Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13555 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi dari perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI untuk kondisi intervensi dari perawatan pasca persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi intervensi dari perawatan pasca persalinan, beberapa Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dapat meliputi:
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan memahami informasi kesehatan, ketidakmampuan menerapkan tindakan perawatan diri, ketidakmampuan mencari bantuan perawatan kesehatan.
2. Risiko Perdarahan
- Definisi: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- Karakteristik Definisi: Riwayat perdarahan, prosedur pembedahan, faktor risiko perdarahan.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Karakteristik Definisi: Melaporkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, ekspresi wajah, gerakan protektif.
Luaran/Output SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan dapat tercapai Luaran/Output sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Kesehatan Teratasi
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan dalam memelihara kesehatan.
- Kriteria Hasil: Mampu mengidentifikasi informasi kesehatan, mampu menerapkan tindakan perawatan diri, mampu mencari bantuan perawatan kesehatan.
2. Tidak Terjadi Perdarahan
- Definisi: Tidak terjadi kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- Kriteria Hasil: Tidak terjadi perdarahan, tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Nyeri Terkontrol
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang terkendali akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Kriteria Hasil: Melaporkan nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal, ekspresi wajah tenang.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, Intervensi Keperawatan yang diperlukan dapat meliputi:
1. Intervensi untuk Pemeliharaan Kesehatan Teratasi:
- Edukasi Pemeliharaan Kesehatan
- Manajemen Perawatan Diri
- Manajemen Sumber Daya Kesehatan
2. Intervensi untuk Tidak Terjadi Perdarahan:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Perdarahan
- Intervensi Khusus Pencegahan Perdarahan
3. Intervensi untuk Nyeri Terkontrol:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Komplementer Pengurangan Nyeri
- Edukasi Manajemen Nyeri
Setiap intervensi keperawatan tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien, riwayat medis, dan kebutuhan individu pasien dalam masa perawatan pasca persalinan. Perawat harus menggunakan pendekatan holistik dan kolaboratif untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 13556 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi dari perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan pasca persalinan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasca persalinan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor risiko: Pembedahan, prosedur invasif, malnutrisi, paparan lingkungan yang tidak higienis, dan sistem imun yang menurun.
- Tanda dan gejala: Peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, adanya tanda inflamasi lokal, dan hasil pemeriksaan penunjang yang abnormal.
2. Kelelahan
- Definisi: Penurunan kapasitas fisik dan mental yang disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan.
- Faktor risiko: Perubahan pola tidur, stres emosional, dan pemulihan dari prosedur pembedahan.
- Tanda dan gejala: Perasaan lelah, penurunan konsentrasi, dan penurunan motivasi.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor risiko: Pembedahan, trauma, dan inflamasi.
- Tanda dan gejala: Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, perilaku protektif, dan keluhan nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi infeksi selama masa perawatan.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda inflamasi di area luka.
- Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal.
2. Kelelahan:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan motivasi.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
3. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Monitoring tanda-tanda vital secara berkala.
- Perawatan luka dan pemberian antibiotik sesuai indikasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan infeksi.
2. Kelelahan:
- Pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
- Pemberian terapi relaksasi dan distraksi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mendukung nutrisi yang adekuat.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
3. Nyeri Akut:
- Pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Penggunaan modalitas terapi nyeri (misalnya kompres hangat/dingin).
- Teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya guided imagery, distraksi).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan pemulihan yang optimal setelah persalinan. -
Article No. 13557 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi dari perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan akademis terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi perawatan pasca persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi perawatan pasca persalinan, beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur pembedahan, jaringan terluka, sistem kekebalan tubuh, paparan mikroorganisme patogen.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan.
Faktor Penyebab: Agen pencedera fisik (luka, prosedur pembedahan), agen fisiologis (inflamasi).
3. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam kualitas, kuantitas, dan pola tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau stres.
Faktor Penyebab: Nyeri, kecemasan, stres, perubahan lingkungan.
Luaran/Output SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan luaran yang dicapai adalah:
1. Bebas Infeksi
Definisi: Terbebas dari tanda dan gejala infeksi.
Indikator: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda infeksi pada luka, pemeriksaan diagnostik normal.
2. Kontrol Nyeri
Definisi: Mampu mengontrol pengalaman nyeri.
Indikator: Skala nyeri menurun, mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, mampu beristirahat dengan nyaman.
3. Pola Tidur Membaik
Definisi: Tercapainya pola tidur yang sesuai dengan kebutuhan.
Indikator: Durasi tidur bertambah, kualitas tidur membaik, merasa segar saat bangun tidur.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Infeksi
- Observasi tanda-tanda vital, luka, dan pengeluaran pervaginam.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik dan perawatan luka.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, kualitas, intensitas).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi).
