Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15564 | 15 Apr 2025
Klinis : tN. y, 54 TAHUN, MUAL , NYERI ULU HATI
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu mual dan nyeri ulu hati pada pasien tn. y berusia 54 tahun, maka diagnosa keperawatan yang sesuai mengacu pada Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Mual (00134): Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah.
2. Nyeri akut (00132): Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mual (NOC 1450):
- Indikator: Frekuensi mual, Intensitas mual, Durasi mual, Kemampuan mengendalikan mual.
- Kriteria hasil yang diharapkan: Frekuensi mual menurun, Intensitas mual menurun, Durasi mual memendek, Pasien mampu mengendalikan mual.
2. Kontrol nyeri (NOC 1605):
- Indikator: Intensitas nyeri, Durasi nyeri, Frekuensi nyeri, Pemantauan nyeri.
- Kriteria hasil yang diharapkan: Intensitas nyeri menurun, Durasi nyeri memendek, Frekuensi nyeri menurun, Pasien mampu memantau nyeri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen mual (NIC 1450):
- Kaji tanda dan gejala mual, penyebab, dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis.
- Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan atau minuman yang disukai.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab mual.
2. Manajemen nyeri (NIC 1400):
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Berikan analgesik sesuai instruksi medis.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti kompres hangat/dingin, relaksasi, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab nyeri.
Penjelasan yang lebih rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Mual (00134) dan Nyeri akut (00132) merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien tn. y yang mengalami mual dan nyeri ulu hati. Diagnosa ini menggambarkan masalah kesehatan yang perlu ditangani oleh perawat.
2. Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
- Luaran yang diharapkan adalah penurunan frekuensi, intensitas, dan durasi mual, serta peningkatan kemampuan pasien dalam mengendalikan mual. Selain itu, diharapkan juga penurunan intensitas, durasi, dan frekuensi nyeri, serta peningkatan kemampuan pasien dalam memantau nyeri.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Intervensi yang diperlukan meliputi manajemen mual dan manajemen nyeri. Perawat perlu melakukan pengkajian, pemberian intervensi farmakologis dan nonfarmakologis, serta kolaborasi dengan tim medis untuk mengatasi penyebab mual dan nyeri.
Berdasarkan kondisi pasien tn. y, perawat perlu memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif untuk mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 15565 | 15 Apr 2025
Klinis : PPOK
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: J44.9
- Deskripsi: Penyakit paru obstruktif kronik, tidak dirinci
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 93.08
- Deskripsi: Terapi oksigen, lain-lain
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 J44.9 digunakan untuk mendiagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) yang tidak dirinci secara spesifik. Kode ini mencakup kondisi seperti bronkitis kronis, emfisema, dan PPOK tidak spesifik lainnya.
2. Kode ICD-9-CM 93.08 digunakan untuk prosedur atau tindakan pemberian terapi oksigen pada pasien dengan PPOK. Ini merupakan salah satu intervensi umum yang dilakukan untuk mengatasi gangguan fungsi paru-paru pada penderita PPOK.
Pengkodean yang tepat berdasarkan sistem klasifikasi ICD-10 dan ICD-9-CM ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat, komunikasi antar profesional kesehatan, serta proses penagihan dan pembiayaan perawatan pasien. -
Article No. 15566 | 15 Apr 2025
Klinis : SESAK NAFAS SEJAK PAGI TADI DISERTAI PANAS BADAN
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sesak nafas sejak pagi tadi disertai panas badan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Karakteristik: Mengi, ortopnea, retraksi dinding dada, penggunaan otot bantu pernapasan.
Rencana Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mempertahankan Bersihan Jalan Napas
- Intervensi: Mengatur posisi pasien, memberikan oksigen, suction, nebulizer, dan fisioterapi dada.
Luaran Asuhan Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Indikator: Pasien dapat bernafas dengan lancar, tidak ada retraksi dinding dada, dan bunyi napas normal.
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, pasien mengalami sesak napas sejak pagi terkait dengan panas badan. Hal ini dapat mengarah pada diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah mempertahankan bersihan jalan napas melalui pengaturan posisi pasien, pemberian oksigen, suction, nebulizer, dan fisioterapi dada. Luaran yang diharapkan adalah tercapainya Bersihan Jalan Napas Efektif, di mana pasien dapat bernafas dengan lancar, tidak ada retraksi dinding dada, dan bunyi napas normal. -
Article No. 15567 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis Hipertiroid. Pasien mengeluh diare, sering merasa baal, merasa panas, lemah, dan sering gemetar, dan bertanya terkait kondisinya Hasil pengkajian TD 140/90 mmHg, frekuensi napas: 20 x/menit, frekuensi nadi: 85 x/menit, IMT 16, berat badan menurun drastis tiga bulan terakhir, nafsu makan meningkat. Masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hipertiroidisme.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Penyakit tiroid, seperti hipertiroidisme, yang dapat meningkatkan metabolisme dan memicu penurunan berat badan yang drastis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien mencapai berat badan yang sesuai, nafsu makan membaik, dan tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pemberian nutrisi sesuai kebutuhan, pemantauan asupan dan output cairan, serta edukasi terkait diet yang sesuai dengan kondisi hipertiroidisme.
Dengan penanganan yang tepat sesuai standar SDKI, SLKI, dan SIKI, diharapkan pasien dapat memulihkan status nutrisinya dan mencapai berat badan yang optimal. -
Article No. 15568 | 15 Apr 2025
Klinis : Tn. R, seorang laki-laki berusia 31 tahun, datang dengan keluhan diare kronis selama 1 minggu. Selama periode ini, ia mengalami feses cair sebanyak 7-10 kali sehari, Selain diare, Tn. R juga merasa lemas, tidak nafsu makan, dan sering menolak untuk makan.. Dalam beberapa minggu terakhir, ia mengalami penurunan berat badan drastis, dengan IMT 17. Pasien menyatakan kencing hanya sedikit. Pemeriksaan fisik menunjukkan konjungtiva anemis, bibir kering, dan lidah kotor terdapat jamur di mulut. TD = 90/60mmHg, Nadi: 120x menit, Hb: 10mg/dl, Ht 46%. Standar Intervensi keperawatan yang dapat dirumuskan berdasarkan diagnosa prioritas pada kasus Tn.R adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi klinis yang dialami oleh Tn. R, berikut adalah diagnosa keperawatan prioritas beserta penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan peningkatan kehilangan cairan melalui diare.
Penjelasan:
- SDKI: Defisit Volume Cairan adalah ketidakcukupan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan input dan output cairan, pemberian cairan intravena, dan edukasi tentang manajemen diare.
2. Malnutrisi berhubungan dengan penurunan asupan makanan yang disebabkan oleh anoreksia.
Penjelasan:
- SDKI: Malnutrisi adalah keadaan kekurangan atau kelebihan gizi yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan status gizi yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengkajian status gizi, pemberian nutrisi enteral/parenteral, dan edukasi tentang kebutuhan nutrisi.
3. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan kelemahan yang disebabkan oleh malnutrisi dan defisit volume cairan.
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan.
- SLKI: Tujuan intervensi adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi terhadap aktivitas.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, pemberian terapi latihan, dan edukasi tentang manajemen energi.
Standar Intervensi Keperawatan:
Berdasarkan diagnosa prioritas, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Manajemen Cairan
2. Terapi Nutrisi
3. Manajemen Aktivitas -
Article No. 15569 | 15 Apr 2025
Klinis : Tn. R, seorang laki-laki berusia 31 tahun, datang dengan keluhan diare kronis selama 1 minggu. Selama periode ini, ia mengalami feses cair sebanyak 7-10 kali sehari, Selain diare, Tn. R juga merasa lemas, tidak nafsu makan, dan sering menolak untuk makan.. Dalam beberapa minggu terakhir, ia mengalami penurunan berat badan drastis, dengan IMT 17. Pasien menyatakan kencing hanya sedikit. Pemeriksaan fisik menunjukkan konjungtiva anemis, bibir kering, dan lidah kotor terdapat jamur di mulut. TD = 90/60mmHg, Nadi: 120x menit, Hb: 10mg/dl, Ht 46%. Standar Intervensi keperawatan yang dapat dirumuskan berdasarkan diagnosa prioritas pada kasus Tn.R adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan prioritas, beserta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI, serta standar intervensi keperawatan yang dapat dirumuskan:
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan kehilangan cairan akibat diare kronis, ditandai dengan feses cair 7-10 kali sehari, penurunan berat badan drastis, konjungtiva anemis, bibir kering, dan TD 90/60 mmHg.
Penjelasan SDKI, SLKI, SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Defisit Volume Cairan didefinisikan sebagai penurunan volume intravaskular, interstisial, dan/atau intraselular. Kriteria diagnostik meliputi tanda-tanda dehidrasi seperti yang terlihat pada kasus ini.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan antara lain Keseimbangan Cairan Terpelihara, Tekanan Darah dalam Rentang Normal, dan Performa Status Cairan dalam Batas Normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat diberikan meliputi Manajemen Cairan, Pemantauan Cairan, dan Terapi Cairan Intravena.
Standar Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Cairan
- Kaji status cairan pasien secara komprehensif (input, output, tanda-tanda dehidrasi)
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan untuk mengatasi defisit volume cairan
- Pantau tanda-tanda vital dan status cairan pasien secara berkala
2. Pemantauan Cairan
- Catat asupan dan pengeluaran cairan secara akurat
- Pantau tanda-tanda dehidrasi (konjungtiva, turgor kulit, mukosa oral)
- Lakukan pemeriksaan laboratorium (elektrolit, hemoglobin, hematokrit) untuk mengevaluasi status cairan
3. Terapi Cairan Intravena
- Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien (volume, jenis, laju)
- Pantau efektivitas terapi cairan intravena dengan memantau tanda-tanda vital dan status cairan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat membantu mengatasi defisit volume cairan pada Tn. R dan mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 15570 | 15 Apr 2025
Klinis : Tn. R, seorang laki-laki berusia 31 tahun, datang dengan keluhan diare kronis selama 1 minggu. Selama periode ini, ia mengalami feses cair sebanyak 7-10 kali sehari, Selain diare, Tn. R juga merasa lemas, tidak nafsu makan, dan sering menolak untuk makan.. Dalam beberapa minggu terakhir, ia mengalami penurunan berat badan drastis, dengan IMT 17. Pasien menyatakan kencing hanya sedikit. Pemeriksaan fisik menunjukkan konjungtiva anemis, bibir kering, dan lidah kotor terdapat jamur di mulut. TD = 90/60mmHg, Nadi: 120x menit, Hb: 10mg/dl, Ht 46%. Standar Intervensi keperawatan yang dapat dirumuskan berdasarkan diagnosa prioritas pada kasus Tn.R adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan mengenai Tn. R, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan standar intervensi keperawatan yang dapat dirumuskan.
Diagnosa Keperawatan Prioritas:
1. Risiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan diare kronik, penurunan asupan, dan Malnutrisi.
Penjelasan SDKI-SLKI-SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Risiko Ketidakseimbangan Cairan adalah status klinis di mana individu berisiko mengalami kelebihan atau kekurangan cairan intravaskular, intraseluler, dan/atau ekstraseluler.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Hasil yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat, tidak terjadi dehidrasi, dan tidak terjadi kelebihan cairan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Pemantauan Cairan, Manajemen Diare, Manajemen Nutrisi, dan Terapi Cairan.
Standar Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan Cairan
- Pantau intake dan output cairan
- Pantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa mulut, berat badan)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi cairan
2. Manajemen Diare
- Kaji frekuensi, konsistensi, dan jumlah diare
- Berikan edukasi tentang manajemen diare
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian obat antidiare
3. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien (BB, IMT, intake makanan)
- Berikan makanan dan cairan yang sesuai dengan kondisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk intervensi nutrisi yang tepat
4. Terapi Cairan
- Berikan cairan elektrolit sesuai kebutuhan pasien
- Monitor tanda-tanda vital dan status cairan
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian terapi cairan
Dengan intervensi ini, diharapkan dapat mengatasi risiko ketidakseimbangan cairan pada Tn. R dan membantu memulihkan kondisinya. -
Article No. 15571 | 15 Apr 2025
Klinis : Perawat merencanakan pemberian edukasi tentang diet pada pasien dengan diabetes mellitus, karena perawat menemukan bahwa pasien gula darah sewaktu > 200 mg/dl, pasien terlihat lemah, dan mengakui bahwa selama ini belum mengikuti diet sesuai anjuran, olahraga teratur dikarenakan belum pernah mengikuti kelas edukasi. Masalah keperawatan yang muncul pada pasien adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan yang tepat untuk mempertahankan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Pengetahuan tentang Manajemen Kesehatan Diri yang Efektif
2. Perilaku Manajemen Kesehatan Diri yang Efektif
3. Kontrol Glukosa Darah yang Memadai
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Edukasi Manajemen Diabetes Mellitus
2. Konseling Perilaku Kesehatan
3. Manajemen Aktivitas
Berdasarkan kondisi pasien, perawat menemukan bahwa pasien memiliki kadar gula darah yang tinggi, terlihat lemah, dan belum mengikuti diet serta olahraga sesuai anjuran. Hal ini menunjukkan adanya Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan, dimana pasien belum mampu mengidentifikasi, mengelola, dan mengambil tindakan yang tepat untuk mempertahankan kesehatannya. Oleh karena itu, perawat merencanakan pemberian edukasi tentang diet pada pasien dengan diabetes mellitus untuk meningkatkan pengetahuan, perilaku, dan kontrol gula darah yang memadai. -
Article No. 15572 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 35 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan rambut rontok, IMT= 15, suhu tubuh 37.5 derajat C. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan bercak eritomatosa berbentuk seperti kupu-kupu yang melintasi batang hidung tanpa mengenai nasolabial, serta conjungtiva anemis. Pasien juga mengeluhkan pembesaran kelenjar getah bening pada submandibular dan supraklavikula, tanpa rasa nyeri. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 7.5 g/dl, Trombosit 60.000/mm3, Leukosit 3000/mm3, Limfosit 700/mm3, dan ANA positif dengan anti-dsDNA meningkat. Komplemen C3 dan C4 menurun. Pemeriksaan urin menunjukkan adanya keton, urobilinogen, bilirubin, dan eritrosit yang ditemukan dalam jumlah kecil. Pemeriksaan radiologi menunjukkan kesan pneumonia. Pasien diberikan pengobatan dengan methylprednisolone, ciprofloxacin, ceftriaxone, dan paracetamol serta diet 1800 kkal.Diagonsa keperawatan yang tepat berdasarkan data dominan pada pengkajian dan medikasi diatas adalah:
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, diagnosis keperawatan yang paling tepat untuk pasien ini adalah:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Penjelasan:
- Pasien memiliki IMT yang rendah (15), menunjukkan status gizi yang buruk.
- Pasien mengalami rambut rontok, yang dapat disebabkan oleh defisiensi nutrisi.
- Pemeriksaan laboratorium menunjukkan anemia (Hb 7,5 g/dl), trombositopenia (60.000/mm3), dan leukopenia (3.000/mm3), yang mengindikasikan gangguan nutrisi.
2. Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
- Pasien mengalami gejala-gejala seperti pembesaran kelenjar getah bening, pneumonia, dan keluhan umum yang dapat menyebabkan intoleransi aktivitas.
- Kondisi medis pasien, seperti lupus eritematosus sistemik, dapat menyebabkan kelelahan dan intoleransi aktivitas.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
Penjelasan:
- Pasien mengalami anemia dan trombositopenia, yang dapat menyebabkan gangguan perfusi jaringan perifer.
- Pasien juga mengalami gejala-gejala seperti bercak eritematosa dan konjungtiva anemis, yang dapat menunjukkan gangguan perfusi jaringan.
Sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosis keperawatan tersebut dapat dijadikan sebagai dasar untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. -
Article No. 15573 | 15 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 40 tahun dirawat di ruang penyakit dalam dengan diagnosis Hipertiroid Pasien mengeluh diare, sering merasa baal, merasa panas, lemah, dan sering gemetar, dan bertanya terkait kondisinya Hasil pengkajian TD 140/90 mmHg, frekuensi napas: 20 x/menit, frekuensi nadi: 85 x/menit, IMT 16, berat badan menurun drastis tiga bulan terakhir, nafsu makan meningkat. Masalah keperawatan pada kasus tersebut adalah: a. Intoleransi aktivitas b. Defisit nutrisi kurang ⚫c. Kurang pengetahuan penatalaksanaan penyakit d. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah e. Resiko jatuh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
c. Kurang pengetahuan penatalaksanaan penyakit
Penjelasan:
Pada kasus ini, pasien menunjukkan kurang pengetahuan terkait penatalaksanaan hipertiroid yang dialaminya. Pasien mengeluh berbagai gejala seperti diare, merasa baal, panas, lemah, dan gemetar, namun belum memahami secara jelas kondisinya. Hal ini menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan pengetahuan pasien mengenai hipertiroid, termasuk gejala, penatalaksanaan, dan perawatan yang diperlukan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan "Kurang pengetahuan penatalaksanaan penyakit" merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang terdapat dalam SDKI. Definisinya adalah "Kekurangan informasi kognitif yang berkaitan dengan suatu topik tertentu".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Terkait dengan diagnosis "Kurang pengetahuan penatalaksanaan penyakit", beberapa luaran keperawatan yang dapat menjadi fokus dalam kasus ini adalah:
1. Peningkatan Pengetahuan: Pasien dapat menjelaskan kembali informasi yang diberikan terkait hipertiroid.
2. Partisipasi dalam Perawatan: Pasien aktif terlibat dalam perawatan dan pengelolaan hipertiroid.
3. Kepuasan terhadap Informasi: Pasien menyatakan puas dengan informasi yang diberikan terkait hipertiroid.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan pendidikan kepada pasien mengenai hipertiroid, termasuk gejala, penyebab, penatalaksanaan, dan perawatan yang diperlukan.
2. Konseling: Melakukan konseling untuk membantu pasien memahami dan mengelola kondisinya secara efektif.
3. Fasilitasi Pembuatan Rencana Perawatan: Melibatkan pasien dalam penyusunan rencana perawatan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensinya.
Dengan pendekatan ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan pengetahuannya, aktif terlibat dalam perawatan, dan mencapai kepuasan terhadap informasi yang diberikan, sehingga dapat mengelola hipertiroidnya dengan baik.