Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21434 | 03 Sep 2025
Klinis : Seorang pasien, perempuan berusia 32 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan kulit kemerahan luas, nyeri, disertai lepuhan di tubuh dan luka di mulut sejak 3 hari terakhir. Pasien mengatakan awalnya mengalami demam, nyeri tenggorokan, serta mata terasa perih seperti terbakar. Dua hari kemudian, muncul ruam kemerahan di wajah yang menyebar ke dada, punggung, dan lengan. Ruam berkembang menjadi bula yang mudah pecah sehingga kulit tampak melepuh dan terasa sangat nyeri. Pasien juga mengalami sariawan parah yang membuatnya sulit makan dan minum. Saat ditanya riwayat sebelumnya, pasien mengatakan baru 10 hari lalu mengonsumsi obat antibiotik golongan sulfa untuk infeksi saluran kemih. Sejak itu pasien merasa badannya lemah dan muncul gejala prodromal menyerupai flu. Saat ini pasien tampak gelisah, menangis karena nyeri, dan sangat khawatir kondisi kulitnya akan semakin parah. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, atau penyakit jantung. Riwayat alergi makanan tidak ada, namun pasien belum pernah diketahui alergi obat. Tidak ada riwayat penyakit kulit sebelumnya. Ayah pasien memiliki riwayat asma, ibu sehat. Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat alergi obat berat atau penyakit kulit serupa. Pasien sadar compos mentis, orientasi baik. Keluhan utama pasien adalah nyeri kulit (skala 9/10), nyeri mulut, dan perih pada mata. Pasien juga mengatakan pandangannya mulai kabur sejak dua hari terakhir. Tidur sangat terganggu karena nyeri hebat pada kulit dan mulut. Pasien sering terbangun dan hanya tidur 2–3 jam per malam. Aktivitas sangat menurun karena nyeri dan lemah. Pasien lebih banyak berbaring, membutuhkan bantuan keluarga untuk berpindah tempat tidur. Sebelum sakit, pola BAB dan BAK normal. Saat ini BAK berkurang, urin lebih pekat karena asupan cairan kurang. aat ini pasien sulit makan karena adanya luka di mulut dan tenggorokan, serta bibir pecah-pecah. Nafsu makan sangat menurun, hanya bisa menelan bubur dan minum sedikit air. Berat badan menurun 2 kg dalam 1 minggu. Kulit tampak melepuh luas, beberapa area terkelupas. Pasien biasanya jarang sakit, tetapi jika sakit lebih sering mengonsumsi obat dari apotek tanpa resep dokter. Tidak pernah mendapat edukasi mengenai alergi obat. Pasien merasa cemas, takut wajah dan kulitnya akan rusak permanen. Ia merasa citra dirinya menurun dan malu bila bertemu orang lain. Pasien tampak menangis dan gelisah, sulit menenangkan diri. Saat ditanya cara mengatasi stres, ia mengatakan berdoa dan mendapat dukungan dari suami. Pasien meyakini bahwa sakit merupakan ujian. Ia percaya dengan pengobatan medis dan doa, ia bisa sembuh.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kekuatan fisik dan nyeri kulit yang hebat.
2. Perubahan integritas kulit berhubungan dengan lepuhan, luka, dan kerusakan kulit yang luas.
3. Nyeri akut berhubungan dengan luka pada kulit dan mukosa.
4. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan kesulitan makan dan menelan akibat luka di mulut dan tenggorokan.
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri hebat pada kulit dan mukosa.
6. Kecemasan berhubungan dengan perubahan citra tubuh dan ketakutan akan kerusakan permanen pada kulit.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Pasien dapat melakukan aktivitas dasar dengan bantuan minimal.
- Pasien menunjukkan peningkatan kekuatan dan daya tahan fisik.
- Pasien melaporkan penurunan tingkat kelelahan.
2. Integritas Kulit:
- Luka pada kulit dan mukosa menunjukkan perbaikan dan penyembuhan.
- Tidak terjadi komplikasi lanjutan seperti infeksi atau disfungsi organ.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan merawat kulit.
3. Nyeri Akut:
- Pasien melaporkan penurunan tingkat nyeri pada kulit dan mukosa.
- Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
- Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan mengatasi nyeri.
4. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi:
- Pasien dapat makan dan minum secara mandiri atau dengan bantuan minimal.
- Berat badan pasien stabil atau meningkat.
- Pasien tidak mengalami dehidrasi atau komplikasi terkait nutrisi.