3. Peningkatan Pola Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur.
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung tidur yang nyaman.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat tidur jika diperlukan.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif sangat penting untuk memastikan pemulihan pasien pasca persalinan secara optimal. Perawat berperan penting dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 13558 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi dari perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasca persalinan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasca persalinan adalah "Pemulihan Pasca Persalinan Terganggu". Diagnosa ini merujuk pada "Proses fisiologis dan psikologis yang terjadi setelah persalinan yang tidak berjalan dengan lancar". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti komplikasi persalinan, rasa nyeri, kelelahan, maupun masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi pasca melahirkan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pemulihan Pasca Persalinan: Pasien menunjukkan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri, tidak ada tanda-tanda komplikasi, dan pasien merasa nyaman secara fisik maupun psikologis.
2. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengendalikan nyeri yang dirasakan dan merasakan penurunan tingkat nyeri.
3. Manajemen Kelelahan: Pasien mampu beristirahat dengan cukup dan merasakan pemulihan tenaga.
4. Adaptasi Psikologis: Pasien mampu beradaptasi secara psikologis dengan peran dan tanggung jawab baru sebagai ibu, serta menunjukkan mood yang stabil.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Pemantauan Kondisi Pasca Persalinan
- Kaji tanda-tanda vital, pendarahan, involusi uterus, dan tanda-tanda infeksi.
- Pantau kemajuan penyembuhan luka episiotomi atau luka caesar.
- Evaluasi kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri yang dirasakan pasien.
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan dan evaluasi efektivitasnya.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
3. Manajemen Kelelahan
- Kaji kebutuhan istirahat dan tidur pasien.
- Bantu pasien untuk mendapatkan istirahat yang cukup, seperti menjadwalkan waktu tidur dan bangun yang teratur.
- Anjurkan pasien untuk melakukan aktivitas fisik ringan sesuai toleransi.
4. Dukungan Psikologis
- Identifikasi respons psikologis pasien terhadap peran dan tanggung jawab baru sebagai ibu.
- Berikan empati, dukungan emosional, dan informasi yang sesuai untuk membantu pasien beradaptasi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (psikolog, konselor) jika diperlukan.
5. Edukasi dan Konseling
- Berikan edukasi mengenai perawatan diri pasca persalinan, tanda-tanda komplikasi, dan jadwal kontrol.
- Konseling mengenai nutrisi, aktivitas, dan perawatan bayi yang sesuai.
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi dan konseling.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai pemulihan pasca persalinan yang optimal, baik secara fisik maupun psikologis. -
Article No. 13559 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intervensi perawatan pasca persalinan dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Perdarahan Pascapersalinan
Penjelasan:
Risiko Perdarahan Pascapersalinan merupakan diagnosa keperawatan yang mengidentifikasi potensi terjadinya perdarahan berlebih setelah persalinan, yang dapat mengancam kondisi ibu. Hal ini dikarenakan perubahan fisiologis dan hormonal yang terjadi selama proses persalinan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Potensi terjadinya perdarahan yang berlebihan setelah persalinan, yang dapat mengancam kondisi ibu.
Faktor risiko: Persalinan lama, partus presipitatus, retensio plasenta, atonia uteri, laserasi jalan lahir, polihidramnion, riwayat perdarahan postpartum, anemia, dll.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Ibu terbebas dari perdarahan pascapersalinan, tanda-tanda vital dalam batas normal, uterus berkontraksi baik, jumlah perdarahan minimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan kontraksi uterus, pemberian oksitosik, kompres dingin pada abdomen, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan, serta edukasi kepada ibu dan keluarga mengenai tanda-tanda perdarahan dan penanganannya.
Dalam praktik keperawatan pascapersalinan, perawat berperan penting dalam memantau kondisi ibu, mencegah komplikasi, serta memberikan intervensi yang tepat untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi. -
Article No. 13560 | 09 Mar 2025
Klinis : Berduka
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi "Berduka" dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Berduka
Definisi:
Respon normal terhadap kehilangan nyata, antisipasi, atau simbolik yang ditandai dengan rasa sedih, kekecewaan, dan ketidakberdayaan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gejala/Tanda Mayor: Ekspresi kesedihan, Menangis, Kehilangan nafsu makan, Gangguan pola tidur
- Gejala/Tanda Minor: Kecemasan, Depresi, Menarik diri, Kelelahan
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan Keperawatan: Klien dapat mengekspresikan perasaan berduka secara wajar dan menerima kehilangan yang dialami.
- Kriteria Hasil: Klien dapat mengidentifikasi reaksi berduka, Klien menerima kehilangan, Klien dapat mengatasi reaksi berduka.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Terapi Dukungan Emosional, Terapi Relaksasi, Terapi Aktivitas.
