Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 19480 | 10 Jul 2025
Klinis : Pada kunjungan rumah didapatkan laki-laki berusia 45 tahun yang telah mulai pengobatan TBC Paru sejak 1 bulan yang lalu. Hasil anamnesis: klien tidak minum obat sejak 4 hari lalu karena merasa sudah sehat. Keluarga mengatakan nasehat keluarga untuk tetap minum bat diabaikan. Apakah diagnosis keperawatan utama pada kasus tersebut?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan utama yang sesuai untuk kasus ini adalah "Ketidakpatuhan" (Noncompliance). Hal ini didasarkan pada kondisi klien yang tidak minum obat TBC selama 4 hari terakhir, padahal keluarga sudah menasihatinya untuk tetap minum obat. Ketidakpatuhan klien terhadap regimen pengobatan TBC ini dapat menyebabkan komplikasi dan penyakit semakin memburuk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kepatuhan Regimen Pengobatan: Klien mampu minum obat TBC secara teratur sesuai dengan jadwal yang ditetapkan.
2. Pengetahuan tentang Penyakit: Klien memahami pentingnya minum obat TBC secara rutin dan bahaya jika berhenti minum obat.
3. Kontrol Gejala: Klien dapat mengontrol gejala-gejala TBC yang dialami, seperti batuk, demam, dan penurunan berat badan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Ketidakpatuhan
- Evaluasi alasan ketidakpatuhan klien dalam minum obat TBC
- Identifikasi hambatan dan fasilitator untuk kepatuhan minum obat
- Berikan edukasi tentang pentingnya kepatuhan minum obat TBC
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, apoteker) untuk mengoptimalkan regimen pengobatan
- Monitoring dan evaluasi kepatuhan klien dalam minum obat secara rutin
2. Peningkatan Pengetahuan
- Berikan edukasi tentang penyakit TBC, termasuk penyebab, gejala, dan komplikasi
- Jelaskan pentingnya minum obat TBC secara teratur dan konsekuensi jika berhenti minum obat
- Gunakan media edukasi yang sesuai dengan gaya belajar klien
3. Manajemen Gejala
- Identifikasi gejala-gejala TBC yang dialami klien
- Kaji tanda dan gejala TBC secara berkala
- Berikan intervensi keperawatan untuk mengelola gejala, seperti terapi batuk, manajemen demam, dan peningkatan asupan nutrisi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pengobatan gejala
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan klien dapat meningkatkan kepatuhan dalam minum obat TBC, memahami pentingnya pengobatan, dan dapat mengontrol gejala-gejala yang muncul. Hal ini akan mendukung proses pemulihan dan mencegah komplikasi yang lebih buruk. -
Article No. 19481 | 10 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun tinggal bersama keluarga mengeluh pada perawat bahwa dirinya 3 bulan terakhir sering merasa lapar, haus dan suka berkemih. Menurut klien masalah ini muncul setelah dirinya berkonflik dengan tetangga dan dirinya merasa ada yang tidak beres dengan hal tersebut. Klien belum pernah berobat dan hanya menjalankan anjuran dari tokoh spiritualnya.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Klien mengeluhkan sering merasa lapar dan haus, yang dapat mengindikasikan adanya ketidakseimbangan nutrisi. Diagnosa ini sesuai dengan gejala yang dialami klien.
2. Intoleransi Aktivitas
Klien belum pernah berobat dan hanya menjalankan anjuran dari tokoh spiritualnya, yang dapat menunjukkan adanya intoleransi aktivitas dalam mencari penanganan medis yang sesuai.
3. Kecemasan
Klien merasa ada yang tidak beres dengan dirinya setelah konflik dengan tetangga, yang dapat menyebabkan kecemasan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Klien dapat mengonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan tubuh.
- Klien dapat mempertahankan berat badan dalam batas normal.
- Klien tidak mengeluhkan sering merasa lapar dan haus.
2. Toleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik.
- Klien dapat mencari dan menerima penanganan medis yang sesuai.
- Klien tidak merasa terbatas dalam melakukan aktivitas.
