Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13548 | 09 Mar 2025
Klinis : ostiosarkoma
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang diminta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ostiosarkoma:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ostiosarkoma adalah "Nyeri Kronis". Ostiosarkoma adalah jenis kanker tulang yang dapat menyebabkan nyeri kronis pada pasien. Nyeri kronis merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, Luaran/Output yang diharapkan adalah:
a. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat mengontrol rasa nyeri yang dirasakan
- Pasien dapat menyatakan rasa nyeri berada pada tingkat yang dapat ditoleransi
- Pasien dapat beraktivitas sesuai dengan kemampuannya tanpa mengganggu rasa nyeri
b. Koping Efektif
- Pasien dapat mengenali dan mengidentifikasi penyebab nyeri
- Pasien dapat menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif
- Pasien dapat beradaptasi dengan kondisi nyeri kronis yang dialami
c. Kualitas Hidup Membaik
- Pasien dapat mempertahankan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Pasien dapat berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan rekreasi
- Pasien dapat mempertahankan tidur dan istirahat yang adekuat
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SLKI) pada pasien dengan ostiosarkoma adalah:
a. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian analgesik yang adekuat
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin)
- Bantu pasien mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
- Evaluasi efektivitas intervensi nyeri yang diberikan
b. Peningkatan Koping
- Diskusikan dengan pasien tentang pemahaman dan persepsi terhadap kondisi nyeri kronis
- Bantu pasien mengidentifikasi sumber dan penyebab nyeri
- Ajarkan teknik koping dan manajemen stres yang efektif
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang dapat mengurangi nyeri
- Kolaborasi dengan ahli psikologi/konselor untuk mengatasi masalah psikologis terkait nyeri
c. Peningkatan Kualitas Hidup
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Rencanakan intervensi keperawatan yang dapat mempertahankan aktivitas dan fungsi pasien
- Fasilitasi pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas sosial dan rekreasi yang sesuai
- Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, tidur, dan istirahat pasien
- Evaluasi secara berkala untuk memantau peningkatan kualitas hidup pasien
Dengan penerapan Intervensi Keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien dengan ostiosarkoma mencapai Luaran/Output yang diharapkan, yaitu Tingkat Nyeri Terkontrol, Koping Efektif, dan Kualitas Hidup Membaik. -
Article No. 13549 | 09 Mar 2025
Klinis : Pneumoni
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi Pneumonia.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
2. Intoleransi Aktivitas
3. Risiko Infeksi
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SDKI: Keadaan di mana individu mengalami hambatan dalam membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan.
- SLKI: Pasien dapat mendemonstrasikan jalan napas yang efektif, dapat mengeluarkan sekret dengan mudah, dan mempertahankan saturasi oksigen yang adekuat.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup manajemen jalan napas, fisioterapi dada, dan terapi oksigen.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Pasien dapat mendemonstrasikan peningkatan toleransi terhadap aktivitas tanpa adanya tanda-tanda kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat meliputi manajemen energi, latihan fisik, dan bantuan mobilisasi.
3. Risiko Infeksi
- SDKI: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Pasien dapat mendemonstrasikan tidak adanya tanda dan gejala infeksi.
- SIKI: Intervensi keperawatan dapat mencakup manajemen infeksi, pencegahan infeksi, dan penggunaan antibiotik yang tepat.