- Aktivitas Keperawatan: Mengidentifikasi penyebab dan jenis kehilangan, Memberikan dukungan emosional, Mengajarkan teknik relaksasi, Mendorong partisipasi dalam aktivitas.
Secara umum, diagnosa keperawatan Berduka menggambarkan respon normal terhadap kehilangan yang ditandai dengan berbagai gejala fisik, psikologis, dan perilaku. Tujuan keperawatan adalah membantu klien mengekspresikan perasaan berduka secara wajar dan menerima kehilangan yang dialami. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi dukungan emosional, relaksasi, dan aktivitas. -
Article No. 13561 | 09 Mar 2025
Klinis : Ibu pasien mengatakan anak cepat lelah DO: • pemeriksaan Echocardiografi: Small SADC VSD 3-4 mm • TD 98/57 mmHg • HR 116 x/menit • Saturasi 98 % • Pasien terlihat ada batuk dan pilek • Dari pemeriksaan Auskultasi terdengan suara S1 di ICS 4-5 parasternal dan suara S2 di ICS 2 dan ditemukan pansistolik murmur setelah S2 • Pada pemeriksaan esktremitas didapat ACRAL dingin dengan CRT 3 detik pada jari jari tangan dan kaki.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterapkan di Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan peningkatan kebutuhan oksigen dan perfusi yang tidak dapat dipenuhi, ditandai dengan pasien cepat lelah.
- Faktor yang berkontribusi adalah adanya defek jantung bawaan (VSD) yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan oksigenasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Kelelahan Menurun
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Aktivitas
- Manajemen Energi
- Manajemen Jantung
2. Perfusi Jaringan Tidak Efektif
Penjelasan:
- Perfusi Jaringan Tidak Efektif berhubungan dengan gangguan aliran darah dan oksigenasi, ditandai dengan ekstremitas dingin dan CRT yang memanjang.
- Faktor yang berkontribusi adalah adanya defek jantung bawaan (VSD) yang menyebabkan gangguan sirkulasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Perfusi Jaringan Membaik
- Suhu Tubuh dalam Rentang Normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Perfusi
- Manajemen Suhu Tubuh
- Manajemen Jantung
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien untuk mengatasi masalah intoleransi aktivitas dan perfusi jaringan yang tidak efektif pada kondisi ini. -
Article No. 13562 | 09 Mar 2025
Klinis : Ibu pasien mengatakan anak cepat lelah DO: • pemeriksaan Echocardiografi: Small SADC VSD 3-4 mm • TD 98/57 mmHg • HR 116 x/menit • Saturasi 98 % • Pasien terlihat ada batuk dan pilek • Dari pemeriksaan Auskultasi terdengan suara S1 di ICS 4-5 parasternal dan suara S2 di ICS 2 dan ditemukan pansistolik murmur setelah S2 • Pada pemeriksaan esktremitas didapat ACRAL dingin dengan CRT 3 detik pada jari jari tangan dan kaki.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakcukupan energi fisiologis untuk mempertahankan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
2. Perfusi Jaringan Kardiovaskular Tidak Efektif
Definisi: Aliran darah yang tidak memadai ke organ atau jaringan untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Klien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Klien dapat beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas.
- Klien dapat mengelola kelelahan.
2. Perfusi Jaringan Kardiovaskular
- Tanda-tanda vital klien dalam batas normal.
- Klien tidak menunjukkan tanda-tanda kegagalan jantung.
- Klien menunjukkan sirkulasi perifer yang adekuat.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kaji aktivitas dan toleransi klien terhadap aktivitas.
- Rencanakan aktivitas dan istirahat yang seimbang.
- Ajarkan teknik manajemen energi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk program rehabilitasi.
2. Perfusi Jaringan Kardiovaskular
- Pantau tanda-tanda vital klien secara berkala.
- Kaji tanda-tanda kegagalan jantung.
- Kaji sirkulasi perifer.
- Kolaborasi dengan dokter untuk penanganan kondisi kardiovaskular.
- Ajarkan klien dan keluarga tentang perawatan diri yang tepat.
Penjelasan:
Berdasarkan data yang diberikan, klien menunjukkan gejala kelelahan yang dapat disebabkan oleh kondisi jantung bawaan (small SADC VSD) dan kemungkinan adanya infeksi saluran pernapasan (batuk dan pilek). Tanda-tanda vital dan pemeriksaan fisik lainnya menunjukkan adanya gangguan perfusi kardiovaskular. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas dan Perfusi Jaringan Kardiovaskular Tidak Efektif.
Luaran/output yang diharapkan adalah klien dapat melakukan aktivitas tanpa kelelahan berlebihan, mampu beradaptasi dengan keterbatasan aktivitas, dan dapat mengelola kelelahan. Selain itu, diharapkan tanda-tanda vital klien dalam batas normal, tidak menunjukkan tanda-tanda kegagalan jantung, dan memiliki sirkulasi perifer yang adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian aktivitas dan toleransi klien, perencanaan aktivitas dan istirahat, edukasi manajemen energi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk rehabilitasi, pemantauan tanda-tanda vital, pengkajian tanda-tanda kegagalan jantung dan sirkulasi perifer, kolaborasi dengan dokter, serta edukasi kepada klien dan keluarga. -
Article No. 13563 | 09 Mar 2025
Klinis : intoleransi aktivitas dapat teratasi setelah diberikan asuhan keperawatan ditandai dengan?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi intoleransi aktivitas.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Intoleransi aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau dibutuhkan, akibat keterbatasan fisik atau persepsi keterbatasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, pasien dengan intoleransi aktivitas dapat teratasi, yang ditandai dengan:
1. Pasien mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan.
2. Pasien tidak mengeluhkan kelelahan yang berlebihan saat melakukan aktivitas.
3. Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal selama aktivitas.
4. Pasien mampu beradaptasi dengan baik terhadap aktivitas yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi intoleransi aktivitas, antara lain:
1. Manajemen aktivitas: Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan pasien, menyusun rencana aktivitas, dan memantau toleransi pasien terhadap aktivitas.
2. Edukasi aktivitas: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai aktivitas yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
3. Aktivitas latihan fisik: Memberikan latihan fisik yang sesuai dengan kemampuan pasien untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
4. Manajemen kelelahan: Mengidentifikasi penyebab kelelahan dan menerapkan intervensi untuk mengurangi kelelahan.
Dengan pemberian asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan intoleransi aktivitas dapat teratasi, ditandai dengan pasien mampu melakukan aktivitas sesuai kemampuan, tidak mengeluhkan kelelahan berlebihan, dan menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas. -
Article No. 13564 | 09 Mar 2025
Klinis : rasional dari intervensi yang dikerjakan pada diagnosa intolerasi aktifitas adalah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, rasional intervensi, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi intolerasi aktivitas.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi intolerasi aktivitas adalah "Intolerasi Aktivitas". Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan individu untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin akibat keterbatasan energi, kekuatan, atau daya tahan.
Rasional Intervensi Keperawatan:
Intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi diagnosa intolerasi aktivitas bertujuan untuk meningkatkan toleransi dan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Beberapa rasional intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas, seperti kelemahan, kelelahan, nyeri, atau dispnea.
2. Memantau tanda-tanda vital pasien selama aktivitas untuk mendeteksi perubahan yang dapat menandakan intoleransi.
3. Mengatur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien, memperkenalkan teknik konservasi energi, dan melatih aktivitas secara bertahap.
4. Memberikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien serta keluarga untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi dalam program peningkatan aktivitas.
5. Mengkaji respons pasien terhadap intervensi dan melakukan modifikasi jika diperlukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan untuk mengatasi intolerasi aktivitas antara lain:
1. Toleransi Aktivitas Meningkat: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan atau tanda-tanda intoleransi.
2. Pengetahuan Tentang Manajemen Aktivitas Meningkat: Pasien dan keluarga memahami teknik konservasi energi, pengaturan aktivitas, dan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Partisipasi dalam Aktivitas Meningkat: Pasien terlibat secara aktif dalam aktivitas perawatan diri, aktivitas fungsional, dan latihan yang sesuai dengan kondisinya.
4. Kenyamanan Meningkat: Pasien merasa lebih nyaman dan mampu melakukan aktivitas tanpa mengalami gejala yang mengganggu.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Pengaturan Aktivitas: Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dan mengatur jadwal aktivitas sesuai dengan toleransi pasien.
2. Latihan Aktivitas: Melatih pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap, dengan memperhatikan tanda-tanda intoleransi.
3. Konservasi Energi: Mengajarkan teknik konservasi energi, seperti mengatur pola napas, posisi tubuh, dan penggunaan alat bantu.
4. Edukasi Manajemen Aktivitas: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas, teknik konservasi energi, dan strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
5. Pemantauan Tanda-Tanda Vital: Memantau tanda-tanda vital pasien selama aktivitas untuk mengidentifikasi perubahan yang menandakan intoleransi.
6. Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan partisipasi dan kepatuhan dalam program peningkatan aktivitas.
Dengan penerapan diagnosa keperawatan, intervensi yang rasional, dan pencapaian luaran yang diharapkan, diharapkan kondisi intolerasi aktivitas pada pasien dapat diatasi secara komprehensif dan membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.