Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13832 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Mual (NANDA-I)
Definisi (SDKI):
Sensasi tidak nyaman di bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat menimbulkan keinginan untuk memuntahkan isi lambung.
Faktor Terkait (SDKI):
1. Perubahan metabolisme
2. Efek samping pengobatan
3. Rangsangan vestibular
4. Iritasi gastrointestinal
Kriteria Hasil (SLKI):
1. Pasien melaporkan mual berkurang
2. Pasien tampak tidak pucat
3. Pasien tidak berkeringat berlebihan
4. Pasien tidak mengalami takikardia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Identifikasi penyebab mual
2. Kolaborasi pemberian antiemetik
3. Anjurkan pasien berbaring dalam posisi yang nyaman
4. Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman
5. Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang disukai
Dengan tone akademis dan persona pakar, perawat dapat menjelaskan diagnosa keperawatan mual berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Penjelasan ini dapat membantu memberikan pemahaman yang komprehensif kepada pasien dan anggota tim kesehatan lainnya. -
Article No. 13833 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu pasien mengeluh mual, ingin muntah, tampak pucat, terdapat diaforesis, dan takikardia, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Mual
Definisi: Perasaan tidak nyaman di daerah perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Mual merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Rasa Aman/Perlindungan, kelas Respons Fisiologis.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang ingin dicapai dalam penanganan mual adalah pasien dapat mengatasi mual, tidak terjadi dehidrasi, dan tidak terjadi komplikasi lain.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen mual, manajemen cairan, manajemen nutrisi, dan terapi komplementer.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolelir aktivitas fisik.
Penjelasan:
- SDKI: Intoleransi Aktivitas merupakan diagnosis keperawatan yang termasuk dalam domain Aktivitas/Istirahat, kelas Pergerakan.
- SLKI: Tujuan yang ingin dicapai adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen aktivitas, manajemen energi, dan peningkatan mobilitas.
Catatan:
- Tone akademis dan persona pakar/perawat (nurse) telah diterapkan dalam penulisan.
- Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang diberikan. -
Article No. 13834 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Mual" (SDKI, 2017). Pasien mengeluhkan mual dan ingin muntah, yang merupakan tanda dan gejala utama dari diagnosa keperawatan mual. Selain itu, ditemukannya tanda-tanda objektif seperti pucat, diaforesis, dan takikardia juga mendukung diagnosa ini.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat kenyamanan pasien meningkat (SLKI, 2019): Pasien dapat melaporkan penurunan gejala mual dan keinginan untuk muntah, serta peningkatan kenyamanan secara umum.
2. Tanda-tanda vital stabil (SLKI, 2019): Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti penurunan denyut nadi, perbaikan suhu tubuh, dan normalisasi profil keringat.
3. Pengetahuan tentang manajemen mual meningkat (SLKI, 2019): Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi mual dan strategi untuk mengelola mual.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitoring tanda-tanda vital (SIKI, 2018): Memantau tanda-tanda vital pasien secara berkala, seperti denyut nadi, suhu tubuh, dan profil keringat, untuk mendeteksi perubahan yang terjadi.
2. Manajemen mual (SIKI, 2018): Memberikan intervensi untuk mengurangi mual, seperti mengidentifikasi dan menghindari faktor pencetus, memberikan antiemetik sesuai indikasi, dan melakukan teknik relaksasi.
3. Edukasi manajemen mual (SIKI, 2018): Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang faktor-faktor yang memengaruhi mual, serta strategi untuk mengelola mual, seperti penggunaan obat, diet, dan teknik relaksasi.
4. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (SIKI, 2018): Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk memastikan penanganan mual yang optimal, termasuk pemberian obat-obatan dan pemantauan kondisi pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus memperhatikan prinsip-prinsip keperawatan yang berpusat pada pasien, seperti mempertahankan privasi, menghargai hak pasien, dan memastikan keamanan pasien. Selain itu, perawat juga harus melakukan dokumentasi yang lengkap dan akurat sebagai bukti pertanggungjawaban profesional. -
Article No. 13835 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat menyusun diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Mual (Nausea)
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman subyektif yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan sensasi ingin muntah.
- Karakteristik Definisi: Pasien mengeluh mual dan ingin muntah, tampak pucat, terdapat diaforesis (keringat berlebih), dan takikardia (denyut jantung cepat).
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Outcome: Pasien bebas dari mual.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan tidak ada sensasi ingin muntah, tampak kooperatif, dan tanda-tanda vital dalam batas normal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi:
a. Manajemen Mual: Mengidentifikasi faktor penyebab mual, mengatur posisi pasien yang nyaman, memberikan obat anti-mual sesuai indikasi.
b. Manajemen Cairan dan Elektrolit: Memantau status cairan dan elektrolit, memberikan cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen mual dan cara mencegah komplikasi.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat harus mengikuti standar-standar tersebut sebagai pedoman untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 13836 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosis Keperawatan:
Mual (NANDA-I)
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Perasaan tidak nyaman yang muncul sebagai keinginan untuk muntah.
- Karakteristik Definisi: Mual, rasa ingin muntah, rasa tidak nyaman di perut.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran Keperawatan: Kontrol Mual
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mengelola rasa mual.
- Kriteria Hasil:
- Tidak ada keluhan mual
- Tidak ada tanda-tanda mual (pucat, berkeringat, takikardia)
- Mampu mengidentifikasi dan menghindari faktor pencetus mual
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Mual
- Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa mual.
- Aktivitas Keperawatan:
- Identifikasi penyebab mual
- Berikan obat anti-mual sesuai resep
- Anjurkan pasien untuk istirahat dan tirah baring
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
- Monitor tanda-tanda vital dan gejala mual
Dalam mengelola kondisi ini, perawat perlu melakukan pengkajian yang komprehensif, menetapkan diagnosis keperawatan yang tepat, dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk membantu pasien mengatasi mual dan mencapai hasil yang diharapkan. -
Article No. 13837 | 12 Mar 2025
Klinis : Subjektif: pasien mengeluh mual dan terasa ingin muntah, pasien juga mengatakan terasa ingin muntah Objektif: pasien tampak pucat, terdapat diaforesis, takikardia Mual dengan sub kategori apa
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, pasien mengalami keluhan mual dan ingin muntah. Gejala objektif yang tampak adalah pasien tampak pucat, terdapat diaforesis (berkeringat berlebihan), dan takikardia (denyut jantung cepat).
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien ini adalah:
Diagnosa Keperawatan: Mual (NANDA-I, 2021)
Definisi:
Sensasi subjektif yang tidak menyenangkan dan mendesak untuk muntah.
Etiologi (Penyebab):
- Aktivasi sistem saraf pusat
- Iritasi saluran gastrointestinal
- Obat-obatan
- Infeksi
- Nyeri
- Kecemasan
Karakteristik Mayor:
- Sensasi ingin muntah
- Mual
Karakteristik Minor:
- Takikardia
- Diaforesis
- Pucat
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Mual didefinisikan sebagai sensasi subjektif yang tidak menyenangkan dan mendesak untuk muntah, dengan etiologi yang dapat berasal dari aktivasi sistem saraf pusat, iritasi saluran gastrointestinal, obat-obatan, infeksi, nyeri, atau kecemasan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan mual adalah pasien dapat mengendalikan rasa mual, tidak terjadi muntah, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi mual antara lain pemberian antiemetik, terapi relaksasi, pengaturan posisi, manajemen lingkungan, dan edukasi terkait penyebab dan cara mengatasi mual.
Berdasarkan Standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, diagnosis keperawatan, etiologi, karakteristik, serta luaran dan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani kondisi mual pada pasien ini telah dijelaskan. -
Article No. 13838 | 12 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari standar SDKI-SLKI-SIKI yang sesuai untuk kondisi Ny. B:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
- SDKI: Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah tersebut.
- SLKI: Pasien melaporkan pengalaman nyeri yang tidak menyenangkan dan mempengaruhi fungsi sehari-hari.
- SIKI: Intervensi yang diperlukan adalah mengkaji karakteristik nyeri, memberikan analgesik, mengajarkan teknik manajemen nyeri, dan memantau efektivitas intervensi.
2. Diagnosa Keperawatan: Keterbatasan Mobilitas Fisik
- SDKI: Keterbatasan mobilitas fisik adalah kondisi di mana individu mengalami hambatan dalam pergerakan yang disengaja dan bebas di tempat tidur, kursi roda, atau berjalan.
- SLKI: Pasien mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari akibat kondisi fisik yang dialami.
- SIKI: Intervensi yang diperlukan adalah mengkaji kemampuan mobilisasi, memfasilitasi aktivitas sesuai kemampuan, dan memberikan edukasi tentang mobilisasi yang aman.
3. Diagnosa Keperawatan: Kecemasan
- SDKI: Kecemasan adalah respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- SLKI: Pasien menunjukkan respon cemas terkait prosedur operasi yang akan dilakukan.
- SIKI: Intervensi yang diperlukan adalah mengkaji tingkat kecemasan, memberikan informasi tentang prosedur operasi, dan mengajarkan teknik relaksasi.
4. Diagnosa Keperawatan: Defisit Pengetahuan
- SDKI: Defisit pengetahuan adalah kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik tertentu.
- SLKI: Pasien menunjukkan pemahaman yang kurang tentang kondisi saat ini dan rencana tindakan medis.
- SIKI: Intervensi yang diperlukan adalah memberikan edukasi tentang kondisi dan rencana pengobatan, serta memastikan pasien memahami informasi yang diberikan.
Dalam melakukan asuhan keperawatan, perawat dapat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memberikan intervensi yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien. -
Article No. 13839 | 12 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. B.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis (batu ginjal dan hidronefrosis) sebagaimana ditunjukkan oleh keluhan nyeri pinggang, nyeri saat berkemih, dan nyeri yang menjalar.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kebiasaan minum-minuman bersoda dan kurang minum air putih.
3. Kecemasan berhubungan dengan kondisi kesehatan dan rencana tindakan operasi yang pertama kali dilakukan.
Luaran/Hasil yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol:
- Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri dari skala 4-5 menjadi skala 2-3.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri.
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
2. Status Nutrisi Membaik:
- Pasien dapat mengonsumsi cairan yang adekuat (minimal 2 liter per hari).
- Pasien dapat mengonsumsi makanan yang mengandung serat dan protein yang cukup.
- Pasien dapat mempertahankan berat badan pada rentang normal.
3. Kecemasan Terkontrol:
- Pasien dapat mengidentifikasi dan menyatakan penyebab kecemasan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat kecemasan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan pasien teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres.
- Monitoring tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
2. Manajemen Nutrisi:
- Kaji status nutrisi pasien (asupan cairan, makanan, dan riwayat berat badan).
- Edukasi pasien tentang pentingnya asupan cairan dan makanan yang mengandung serat dan protein.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan asupan nutrisi yang adekuat.
- Monitoring intake dan output cairan serta berat badan pasien.
3. Manajemen Kecemasan:
- Kaji tingkat kecemasan pasien dan faktor-faktor penyebabnya.
- Berikan informasi yang jelas dan realistis tentang rencana tindakan yang akan dilakukan.
- Ajarkan teknik relaksasi, distraksi, dan visualisasi positif untuk mengurangi kecemasan.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional kepada pasien.
- Monitoring tanda-tanda vital dan respon pasien terhadap intervensi.
Dengan implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/hasil yang diharapkan, sehingga kondisi kesehatannya dapat membaik. -
Article No. 13840 | 12 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis dan tindakan medis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N20.0
- Deskripsi: Batu ginjal
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 55.04
- Deskripsi: Nefrolitotomi perkutan (PCNL)
Penjelasan:
Pasien Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pinggang yang menjalar ke depan, disertai hematuria, anyang-anyang, dan BAK tidak tuntas. Berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang, pasien didiagnosis menderita batu ginjal kiri dengan hidronefrosis dan hidroureter. Untuk mengatasi kondisi ini, pasien direncanakan untuk menjalani tindakan nefrolitotomi perkutan (PCNL) yang akan dilakukan 2 hari ke depan.
Kode ICD-10 N20.0 untuk diagnosis batu ginjal merupakan kode yang sesuai dengan kondisi pasien. Sementara itu, kode ICD-9-CM 55.04 untuk tindakan nefrolitotomi perkutan (PCNL) juga sesuai dengan rencana tindakan medis yang akan dilakukan pada pasien. -
Article No. 13841 | 12 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan untuk Ny. B, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan batu ureter.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih.
3. Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Penyebab: Agen cedera fisik, psikologis, atau agen yang tidak diketahui.
- Gejala dan tanda mayor: Ekspresi wajah, gerakan protektif, perubahan tanda vital.
2. Gangguan Eliminasi Urin
- Definisi: Gangguan dalam pengeluaran urin.
- Penyebab: Obstruksi aliran urin, peningkatan retensi urin.
- Gejala dan tanda mayor: Perubahan frekuensi, volume, atau warna urin.
3. Kecemasan
- Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
- Penyebab: Ancaman terhadap integritas fisik dan psikologis.
- Gejala dan tanda mayor: Gelisah, khawatir, rasa takut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Nyeri
2. Eliminasi Urin
3. Adaptasi Psikologis: Prosedur
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri
2. Manajemen Eliminasi Urin
3. Dukungan Emosional
Penjelasan Singkat:
1. Nyeri akut berhubungan dengan batu ureter: Pasien mengalami nyeri pinggang kiri, nyeri kolik, dan hematuria yang disebabkan oleh batu ureter.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih: Pasien mengalami keluhan BAK nyeri, anyang-anyang, serta rasa tidak tuntas BAK karena adanya obstruksi batu ureter.
3. Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan: Pasien mengalami kecemasan karena akan menjalani tindakan PCNL yang merupakan operasi pertama baginya.