Sebagai seorang pakar perawat, saya sangat memahami pentingnya penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas bagi pasien dengan kondisi Pneumonia. Diagnosa keperawatan yang tepat dan intervensi yang sesuai akan membantu pasien mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 13550 | 09 Mar 2025
Klinis : Pasien Ny R 48 tahun datang ke rumah sakit melalui IGD dengan keluhan keluhan utama nyeri hebat di perut kanan atas sejak 6 jam lalu. Nyeri bersifat tajam, hilang timbul, menjalar ke punggung dan bahu kanan, serta memburuk setelah makan makanan berlemak. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, perut kembung, dan demam ringan sejak kemarin. Keluhan lain: Nafsu makan menurun, sering bersendawa, feses tampak berwarna pucat, urin berwarna gelap seperti teh, tidak ada riwayat BAB berdarah atau muntah darah. Pasien juga mengalami sulit tidur kerena nyeri yang dirasakan.Riwayat Penyakit Dahulu: Diabetes Mellitus tipe 2 sejak 5 tahun lalu. Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu pasien memiliki riwayat kolelitiasis. Kesadaran Compos Mentis Tanda Vital TD: 130/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 22 x/menit, Suhu: 37,8°C Inspeksi Abdomen Distensi ringan, tidak ada benjolan Palpasi Abdomen Nyeri tekan di kuadran kanan atas, tanda Murphy (+) Auskultasi Abdomen Peristaltik usus normal (5-10x/menit) Sklera Mata Icteric (+) Kulit Tidak ada spider angioma, tetapi tampak sedikit jaundice Pemeriksaan Hasil Laboratorium Darah Hemoglobin (Hb) 13,2 g/Dl Leukosit 14.000/mm³ Trombosit 260.000/mm³ Bilirubin Total 3,2 mg/dL Bilirubin Direct 2,5 mg/dL ALP 280 U/L Gamma-GT 150 U/L Amilase 80 U/L Lipase 60 U/L USG Abdomen Batu empedu berukuran 1,5 cm di kandung empedu, dinding kandung empedu menebal 4 mm, tidak ada dilatasi saluran empedu MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography) Tidak ditemukan batu di ductus choledochus, hanya batu di kandung empedu
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat disimpulkan bahwa kondisi pasien Ny. R mengarah pada diagnosis kolestasis akut dengan kolelithiasis (batu empedu). Berikut adalah kode ICD-10 dan ICD-9-CM terkait:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K80.1
- Deskripsi: Kolelithiasis dengan kolestasis
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 51.23
- Deskripsi: Kolektomi laparoskopik
Penjelasan:
- Kode ICD-10 K80.1 (Kolelithiasis dengan kolestasis) sesuai dengan gejala utama pasien berupa nyeri hebat di kuadran kanan atas abdomen, mual, muntah, perut kembung, disertai dengan hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan peningkatan bilirubin total dan bilirubin langsung, serta hasil USG abdomen yang menunjukkan adanya batu empedu dengan dinding kandung empedu yang menebal.
- Kode ICD-9-CM 51.23 (Kolektomi laparoskopik) merupakan salah satu tindakan bedah yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi kolelithiasis dengan kolestasis, seperti pada kasus pasien ini. Prosedur ini dilakukan dengan pendekatan laparoskopik untuk mengangkat kandung empedu yang mengandung batu.
Berdasarkan data klinis, pemeriksaan penunjang, dan riwayat penyakit pasien, maka diagnosis dan rencana tatalaksana yang dapat diberikan adalah kolestasis akut dengan kolelithiasis, yang kemungkinan akan memerlukan tindakan kolektomi laparoskopik untuk mengatasi masalah. -
Article No. 13551 | 09 Mar 2025
Klinis : Pasien Ny R 48 tahun datang ke rumah sakit melalui IGD dengan keluhan keluhan utama nyeri hebat di perut kanan atas sejak 6 jam lalu. Nyeri bersifat tajam, hilang timbul, menjalar ke punggung dan bahu kanan, serta memburuk setelah makan makanan berlemak. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, perut kembung, dan demam ringan sejak kemarin. Keluhan lain: Nafsu makan menurun, sering bersendawa, feses tampak berwarna pucat, urin berwarna gelap seperti teh, tidak ada riwayat BAB berdarah atau muntah darah. Pasien juga mengalami sulit tidur kerena nyeri yang dirasakan.Riwayat Penyakit Dahulu: Diabetes Mellitus tipe 2 sejak 5 tahun lalu. Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu pasien memiliki riwayat kolelitiasis. Kesadaran Compos Mentis Tanda Vital TD: 130/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 22 x/menit, Suhu: 37,8°C Inspeksi Abdomen Distensi ringan, tidak ada benjolan Palpasi Abdomen Nyeri tekan di kuadran kanan atas, tanda Murphy (+) Auskultasi Abdomen Peristaltik usus normal (5-10x/menit) Sklera Mata Icteric (+) Kulit Tidak ada spider angioma, tetapi tampak sedikit jaundice Pemeriksaan Hasil Laboratorium Darah Hemoglobin (Hb) 13,2 g/Dl Leukosit 14.000/mm³ Trombosit 260.000/mm³ Bilirubin Total 3,2 mg/dL Bilirubin Direct 2,5 mg/dL ALP 280 U/L Gamma-GT 150 U/L Amilase 80 U/L Lipase 60 U/L USG Abdomen Batu empedu berukuran 1,5 cm di kandung empedu, dinding kandung empedu menebal 4 mm, tidak ada dilatasi saluran empedu MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography) Tidak ditemukan batu di ductus choledochus, hanya batu di kandung empedu
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Ny. R, 48 tahun, memiliki gejala-gejala yang mengarah pada diagnosis keperawatan Nyeri Akut dengan etiologi Kolestisis (Batu Empedu).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan seperti kerusakan.
Penyebab: Kolestisis (Batu Empedu)
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
Definisi: Tingkat pengendalian rasa nyeri yang dialami pasien.
Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang.
- Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa merasakan nyeri yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
Definisi: Serangkaian aktivitas yang dilakukan untuk mengendalikan atau mengurangi nyeri yang dialami pasien.
Aktivitas Keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Gunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (misalnya kompres hangat/dingin, distraksi, relaksasi).
- Ajarkan pasien dan keluarga teknik manajemen nyeri.
- Monitor efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri.
Kesimpulan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dengan etiologi Kolestisis (Batu Empedu). Tujuan keperawatan adalah Tingkat Nyeri Terkontrol, yang dicapai melalui Manajemen Nyeri. -
Article No. 13552 | 09 Mar 2025
Klinis : Pasien Ny R 48 tahun datang ke rumah sakit melalui IGD dengan keluhan keluhan utama nyeri hebat di perut kanan atas sejak 6 jam lalu. Nyeri bersifat tajam, hilang timbul, menjalar ke punggung dan bahu kanan, serta memburuk setelah makan makanan berlemak. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, perut kembung, dan demam ringan sejak kemarin. Keluhan lain: Nafsu makan menurun, sering bersendawa, feses tampak berwarna pucat, urin berwarna gelap seperti teh, tidak ada riwayat BAB berdarah atau muntah darah. Pasien juga mengalami sulit tidur kerena nyeri yang dirasakan.Riwayat Penyakit Dahulu: Diabetes Mellitus tipe 2 sejak 5 tahun lalu. Riwayat Penyakit Keluarga: Ibu pasien memiliki riwayat kolelitiasis. Kesadaran Compos Mentis Tanda Vital TD: 130/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 22 x/menit, Suhu: 37,8°C Inspeksi Abdomen Distensi ringan, tidak ada benjolan Palpasi Abdomen Nyeri tekan di kuadran kanan atas, tanda Murphy (+) Auskultasi Abdomen Peristaltik usus normal (5-10x/menit) Sklera Mata Icteric (+) Kulit Tidak ada spider angioma, tetapi tampak sedikit jaundice Pemeriksaan Hasil Laboratorium Darah Hemoglobin (Hb) 13,2 g/Dl Leukosit 14.000/mm³ Trombosit 260.000/mm³ Bilirubin Total 3,2 mg/dL Bilirubin Direct 2,5 mg/dL ALP 280 U/L Gamma-GT 150 U/L Amilase 80 U/L Lipase 60 U/L USG Abdomen Batu empedu berukuran 1,5 cm di kandung empedu, dinding kandung empedu menebal 4 mm, tidak ada dilatasi saluran empedu MRCP (Magnetic Resonance Cholangiopancreatography) Tidak ditemukan batu di ductus choledochus, hanya batu di kandung empedu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien Ny. R berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses penyakit pada kandung empedu (kolelitisis) ditandai dengan keluhan nyeri hebat pada kuadran kanan atas perut yang menjalar ke punggung dan bahu kanan, perburukan nyeri setelah makan makanan berlemak.
2. Mual dan muntah berhubungan dengan proses penyakit pada kandung empedu (kolelitisis) ditandai dengan keluhan mual, muntah, dan perut kembung.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri hebat pada abdomen ditandai dengan keluhan sulit tidur akibat nyeri.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penyakit diabetes mellitus tipe 2 yang dialami pasien.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol: Pasien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri menurun, dan mampu beraktivitas tanpa hambatan nyeri.
2. Tidak ada mual dan muntah: Pasien tidak mengalami mual dan muntah, mampu makan dan minum tanpa kesulitan.
3. Toleransi aktivitas membaik: Pasien dapat beristirahat dengan nyaman, tidur yang cukup, dan mampu beraktivitas sehari-hari tanpa kelelahan.
4. Tidak terjadi infeksi: Tidak ada tanda-tanda infeksi, suhu tubuh normal, dan hasil pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas).
b. Lakukan manajemen farmakologis sesuai indikasi.
c. Berikan teknik nonfarmakologis seperti kompres hangat pada perut, distraksi, dan relaksasi.
d. Ajarkan pasien dan keluarga teknik manajemen nyeri.
2. Manajemen Mual dan Muntah:
a. Kaji penyebab, durasi, frekuensi, dan karakteristik mual dan muntah.
b. Kolaborasi pemberian antiemetik sesuai indikasi.
c. Anjurkan pasien untuk makan makanan rendah lemak dan mudah dicerna.
d. Berikan perawatan mulut untuk mencegah iritasi mukosa.
3. Peningkatan Istirahat:
a. Kaji pola istirahat dan tidur pasien.
b. Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk istirahat.
c. Bantu pasien mengatur posisi yang nyaman saat beristirahat.
d. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri dan memfasilitasi tidur.
4. Manajemen Risiko Infeksi:
a. Kaji tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, dll).
b. Kolaborasi pemberian antibiotik sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien dan keluarga cara mencegah infeksi.
d. Monitor status infeksi secara berkala.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, saya akan berfokus pada penanganan nyeri, mual dan muntah, peningkatan istirahat, serta pencegahan infeksi. Tujuannya adalah untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan membantu pasien mencapai perbaikan kondisi secara optimal. -
Article No. 13553 | 09 Mar 2025
Klinis : Nyeri dada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat dengan latar belakang akademis, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri dada.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah seperti kerusakan tersebut.
SDKI:
Karakteristik Definisi:
- Keluhan nyeri dada yang dirasakan pasien
- Ekspresi wajah menunjukkan rasa sakit
- Peningkatan tekanan darah, nadi, dan respirasi
- Menghindari gerakan yang menyebabkan nyeri
SLKI:
Luaran yang Diharapkan:
- Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
- Pasien dapat melakukan aktivitas tanpa menimbulkan nyeri
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Memberikan analgesik sesuai dengan resep dokter
- Mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, dll.)
- Memantau tanda-tanda vital dan respons pasien terhadap intervensi
- Mendokumentasikan respon pasien terhadap intervensi yang diberikan
Dengan menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terukur, dan terdokumentasi dengan baik untuk membantu pasien dengan kondisi nyeri dada. -
Article No. 13554 | 09 Mar 2025
Klinis : penampilan peran
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Penampilan Peran
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Penampilan Peran adalah ketidakmampuan seseorang untuk memainkan peran yang diharapkan oleh orang lain atau situasi, yang mengakibatkan penurunan kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dan tanggung jawabnya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan pada pasien dengan Ketidakefektifan Penampilan Peran adalah:
a. Pasien dapat mengidentifikasi peran yang diharapkan.
b. Pasien dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan peran.
c. Pasien dapat mendemonstrasikan penampilan peran yang efektif.
d. Pasien dapat meningkatkan kepuasan dalam menjalankan peran.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Ketidakefektifan Penampilan Peran meliputi:
a. Asesmen faktor-faktor yang mempengaruhi penampilan peran, seperti kondisi kesehatan, kemampuan kognitif, dan dukungan sosial.
b. Identifikasi peran yang diharapkan dari pasien dan diskusikan dengan pasien.
c. Bantu pasien dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan peran.
d. Berikan umpan balik positif dan dukungan dalam upaya pasien untuk meningkatkan penampilan peran.
e. Kolaborasi dengan tim multidisiplin untuk menyediakan sumber daya yang dibutuhkan pasien.
Sebagai seorang perawat yang memiliki kompetensi akademik dan berpengalaman, saya dapat membantu Anda dalam memahami dan mengatasi masalah Ketidakefektifan Penampilan Peran sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 13555 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi dari perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait Diagnosa Keperawatan SDKI, Luaran/Output SLKI, dan Intervensi Keperawatan SIKI untuk kondisi intervensi dari perawatan pasca persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Untuk kondisi intervensi dari perawatan pasca persalinan, beberapa Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai dapat meliputi:
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk memelihara kesehatan.
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan memahami informasi kesehatan, ketidakmampuan menerapkan tindakan perawatan diri, ketidakmampuan mencari bantuan perawatan kesehatan.
2. Risiko Perdarahan
- Definisi: Keadaan rentan mengalami kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- Karakteristik Definisi: Riwayat perdarahan, prosedur pembedahan, faktor risiko perdarahan.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Karakteristik Definisi: Melaporkan nyeri, perubahan tanda-tanda vital, ekspresi wajah, gerakan protektif.
Luaran/Output SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan dapat tercapai Luaran/Output sebagai berikut:
1. Pemeliharaan Kesehatan Teratasi
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan dalam memelihara kesehatan.
- Kriteria Hasil: Mampu mengidentifikasi informasi kesehatan, mampu menerapkan tindakan perawatan diri, mampu mencari bantuan perawatan kesehatan.
2. Tidak Terjadi Perdarahan
- Definisi: Tidak terjadi kehilangan darah yang melebihi batas normal.
- Kriteria Hasil: Tidak terjadi perdarahan, tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. Nyeri Terkontrol
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang terkendali akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial.
- Kriteria Hasil: Melaporkan nyeri berkurang, tanda-tanda vital dalam batas normal, ekspresi wajah tenang.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai Luaran/Output yang diharapkan, Intervensi Keperawatan yang diperlukan dapat meliputi:
1. Intervensi untuk Pemeliharaan Kesehatan Teratasi:
- Edukasi Pemeliharaan Kesehatan
- Manajemen Perawatan Diri
- Manajemen Sumber Daya Kesehatan
2. Intervensi untuk Tidak Terjadi Perdarahan:
- Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Manajemen Perdarahan
- Intervensi Khusus Pencegahan Perdarahan
3. Intervensi untuk Nyeri Terkontrol:
- Manajemen Nyeri
- Terapi Komplementer Pengurangan Nyeri
- Edukasi Manajemen Nyeri
Setiap intervensi keperawatan tersebut harus dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi pasien, riwayat medis, dan kebutuhan individu pasien dalam masa perawatan pasca persalinan. Perawat harus menggunakan pendekatan holistik dan kolaboratif untuk mencapai luaran yang optimal bagi pasien. -
Article No. 13556 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi dari perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait asuhan keperawatan pasca persalinan berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasca persalinan:
1. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor risiko: Pembedahan, prosedur invasif, malnutrisi, paparan lingkungan yang tidak higienis, dan sistem imun yang menurun.