5. Pola Tidur:
- Pasien dapat tidur dengan nyaman selama 6-8 jam per malam.
- Pasien merasa terpulihkan setelah tidur.
- Pasien menunjukkan peningkatan energi dan aktivitas.
6. Kecemasan:
- Pasien dapat mengelola kecemasan dengan baik.
- Pasien merasa tenang dan yakin dengan proses penyembuhan.
- Pasien menunjukkan peningkatan citra diri dan semangat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi status fisik dan kemampuan pasien melakukan aktivitas.
- Atur aktivitas dan istirahat secara seimbang.
- Berikan bantuan dan alat bantu sesuai kebutuhan pasien.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk rehabilitasi dan terapi fisik.
2. Integritas Kulit:
- Lakukan perawatan luka dan kulit secara komprehensif.
- Cegah infeksi dengan menerapkan prinsip asepsis.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi topikal dan sistemik.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang perawatan kulit yang benar.
3. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan pasien.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian analgesik yang tepat.
4. Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi:
- Evaluasi status nutrisi dan cairan pasien.
- Berikan diet lunak atau cair sesuai toleransi pasien.
- Pertimbangkan pemberian nutrisi enteral atau parenteral jika perlu.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk perencanaan diet yang adekuat.
5. Pola Tidur:
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien.
- Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk tidur.
- Ajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres untuk meningkatkan kualitas tidur.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk pemberian terapi farmakologis jika perlu.
6. Kecemasan:
- Lakukan pengkajian kecemasan secara komprehensif.
- Berikan dukungan emosional dan bina hubungan saling percaya.
- Ajarkan teknik manajemen kecemasan dan distraksi.
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan psikologis.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk intervensi terapeutik jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lebih lanjut jika diperlukan. -
Article No. 21435 | 03 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan gatal di tangan dan daerah selangkangan sudah 1 minggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan gatal di tangan dan daerah selangkangan selama 1 minggu adalah "Intoleransi Aktivitas" (00092). Kondisi ini dapat disebabkan oleh gejala gatal-gatal yang mengganggu aktivitas sehari-hari pasien.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Toleransi Aktivitas (0005): Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman tanpa hambatan yang disebabkan oleh gejala gatal-gatal.
2. Kontrol Gejala (1608): Pasien dapat mengendalikan dan mengelola gejala gatal-gatal yang dialami.
3. Manajemen Diri: Efektivitas (1603): Pasien dapat secara efektif mengelola gejala gatal-gatal dan melakukan perawatan diri yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Gejala (3450):
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi gejala gatal-gatal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk menentukan intervensi yang sesuai, seperti pemberian obat topikal atau antihistamin.
- Edukasi pasien tentang strategi mengurangi gejala, seperti penggunaan pelembab, menghindari iritasi, dan menjaga kebersihan kulit.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Peningkatan Kenyamanan Fisik (1400):
- Identifikasi sumber dan tingkat ketidaknyamanan pasien akibat gatal-gatal.
- Berikan intervensi untuk mengurangi gejala gatal-gatal, seperti penggunaan losion atau krim penghilang gatal.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi sensasi gatal.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk menentukan pengobatan yang tepat.
3. Manajemen Aktivitas (0200):
- Identifikasi aktivitas sehari-hari yang terganggu akibat gejala gatal-gatal.
- Buat perencanaan aktivitas yang realistis sesuai dengan toleransi pasien.
- Ajarkan teknik manajemen aktivitas, seperti penjadwalan, pengaturan istirahat, dan penggunaan alat bantu.
- Evaluasi kemajuan pasien dan lakukan modifikasi intervensi jika diperlukan.
Dengan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengelola gejala gatal-gatal dengan baik, meningkatkan toleransi aktivitas, dan kembali melakukan aktivitas sehari-hari dengan nyaman. -
Article No. 21436 | 03 Sep 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan bibir pecah-pecah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan bibir pecah-pecah.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien dengan keluhan bibir pecah-pecah, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
Diagnosa Keperawatan: Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Karakteristik Utama: Adanya perubahan pada struktur dan fungsi kulit, seperti pecah-pecah pada bibir.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan tercapai luaran/output sebagai berikut:
Luaran Keperawatan: Integritas Kulit
Definisi: Pemeliharaan struktur dan fungsi kulit yang optimal.
Kriteria Hasil:
a. Tidak ada kerusakan pada kulit.
b. Kulit tetap utuh dan terlindungi.
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
d. Tidak ada rasa sakit/nyeri pada kulit.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
a. Perawatan Kulit
- Lakukan inspeksi kulit secara teratur untuk mendeteksi perubahan.
- Bersihkan kulit dengan lembut menggunakan sabun pH netral dan air hangat.
- Berikan pelembab/pelindung kulit yang sesuai untuk menjaga kelembapan dan integritas kulit.
- Hindari faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi kulit, seperti paparan sinar matahari berlebih.
b. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan penyebab dan faktor risiko terjadinya integritas kulit terganggu.
- Ajarkan teknik perawatan kulit yang tepat, termasuk penggunaan pelembab dan pelindung kulit.
- Dorong pasien untuk menjaga hidrasi yang adekuat dan mengonsumsi makanan bergizi.
- Anjurkan pasien untuk menghindari faktor-faktor yang dapat memperburuk kondisi kulit.
c. Manajemen Nyeri
- Identifikasi tingkat nyeri yang dialami pasien.
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi rasa nyeri pada kulit.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi dan kompres hangat.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran keperawatan yang optimal, yaitu integritas kulit yang terpelihara dengan baik, sehingga keluhan bibir pecah-pecah dapat teratasi. -
Article No. 21437 | 03 Sep 2025
Klinis : trombositopeni
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci sebagai seorang perawat pakar mengenai diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi trombositopenia.
Diagnosa Keperawatan SDKI untuk Trombositopenia:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi trombositopenia adalah "Risiko Perdarahan" (SDKI 2019). Trombositopenia adalah kondisi medis dengan jumlah trombosit (keping darah) yang rendah, sehingga meningkatkan risiko perdarahan. Pasien dengan trombositopenia dapat mengalami gejala seperti mudah memar, mimisan, perdarahan gusi, perdarahan menstruasi yang berlebihan, dan perdarahan dari luka. Oleh karena itu, diagnosa "Risiko Perdarahan" menjadi tepat untuk menggambarkan kerentanan pasien terhadap komplikasi perdarahan.
Luaran/Output Keperawatan (SLKI) yang Diharapkan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Tidak terjadi perdarahan (SLKI 2019). Indikator keberhasilan ini menunjukkan bahwa pasien dapat mempertahankan integritas pembuluh darah dan sistem pembekuan darah yang adekuat, sehingga tidak mengalami episode perdarahan.
2. Kadar trombosit dalam batas normal (SLKI 2019). Indikator ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan dapat membantu meningkatkan atau mempertahankan jumlah trombosit dalam rentang normal, sehingga meminimalkan risiko perdarahan.
3. Pasien mampu mengenali tanda-tanda perdarahan (SLKI 2019). Indikator ini menunjukkan bahwa pasien dapat secara mandiri mengidentifikasi gejala dini perdarahan, sehingga dapat segera melakukan tindakan yang tepat.
Intervensi Keperawatan (SIKI) yang Diperlukan:
Untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan perdarahan (SIKI 2019). Perawat perlu melakukan pemantauan rutin terkait tekanan darah, nadi, respirasi, suhu, serta tanda-tanda perdarahan seperti memar, perdarahan gusi, atau perdarahan lainnya.
2. Manajemen pemberian obat (SIKI 2019). Perawat berperan dalam mengatur pemberian obat-obatan yang dapat mempengaruhi pembekuan darah, seperti pemberian trombosit, vitamin K, atau obat-obatan lain yang diresepkan.
3. Edukasi kesehatan (SIKI 2019). Perawat memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, risiko, serta cara mengenali dan mengatasi perdarahan akibat trombositopenia.
4. Pencegahan cedera (SIKI 2019). Perawat mengidentifikasi dan meminimalkan risiko cedera atau trauma yang dapat memicu perdarahan pada pasien.
5. Kolaborasi interprofesional (SIKI 2019). Perawat berkoordinasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter, ahli hematologi, atau ahli nutrisi, untuk memastikan penanganan trombositopenia yang komprehensif.
Dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan trombositopenia, perawat harus menerapkan intervensi-intervensi tersebut secara sistematis dan berkelanjutan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, yaitu tidak terjadi perdarahan, kadar trombosit dalam batas normal, dan pasien mampu mengenali tanda-tanda perdarahan. -
Article No. 21438 | 03 Sep 2025
Klinis : Data Subjekif: Pasien dikeluhkan sesak sudah 2 bulan, riwayat penyakit hipertensi, tidak rutin minum obat, kedua kaki bengkak sudah 2 bulan. Pasien juga dikeluhkan merasa dada berat seperti tertindih dan engap, untuk berjalan sedikit saja sudah sesak (dari kamar ke kamar mandi di rumah), tidur lebih nyaman miring ke kiri. Data Objektif: - TD 90/60 mmHg - HR 149x/menit - RR 35x/menit - SpO2 88% (RA) - Hasil EKG: AF RVR - Hasil Echo: EF 28% - ETT no. 7.5 batas 22cm - NGT no.16 - CPV 3L Subelavisa Sinistra - Kateter urine - LAB Hb: 14.4 WBC :6.000 GDS :140
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosa Keperawatan: Pola Napas Tidak Efektif
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Pola napas tidak efektif, kode 00032
- Definisi: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
2. Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, kode 00031
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang bersih.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer, kode 00203
- Definisi: Pengurangan sirkulasi darah ke jaringan perifer, yang dapat mengancam kesehatan.
4. Diagnosa Keperawatan: Kurang Volume Cairan
- SDKI: Kurang Volume Cairan, kode 00027
- Definisi: Penurunan volume cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular.
5. Diagnosa Keperawatan: Kelebihan Volume Cairan
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan, kode 00026
- Definisi: Jumlah cairan yang berlebihan dalam satu atau lebih kompartemen cairan tubuh.
6. Diagnosa Keperawatan: Gangguan Irama Jantung
- SDKI: Gangguan Irama Jantung, kode 00204
- Definisi: Perubahan dalam frekuensi, irama, atau denyut nadi yang mengganggu suplai darah ke seluruh tubuh.
7. Diagnosa Keperawatan: Penurunan Curah Jantung
- SDKI: Penurunan Curah Jantung, kode 00029
- Definisi: Ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Penjelasan singkat SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk masing-masing diagnosa keperawatan dapat diberikan secara terperinci jika dibutuhkan. -
Article No. 21439 | 03 Sep 2025
Klinis : kaki bengkak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \rtf1\ansi\ansicpg1252\deff0\nouicompat\deflang1033{\fonttbl{\f0\fnil\fcharset0 Calibri;}}
{\colortbl ;\red0\green0\blue0;}
{\*\generator Riched20 10.0.22621}\viewkind4\uc1
\pard\nowidctlpar\sa200\sl276\slmult1\cf1\f0\fs22\lang1057 Berdasarkan kondisi klinis yang disampaikan, yaitu \i kaki bengkak\i0 , berikut adalah diagnosa keperawatan yang relevan beserta penjelasan singkat sesuai standar SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).\par
\b Diagnosa Keperawatan:\b0 \par
\b Kode:\b0 D.0016 \b \- Gangguan Pertukaran Gas\b0 \par
\b Definisi:\b0 Kondisi di mana individu mengalami ketidakefektifan pertukaran oksigen dan/atau karbon dioksida antara alveoli dan sistem vaskular, yang dapat menyebabkan penumpukan cairan (edema), termasuk pada ekstremitas bawah seperti kaki bengkak. Kondisi ini sering terkait dengan gangguan kardiovaskular, ginjal, atau sistemik lainnya.\par
\b Luaran Keperawatan (SLKI):\b0 \par
\b Kode:\b0 L.14016 \b \- Status Sirkulasi: Perifer\b0 \par
\b Definisi:\b0 Pengukuran tingkat keadekuatan aliran darah ke ekstremitas. Luaran yang diharapkan termasuk penurunan edema (bengkak), pemulihan warna kulit normal, dan tidak adanya nyeri atau ketidaknyamanan pada kaki.\par
\b Intervensi Keperawatan (SIKI):\b0 \par
\b Kode:\b0 I.11260 \b \- Manajemen Edema\b0 \par
\b Definisi:\b0 Tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan penumpukan cairan interstisial. Intervensi meliputi pemantauan tanda-tanda edema, elevasi ekstremitas yang terkena, pembatasan asupan cairan dan natrium sesuai indikasi, serta kolaborasi dengan tim kesehatan untuk terapi farmakologis jika diperlukan.\par
\b Penjelasan Singkat:\b0 \par
Kaki bengkak (edema) sering kali merupakan manifestasi dari gangguan pertukaran gas atau gangguan sirkulasi sistemik, seperti pada gagal jantung kongestif, gangguan ginjal, atau kondisi lain yang memengaruhi keseimbangan cairan. Diagnosa D.0016 dipilih karena edema perifer dapat terkait dengan ketidakefektifan pertukaran gas akibat peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan tekanan onkotik. Luaran L.14016 berfokus pada pemulihan sirkulasi perifer dan pengurangan edema, sementara intervensi I.11260 memberikan panduan untuk mengelola edema melalui tindakan konservatif dan kolaboratif. Pendekatan ini didukung oleh evidence-based practice dalam keperawatan medis-bedah dan manajemen gejala.\par
} -
Article No. 21440 | 03 Sep 2025
Klinis : pasiendatang dengan keluhan mens tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien dengan keluhan mens tidak teratur.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan mens tidak teratur adalah "Ketidakefektifan Pola Menstruasi" (00188). Diagnosa ini mencakup adanya pola menstruasi yang tidak konsisten, tidak teratur, atau abnormal yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti hormonal, struktural, atau fungsional.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Luaran yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan adalah:
a. Keseimbangan Fungsi Seksual (0147): Mencapai pola menstruasi yang teratur dan sesuai dengan rentang normal.
b. Fungsi Reproduksi (0404): Mempertahankan fungsi reproduksi yang optimal.
c. Kenyamanan: Gejala (2100): Mencapai tingkat kenyamanan yang optimal terkait dengan gejala yang dirasakan akibat ketidakefektifan pola menstruasi.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan:
a. Manajemen Fungsi Seksual (6900):
- Kaji pola menstruasi pasien, termasuk lamanya, jumlah, dan frekuensi.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pola menstruasi, seperti stres, riwayat medis, dan penggunaan obat-obatan.
- Berikan edukasi kepada pasien mengenai pola menstruasi normal dan faktor-faktor yang dapat memengaruhinya.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk menentukan penyebab dan penanganan yang sesuai.
b. Manajemen Nyeri (1400):
- Kaji tingkat dan karakteristik nyeri yang dirasakan pasien selama mens.
- Berikan intervensi non-farmakologis, seperti kompres hangat, relaksasi, dan distraksi, untuk mengurangi nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai, jika diperlukan.
c. Edukasi Kesehatan (5510):
- Berikan edukasi kepada pasien mengenai pola menstruasi normal dan faktor-faktor yang dapat memengaruhinya.
- Ajarkan pasien mengenai perawatan diri yang dapat dilakukan untuk mengelola ketidakefektifan pola menstruasi.
- Dorong pasien untuk melakukan pemeriksaan rutin dan mengikuti saran tenaga kesehatan.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai pola menstruasi yang teratur dan sesuai dengan rentang normal, serta mempertahankan fungsi reproduksi yang optimal dengan tingkat kenyamanan yang optimal. -
Article No. 21441 | 03 Sep 2025
Klinis : pasiendatang dengan keluhan menstruasi tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rincian yang terperinci untuk kondisi pasien dengan keluhan menstruasi tidak teratur.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keluhan menstruasi tidak teratur adalah "Gangguan Pola Menstruasi". Diagnosa ini mengacu pada adanya perubahan dalam frekuensi, durasi, atau jumlah aliran menstruasi yang tidak sesuai dengan pola normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien menunjukkan pemahaman tentang penyebab dan penatalaksanaan gangguan pola menstruasi.
2. Pasien menunjukkan perilaku perawatan diri yang tepat untuk mengatasi gangguan pola menstruasi.
3. Pasien menunjukkan perbaikan dalam pola menstruasi, seperti menjadi lebih teratur, durasi yang lebih normal, dan jumlah aliran yang sesuai.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan
- Jelaskan anatomi dan fisiologi siklus menstruasi normal.
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi pola menstruasi, seperti stres, aktivitas fisik, riwayat medis, dan penggunaan obat-obatan.
- Edukasikan pasien tentang gaya hidup sehat untuk menjaga pola menstruasi, seperti pola makan yang seimbang, aktivitas fisik yang teratur, dan manajemen stres yang baik.
- Jelaskan pentingnya pemantauan pola menstruasi dan kapan harus mencari pertolongan medis.
2. Manajemen Gejala
- Identifikasi gejala-gejala yang menyertai gangguan pola menstruasi, seperti nyeri, perdarahan yang berlebihan, atau amenore.
- Berikan intervensi untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, seperti pemberian analgesik, kompres hangat, atau pengaturan istirahat yang cukup.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk pengobatan farmakologis yang diperlukan.
3. Dukungan Emosional
- Nilai tingkat kecemasan dan stres yang dialami pasien terkait dengan gangguan pola menstruasi.
