Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13629 | 10 Mar 2025
Klinis : nyeri pinggang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi nyeri pinggang.
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Akut
Definisi:
Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah seperti itu.
- SLKI: Hasil yang diharapkan dari penanganan nyeri akut adalah pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol, dapat beraktivitas tanpa hambatan yang disebabkan oleh nyeri, dan dapat beristirahat dengan nyaman.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi nyeri akut dapat meliputi pemberian analgesik, terapi relaksasi, terapi kompres hangat/dingin, dan edukasi tentang manajemen nyeri.
Sebagai perawat, saya akan melakukan penilaian komprehensif terhadap pasien, mengidentifikasi faktor penyebab nyeri, dan menyusun rencana perawatan yang berfokus pada pengurangan nyeri, peningkatan fungsi, dan peningkatan kualitas hidup pasien. -
Article No. 13631 | 10 Mar 2025
Klinis : Perawat mengunjungi sebuah keluarga dan menemukan salah satu anggota keluarga menderita DM sudah 2 tahun, keluhan kaki kesemutan, sering baal, ada bekas luka dikaki yang baru sembuh. GDS 280 mg/dl. Klien tidak pernah berobat karena merasa tidak ada keluhan yang berat. Apakah tindakan mandiri perawat pada kasus tersebut? (a) Mengajarkan senam kaki (b) Merawat kaki DM (c) Menganjurkan jalan kaki tanpa alas kaki (d) Menganjurkan olah raga ringan setiap hari (e) Menjelaskan tentang diit DM
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi klien dengan diabetes melitus (DM) yang sudah diderita selama 2 tahun dengan keluhan kaki kesemutan, sering baal, dan ada bekas luka di kaki yang baru sembuh serta kadar gula darah sewaktu (GDS) 280 mg/dl, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
- Risiko kerusakan integritas kulit
- Risiko gangguan perfusi perifer
2. Penjelasan Singkat:
- Risiko kerusakan integritas kulit: Klien dengan DM memiliki risiko tinggi mengalami kerusakan integritas kulit, seperti luka, akibat perubahan metabolisme dan mikrosirkulasi yang terganggu.
- Risiko gangguan perfusi perifer: Klien dengan DM memiliki risiko tinggi mengalami gangguan perfusi (aliran darah) di ekstremitas, terutama kaki, yang dapat menyebabkan kesemutan, baal, dan luka sulit sembuh.
3. Rencana Tindakan Mandiri Perawat (SLKI - SIKI):
a. Mengajarkan senam kaki (SIKI): Senam kaki dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah komplikasi DM pada kaki.
b. Merawat kaki DM (SIKI): Perawatan kaki DM meliputi pemeriksaan, perawatan kulit, dan perawatan luka pada kaki.
c. Menganjurkan jalan kaki tanpa alas kaki (SIKI): Berjalan tanpa alas kaki dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah di kaki.
d. Menganjurkan olahraga ringan setiap hari (SIKI): Olahraga ringan seperti jalan kaki dapat membantu mengontrol kadar gula darah dan meningkatkan sirkulasi darah.
e. Menjelaskan tentang diet DM (SIKI): Memberikan edukasi tentang diet DM yang sesuai dengan kondisi klien untuk membantu mengontrol kadar gula darah.
Dalam melakukan tindakan mandiri perawat, perawat dapat menggunakan tone akademis dan persona pakar/perawat untuk memberikan informasi yang jelas dan komprehensif kepada klien dan keluarga. -
Article No. 13633 | 10 Mar 2025
Klinis : seorang perempuan berusia 57 tahun, tampak kelelahan mengejar cucu perempuannya, dan seorang cucu laki-lakinya, klien tampak sedih, kecewa dengan anaknya yang tidak memahami perasaannya, klien mengatakan sudah tua dan ingin beribadah, namun, sang anak sibuk bekerja, sehingga tidak ada yang menjaga cucunya. Malam harinya, klien tidak bisa tidur dimalam hari, baru tertidur jam 2 malam, klien tidak nafsu makan, mata tampak berkaca-kaca melihat teman-temannya pergi majelis ta’lim
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan berdasarkan pada kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelelahan (SDKI)
2. Kesedihan (SDKI)
3. Gangguan Pola Tidur (SDKI)
4. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
Penjelasan Singkat:
1. Kelelahan (SDKI)
- Definisi: Suatu perasaan subjektif akan ketidakmampuan fisiologis dan/atau psikologis untuk beristirahat dan melakukan aktivitas.