- Tanda dan gejala: Peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah leukosit, adanya tanda inflamasi lokal, dan hasil pemeriksaan penunjang yang abnormal.
2. Kelelahan
- Definisi: Penurunan kapasitas fisik dan mental yang disebabkan oleh aktivitas yang berlebihan.
- Faktor risiko: Perubahan pola tidur, stres emosional, dan pemulihan dari prosedur pembedahan.
- Tanda dan gejala: Perasaan lelah, penurunan konsentrasi, dan penurunan motivasi.
3. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor risiko: Pembedahan, trauma, dan inflamasi.
- Tanda dan gejala: Ekspresi wajah yang menunjukkan rasa sakit, perilaku protektif, dan keluhan nyeri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Infeksi:
- Tidak terjadi infeksi selama masa perawatan.
- Tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda inflamasi di area luka.
- Hasil pemeriksaan penunjang dalam batas normal.
2. Kelelahan:
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Pasien melaporkan peningkatan energi dan motivasi.
- Pasien dapat mempertahankan pola tidur yang adekuat.
3. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat beristirahat dengan nyaman.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Infeksi:
- Monitoring tanda-tanda vital secara berkala.
- Perawatan luka dan pemberian antibiotik sesuai indikasi.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan infeksi.
2. Kelelahan:
- Pengaturan jadwal aktivitas dan istirahat yang seimbang.
- Pemberian terapi relaksasi dan distraksi.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk mendukung nutrisi yang adekuat.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen kelelahan.
3. Nyeri Akut:
- Pemberian analgesik sesuai indikasi.
- Penggunaan modalitas terapi nyeri (misalnya kompres hangat/dingin).
- Teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya guided imagery, distraksi).
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk penanganan nyeri yang efektif.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan dan pemulihan yang optimal setelah persalinan. -
Article No. 13557 | 09 Mar 2025
Klinis : intervensi dari perawatan pasca persalinan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan akademis terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi perawatan pasca persalinan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi perawatan pasca persalinan, beberapa diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
1. Risiko Infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan perkembangbiakan organisme patogen yang dapat mengancam kesehatan.
Faktor Risiko: Prosedur pembedahan, jaringan terluka, sistem kekebalan tubuh, paparan mikroorganisme patogen.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti kerusakan.
Faktor Penyebab: Agen pencedera fisik (luka, prosedur pembedahan), agen fisiologis (inflamasi).
3. Gangguan Pola Tidur
Definisi: Gangguan dalam kualitas, kuantitas, dan pola tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan atau stres.
Faktor Penyebab: Nyeri, kecemasan, stres, perubahan lingkungan.
Luaran/Output SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan luaran yang dicapai adalah:
1. Bebas Infeksi
Definisi: Terbebas dari tanda dan gejala infeksi.
Indikator: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada tanda infeksi pada luka, pemeriksaan diagnostik normal.
2. Kontrol Nyeri
Definisi: Mampu mengontrol pengalaman nyeri.
Indikator: Skala nyeri menurun, mampu menggunakan teknik manajemen nyeri, mampu beristirahat dengan nyaman.
3. Pola Tidur Membaik
Definisi: Tercapainya pola tidur yang sesuai dengan kebutuhan.
Indikator: Durasi tidur bertambah, kualitas tidur membaik, merasa segar saat bangun tidur.
Intervensi Keperawatan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Infeksi
- Observasi tanda-tanda vital, luka, dan pengeluaran pervaginam.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi antibiotik dan perawatan luka.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
2. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, durasi, kualitas, intensitas).
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri (kompres hangat/dingin, relaksasi, distraksi).
3. Peningkatan Pola Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur.
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung tidur yang nyaman.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat tidur jika diperlukan.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif sangat penting untuk memastikan pemulihan pasien pasca persalinan secara optimal. Perawat berperan penting dalam mengidentifikasi masalah, merencanakan, dan melaksanakan intervensi yang sesuai untuk mencapai luaran yang diharapkan.