- Berikan dukungan emosional dan bimbing pasien untuk mengelola kecemasan dan stres dengan teknik relaksasi atau konseling.
- Dorong pasien untuk terbuka dalam membicarakan masalah yang dihadapi dan libatkan keluarga atau significant other dalam proses perawatan.
Dengan melaksanakan intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu memahami kondisinya, dapat melakukan perawatan diri yang tepat, dan menunjukkan perbaikan dalam pola menstruasinya. -
Article No. 21442 | 03 Sep 2025
Klinis : pasiendatang dengan keluhan menstruasi tidak teratur
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu menstruasi tidak teratur, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Menstruasi
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, durasi, atau jumlah perdarahan menstruasi yang tidak sesuai dengan normal.
Karakteristik Definisi:
- Perdarahan menstruasi yang tidak teratur
- Perdarahan menstruasi yang tidak normal (terlalu lama atau terlalu sedikit)
- Nyeri saat menstruasi
- Perubahan emosional terkait siklus menstruasi
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Menstruasi Sehat
Kriteria Hasil:
- Frekuensi menstruasi sesuai normal (21-35 hari)
- Durasi menstruasi sesuai normal (2-7 hari)
- Jumlah perdarahan menstruasi sesuai normal
- Tidak ada nyeri saat menstruasi
- Tidak ada perubahan emosional terkait siklus menstruasi
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Kesehatan Reproduksi
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien mencapai dan mempertahankan kesehatan reproduksi yang optimal.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji riwayat menstruasi pasien (frekuensi, durasi, jumlah perdarahan, keluhan)
- Ajarkan pasien untuk melakukan pencatatan siklus menstruasi
- Anjurkan pasien untuk melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan terkait keluhan menstruasi tidak teratur
- Berikan edukasi tentang faktor-faktor yang dapat memengaruhi siklus menstruasi (stres, pola makan, aktivitas fisik, dll.)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk menentukan intervensi yang tepat (misalnya obat-obatan, perubahan gaya hidup)
2. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien mengatasi nyeri yang dirasakan.
Aktivitas Keperawatan:
- Kaji intensitas, durasi, dan karakteristik nyeri saat menstruasi
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (misalnya kompres hangat, relaksasi, distraksi)
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (misalnya dokter) untuk memberikan intervensi farmakologis jika diperlukan
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai pola menstruasi yang sehat dan meningkatkan kualitas hidup terkait kesehatan reproduksi. -
Article No. 21443 | 03 Sep 2025
Klinis : bersihan jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi bersihan jalan nafas dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
1. Diagnosis Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi bersihan jalan nafas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Definisi dari diagnosis ini adalah "Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka".
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
a. Bebas dari obstruksi jalan napas
b. Kemampuan batuk efektif
c. Respirasi dalam batas normal
d. Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan
e. Klien menunjukkan teknik batuk efektif
f. Klien mampu mengeluarkan sekret dari saluran napas
Penjelasan:
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah klien bebas dari obstruksi jalan napas, memiliki kemampuan batuk efektif, respirasi dalam batas normal, tidak menunjukkan tanda-tanda distres pernapasan, mampu menerapkan teknik batuk efektif, dan dapat mengeluarkan sekret dari saluran napas. Tujuan ini bertujuan untuk memastikan jalan napas klien tetap terbuka dan berfungsi dengan baik.
3. Intervensi Keperawatan (SIKI):
a. Monitor status pernapasan klien (frekuensi, irama, kedalaman, dan kerja napas)
b. Auskultasi suara napas, identifikasi adanya suara napas abnormal
c. Bantu klien untuk melakukan teknik batuk efektif
d. Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
e. Lakukan suction jika diperlukan untuk membersihkan jalan napas
f. Kolaborasi dengan ahli terapi pernapasan untuk pemberian terapi pernapasan yang tepat
g. Edukasi klien dan keluarga tentang pentingnya menjaga kebersihan jalan napas
Penjelasan:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran yang diharapkan meliputi pemantauan status pernapasan klien, auskultasi suara napas, membantu klien melakukan teknik batuk efektif, pemberian oksigenasi, suction jika diperlukan, kolaborasi dengan ahli terapi pernapasan, serta edukasi klien dan keluarga. Intervensi-intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan jalan napas agar tetap bersih dan berfungsi dengan baik.
Secara keseluruhan, diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang telah diuraikan di atas merupakan langkah-langkah penting dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi klien dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif.