Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15554 | 15 Apr 2025
Klinis : Nama:NY Y Umur:29 tahun Jenis kelamin: perempuan Penyakit:sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk memulai atau mempertahankan pola napas yang memberikan ventilasi adekuat.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Memberikan pedoman dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosa keperawatan yang sesuai.
- Membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
- Membantu perawat dalam mengevaluasi efektivitas asuhan keperawatan yang telah dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Memberikan panduan dalam melaksanakan tindakan keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.
- Memastikan konsistensi dan kualitas intervensi keperawatan yang diberikan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI oleh perawat di Indonesia diatur dalam Peraturan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk menjamin kualitas asuhan keperawatan yang diberikan kepada pasien. -
Article No. 15555 | 15 Apr 2025
Klinis : Nama:NY Y Umur:29 tahun Jenis kelamin: perempuan Penyakit:sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi Ny. Y yang mengalami sesak nafas, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Napas Berhubungan dengan Penyakit Pernapasan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman.
- Penyebab: Kondisi medis yang mempengaruhi fungsi pernapasan, seperti penyakit paru-paru, asma, atau kegagalan jantung.
- Gejala: Sesak napas, napas pendek, penggunaan otot bantu pernapasan, dan ketidakmampuan untuk mencapai volume pernapasan yang diinginkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien dapat bernapas dengan adekuat, tidak mengalami sesak napas, dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lancar.
- Kriteria Hasil: Frekuensi napas dalam batas normal, irama napas teratur, tidak ada retraksi dinding dada, dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pengaturan posisi yang nyaman, pemberian oksigen sesuai kebutuhan, latihan pernapasan, dan edukasi tentang manajemen penyakit pernapasan.
- Tujuan Intervensi: Mempertahankan pola napas yang adekuat, mengurangi sensasi sesak napas, dan meningkatkan kemampuan pasien dalam mengelola penyakitnya.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terarah untuk mengatasi masalah sesak nafas yang dialami oleh Ny. Y. -
Article No. 15556 | 15 Apr 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan merasa pada tangan esbelah kanan pasca op dan ingin melakukan fisioterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan pembatasan pergerakan akibat kondisi pasca operasi.
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam gerakan yang disengaja dan terarah dari satu tempat ke tempat lain.
- SLKI: Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan dengan bantuan minimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah memfasilitasi mobilisasi, edukasi, dan kolaborasi dengan fisioterapis.
Dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan pada tangan kanan pasca operasi dan ingin melakukan fisioterapi, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memfasilitasi mobilisasi pasien, memberikan edukasi terkait pentingnya fisioterapi, serta berkolaborasi dengan fisioterapis untuk membantu pasien dalam pemulihan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 15557 | 15 Apr 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan merasa sakit pada tangan sebelah kanan pasca op dan ingin melakukan fisioterapi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan Pembedahan
Penjelasan:
Diagnosa ini didasarkan pada kondisi pasien yang mengalami keterbatasan pergerakan dan fungsi pada tangan kanan akibat prosedur pembedahan yang telah dilakukan. Pasien merasa sakit dan ingin melakukan fisioterapi untuk memulihkan fungsi tangan tersebut.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan pergerakan yang disengaja dan terarah pada satu atau lebih ekstremitas.
Faktor Terkait: Pembedahan, nyeri, ketakutan, dan kecemasan.
Gejala dan Tanda: Keterbatasan dalam melakukan pergerakan, penurunan kekuatan otot, dan nyeri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Mobilitas Fisik Membaik
2. Nyeri Terkontrol
3. Kemampuan Beraktivitas Meningkat
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Mobilisasi
3. Terapi Latihan
4. Edukasi Pemulihan Fungsi Ekstremitas
Dengan penanganan yang komprehensif dan kolaboratif dengan fisioterapi, diharapkan pasien dapat memulihkan fungsi tangan kanannya secara optimal dan dapat kembali beraktivitas dengan baik. -
Article No. 15558 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 5 : CBL – Solusio Plasenta Skenario kasus: Seorang ibu hamil, Ny. D, usia 29 tahun, G2P1A0, datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri hebat di perut bagian bawah sejak 2 jam lalu. Ia juga mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir yang berwarna merah gelap. Usia kehamilan saat ini sekitar 34 minggu. Ny. D tampak pucat dan gelisah. Hasil pemeriksaan : 1. TD: 90/60 mmHg 2. Nadi: 108x/menit 3. Perdarahan ± 150 cc, warna merah gelap 4. Perut terasa tegang dan nyeri saat disentuh 5. Gerakan janin tidak dirasakan sejak tadi pagi 6. Riwayat hipertensi dalam kehamilan Hasil USG : Terdapat hematoma retroplasenta Plasenta sebagian terlepas dari dinding uterus Denyut jantung janin: tidak terdeteksi Tanda-tanda fetal distress
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kasus Solusio Plasenta pada Ny. D.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
1. Perdarahan Antepartum (00632)
Definisi: Kehilangan darah dari jalan lahir sebelum janin lahir, yang dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
Penyebab: Melepasnya plasenta sebagian atau seluruhnya dari dinding uterus sebelum janin lahir.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Hemodinamik (0802)
Tujuan: Mempertahankan volume cairan dan oksigenasi yang adekuat selama masa peripartum.
Kriteria Hasil:
- Tekanan darah dalam rentang normal
- Nadi dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda syok hipovolemik
2. Integritas Jaringan (1101)
Tujuan: Mencegah kerusakan lebih lanjut pada jaringan uterus akibat solusio plasenta.
Kriteria Hasil:
- Perdarahan terkendali
- Tidak ada tanda-tanda infeksi pada area perdarahan
3. Kesejahteraan Janin (0705)
Tujuan: Mempertahankan kesejahteraan janin selama masa krisis.
Kriteria Hasil:
- Denyut jantung janin dalam rentang normal
- Tidak ada tanda-tanda distress janin
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Hemodinamik (6680)
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Lakukan pemeriksaan fisik untuk mendeteksi tanda-tanda syok hipovolemik
- Berikan cairan intravenous untuk mempertahankan volume cairan dan tekanan darah
2. Pengendalian Perdarahan (4160)
- Dorong ibu untuk istirahat dan miring ke kiri
- Berikan oksigen melalui kanula nasal
- Siapkan peralatan medis untuk penanganan perdarahan, seperti kompresor, kateter Foley, dan obat-obatan
- Lakukan pemantauan keluaran darah secara ketat
3. Perawatan Janin Risti (6820)
- Pantau denyut jantung janin secara terus-menerus
- Berikan oksigen ke ibu untuk meningkatkan oksigenasi janin
- Koordinasikan dengan tim medis untuk pemantauan dan intervensi lebih lanjut terkait kesejahteraan janin
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami penatalaksanaan keperawatan pada kasus Solusio Plasenta. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. -
Article No. 15559 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 5 : CBL – Solusio Plasenta Skenario kasus: Seorang ibu hamil, Ny. D, usia 29 tahun, G2P1A0, datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri hebat di perut bagian bawah sejak 2 jam lalu. Ia juga mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir yang berwarna merah gelap. Usia kehamilan saat ini sekitar 34 minggu. Ny. D tampak pucat dan gelisah. Hasil pemeriksaan : 1. TD: 90/60 mmHg 2. Nadi: 108x/menit 3. Perdarahan ± 150 cc, warna merah gelap 4. Perut terasa tegang dan nyeri saat disentuh 5. Gerakan janin tidak dirasakan sejak tadi pagi 6. Riwayat hipertensi dalam kehamilan Hasil USG : Terdapat hematoma retroplasenta Plasenta sebagian terlepas dari dinding uterus Denyut jantung janin: tidak terdeteksi Tanda-tanda fetal distress
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan skenario kasus di atas, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan Utama:
Risiko perdarahan (NANDA-I, 2018)
Definisi: Kerentanan untuk mengalami kehilangan darah dari sistem vaskuler yang melebihi volume normal, yang dapat mengancam kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan Tambahan:
a. Nyeri akut (NANDA-I, 2018)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu.
b. Ancaman kematian janin (NANDA-I, 2018)
Definisi: Kerentanan untuk mengalami kematian janin sebelum kelahiran akibat faktor internal atau eksternal yang dapat mengancam hidup.
c. Kecemasan (NANDA-I, 2018)
Definisi: Perasaan tidak nyaman atau tegang yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI memberikan panduan standar untuk menentukan diagnosis keperawatan yang akurat berdasarkan kondisi klien. Memuat definisi, karakteristik, faktor berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menyediakan panduan standar untuk menetapkan luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Memuat definisi, kriteria hasil, dan intervensi untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan panduan standar untuk melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif. Memuat definisi, aktivitas, dan kriteria hasil untuk setiap intervensi keperawatan.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memungkinkan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, berkualitas, dan berpusat pada pasien. -
Article No. 15560 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus 5 : CBL – Solusio Plasenta Skenario kasus: Seorang ibu hamil, Ny. D, usia 29 tahun, G2P1A0, datang ke IGD rumah sakit dengan keluhan nyeri hebat di perut bagian bawah sejak 2 jam lalu. Ia juga mengeluhkan perdarahan dari jalan lahir yang berwarna merah gelap. Usia kehamilan saat ini sekitar 34 minggu. Ny. D tampak pucat dan gelisah. Hasil pemeriksaan : 1. TD: 90/60 mmHg 2. Nadi: 108x/menit 3. Perdarahan ± 150 cc, warna merah gelap 4. Perut terasa tegang dan nyeri saat disentuh 5. Gerakan janin tidak dirasakan sejak tadi pagi 6. Riwayat hipertensi dalam kehamilan Hasil USG : Terdapat hematoma retroplasenta Plasenta sebagian terlepas dari dinding uterus Denyut jantung janin: tidak terdeteksi Tanda-tanda fetal distress
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus di atas, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta intervensi keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko perdarahan yang hebat berhubungan dengan solusio plasenta.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI: Risiko perdarahan hebat adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami perdarahan yang berlebihan dan dapat mengancam jiwa.
SLKI: Hasil yang diharapkan adalah tidak terjadi perdarahan hebat, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan hemodinamik stabil.
SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan perdarahan, pemberian oksigen, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan/darah, dan pengkajian ulang secara berkala.
Intervensi Keperawatan:
1. Pantau tanda-tanda vital secara ketat (TD, nadi, respirasi, suhu).
2. Pantau perdarahan dari jalan lahir (jumlah, warna, konsistensi).
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
4. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian cairan/darah.
5. Lakukan pengkajian ulang secara berkala untuk mendeteksi perubahan kondisi.
6. Berikan dukungan emosional dan informasi kepada pasien dan keluarga.
7. Persiapkan tindakan medis selanjutnya (misalnya, tindakan operatif) jika diperlukan.
Tanda-tanda fetal distress pada kasus ini ditandai dengan tidak terdeteksinya denyut jantung janin, yang merupakan salah satu indikasi adanya gawat janin. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pemantauan kesejahteraan janin, kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan yang tepat, serta pemberian dukungan emosional kepada ibu hamil. -
Article No. 15561 | 15 Apr 2025
Klinis : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas Ds : 5. Ny. S mengatakan sering batuk selama 3 minggu lebih 6. Ny. S mengatakan batuk berlendir 7. Ny. S mengatakan batuk berdahak sulit untuk dikeluarkan 8. Ny. S mengeluh sesak nafas saat beraktivitas ringan DO : 4. Pasien tidak mampu batuk efektif, sehingga sulit mengeluarkan dahaknya 5. Terdengar suara napas Ronchi Pernapasan 26 x/i
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Data Subjektif:
1. Ny. S mengatakan sering batuk selama 3 minggu lebih
2. Ny. S mengatakan batuk berlendir
3. Ny. S mengatakan batuk berdahak sulit untuk dikeluarkan
4. Ny. S mengeluh sesak nafas saat beraktivitas ringan
Data Objektif:
1. Pasien tidak mampu batuk efektif, sehingga sulit mengeluarkan dahaknya
2. Terdengar suara napas Ronchi
3. Pernapasan 26 x/i
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
Definisi: Kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Kriteria Hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Tidak ada suara napas abnormal
c. Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif
d. Pasien tidak mengalami sesak napas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
Tujuan: Mempertahankan jalan napas yang terbuka dan efektif.
Aktivitas:
a. Lakukan suction jika diperlukan
b. Ajarkan teknik batuk efektif
c. Berikan humidifikasi oksigen
d. Berikan nebulizer terapi jika diperlukan
e. Pantau fungsi pernapasan
2. Manajemen Sekret
Tujuan: Membantu pasien mengeluarkan sekret dengan efektif.
Aktivitas:
a. Berikan posisi yang memudahkan pengeluaran sekret
b. Berikan terapi postural drainase
c. Berikan ekspektorasi jika diperlukan
d. Pantau pengeluaran sekret
3. Manajemen Energi
Tujuan: Mempertahankan energi pasien.
Aktivitas:
a. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
b. Berikan istirahat yang cukup
c. Pantau tanda-tanda kelelahan
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas, karena berdasarkan data subjektif dan objektif yang diperoleh, pasien mengalami ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan sehingga mempertahankan jalan napas yang terbuka menjadi tidak efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, yang artinya pasien mampu membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan sehingga jalan napas tetap terbuka dan efektif. Kriteria hasil yang diharapkan adalah frekuensi napas dalam rentang normal, tidak ada suara napas abnormal, pasien dapat mengeluarkan sekret dengan efektif, dan pasien tidak mengalami sesak napas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Sekret, dan Manajemen Energi. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan efektif, membantu pasien mengeluarkan sekret dengan efektif, serta mempertahankan energi pasien. -
Article No. 15562 | 15 Apr 2025
Klinis : Kasus: Tn. F mengeluhkan buang air kecil yang semakin sering terutama pada malam hari (nocturia). Sebelumnya, ia bisa tidur nyenyak sepanjang malam tanpa harus terbangun untuk buang air kecil, namun sekarang ia terbangun sekitar 3-4 kali setiap malam untuk buang air kecil. Frekuensi buang air kecil pada siang hari juga meningkat dibandingkan sebelumnya. Bapak Agus merasa tidak puas dan tidak tuntas setelah BAK, bahkan kadang-kadang masih merasa ingin kencing meskipun sudah melakukannya. Ia juga merasakan sensasi terbakar di area uretra saat buang air kecil. Selain itu, ia mengeluhkan adanya nyeri tumpul di bagian bawah perut, tepatnya di sekitar area kandung kemih, yang terkadang terasa setelah buang air kecil. Urine yang dikeluarkan kadang terlihat lebih keruh dan lebih pekat dari biasanya, meskipun tidak ada darah yang tampak. Ia juga merasakan perasaan sering ingin kencing meski dalam jumlah sedikit. Gejala ini sudah berlangsung lebih dari 1 bulan, dan semakin mengganggu aktivitas sehari-hari, terutama tiduran malam hari. Tidak ada penurunan berat badan yang signifikan, demam, atau keluhan lain seperti mual atau muntah.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih, ditandai dengan nocturia, frekuensi berkemih yang meningkat, rasa tidak puas setelah berkemih, dan nyeri saat berkemih.
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Gangguan eliminasi urin: Perubahan pola berkemih yang tidak normal, ditandai dengan frekuensi, volume, atau karakteristik urin yang tidak sesuai.
- Penyebab: Infeksi saluran kemih, prostatitis, atau penyakit lain yang mempengaruhi sistem perkemihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Eliminasi urin yang adekuat
- Bebas dari infeksi saluran kemih
- Bebas dari rasa tidak nyaman saat berkemih
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen gangguan eliminasi urin
- Manajemen infeksi
- Edukasi tentang pola eliminasi urin normal
Dengan kondisi yang dialami Tn. F, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih, yang ditandai dengan gejala-gejala yang telah dijelaskan sebelumnya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen gangguan eliminasi urin, manajemen infeksi, dan edukasi tentang pola eliminasi urin normal untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan. -
Article No. 15563 | 15 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci mengenai hal-hal yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan jalan napas tidak efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Faktor yang berhubungan: Peningkatan produksi sekret, penurunan kemampuan batuk efektif, obstruksi jalan napas.
- Tanda dan gejala: Suara napas bronkial, pasien batuk berdahak, sesak napas.
2. Risiko infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor risiko: Penyakit kronis (tuberkulosis paru), penurunan sistem imun, pajanan terhadap agen infeksi.
- Tanda dan gejala: Demam, penurunan nafsu makan.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Bersihan jalan napas
- Mempertahankan jalan napas yang paten.
- Ekspektorasi sekret efektif.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi.
2. Kontrol infeksi
- Tidak terjadi komplikasi infeksi.
- Tanda-tanda vital stabil.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan jalan napas tidak efektif:
- Monitor status pernapasan (frekuensi, irama, kedalaman, penggunaan otot bantu).
- Auskultasi suara napas, identifikasi adanya bunyi tambahan.
- Berikan oksigen sesuai indikasi.
- Berikan postural drainage dan perkusi dada untuk membantu pengeluaran sekret.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologi (bronkodilator, mukolitik).
2. Risiko infeksi:
- Monitor tanda-tanda vital, termasuk suhu tubuh.
- Kaji status nutrisi dan cairan pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi farmakologi (antibiotik, antituberkulosis).
- Pantau respons pasien terhadap terapi.
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengelola kondisi pasien dengan dugaan tuberkulosis paru. Penekanan diberikan pada upaya menjaga bersihan jalan napas dan mencegah komplikasi infeksi. Intervensi keperawatan dirancang untuk mendukung pengobatan medis dan melibatkan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.