Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13602 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diderita oleh Tn. R, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah.
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema, asites, dan gatal pada kulit.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan dan kelelahan.
4. Kecemasan berhubungan dengan perubahan kondisi kesehatan.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh:
SDKI: Pola makan tidak adekuat yang menyebabkan asupan nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
SLKI: Perawatan Defisit Nutrisi, Perawatan Diare, Perawatan Mual dan Muntah.
SIKI: Intervensi Pemberian Makanan Enteral, Intervensi Manajemen Perubahan Berat Badan.
2. Gangguan integritas kulit:
SDKI: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan kerusakan pada kulit.
SLKI: Perawatan Kulit, Perawatan Edema.
SIKI: Intervensi Perawatan Luka, Intervensi Manajemen Edema.
3. Intoleransi aktivitas:
SDKI: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan aktivitas secara mandiri.
SLKI: Perawatan Aktivitas, Perawatan Kelelahan.
SIKI: Intervensi Manajemen Aktivitas, Intervensi Manajemen Kelelahan.
4. Kecemasan:
SDKI: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman, bahaya, atau tantangan yang dirasakan.
SLKI: Perawatan Manajemen Kecemasan.
SIKI: Intervensi Terapi Relaksasi, Intervensi Terapi Suportif. -
Article No. 13603 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi Tn R yang dideskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh
2. Perubahan perfusi jaringan
3. Intoleransi aktivitas
4. Nyeri
5. Risiko perdarahan
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan nutrisi: Asupan nutrisi adekuat
2. Perfusi jaringan membaik
3. Toleransi aktivitas meningkat
4. Kontrol nyeri meningkat
5. Risiko perdarahan menurun
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Keseimbangan nutrisi: Asupan nutrisi adekuat
a. Kaji status nutrisi pasien (berat badan, indeks masa tubuh, asupan makanan, dll)
b. Berikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien (tinggi protein, rendah garam, dll)
c. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana makanan yang tepat
d. Pantau intake dan output cairan, serta tanda-tanda dehidrasi
2. Perfusi jaringan membaik
a. Kaji tanda-tanda penurunan perfusi jaringan (edema, asites, skin angioma, dll)
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat memperbaiki perfusi (diuretik, vasodilator, dll)
c. Ajarkan pasien dan keluarga teknik elevasi tungkai untuk mengurangi edema
d. Pantau tanda-tanda vital dan parameter laboratorium terkait fungsi hati
3. Toleransi aktivitas meningkat
a. Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
b. Berikan latihan fisik yang sesuai dengan kondisi pasien (misalnya ROM, ambulasi, dll)
c. Ajarkan teknik manajemen energi untuk menghemat tenaga saat beraktivitas
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program rehabilitasi yang tepat
4. Kontrol nyeri meningkat
a. Kaji karakteristik nyeri yang dirasakan pasien (lokasi, intensitas, kualitas, dll)
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter
c. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (relaksasi, distraksi, dll)
d. Evaluasi efektivitas intervensi nyeri yang diberikan
5. Risiko perdarahan menurun
a. Kaji tanda-tanda perdarahan (perdarahan gusi, hidung, muntah darah, dll)
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan yang dapat memperbaiki pembekuan darah
c. Pantau parameter laboratorium terkait fungsi pembekuan darah (PT, APTT, INR, dll)
d. Ajarkan pasien dan keluarga tanda-tanda perdarahan dan tindakan yang perlu dilakukan
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi Tn R mencakup masalah-masalah terkait nutrisi, perfusi jaringan, aktivitas, nyeri, dan risiko perdarahan. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah tercapainya keseimbangan nutrisi, perbaikan perfusi jaringan, peningkatan toleransi aktivitas, kontrol nyeri yang memadai, dan penurunan risiko perdarahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pengkajian komprehensif, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, pemberian edukasi dan latihan, serta pemantauan keadaan pasien secara berkala untuk mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 13604 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi klinis dan pemeriksaan penunjang yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Perifer (SDKI)
- Definisi: Perubahan aliran darah ke jaringan perifer yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan jaringan.
- Faktor Risiko: Edema, Hipoalbumin, Sirosis hati.
2. Penurunan Curah Jantung (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa volume darah yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
- Faktor Risiko: Edema, Asites, Hipovolemia.
3. Intoleransi Aktivitas (SDKI)
- Definisi: Keterbatasan kemampuan untuk melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- Faktor Risiko: Malnutrisi, Anemia, Kelelahan.
4. Nyeri Kronis (SDKI)
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang berlangsung lama atau berulang.
- Faktor Risiko: Penyakit Hati Kronis, Sirosis Hati.
5. Risiko Infeksi (SDKI)
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor Risiko: Malnutrisi, Hipovolemia, Penyakit Hati Kronis.
Penjelasan Singkat Intervensi Keperawatan:
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
- Perfusi Jaringan Perifer Membaik
- Curah Jantung Membaik
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Nyeri Terkontrol
- Bebas Infeksi
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
- Manajemen Edema
- Manajemen Cairan
- Manajemen Kelelahan
- Manajemen Nyeri
- Pencegahan Infeksi
Tujuan intervensi keperawatan adalah untuk memperbaiki perfusi jaringan perifer, meningkatkan curah jantung, meningkatkan toleransi aktivitas, mengendalikan nyeri, dan mencegah infeksi pada pasien dengan sirosis hati. -
Article No. 13605 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, terdapat beberapa diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan, beserta penjelasan singkat menggunakan format SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Keterbatasan kemampuan fisik dan/atau psikologis pada seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan.
- SLKI: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Manajemen Energi, Peningkatan Aktivitas Fisik, Manajemen Kelelahan.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Nutrisi
- SDKI: Ketidakmampuan untuk menyerap dan/atau memanfaatkan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Pasien mampu mempertahankan status nutrisi yang adekuat.
- SIKI: Manajemen Nutrisi, Manajemen Mual dan Muntah, Edukasi Gizi.
3. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI: Pasien dapat mengelola nyeri yang dialaminya.
- SIKI: Manajemen Nyeri, Terapi Farmakologi, Terapi Komplementer.
4. Diagnosa Keperawatan: Risiko Gangguan Perfusi Jaringan
- SDKI: Berisiko mengalami penurunan sirkulasi darah ke jaringan tubuh.
- SLKI: Pasien tidak mengalami gangguan perfusi jaringan.
- SIKI: Manajemen Sirkulasi, Manajemen Edema, Terapi Oksigen.
5. Diagnosa Keperawatan: Risiko Infeksi
- SDKI: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen.
- SLKI: Pasien tidak mengalami infeksi.
- SIKI: Manajemen Infeksi, Edukasi Pencegahan Infeksi, Identifikasi Risiko Infeksi.
Penjelasan singkat:
Pasien Tn. R dengan diagnosis utama sirosis hati berdasarkan gejala yang ditunjukkan, seperti perut membesar, mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit, edema tungkai, serta hasil pemeriksaan penunjang yang mendukung. Diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan terkait dengan masalah intoleransi aktivitas, intoleransi nutrisi, nyeri kronis, risiko gangguan perfusi jaringan, dan risiko infeksi. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen energi, peningkatan aktivitas fisik, manajemen nutrisi, manajemen mual dan muntah, manajemen nyeri, manajemen sirkulasi, manajemen edema, dan manajemen infeksi, serta edukasi yang terkait. -
Article No. 13606 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang dapat dirumuskan untuk Tn. R adalah:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan massa otot dan kekuatan akibat disfungsi hati dan malnutrisi, ditandai dengan pasien mudah lelah saat melakukan aktivitas.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan, mual, dan muntah akibat disfungsi hati, ditandai dengan penurunan berat badan, kadar albumin rendah, dan asites.
3. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan hati dan limpa, ditandai dengan pasien mengeluhkan nyeri perut kanan atas.
4. Risiko perdarahan berhubungan dengan gangguan fungsi hati, ditandai dengan trombositopenia, perpanjangan waktu INR, dan varises esofagus.
5. Ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan retensi cairan akibat penurunan fungsi hati, ditandai dengan adanya asites dan edema tungkai.
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi, karakteristik, faktor yang berhubungan, dan faktor risiko untuk setiap diagnosis keperawatan di atas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran keperawatan yang diharapkan untuk setiap diagnosis keperawatan, seperti peningkatan aktivitas, perbaikan status nutrisi, penurunan nyeri, penurunan risiko perdarahan, dan keseimbangan cairan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan, seperti manajemen aktivitas, manajemen nutrisi, manajemen nyeri, manajemen perdarahan, dan manajemen cairan.
Secara umum, diagnosis keperawatan dan intervensi yang dilakukan bertujuan untuk mengatasi komplikasi yang timbul akibat disfungsi hati pada pasien, serta memperbaiki status kesehatan secara keseluruhan. -
Article No. 13607 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, pasien Tn. R usia 52 tahun memiliki kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Sirosis Hati. Berikut adalah penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi ini:
Diagnosis Keperawatan:
1. Sirosis Hati
Definisi: Penyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan dan perubahan struktur hati yang menyebabkan gangguan fungsi hati.
SDKI:
- Pola Eliminasi Terganggu
- Intoleransi Aktivitas
- Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Gangguan Perfusi Jaringan
- Perubahan Proses Penyakit
SLKI:
- Eliminasi Urin Efektif
- Toleransi Aktivitas Meningkat
- Status Nutrisi Membaik
- Perfusi Jaringan Membaik
- Proses Penyakit Terkendali
SIKI:
- Manajemen Asites
- Manajemen Nutrisi
- Manajemen Cairan
- Manajemen Nyeri
- Edukasi Kesehatan
Penjelasan singkat:
Pasien Tn. R mengalami sirosis hati yang ditandai dengan pembesaran hati dan limpa, asites, edema tungkai, serta hasil pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan disfungsi hati. Hal ini memerlukan pengkajian dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul, seperti gangguan eliminasi, intoleransi aktivitas, malnutrisi, gangguan perfusi jaringan, serta perubahan proses penyakit. -
Article No. 13608 | 10 Mar 2025
Klinis : Tn R usia 52 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit serta mudah lelah. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien sering mengeluhkan nyeri perut kanan atas dan mengalami pembengkakan pada kedua tungkai sejak satu bulan terakhir. Pasien memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu, dengan rata-rata konsumsi 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu tetapi tidak menjalani pengobatan secara teratur. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan kesadaran: Compos mentis, TD: 100/70 mmHg, N: 92x/menit, RR: 22x/menit, Suhu: 37,5°C, Terdapat spider angioma di dada dan tangan, Sklera ikterik, asites, Tungkai edema (+2), Hati dan limpa teraba membesar dengan konsistensi keras. Pemeriksaan Penunjang: • Laboratorium: o Hb: 10 g/dL o Leukosit: 9.500/mm³ o Trombosit: 80.000/mm³ o SGOT: 95 U/L o SGPT: 72 U/L o Albumin: 2,8 g/dL o Bilirubin total: 4,2 mg/dL o Bilirubin direct: 2,5 mg/dL o INR ((International Normalized Ratio)) : 1,8 • USG Abdomen: o Hati tampak mengecil dengan permukaan tidak rata o Terdapat cairan asites dalam jumlah sedang o Splenomegali (+) • Endoskopi: o Varises esofagus derajat II
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: K70.3
- Deskripsi: Sirosis hati alkoholik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 46.85
- Deskripsi: Endoskopi esofagus
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien Tn R usia 52 tahun datang dengan keluhan utama perut membesar sejak 3 bulan terakhir, disertai dengan mual, muntah, penurunan nafsu makan, gatal pada kulit, dan mudah lelah. Riwayat pasien menunjukkan bahwa ia memiliki riwayat konsumsi alkohol sejak 20 tahun lalu dengan konsumsi rata-rata 2-3 botol bir per hari. Selain itu, pasien juga pernah didiagnosis hepatitis B 10 tahun yang lalu namun tidak menjalani pengobatan secara teratur.
Pada pemeriksaan fisik, ditemukan adanya spider angioma di dada dan tangan, sklera ikterik, asites, edema pada tungkai, serta hati dan limpa yang teraba membesar dengan konsistensi keras. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan kadar hemoglobin, trombositopenia, peningkatan enzim hati (SGOT dan SGPT), hipoalbuminemia, dan peningkatan bilirubin serta INR.
Pemeriksaan penunjang lainnya, seperti USG abdomen, menunjukkan hati yang mengecil dengan permukaan tidak rata, cairan asites dalam jumlah sedang, dan splenomegali. Endoskopi juga menunjukkan adanya varises esofagus derajat II.
Berdasarkan temuan-temuan klinis dan pemeriksaan penunjang, diagnosis yang sesuai adalah sirosis hati alkoholik (kode ICD-10: K70.3). Prosedur atau tindakan medis yang dilakukan adalah endoskopi esofagus (kode ICD-9-CM: 46.85). -
Article No. 13610 | 10 Mar 2025
Klinis : osteosarkoma
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak yang saya hormati. Saya, sebagai perawat profesional yang berpengalaman, akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi osteosarkoma.
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan penyebaran penyakit osteosarkoma.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik dan kelelahan akibat osteosarkoma.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat pengobatan osteosarkoma.
4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan deformitas atau amputasi akibat osteosarkoma.
5. Ketidakefektifan manajemen kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang manajemen osteosarkoma.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Setiap diagnosa keperawatan di atas memiliki definisi, faktor terkait, karakteristik utama, dan kriteria hasil yang jelas sesuai dengan SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Setiap diagnosa keperawatan memiliki luaran yang terukur dan dapat dicapai, seperti penurunan skor nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, pencegahan infeksi, penerimaan citra tubuh, dan peningkatan pengetahuan pasien tentang manajemen osteosarkoma.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang sesuai dengan setiap diagnosa keperawatan, seperti manajemen nyeri, latihan fisik, pencegahan infeksi, terapi dukungan psikososial, dan edukasi kesehatan.
Sebagai perawat, kami akan melakukan pengkajian komprehensif, merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan luaran yang diinginkan, dan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang tepat sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI. Kami berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan berpusat pada pasien.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menghubungi kami. Terima kasih. -
Article No. 13611 | 10 Mar 2025
Klinis : S: pasien mengatakan nyeri dada dan sesak nafas berkurang O: Compos mentis, TD: 132/82, N: 73 x/ menit,Suhu: 36,7 celcius,RR: 20 x/menit Spo2 : 98 %,terpasang infus di VMS no.20 cairan Nacl 0,9 % 500 ml/24 jam, kondom ukuran M, urine ada, rencana primary PCI hasil lab terlampir, hasil ekg di emr, hasil rongent thorax di radiologi, rencana primary pci -> acc oky, Booking angio dengan agung, rencana konsul paru, rencana Cek lab sputum Gram A: Nyeri Penurunan cardiac output P: Observasi tanda tanda vital Berikan posisi senyaman mungkin Berikan O2 sesuai kebutuhan kolaborasi dengan dokter pemberian terapi dan diit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diuraikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- S: Pasien mengatakan nyeri dada dan sesak napas berkurang
- O: Tanda-tanda vital dalam batas normal, spo2 98% menunjukkan oksigenasi adekuat
- A: Nyeri dada yang dialami pasien merupakan gejala khas dari kondisi jantung yang dapat menyebabkan nyeri akut
2. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
- S: Pasien mengeluhkan sesak napas yang berkurang
- O: Tekanan darah 132/82 mmHg, nadi 73 x/menit, respirasi 20 x/menit, yang mengindikasikan adanya penurunan curah jantung
- A: Pasien memiliki riwayat penyakit jantung yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan jantung untuk memompa darah secara efektif
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien mendemonstrasikan teknik pengelolaan nyeri yang efektif
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal
2. Penurunan Curah Jantung:
- Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil
- Pasien melaporkan tidak ada peningkatan sesak napas
- Pasien mendemonstrasikan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan posisi yang nyaman bagi pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgesik yang sesuai
- Ajarkan teknik pengelolaan nyeri non-farmakologis (misalnya relaksasi, distraksi)
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
2. Penurunan Curah Jantung:
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi yang sesuai (misalnya diuretik, vasodilator)
- Anjurkan pasien untuk beristirahat dan membatasi aktivitas sesuai toleransi
- Edukasikan pasien dan keluarga tentang manajemen penyakit jantung dan gejala-gejalanya
- Evaluasi respon pasien terhadap intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan
Diharapkan dengan intervensi keperawatan yang tepat, pasien dapat mengalami perbaikan kondisi, mengelola nyeri dan gejala penurunan curah jantung secara efektif, serta mencapai outcome yang optimal. -
Article No. 13612 | 10 Mar 2025
Klinis : S; pasien mengeluh masih lemas O; pasien compos mentis, terdapat kelemahan pada bagian kanan. terpasang infus di VMS no.20 dan VMD no.22 tanggal 7/03/2025, cairan RL+KCL 25 meq, Dobutamin 7 mcq/kgbb/menit terpasang DC no.18 07/03/2025, TD : 95/63 mmhg, RR: 20 x/menit, Suhu: 36,7 celcius, RR: 20 x/menit, saturasi : 99 % terpasang nasal 5 lpm, terpasang NGT no.18 (07/03/2025),Hasil lab dl, ur, cr, gds, natrium, kalium, kalsium, ketonEKG sudah hasil di emr, Thorax dan CT. Brain sudah hasil di radiologi A: perfusi cerebral tidak efektif Hambatan mobilitas fisik Nyeri P -Observasi tanda tanda vital -Berikan posisi senyaman mungkin -kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan diit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, beserta luaran dan intervensi keperawatannya.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif
2. Hambatan Mobilitas Fisik
3. Nyeri Akut
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif
- Pasien menunjukkan peningkatan fungsi kognitif
- Pasien menunjukkan peningkatan tingkat kesadaran
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan mempertahankan fungsi vital
2. Hambatan Mobilitas Fisik
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan bergerak secara mandiri
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan menggerakkan ekstremitas yang terkena
3. Nyeri Akut
- Pasien menunjukkan penurunan intensitas nyeri
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan mengontrol nyeri
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan beraktivitas
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Perfusi Jaringan Serebral Tidak Efektif
- Monitor tanda-tanda vital secara berkala
- Pertahankan posisi senyaman mungkin untuk meningkatkan perfusi serebral
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi dan diet yang sesuai
- Monitoring hasil pemeriksaan diagnostik (EKG, CT-Scan otak)
2. Hambatan Mobilitas Fisik
- Bantu pasien dalam aktivitas sehari-hari sesuai kemampuan
- Lakukan latihan fisik secara bertahap untuk meningkatkan mobilitas
- Berikan alat bantu mobilisasi jika diperlukan
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk rencana latihan mobilisasi
3. Nyeri Akut
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan intervensi nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (terapi relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai
- Monitor efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan kolaborasi yang baik dengan dokter, diharapkan pasien dapat menunjukkan peningkatan kondisi sesuai dengan luaran yang diharapkan.