3. Kontrol Kecemasan
- Klien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Klien dapat menerapkan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam hidupnya.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan Nutrisi
- Pengkajian status nutrisi klien
- Edukasi tentang kebutuhan nutrisi yang sesuai
- Pemberian diet yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan klien
- Pemantauan asupan nutrisi dan cairan klien
2. Toleransi Aktivitas
- Pengkajian kemampuan aktivitas klien
- Edukasi tentang pentingnya aktivitas dan penanganan medis
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mendapatkan penanganan yang sesuai
- Pemberian latihan fisik dan aktivitas sesuai kemampuan klien
3. Kontrol Kecemasan
- Pengkajian penyebab dan tingkat kecemasan klien
- Edukasi tentang kecemasan dan teknik relaksasi
- Pemberian terapi kognitif-perilaku untuk mengatasi kecemasan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan jiwa untuk penanganan yang sesuai
Penjelasan rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi klien. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang belum jelas. -
Article No. 19482 | 10 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki (Tn.DH) 37 tahun dirawat di Ruang Medikal Bedah RSU Bhamada Slawi dengan Dx Medis Gastroenteritis, mengeluh BAB dan BAK sehari sampai 10x, feses cair tanpa ampas dan berbuih, sakit perut terasa seperti diremas-remas diseluruh area abdomen, nyeri hilang timbul. Hasil pemeriksaan: wajah pucat, mukosa bibir kering, turgor kulit kering, akral hangat, anus tampak kemerahan, pemeriksaan fisik: bunyi hipertympani, kembung, peristaltic usus 28 x/menit, TD : 100/70 mmHg, RR : 22 x/menit, HR: 84 x/menit, T: 38.2 0 C, Leukosit: 12.400/uL, Hb: 13.2 g/dL, Trombosit 178.000/uL, Natrium 142 mmol/L, Kalium 4.0 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Tn. DH. Sebagai perawat, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan SLKI, dan intervensi keperawatan SIKI yang sesuai dengan kondisi Anda saat ini.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan diare, kehilangan cairan melalui saluran cerna.
Tanda dan gejala: frekuensi BAB/BAK meningkat, feses cair tanpa ampas, wajah pucat, mukosa bibir kering, turgor kulit kering, akral hangat.
2. Nyeri Akut berhubungan dengan proses penyakit (gastroenteritis).
Tanda dan gejala: nyeri perut seperti diremas-remas, nyeri hilang timbul.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tanda dan gejala: peningkatan frekuensi napas, peningkatan denyut nadi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Defisit Volume Cairan:
- Klien akan mempertahankan/meningkatkan volume cairan yang adekuat, dengan kriteria hasil: frekuensi BAB/BAK normal, turgor kulit baik, mukosa mulut lembab, TD dalam batas normal.
2. Nyeri Akut:
- Klien akan melaporkan nyeri berkurang, dengan kriteria hasil: klien dapat mengendalikan nyeri dan melakukan aktivitas tanpa hambatan.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Klien akan meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, dengan kriteria hasil: tanda-tanda vital dalam batas normal saat beraktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Defisit Volume Cairan:
- Monitor intake dan output cairan
- Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan
- Berikan edukasi tentang pentingnya asupan cairan
- Kolaborasi pemberian obat anti-diare dan elektrolit
2. Nyeri Akut:
- Kaji nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
- Kolaborasi pemberian obat antinyeri
3. Intoleransi Aktivitas:
- Pantau tanda-tanda vital saat beraktivitas
- Bantu klien dalam beraktivitas sesuai toleransi
- Berikan latihan fisik bertahap
- Anjurkan istirahat yang cukup
Semoga intervensi ini dapat membantu Tn. DH dalam proses pemulihan. Jika ada pertanyaan, jangan ragu untuk menanyakannya. Saya siap membantu Anda. -
Article No. 19483 | 10 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki (Tn.DH) 37 tahun dirawat di Ruang Medikal Bedah RSU Bhamada Slawi dengan Dx Medis Gastroenteritis, mengeluh BAB dan BAK sehari sampai 10x, feses cair tanpa ampas dan berbuih, sakit perut terasa seperti diremas-remas diseluruh area abdomen, nyeri hilang timbul. Hasil pemeriksaan: wajah pucat, mukosa bibir kering, turgor kulit kering, akral hangat, anus tampak kemerahan, pemeriksaan fisik: bunyi hipertympani, kembung, peristaltic usus 28 x/menit, TD : 100/70 mmHg, RR : 22 x/menit, HR: 84 x/menit, T: 38.2 0 C, Leukosit: 12.400/uL, Hb: 13.2 g/dL, Trombosit 178.000/uL, Natrium 142 mmol/L, Kalium 4.0 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, untuk kondisi Tn. DH (37 tahun) yang dirawat di Ruang Medikal Bedah RSU Bhamada Slawi dengan diagnosis medis Gastroenteritis, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Kekurangan Volume Cairan (NANDA-I: 00025)
Definisi: Risiko penurunan cairan intraseluler, intravaskuler, dan/atau ekstravaskular yang dapat membahayakan kesehatan.
b. Nyeri Akut (NANDA-I: 00132)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Kekurangan Volume Cairan
Kode: 10063
Definisi: Kondisi di mana individu berisiko mengalami penurunan cairan intraseluler, intravaskuler, dan/atau ekstravaskular yang dapat membahayakan kesehatan.
b. Nyeri Akut
Kode: 10026
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Hidrasi
Kode: 10063
Definisi: Keseimbangan cairan tubuh yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Kontrol Nyeri
Kode: 10026
Definisi: Tingkat kemampuan individu untuk mengendalikan atau meredakan rasa nyeri.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Cairan
Kode: 10063
Definisi: Pengaturan masukan dan pengeluaran cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang sesuai dengan kebutuhan.
b. Manajemen Nyeri
Kode: 10026
Definisi: Upaya untuk mengidentifikasi dan mengendalikan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri pada individu.
Dalam kondisi Tn. DH dengan diagnosis medis Gastroenteritis, Diagnosa Keperawatan yang sesuai adalah Risiko Kekurangan Volume Cairan dan Nyeri Akut. Intervensi Keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Cairan dan Manajemen Nyeri untuk mencapai luaran Hidrasi dan Kontrol Nyeri yang optimal. -
Article No. 19484 | 10 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, untuk kondisi pasien pria usia 45 tahun dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan, serta hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru dengan diagnosis awal tuberkulosis paru, maka kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan sputum untuk bakteri tuberkulosis
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan konfirmasi bakteriologis dan histologis) merupakan kode yang sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru pada pasien ini. Kode ini digunakan untuk menggambarkan kasus tuberkulosis paru yang dikonfirmasi secara bakteriologis dan histologis.
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Pemeriksaan sputum untuk bakteri tuberkulosis) adalah kode prosedur yang mungkin dilakukan untuk memastikan diagnosis tuberkulosis paru pada pasien ini. Pemeriksaan sputum merupakan salah satu langkah penting dalam konfirmasi diagnosis tuberkulosis paru.
Perlu diperhatikan bahwa diagnosis tuberkulosis paru harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan laboratorium dan radiologis yang lebih lanjut, sesuai dengan standar praktik medis yang berlaku. Penggunaan kode ICD-10 dan ICD-9-CM yang tepat sangat penting untuk dokumentasi dan penagihan yang akurat. -
Article No. 19485 | 10 Jul 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya hambatan dalam pembersihan sekresi dari saluran napas.
b. Risiko Infeksi
Pasien memiliki risiko infeksi yang tinggi karena diagnosis awal adalah tuberkulosis paru. Pasien juga mengalami demam dan penurunan nafsu makan, yang merupakan tanda-tanda infeksi.
c. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami penurunan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang kurang dari kebutuhan tubuh.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengontrol batuk dan mengeluarkan dahak dengan baik.
- Suara napas bronkial di paru kanan atas berkurang atau menghilang.
- Pasien tidak lagi mengalami sesak napas.
b. Tidak Terjadi Infeksi
- Tanda-tanda infeksi seperti demam dan penurunan nafsu makan hilang.
- Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan perbaikan (misalnya penurunan jumlah leukosit).
c. Kebutuhan Nutrisi Terpenuhi
- Pasien mampu mempertahankan berat badan atau mengalami peningkatan berat badan.
- Pasien melaporkan peningkatan nafsu makan dan asupan makanan yang adekuat.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitoring tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Manajemen jalan napas (misalnya suction, postural drainage)
- Pemberian oksigen sesuai kebutuhan
- Edukasi mengenai teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
b. Risiko Infeksi:
- Monitoring tanda-tanda infeksi (suhu tubuh, leukosit, dll.)
- Pemberian obat anti-tuberkulosis sesuai resep
- Edukasi mengenai pencegahan penularan penyakit
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.)
c. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Asesmen status gizi dan kebutuhan nutrisi
- Pemberian makanan dan suplemen sesuai kebutuhan
- Edukasi mengenai pentingnya nutrisi dan peningkatan asupan
- Monitoring berat badan dan perubahan status gizi
Secara keseluruhan, intervensi keperawatan yang dilakukan harus komprehensif dan berfokus pada penanganan masalah pernapasan, pencegahan infeksi, serta pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain juga sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 19486 | 10 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki (Tn.DH) 37 tahun dirawat di Ruang Medikal Bedah RSU Bhamada Slawi dengan Dx Medis Gastroenteritis, mengeluh BAB dan BAK sehari sampai 10x, feses cair tanpa ampas dan berbuih, sakit perut terasa seperti diremas-remas diseluruh area abdomen, nyeri hilang timbul. Hasil pemeriksaan: wajah pucat, mukosa bibir kering, turgor kulit kering, akral hangat, anus tampak kemerahan, pemeriksaan fisik: bunyi hipertympani, kembung, peristaltic usus 28 x/menit, TD : 100/70 mmHg, RR : 22 x/menit, HR: 84 x/menit, T: 38.2 0 C, Leukosit: 12.400/uL, Hb: 13.2 g/dL, Trombosit 178.000/uL, Natrium 142 mmol/L, Kalium 4.0 mmol/L
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI) untuk kondisi Tn. DH, 37 tahun dengan Dx Medis Gastroenteritis.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan diare dan kehilangan cairan berlebih.
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan motilitas usus.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Klien akan mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
- Klien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Klien akan mempertahankan turgor kulit yang baik.
2. Nyeri Akut:
- Klien akan melaporkan penurunan nyeri.
- Klien akan menunjukkan ekspresi wajah yang relaks.
- Klien akan dapat beristirahat dengan nyaman.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Klien akan dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Klien akan menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Klien akan melaporkan peningkatan energi dan stamina.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan:
- Monitor intake dan output cairan.
- Berikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
- Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital secara rutin.
- Anjurkan klien untuk minum air putih atau cairan rehidrasi oral.
- Pantau turgor kulit, membran mukosa, dan tanda-tanda dehidrasi.
2. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai indikasi.
- Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi nyeri.
- Posisikan klien dengan posisi yang nyaman.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan nyeri yang efektif.
3. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji tingkat aktivitas klien dan batasan yang dirasakan.
- Bantu klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
- Ajarkan teknik penghemat energi dan aktivitas yang dapat ditoleransi.
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi yang sesuai.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada kebutuhan klien Tn. DH dengan diagnosa Gastroenteritis. -
Article No. 19487 | 10 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan tidak bisa bertemu dengan bayi dan memberikan asi eksklusif pada hari pertama setelah melahirkan dikarnakan bayi tidak dirawat gabung dengan ibu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: O92.20
- Deskripsi: Kegagalan menyusui, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Penjelasan:
Kode O92.20 dalam ICD-10 digunakan untuk kondisi di mana pasien tidak dapat memberikan ASI eksklusif pada hari pertama setelah melahirkan karena bayi tidak dirawat bersama dengan ibu. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kelelahan, masalah laktasi, atau pemisahan antara ibu dan bayi.
Dalam kasus ini, tidak ada tindakan medis yang spesifik yang perlu dikodekan berdasarkan ICD-9-CM Procedure, karena tidak dijelaskan adanya prosedur medis yang dilakukan. Manajemen yang mungkin diberikan dapat mencakup konseling laktasi, dukungan menyusui, atau tindakan lain untuk membantu ibu dan bayi menjalin kontak dan memulai pemberian ASI eksklusif. -
Article No. 19488 | 10 Jul 2025
Klinis : Pasien mengatakan tidak bisa bertemu dengan bayi dan memberikan asi eksklusif pada hari pertama setelah melahirkan dikarnakan bayi tidak dirawat gabung dengan ibu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda sebutkan, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Menyusui (SDKI kode 00104)
Definisi:
Ketidakmampuan untuk menyusui bayi secara efektif.
Faktor yang Berhubungan:
- Ketidaktersediaan dukungan keluarga
- Ketidaktersediaan perawatan gabung ibu-bayi
- Kurangnya pengetahuan dan keterampilan menyusui
Karakteristik Mayor:
- Bayi tidak dapat menempel pada payudara dengan baik
- Bayi tidak dapat mengisap puting susu dengan efektif
- Produksi ASI tidak adekuat
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Keefektifan Menyusui (SLKI kode 1803)
Definisi:
Kemampuan ibu untuk menyusui bayinya secara efektif.
Kriteria Hasil:
- Bayi dapat menempel pada payudara dengan baik
- Bayi dapat mengisap puting susu dengan efektif
- Produksi ASI adekuat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Laktasi (SIKI kode 6640)
Definisi:
Pemberian bantuan dan dukungan kepada ibu untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi ASI.
Aktivitas Keperawatan:
- Ajarkan teknik menyusui yang benar
- Fasilitasi perawatan gabung ibu-bayi
- Berikan dukungan emosional dan informasi kepada ibu
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan dan standar-standar yang terkait. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi tambahan. -
Article No. 19489 | 10 Jul 2025
Klinis : Seorang laki-laki (Tn.DH) 37 tahun dirawat di Ruang Medikal Bedah RSU Bhamada Slawi dengan Dx Medis Gastroenteritis, mengeluh BAB dan BAK sehari sampai 10x, feses cair tanpa ampas dan berbuih, sakit perut terasa seperti diremas-remas diseluruh area abdomen, nyeri hilang timbul. Hasil pemeriksaan: wajah pucat, mukosa bibir kering, turgor kulit kering, akral hangat, anus tampak kemerahan, pemeriksaan fisik: bunyi hipertympani, kembung, peristaltic usus 28 x/menit, TD : 100/70 mmHg, RR : 22 x/menit, HR: 84 x/menit, T: 38.2 0 C, Leukosit: 12.400/uL, Hb: 13.2 g/dL, Trombosit 178.000/uL, Natrium 142 mmol/L, Kalium 4.0 mmol/L
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis karena infeksi yang diasumsikan
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada tindakan prosedur yang disebutkan dalam kasus ini. Pasien hanya didiagnosis dan dirawat untuk kondisi gastroenteritis.
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tn. DH, seorang laki-laki berusia 37 tahun, dirawat di Ruang Medikal Bedah RSU Bhamada Slawi dengan diagnosis medis Gastroenteritis. Pasien mengeluhkan BAB dan BAK yang meningkat hingga 10 kali sehari, dengan feses cair tanpa ampas dan berbuih, serta nyeri perut yang terasa seperti diremas-remas di seluruh area abdomen.
Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, yaitu wajah pucat, mukosa bibir kering, turgor kulit kering, dan akral hangat. Pemeriksaan fisik lainnya mencakup anus yang tampak kemerahan, bunyi hipertympani, kembung, dan peristalsis usus yang meningkat (28 kali/menit). Tanda-tanda vital pasien menunjukkan demam (38,2°C), tekanan darah 100/70 mmHg, laju napas 22 kali/menit, dan denyut nadi 84 kali/menit.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan leukositosis (12.400/uL), namun kadar hemoglobin (13,2 g/dL) dan trombosit (178.000/uL) masih dalam batas normal. Hasil elektrolit menunjukkan hipernatremia (142 mmol/L) dan kalium normal (4,0 mmol/L).
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah Gastroenteritis (Kode ICD-10: A09). Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang disebutkan dalam kasus ini.