekunder terhadap Malnutrisi.
Penjelasan:
- SDKI: Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit didefinisikan sebagai keadaan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan cairan dan/atau elektrolit.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan, Manajemen Dehidrasi, dan Manajemen Elektrolit.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Cairan, Pemberian Cairan Intravena, dan Pemberian Suplemen Elektrolit.
2. Penurunan Perfusi Jaringan berhubungan dengan Hipovolemia.
Penjelasan:
- SDKI: Penurunan Perfusi Jaringan didefinisikan sebagai keadaan penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Sirkulasi, Manajemen Hipovolemia, dan Manajemen Syok.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Pemberian Cairan Intravena, dan Pemberian Oksigen.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan Kelemahan Fisik.
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Aktivitas, Manajemen Energi, dan Peningkatan Mobilitas.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pengaturan Aktivitas, Pemberian Latihan Fisik, dan Pemberian Bantuan Aktivitas.
Dengan tone akademis, persona pakar, dan identitas perawat, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Tanda-Tanda Vital, Pemberian Cairan Intravena, Pemberian Oksigen, Pengaturan Aktivitas, Pemberian Latihan Fisik, dan Pemberian Bantuan Aktivitas. -
Article No. 15446 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah haji laki – laki usia 64 th bernama Tn. X dari SOC 02 ditemukan tergeletak lemas di lobi hotel. Dari hasil pemeriksaan jemaah tersebut pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat CTR > 3 detik. Menurut informasi jemaah lain Tn X selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperdulikan kondisinya. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60, nadi 120 x/ menit. RR 26 x/menit, GDS 54 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakcukupan suplai oksigen ke jaringan, ditandai dengan tanda-tanda vital tidak stabil, aktivitas fisik membatasi, dan kelelahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas: Individu akan mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
2. Status Sirkulasi: Individu akan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil.
3. Status Cairan: Individu akan menunjukkan status cairan yang adekuat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Identifikasi kemampuan aktivitas individu saat ini.
- Bantu individu menyusun rencana aktivitas yang sesuai dengan toleransinya.
- Pantau tanda-tanda vital selama aktivitas.
- Berikan istirahat yang cukup sesuai kebutuhan individu.
2. Manajemen Sirkulasi
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi cairan dan obat-obatan yang sesuai.
- Anjurkan posisi yang dapat memfasilitasi sirkulasi yang adekuat.
- Edukasikan pentingnya menjaga hidrasi yang cukup.
3. Manajemen Cairan
- Pantau intake dan output cairan.
- Identifikasi penyebab ketidakseimbangan cairan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi cairan yang sesuai.
- Edukasikan tanda-tanda dehidrasi dan pentingnya menjaga hidrasi yang adekuat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang tidak stabil, seperti tekanan darah rendah, nadi cepat dan lemah, serta penurunan tingkat kesadaran. Kondisi ini mengindikasikan adanya gangguan suplai oksigen ke jaringan, yang membatasi kemampuan pasien untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa disertai kelelahan yang berlebihan.
Luaran/output yang diharapkan adalah peningkatan toleransi aktivitas, stabilisasi tanda-tanda vital, dan perbaikan status cairan pasien. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen aktivitas, manajemen sirkulasi, dan manajemen cairan. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi pemulihan pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Kolaborasi dengan tim medis sangat penting, terutama untuk pemberian terapi cairan dan obat-obatan yang sesuai. Edukasi kepada pasien dan keluarga juga merupakan bagian penting dari intervensi, agar mereka dapat berpartisipasi aktif dalam proses pemulihan. -
Article No. 15447 | 13 Apr 2025
Klinis : Jemaah haji laki – laki usia 64 th bernama Tn. X dari SOC 02 ditemukan tergeletak lemas di lobi hotel. Dari hasil pemeriksaan jemaah tersebut pucat, akral dingin, nadi cepat dan lemah, turgor kulit melambat CTR > 3 detik. Menurut informasi jemaah lain Tn X selalu mengejar ibadah Arbain tanpa memperdulikan kondisinya. Pemeriksaan fisik ditemukan TD 90/60, nadi 120 x/ menit. RR 26 x/menit, GDS 54 mg/dl.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan akibat aktivitas ibadah yang berlebihan, ditandai dengan adanya penurunan tekanan darah, nadi cepat dan lemah, serta turgor kulit yang melambat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Efektif: Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD 110-140/70-90 mmHg, nadi 60-100 x/menit, RR 12-20 x/menit), akral hangat, capillary refill time (CRT) < 3 detik.
2. Keseimbangan Cairan: Turgor kulit baik, mukosa lembab, produksi urin normal, berat badan stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring Tanda-Tanda Vital:
- Pantau tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu secara berkala.
- Identifikasi adanya perubahan yang signifikan pada tanda-tanda vital.
2. Manajemen Cairan:
- Berikan cairan intravena (IV) sesuai kebutuhan untuk mengatasi hipovolemia.
- Pantau intake dan output cairan serta berat badan.
- Identifikasi tanda-tanda kelebihan atau kekurangan cairan.
3. Manajemen Aktifitas dan Istirahat:
- Kaji aktivitas ibadah Tn. X dan berikan edukasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
- Dorong Tn. X untuk beristirahat secukupnya dan tidak memaksakan diri dalam menjalankan ibadah.
4. Edukasi Kesehatan:
- Berikan edukasi kepada Tn. X dan keluarga tentang pentingnya menjaga kesehatan dan mengenali tanda-tanda dehidrasi serta hipovolemia.
- Ajarkan teknik-teknik untuk memantau status hidrasi, seperti pemeriksaan turgor kulit dan produksi urin.
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Hipovolemia, yang ditandai dengan penurunan tekanan darah, nadi cepat dan lemah, serta turgor kulit yang melambat. Hal ini disebabkan oleh kehilangan cairan akibat aktivitas ibadah yang berlebihan tanpa memperhatikan kondisi kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Perfusi Jaringan Efektif, dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, serta Keseimbangan Cairan, dengan turgor kulit baik, mukosa lembab, produksi urin normal, dan berat badan stabil.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi Monitoring Tanda-Tanda Vital, Manajemen Cairan, Manajemen Aktivitas dan Istirahat, serta Edukasi Kesehatan. Tujuannya adalah untuk mengatasi hipovolemia, memulihkan keseimbangan cairan, dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 15448 | 13 Apr 2025
Klinis : Rombongan Jemaah haji dari kloter SUB 25 Ny. R (60 th) sudah berada di Makkah selama 7 hari, tiba-tiba merengek minta diantar pulang karena ingin bertemu cucunya, jemaah merasa di masih di Surabaya. Ekspresi wajah bingung, pelupa, disorientasi waktu, tempat, orang, penampilan kotor, badan bau, menolak makan dan minum, sulit berjalan karena lemas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi pasien Ny. R (60 th) menunjukkan gejala-gejala yang dapat didiagnosis sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F05
- Deskripsi: Delirium, tidak disebabkan oleh alkohol dan zat-zat lain
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala-gejala seperti kebingungan, pelupa, disorientasi waktu, tempat, dan orang, serta perubahan perilaku yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini sesuai dengan kriteria diagnosis delirium menurut ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.12
- Deskripsi: Pemeriksaan mental status
Penjelasan:
Untuk mengevaluasi kondisi pasien dan menegakkan diagnosis delirium, dokter kemungkinan akan melakukan pemeriksaan mental status, seperti tes orientasi, tes memori, dan tes lainnya yang terkait dengan fungsi kognitif. Kode ICD-9-CM 94.12 mencakup prosedur pemeriksaan mental status. -
Article No. 15449 | 13 Apr 2025
Klinis : Rombongan Jemaah haji dari kloter SUB 25 Ny. R (60 th) sudah berada di Makkah selama 7 hari, tiba-tiba merengek minta diantar pulang karena ingin bertemu cucunya, jemaah merasa di masih di Surabaya. Ekspresi wajah bingung, pelupa, disorientasi waktu, tempat, orang, penampilan kotor, badan bau, menolak makan dan minum, sulit berjalan karena lemas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, maka dapat disimpulkan bahwa pasien Ny. R (60 tahun) mengalami kondisi yang berkaitan dengan gangguan orientasi, gangguan kognitif, dan gangguan perilaku. Berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Orientasi (SDKI)
b. Gangguan Kognitif (SDKI)
c. Gangguan Perilaku (SDKI)
2. Penjelasan Singkat:
a. Gangguan Orientasi (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengenali atau mengidentifikasi diri, waktu, tempat, atau orang-orang di sekitarnya.
- Karakteristik: Pasien merasa masih berada di Surabaya, bingung, disorientasi terhadap waktu, tempat, dan orang.
b. Gangguan Kognitif (SDKI)
- Definisi: Penurunan kemampuan pikir individu yang berdampak pada fungsi kehidupan sehari-hari.
- Karakteristik: Pelupa, sulit berjalan karena lemas.
c. Gangguan Perilaku (SDKI)
- Definisi: Perubahan perilaku yang menyimpang dari normal pada individu yang berdampak pada fungsi kehidupan.
- Karakteristik: Merengek minta diantar pulang, menolak makan dan minum, penampilan kotor, badan bau.
Berdasarkan standar SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), tujuan dari perawatan pasien ini adalah untuk memulihkan orientasi, meningkatkan fungsi kognitif, dan memperbaiki perilaku. Sedangkan berdasarkan standar SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia), intervensi yang dapat dilakukan antara lain: orientasi realitas, stimulasi kognitif, manajemen perilaku, dan perawatan diri. -
Article No. 15450 | 13 Apr 2025
Klinis : Rombongan Jemaah haji dari kloter SUB 25 Ny. R (60 th) sudah berada di Makkah selama 7 hari, tiba-tiba merengek minta diantar pulang karena ingin bertemu cucunya, jemaah merasa di masih di Surabaya. Ekspresi wajah bingung, pelupa, disorientasi waktu, tempat, orang, penampilan kotor, badan bau, menolak makan dan minum, sulit berjalan karena lemas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Perubahan Persepsi Sensori: Halusinasi
Definisi: Perubahan dalam persepsi sensorik yang mencakup pengalaman panca indera yang salah atau tidak sesuai dengan realitas eksternal.
Karakteristik:
- Jemaah merasa masih berada di Surabaya, padahal sebenarnya sudah berada di Makkah selama 7 hari.
- Jemaah mengalami disorientasi waktu, tempat, dan orang.
2. Defisit Perawatan Diri
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri.
Karakteristik:
- Penampilan kotor dan badan bau.
- Menolak makan dan minum.
- Sulit berjalan karena lemas.
3. Perubahan Proses Pikir
Definisi: Gangguan dalam kemampuan untuk memproses informasi secara efektif.
Karakteristik:
- Ekspresi wajah bingung.
- Pelupa.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Persepsi Sensorik: Halusinasi
- Jemaah dapat mengenali lingkungan dengan benar.
- Jemaah dapat melakukan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang dengan benar.
2. Perawatan Diri
- Jemaah dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan mandiri.
- Jemaah dapat makan dan minum dengan baik.
- Jemaah dapat berjalan dengan stabil.
3. Proses Pikir
- Jemaah dapat memproses informasi secara efektif.
- Jemaah dapat mengingat dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Persepsi Sensorik: Halusinasi
- Orientasi realitas: bantu jemaah untuk mengenali lingkungan dan orang-orang di sekitarnya.
- Terapi reminiscence: dorong jemaah untuk mengingat kembali pengalaman positif yang pernah dialami.
- Terapi orientasi realitas: berikan informasi yang akurat tentang waktu, tempat, dan situasi saat ini.
2. Perawatan Diri
- Perawatan diri: bantu jemaah dalam melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berpakaian, dan makan.
- Manajemen nutrisi: sediakan makanan dan minuman yang sesuai dengan kebutuhan jemaah.
- Mobilisasi: bantu jemaah untuk berjalan dengan aman dan stabil.
3. Proses Pikir
- Stimulasi kognitif: berikan aktivitas yang dapat meningkatkan daya ingat dan kemampuan berpikir jemaah.
- Manajemen stres: identifikasi dan atasi faktor-faktor yang dapat menyebabkan stres pada jemaah.
- Edukasi: berikan pendidikan kesehatan kepada jemaah dan keluarga terkait kondisi yang dialami.
Asuhan keperawatan yang diberikan diharapkan dapat membantu jemaah dalam mengatasi perubahan persepsi sensorik, defisit perawatan diri, dan perubahan proses pikir, sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Wallahu A'lam Bishawab. -
Article No. 15451 | 13 Apr 2025
Klinis : Rombongan Jemaah haji dari kloter SUB 25 Ny. R (60 th) sudah berada di Makkah selama 7 hari, tiba-tiba merengek minta diantar pulang karena ingin bertemu cucunya, jemaah merasa di masih di Surabaya. Ekspresi wajah bingung, pelupa, disorientasi waktu, tempat, orang, penampilan kotor, badan bau, menolak makan dan minum, sulit berjalan karena lemas. Pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/80, nadi 86 x/menit, RR 20 x/menit.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Saya adalah seorang perawat profesional yang akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang diuraikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Gangguan Proses Pikir Kronis (00130)
Karakteristik Definisi: Gangguan dalam proses berpikir yang berlangsung terus-menerus, ditandai dengan adanya defisit dalam orientasi, memori, kemampuan pemecahan masalah, dan kemampuan membuat keputusan.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan fungsi kognitif akibat usia lanjut.
2. Defisit Perawatan Diri (00108)
Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
Faktor yang Berhubungan: Penurunan fungsi kognitif, kelemahan fisik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Proses Pikir: Orientasi Membaik (0902)
Kriteria Hasil:
- Klien dapat mengenali lingkungan, waktu, dan orang-orang di sekitarnya.
- Klien dapat menjelaskan alasan berada di tempat saat ini.
- Klien dapat menceritakan rencana untuk hari ini.
2. Perawatan Diri: Mandiri (0300)
Kriteria Hasil:
- Klien dapat menjaga kebersihan diri (mandi, berpakaian, berhias).
- Klien dapat makan dan minum secara mandiri.
- Klien dapat berjalan dengan stabil dan aman.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Fungsi Kognitif (6540)
- Nilai orientasi klien terhadap waktu, tempat, dan orang.
- Evaluasi kemampuan klien dalam memecahkan masalah sederhana.
- Pantau perubahan kemampuan berpikir klien.
2. Bantuan Perawatan Diri (1800)
- Bantu klien untuk mandi, berpakaian, dan berhias.
- Sediakan makanan dan minuman bergizi, serta temani klien saat makan.
- Bantu klien berjalan dengan aman menggunakan alat bantu jika diperlukan.
3. Orientasi Realitas (5820)
- Jelaskan kepada klien tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya.
- Ingatkan klien mengenai tujuan berada di tempat tersebut.
- Libatkan keluarga/pendamping untuk memberikan orientasi realitas.
4. Manajemen Lingkungan: Keamanan (6486)
- Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien.
- Pantau kebersihan lingkungan dan cegah risiko jatuh.
- Berikan pendidikan kesehatan kepada keluarga/pendamping.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Ny. R. Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 15452 | 13 Apr 2025
Klinis : Saat visitasi di hotel petugas dilaporkan ada seorang Jemaah haji Tn A, 28 thn asal kloter UPG 25 yang tampak bicara sendiri, tertawa sendiri, dan merasa dibicarakan oleh orang lain. Kadang – kadang memukul dan mengejar Jemaah lain yang ada disebelahnya, dan mengancam akan membunuh ibunya yang juga ikut sebagai jemaah haji dalam satu kloter. Menurut informasi dari ibunya TN A sering mendapat perlakuan bully oleh temen – teman sekantor dan lingkungan rumahnya. Dari pemeriksaan fisik ditemukan TD 120/80 mmHg, nadi 98 x/menit, RR 24 x menit.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis untuk kondisi Tn. A dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: F23
- Deskripsi: Gangguan psikotik akut dan sementara
Penjelasan:
Tn. A menunjukkan gejala-gejala psikotik, seperti bicara sendiri, tertawa sendiri, merasa dibicarakan orang lain, serta mengejar dan mengancam Jemaah lain. Hal ini sesuai dengan kriteria diagnosis untuk gangguan psikotik akut dan sementara (F23) dalam klasifikasi ICD-10.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.12
- Deskripsi: Pemberian obat psikotropik intramuskular
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang tersedia, tidak ada rincian tentang tindakan medis yang dilakukan. Namun, dalam penatalaksanaan gangguan psikotik akut, pemberian obat psikotropik intramuskular (kode ICD-9-CM 94.12) dapat menjadi salah satu intervensi yang dilakukan untuk menstabilkan kondisi pasien.
Secara keseluruhan, Tn. A memerlukan penanganan yang komprehensif, termasuk penilaian psikiatrik yang lebih mendalam, pemberian terapi farmakologis yang sesuai, serta pemantauan yang ketat untuk mencegah potensi risiko bahaya bagi dirinya atau orang lain.