Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14041 | 13 Mar 2025
Klinis : Perfusi perifer tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosis Keperawatan: Perfusi Perifer Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Perfusi Perifer Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakadekuatan sirkulasi darah ke bagian-bagian tubuh perifer. Hal ini dapat ditandai dengan adanya perbedaan suhu kulit, warna kulit yang pucat atau sianosis, dan sensasi kesemutan atau kebas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari masalah Perfusi Perifer Tidak Efektif adalah Perfusi Perifer Adekuat. Kriteria hasil yang dapat dinilai meliputi adanya perbedaan suhu kulit yang minimal, warna kulit yang normal, serta sensasi normal pada ekstremitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Perfusi Perifer Tidak Efektif antara lain:
1. Monitor tanda-tanda vital, terutama suhu dan nadi perifer.
2. Posisikan ekstremitas pada ketinggian yang sesuai untuk meningkatkan aliran darah.
3. Berikan hangat lokal pada ekstremitas yang dingin.
4. Kaji adanya tanda-tanda gangguan sirkulasi darah.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menentukan penyebab dan penanganan yang tepat.
Dengan pendekatan SDKI-SLKI-SIKI, perawat dapat mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah Perfusi Perifer Tidak Efektif pada pasien. -
Article No. 14042 | 13 Mar 2025
Klinis : Klien mengeluh nyeri ulu hati dan nyeri perut bagian bawah, mual dan nafsu makan berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan utama adalah pasien dapat melaporkan berkurangnya nyeri, menunjukkan perilaku untuk mengurangi nyeri, dan mempertahankan fungsi yang optimal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengkajian nyeri, manajemen nyeri, dan edukasi terkait nyeri.
2. Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh adalah asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Tujuan utama adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang optimal, tidak mengalami komplikasi akibat malnutrisi, dan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pengkajian nutrisi, manajemen nutrisi, dan edukasi terkait nutrisi.
Berdasarkan kondisi klien yang mengeluh nyeri ulu hati, nyeri perut bagian bawah, mual, dan nafsu makan berkurang, maka diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan adalah Nyeri Akut dan Gangguan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan Tubuh. Tujuan utama perawatan adalah mengurangi nyeri, memenuhi kebutuhan nutrisi, dan mencegah komplikasi terkait masalah kesehatan yang dialami klien. -
Article No. 14043 | 13 Mar 2025
Klinis : Klien mengeluh nyeri ulu hati dan nyeri perut bagian bawah, mual dan nafsu makan berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang disampaikan, yaitu klien mengeluh nyeri ulu hati dan nyeri perut bagian bawah, mual, serta nafsu makan berkurang, maka dapat dirumuskan diagnosis keperawatan sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah-istilah tersebut.
2. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Definisi: Pernyataan yang menggambarkan respons manusia (sehat atau sakit) terhadap masalah kesehatan/proses kehidupan yang dapat diatasi dengan intervensi keperawatan.
- Tujuan: Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan menentukan masalah kesehatan/proses kehidupan yang dapat diatasi dengan intervensi keperawatan.
3. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Definisi: Pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Tujuan: Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan.
4. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Definisi: Pernyataan yang menggambarkan tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Tujuan: Membantu perawat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan.
Dalam konteks ini, perawat dapat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah nyeri akut yang dialami oleh klien. -
Article No. 14044 | 13 Mar 2025
Klinis : Diagnosa yang mengarah ke penurunan perfudi otak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi penurunan perfusi otak, sesuai dengan format yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi penurunan perfusi otak:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi penurunan perfusi otak adalah "Gangguan Perfusi Serebral" (SDKI, 2017). Gangguan Perfusi Serebral didefinisikan sebagai "Ketidakadekuatan aliran darah ke otak yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak." Diagnosa ini menggambarkan kondisi klien yang mengalami penurunan suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan otak akibat gangguan dalam sirkulasi darah ke otak.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
a. Perfusi Serebral Membaik (SLKI, 2019): Menunjukkan peningkatan aliran darah ke otak yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan otak.
b. Tidak Terjadi Kerusakan Jaringan Otak (SLKI, 2019): Menunjukkan kondisi otak yang tidak mengalami kerusakan akibat gangguan perfusi serebral.
c. Tidak Terjadi Komplikasi (SLKI, 2019): Menunjukkan tidak terdapat komplikasi lanjutan, seperti stroke, perdarahan otak, atau cedera neurologis akibat gangguan perfusi serebral.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Pantau Tanda-Tanda Vital (SIKI, 2018): Mengukur dan memantau tekanan darah, nadi, suhu, dan respirasi secara rutin untuk mendeteksi adanya perubahan yang dapat mempengaruhi perfusi serebral.
b. Atur Posisi Kepala (SIKI, 2018): Memposisikan kepala klien dengan sudut elevasi 30-45 derajat untuk memfasilitasi aliran darah ke otak.
c. Berikan Oksigen (SIKI, 2018): Memberikan oksigen tambahan sesuai kebutuhan untuk meningkatkan suplai oksigen ke jaringan otak.
d. Pertahankan Hemodinamik Stabil (SIKI, 2018): Menjaga stabilitas hemodinamik dengan mengontrol parameter vital, cairan, dan elektrolit untuk mendukung perfusi serebral.
e. Lakukan Stimulasi Kognitif (SIKI, 2018): Melakukan aktivitas stimulasi kognitif, seperti latihan memori dan orientasi, untuk meminimalkan kerusakan fungsi otak.
f. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain (SIKI, 2018): Berkolaborasi dengan dokter, fisioterapis, dan ahli gizi untuk mengoptimalkan intervensi terkait penurunan perfusi serebral.
Dengan melakukan intervensi-intervensi ini, diharapkan dapat membantu mencapai luaran yang diharapkan, yaitu peningkatan perfusi serebral, pencegahan kerusakan jaringan otak, dan tidak terjadi komplikasi. -
Article No. 14045 | 13 Mar 2025
Klinis : Diagnosa penurunan perfusi otak pada stroke iskemik,menurut sdki 2019
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi penurunan perfusi otak pada stroke iskemik:
Diagnosa Keperawatan:
Penurunan Perfusi Jaringan Serebral
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) 2019:
Penurunan aliran darah dan oksigen ke otak yang menyebabkan disfungsi serebral.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi jaringan serebral membaik
2. Tidak terjadi komplikasi akibat penurunan perfusi serebral
3. Klien menunjukkan tanda-tanda pemulihan fungsi serebral
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan neurologi
2. Manajemen aliran darah serebral
3. Manajemen oksigenasi
4. Manajemen perfusi jaringan
5. Pencegahan komplikasi
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat
Penjelasan singkat:
Penurunan perfusi otak pada stroke iskemik merupakan diagnosa keperawatan yang menggambarkan adanya penurunan aliran darah dan oksigen ke otak, yang dapat menyebabkan disfungsi serebral. Standar asuhan keperawatan yang dapat diterapkan meliputi pemantauan neurologi, manajemen aliran darah serebral, manajemen oksigenasi, manajemen perfusi jaringan, serta pencegahan komplikasi. Tujuan utamanya adalah untuk memulihkan perfusi jaringan serebral, mencegah komplikasi, dan memfasilitasi pemulihan fungsi serebral pada klien. -
Article No. 14046 | 13 Mar 2025
Klinis : seorang anak perempuan 15 tahun dengan bb 48 kg dan Tb 158 cm. tentukan bb ideal dan RDA nya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor Risiko: Pertumbuhan dan perkembangan yang pesat pada usia remaja.
2. Aktivitas Fisik Tidak Seimbang
- Definisi: Kondisi di mana individu menunjukkan pola aktivitas fisik yang tidak seimbang.
- Faktor Risiko: Gaya hidup sedentari, kurangnya motivasi untuk berolahraga.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien dan menentukan diagnosis keperawatan.
- Membantu perawat dalam proses pengkajian, menentukan diagnosis, dan merencanakan intervensi keperawatan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Membantu perawat dalam mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan yang dilakukan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Membantu perawat dalam memilih intervensi yang tepat dan efektif untuk mengatasi masalah kesehatan klien.
Kondisi Anak Perempuan 15 Tahun:
- Berat Badan (BB): 48 kg
- Tinggi Badan (TB): 158 cm
Berat Badan Ideal:
- Rumus: BB Ideal = (TB - 100) - ((TB - 150) / 4)
- BB Ideal = (158 - 100) - ((158 - 150) / 4)
- BB Ideal = 58 - 2
- BB Ideal = 56 kg
Recommended Dietary Allowance (RDA):
- RDA untuk perempuan usia 14-18 tahun:
- Energi: 2,200 kkal/hari
- Protein: 46 gram/hari
- Vitamin A: 700 mcg/hari
- Vitamin C: 65 mg/hari
- Kalsium: 1,300 mg/hari
- Zat Besi: 15 mg/hari -
Article No. 14047 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki, usia 45 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri punggung bawah yang menjalar ke tungkai kanan sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan kesemutan dan kelemahan pada tungkai kanan, terutama setelah duduk dalam waktu lama. Riwayat pekerjaan pasien sebagai pekerja konstruksi yang sering mengangkat beban berat. Skala nyeri 7/10 menurut Numerical Rating Scale (NRS). Data hasil pemeriksaan fisik: Inspeksi: Postur tubuh pasien tampak cenderung miring ke satu sisi untuk menghindari nyeri, Palpasi: Teraba ketegangan otot paraspinal di daerah. lumbal. Pemeriksaan neurologis: Tes Lasegue (+) pada tungkai kanan (nyeri meningkat saat tungkai diangkat ≥30°), Refleks patella kanan menurun, Kekuatan otot tungkai kanan 3/5 (kelemahan motorik). Hasil Pemeriksaan Penunjang MRI Lumbal: Herniasi nukleus pulposus (HNP) L4-L5 dengan kompresi pada akar saraf L5, Penipisan diskus intervertebralis L4-L5. Rontgen Lumbal: Penyempitan celah intervertebralis L4-L5, Spondilosis ringan. EMG (Elektromiografi): Menunjukkan adanya radikulopati L5 pada tungkai kanan. Pasien diberikan terapi farmakologis (NSAID dan pelemas otot) serta fisioterapi untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas. Namun, pasien masih merasa kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang dideskripsikan, diagnosis keperawatan yang mungkin sesuai dengan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia adalah:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan herniasi nukleus pulposus (HNP) L4-L5 dengan kompresi pada akar saraf L5, ditandai dengan skala nyeri 7/10 menurut NRS, pasien tampak cenderung miring untuk menghindari nyeri, dan teraba ketegangan otot paraspinal di daerah lumbal.
Penjelasan singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Kronis adalah respon sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan adalah penurunan tingkat nyeri, peningkatan kemampuan mobilisasi, dan peningkatan kemampuan aktivitas sehari-hari.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, terapi modalitas nyeri, mobilisasi, dan edukasi kepada pasien.
2. Kelemahan Motorik berhubungan dengan radikulopati L5 pada tungkai kanan, ditandai dengan kekuatan otot tungkai kanan 3/5 dan refleks patella kanan menurun.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Kelemahan Motorik adalah penurunan kekuatan otot dari kondisi normal yang dapat mengganggu aktivitas.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah peningkatan kekuatan otot dan kemampuan mobilisasi.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain latihan range of motion, latihan kekuatan otot, dan edukasi kepada pasien.
3. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan nyeri punggung bawah dan kelemahan motorik, ditandai dengan pasien merasa kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.
Penjelasan singkat:
- SDKI: Gangguan Mobilitas Fisik adalah keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas.
- SLKI: Tujuan yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan mobilisasi dan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan antara lain latihan mobilisasi, terapi modalitas nyeri, dan edukasi kepada pasien. -
Article No. 14048 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki, usia 45 tahun, datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri punggung bawah yang menjalar ke tungkai kanan sejak 2 bulan terakhir. Pasien juga mengeluhkan kesemutan dan kelemahan pada tungkai kanan, terutama setelah duduk dalam waktu lama. Riwayat pekerjaan pasien sebagai pekerja konstruksi yang sering mengangkat beban berat. Skala nyeri 7/10 menurut Numerical Rating Scale (NRS). Data hasil pemeriksaan fisik: Inspeksi: Postur tubuh pasien tampak cenderung miring ke satu sisi untuk menghindari nyeri, Palpasi: Teraba ketegangan otot paraspinal di daerah. lumbal. Pemeriksaan neurologis: Tes Lasegue (+) pada tungkai kanan (nyeri meningkat saat tungkai diangkat ≥30°), Refleks patella kanan menurun, Kekuatan otot tungkai kanan 3/5 (kelemahan motorik). Hasil Pemeriksaan Penunjang MRI Lumbal: Herniasi nukleus pulposus (HNP) L4-L5 dengan kompresi pada akar saraf L5, Penipisan diskus intervertebralis L4-L5. Rontgen Lumbal: Penyempitan celah intervertebralis L4-L5, Spondilosis ringan. EMG (Elektromiografi): Menunjukkan adanya radikulopati L5 pada tungkai kanan. Pasien diberikan terapi farmakologis (NSAID dan pelemas otot) serta fisioterapi untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan mobilitas. Namun, pasien masih merasa kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik mayor: Melaporkan nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Tingkah laku protektif, Menghindar dari aktivitas.
Faktor yang berhubungan: Agen cidera fisik (herniasi nukleus pulposus, penipisan diskus intervertebral).
2. Keterbatasan Mobilitas Fisik
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik pada satu atau lebih ekstremitas.
Karakteristik mayor: Melaporkan kesulitan untuk bergerak, Penurunan rentang gerak, Penurunan kekuatan otot.
Faktor yang berhubungan: Nyeri, Gangguan neuromuskular (radikulopati L5).
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
Indikator:
- Melaporkan nyeri terkontrol
- Ekspresi wajah menunjukkan tidak ada nyeri
- Tidak menghindari aktivitas karena nyeri
Target: Skala nyeri menurun menjadi 3/10 (NRS)
2. Mobilitas Fisik
Indikator:
- Melakukan pergerakan fisik tanpa bantuan
- Melakukan aktivitas sehari-hari tanpa hambatan
- Melaporkan peningkatan kekuatan otot
Target: Peningkatan kekuatan otot tungkai kanan menjadi 4/5, dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, kualitas, durasi, frekuensi, faktor pencetus)
- Berikan intervensi farmakologis (NSAID, pelemas otot) dan non-farmakologis (kompres hangat, teknik relaksasi)
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika perlu
2. Peningkatan Mobilitas
- Evaluasi kemampuan fungsional pasien
- Berikan latihan fisik untuk meningkatkan kekuatan otot dan rentang gerak
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk penatalaksanaan rehabilitasi
- Ajarkan pasien teknik mobilisasi yang aman
- Evaluasi perkembangan dan lakukan penyesuaian intervensi jika perlu
Penjelasan di atas mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan. Saya harap penjelasan ini dapat membantu Anda dalam merencanakan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien tersebut. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 14049 | 13 Mar 2025
Klinis : seorang anak memiliki benjolan di area kaki.terdapat keluhan nyeri saat berjalan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penjelasan:
- Kondisi anak dengan benjolan di area kaki dan keluhan nyeri saat berjalan mengindikasikan adanya nyeri akut.
- Nyeri akut adalah nyeri yang muncul secara tiba-tiba dan dirasakan dalam jangka waktu yang relatif singkat.
- Penyebab nyeri dapat berupa kerusakan jaringan atau inflamasi di area kaki.
2. Mobilitas Fisik Terganggu
Definisi: Keterbatasan dalam pergerakan fisik yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yang membatasi pergerakan tubuh secara mandiri.
Penjelasan:
- Kondisi benjolan di area kaki dan nyeri saat berjalan dapat mengganggu mobilitas fisik anak.
- Gangguan mobilitas fisik ini dapat membatasi kemampuan anak untuk bergerak dan melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI merupakan standar diagnosis keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI bertujuan untuk memberikan panduan dalam menentukan diagnosis keperawatan yang tepat berdasarkan pengkajian klinis.
- Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Akut dan Mobilitas Fisik Terganggu.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar yang berisi luaran-luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan.
- Untuk diagnosis Nyeri Akut, luaran yang diharapkan adalah pengurangan rasa nyeri, peningkatan kemampuan mengontrol nyeri, dan peningkatan kepuasan pasien terhadap penanganan nyeri.
- Untuk diagnosis Mobilitas Fisik Terganggu, luaran yang diharapkan adalah peningkatan kemampuan mobilisasi, peningkatan kemandirian dalam aktivitas sehari-hari, dan peningkatan kualitas hidup.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar yang berisi intervensi-intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Untuk diagnosis Nyeri Akut, intervensi yang dapat dilakukan antara lain manajemen nyeri, pemberian analgesik, terapi komplementer, dan edukasi pasien dan keluarga.
- Untuk diagnosis Mobilitas Fisik Terganggu, intervensi yang dapat dilakukan antara lain latihan mobilisasi, bantuan alat bantu gerak, terapi fisik, dan edukasi pasien dan keluarga.
Dengan demikian, standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI dapat digunakan sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk anak dengan kondisi benjolan di kaki disertai nyeri saat berjalan. -
Article No. 13824 | 12 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan keluhan muntah menyemprot sebanyak 3 kali setelah terjatuh dari kasur 4 jam SMRS. Pasien terjatuh ditemukan dengan posisi terlentang. Pasien masih mau menyusu (+) dan tidak tampak mengantuk. Penurunan kesadaran (-), keluar cairan dari hidung dan telinga (-).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat sesuai dengan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosis Keperawatan: Risiko Cedera Kepala Traumatis
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Risiko untuk mengalami cedera pada struktur dan fungsi otak akibat trauma pada kepala.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien dapat mempertahankan integritas struktur dan fungsi otak setelah mengalami trauma kepala.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang diperlukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemeriksaan neurologis, pemberian tindakan pertolongan pertama, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan lebih lanjut.
Sebagai seorang perawat, saya memastikan bahwa pasien yang mengalami jatuh dari tempat tidur dengan keluhan muntah, penurunan kesadaran, dan tanda-tanda lain yang mengarah pada cedera kepala traumatis perlu mendapatkan penanganan segera dan komprehensif. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, sangat penting untuk menentukan tingkat keparahan cedera dan rencana tindak lanjut yang tepat.