- Gejala: Tampak kelelahan saat mengejar cucu, berkurangnya energi dan daya tahan.
- Faktor yang Mempengaruhi: Peran sebagai pengasuh cucu yang berlebihan, kurangnya dukungan dari keluarga.
2. Kesedihan (SDKI)
- Definisi: Perasaan duka yang mendalam akibat kehilangan, perubahan, atau ketidakmampuan memenuhi kebutuhan.
- Gejala: Tampak sedih, kecewa dengan anaknya yang tidak memahami perasaannya, mata berkaca-kaca.
- Faktor yang Mempengaruhi: Perasaan tidak dihargai dan tidak dimengerti oleh anak, keinginan untuk beribadah yang tidak terpenuhi.
3. Gangguan Pola Tidur (SDKI)
- Definisi: Perubahan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Gejala: Klien tidak bisa tidur di malam hari, baru tertidur jam 2 pagi.
- Faktor yang Mempengaruhi: Stres dan kecemasan akibat tidak dapat mengasuh cucu dan tidak dapat beribadah.
4. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (SDKI)
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Gejala: Klien tidak nafsu makan.
- Faktor yang Mempengaruhi: Stres dan kesedihan yang menurunkan minat makan.
Dalam konteks ini, peran perawat adalah memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, termasuk intervensi untuk mengatasi kelelahan, kesedihan, gangguan pola tidur, dan gangguan nutrisi. Perawat juga dapat memberikan dukungan psikologis, mengidentifikasi kebutuhan spiritual, dan melibatkan keluarga dalam rencana perawatan. -
Article No. 13634 | 10 Mar 2025
Klinis : Plenting-plenting seperti jerawat sejak > 3 bulan, semakin bertambah banyak. Gatal (-)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, untuk kondisi yang Anda sampaikan, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) sesuai dengan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Integritas Kulit
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerusakan pada epidermis, dermis, atau jaringan yang mendasarinya.
- Karakteristik Utama: Adanya plenting-plenting seperti jerawat yang semakin bertambah banyak.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas Kulit Membaik
- Kriteria Hasil: Tidak ada lesi kulit, tidak ada perubahan warna kulit, tidak ada edema, tidak ada rasa gatal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Perawatan Luka: Memantau kondisi kulit, membersihkan dan merawat lesi kulit.
b. Manajemen Gejala: Mengelola gejala terkait perubahan integritas kulit, seperti rasa gatal.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi mengenai penyebab, pencegahan, dan perawatan gangguan integritas kulit.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi klien, riwayat medis, dan faktor-faktor yang memengaruhi integritas kulit. Evaluasi dan monitoring secara berkala juga diperlukan untuk memastikan keberhasilan intervensi keperawatan. -
Article No. 13635 | 10 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 30 tahun, dirawat di ruang perawatan bedah karena pasca appendiktomi. Hasil pengkajian: mengeluh nyeri pada abdomen kanan bawah seperti diremas-remas, skala nyeri 7 (0-10), nyeri bertambah ketika digerakan dan berkurang ketika diam, nyeri menjalar sampai kuadran kanan atas.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien ini adalah "Nyeri akut" (00132). Pasien mengeluh nyeri pada abdomen kanan bawah seperti diremas-remas, dengan skala nyeri 7 (0-10), nyeri bertambah ketika digerakan dan berkurang ketika diam, serta nyeri menjalar sampai kuadran kanan atas. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang dirasakan oleh pasien pasca appendiktomi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri (1605)
- Pasien dapat melaporkan nyeri terkontrol (skor nyeri ≤ 4) dalam 24 jam.
- Pasien dapat menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri.
- Pasien dapat mengenali faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Pemulihan Pembedahan (1911)
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda penyembuhan luka bedah yang adekuat dalam 7 hari.
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai kemampuan dalam 3-5 hari.
- Pasien dapat melaporkan tidak ada komplikasi setelah pembedahan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri (1400)
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi nyeri.
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk manajemen nyeri yang efektif.
2. Perawatan Luka (3660)
- Lakukan penilaian luka bedah secara berkala, perhatikan tanda-tanda infeksi atau komplikasi.
- Bersihkan dan balut luka bedah sesuai prosedur aseptik.
- Ajarkan pasien cara merawat luka bedah dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk memastikan penyembuhan luka yang adekuat.
3. Peningkatan Mobilitas (0208)
- Kaji tingkat keterbatasan aktivitas pasien dan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi.
- Bantu pasien melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan, berikan bantuan seperlunya.
- Ajarkan teknik mobilisasi yang aman dan sesuai dengan kondisi pasien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk membantu pemulihan mobilitas pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu kontrol nyeri yang baik, pemulihan luka bedah yang adekuat, serta peningkatan mobilitas secara bertahap. -
Article No. 13636 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari standar SDKI - SLKI - SIKI Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bebas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, kelemahan batuk, dan ketidakmampuan untuk mengekspektorasi sekret.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan fisik, seperti kelemahan, sesak napas, dan kelelahan.
3. Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Anoreksia, mual, dan gejala penyakit.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Karakteristik utama adalah pasien mengalami kesulitan membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas.
- Intoleransi Aktivitas: Karakteristik utama adalah pasien mengalami keterbatasan fisik untuk menyelesaikan aktivitas rutin.
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Karakteristik utama adalah pasien mengalami penurunan berat badan, asupan nutrisi tidak adekuat, dan gejala penyakit yang memengaruhi status nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan jalan napas yang bebas dari obstruksi.
- Intoleransi Aktivitas: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan toleransi yang meningkat.
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur posisi, memberikan bronkodilator, dan memfasilitasi batuk efektif.
- Intoleransi Aktivitas: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur aktivitas, memberikan edukasi, dan melakukan latihan fisik yang terukur.
- Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh: Intervensi yang dapat dilakukan adalah mengatur diet, memantau asupan nutrisi, dan memberikan edukasi nutrisi. -
Article No. 13637 | 10 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Penjelasan: Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang mengindikasikan adanya gangguan dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Penjelasan: Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi dan penurunan berat badan.
3. Hipertermia
- Penjelasan: Pasien mengalami demam, yang menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas normal.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menentukan tindakan keperawatan yang tepat. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan hasil yang diharapkan dari tindakan keperawatan yang dilakukan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menjelaskan tindakan-tindakan keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan kerangka SDKI - SLKI - SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar bagi pasien dengan diagnosis tuberkulosis paru. Tujuannya adalah untuk memastikan pasien mendapatkan perawatan yang optimal, sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 13638 | 10 Mar 2025
Klinis : Pola Nafas Tidak Efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai untuk Kondisi "Pola Nafas Tidak Efektif":
Pola Nafas Tidak Efektif adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi dimana pasien mengalami ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi yang adekuat dan pertukaran gas yang efektif. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit paru, kelelahan, atau gangguan neuromuskular.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Pola Nafas: Pasien menunjukkan pola nafas yang efektif, dengan frekuensi, kedalaman, dan irama nafas yang normal.
2. Peningkatan Oksigenasi: Pasien menunjukkan peningkatan saturasi oksigen dan tidak mengalami hipoksemia.
3. Penurunan Kelelahan: Pasien menunjukkan penurunan tanda-tanda kelelahan, seperti diaphoresis, takikardia, dan peningkatan penggunaan otot bantu pernapasan.
4. Peningkatan Kemampuan Bernapas: Pasien mampu melakukan latihan pernapasan dengan efektif dan tanpa kesulitan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Pola Nafas:
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama nafas pasien.
- Catat tanda-tanda distres pernapasan, seperti penggunaan otot bantu pernapasan.
- Lakukan auskultasi paru untuk mendeteksi adanya suara nafas abnormal.
2. Dukungan Oksigenasi:
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien, dengan alat bantu pernapasan yang sesuai.
- Pantau saturasi oksigen dan lakukan tindakan korektif jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan kebutuhan oksigen yang optimal.
3. Manajemen Kelelahan:
- Ajarkan teknik-teknik pernapasan untuk membantu mengurangi kelelahan.
- Terapkan strategi untuk menghemat energi, seperti mengatur posisi tubuh yang efisien.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk memberikan latihan fisik yang sesuai.
4. Edukasi dan Pemberdayaan Pasien:
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pola nafas normal dan strategi untuk mempertahankannya.
- Ajarkan latihan pernapasan dan teknik-teknik relaksasi yang dapat dilakukan oleh pasien.
- Dorong pasien untuk berpartisipasi aktif dalam perawatan diri dan pengambilan keputusan.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu perbaikan pola nafas, peningkatan oksigenasi, penurunan kelelahan, dan peningkatan kemampuan bernapas, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 13639 | 10 Mar 2025
Klinis : Bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pertumbuhan Neonatus
- Definisi: Ketidakmampuan bayi baru lahir untuk mencapai potensi pertumbuhan yang optimal.
- Penyebab: Faktor prenatal (malnutrisi maternal, infeksi), faktor intranatal (kelahiran prematur), dan faktor postnatal (nutrisi inadekuat).
2. Risiko Hipotermia
- Definisi: Ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Penyebab: Prematuritas, lingkungan dingin, ketidakstabilan suhu lingkungan, dan kurangnya lapisan lemak subkutan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap masuknya dan berkembangbiaknya organisme patogen.
- Penyebab: Imaturitas sistem imun, paparan lingkungan, dan prosedur invasif.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang digunakan di Indonesia, mencakup definisi, penyebab, gejala, dan fokus asuhan keperawatan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi luaran keperawatan yang digunakan di Indonesia, mencakup kriteria hasil dan indikator yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang digunakan di Indonesia, mencakup definisi, aktivitas, dan rasional intervensi keperawatan.
Dalam kondisi bayi baru lahir dengan berat badan lahir rendah, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam menentukan diagnosa keperawatan yang tepat, menetapkan luaran yang diharapkan, dan merencanakan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mempromosikan pertumbuhan, mencegah hipotermia, dan mengurangi risiko infeksi pada bayi. -
Article No. 13640 | 10 Mar 2025
Klinis : Bayi baru lahir 2 jam yang lalu dengan berat badan lahir rendah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk bayi baru lahir 2 jam dengan berat badan lahir rendah adalah:
1. Risiko Hipotermia
- Penjelasan singkat:
Bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki risiko tinggi untuk mengalami hipotermia karena kemampuan thermoregulasi yang belum optimal. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang serius bagi bayi.
2. Risiko Gangguan Perkembangan
- Penjelasan singkat:
Bayi dengan berat badan lahir rendah berisiko mengalami gangguan perkembangan, terutama pada aspek fisik, kognitif, dan psikososial. Diperlukan intervensi yang tepat untuk mendukung perkembangan bayi.
Sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Diagnosa Keperawatan ini dapat diuraikan menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia).
1. Risiko Hipotermia
- SDKI: Risiko Hipotermia
- SLKI: Termoregulasi Efektif
- SIKI: Manajemen Hipotermia
2. Risiko Gangguan Perkembangan
- SDKI: Risiko Gangguan Perkembangan
- SLKI: Perkembangan Optimal
- SIKI: Pemantauan Perkembangan
Dalam kondisi ini, dengan persona "pakar" dan "nurse", diharapkan Anda dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia.