Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13971 | 13 Mar 2025
Klinis : Faktor yang mempengaruhi personal hygiene klien tidak terpenuhi yaitu : Select one: a. Kelumpuhan b. Atropi c. Cancer d. Kontraktur e. Fraktur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Perawatan Diri
Penjelasan:
a. Kelumpuhan
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelumpuhan yang dapat menghambat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri seperti mandi, berpakaian, berhias, dan lainnya.
b. Atrofi
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan atrofi yang dapat menyebabkan penurunan fungsi fisik dan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
c. Kanker
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kanker yang dapat menyebabkan kelemahan, fatigue, dan hambatan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
d. Kontraktur
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kontraktur yang dapat menghambat pergerakan dan kemampuan klien dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
e. Fraktur
Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan fraktur yang dapat menyebabkan nyeri, pembatasan pergerakan, dan hambatan dalam melakukan aktivitas perawatan diri.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 13972 | 13 Mar 2025
Klinis : Ny.D umur 19 tahun datang ke ugd dengan keluhan pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk kering. pemreiksaan lain seperti TD: 100/70mmHg, N:90x/menit, s: 37 derajat, rr: 20x/menit sebutkan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Ny.D:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas 37°C.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh normal (36,5-37,5°C)
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
3. Tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Monitor tanda-tanda vital secara berkala
2. Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
3. Anjurkan istirahat yang cukup
4. Berikan intake cairan yang adekuat
5. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat penurun demam jika diperlukan
6. Edukasi pasien dan keluarga mengenai hipertermia dan penatalaksanaannya
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi" dipilih karena Ny.D menunjukkan tanda-tanda hipertermia, yaitu demam naik turun. Hipertermia merupakan kondisi di mana suhu tubuh meningkat di atas 37°C, yang biasanya disebabkan oleh proses infeksi. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk menurunkan suhu tubuh ke dalam batas normal dan mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertermia.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi monitor tanda-tanda vital secara berkala, pemberian kompres hangat, memastikan pasien mendapatkan istirahat yang cukup, menjaga asupan cairan yang adekuat, kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemberian obat penurun demam, serta edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai hipertermia dan penatalaksanaannya. Tujuan akhir dari asuhan keperawatan ini adalah untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu suhu tubuh normal, tanda-tanda vital dalam batas normal, dan tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia. -
Article No. 13973 | 13 Mar 2025
Klinis : Ny.D umur 19 tahun datang ke ugd dengan keluhan pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk kering. pemreiksaan lain seperti TD: 100/70mmHg, N:90x/menit, s: 37 derajat, rr: 20x/menit sebutkan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan rekomendasi diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi Ny. D berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan peningkatan suhu tubuh (37 derajat Celsius).
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ditandai dengan peningkatan frekuensi nadi (90x/menit) dan napas (20x/menit) saat aktivitas.
3. Mual berhubungan dengan proses infeksi, ditandai dengan keluhan mual dan muntah.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Hipertermia Terkontrol:
- Suhu tubuh normal (36,0-37,5 derajat Celsius)
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Toleransi Aktivitas Meningkat:
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan mudah
- Tidak ada peningkatan frekuensi napas dan nadi saat aktivitas
- Tidak ada keluhan kelelahan saat aktivitas
3. Kontrol Mual Membaik:
- Tidak ada keluhan mual dan muntah
- Mampu mengonsumsi makanan dan cairan dengan baik
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia:
- Monitor suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Identifikasi dan tangani penyebab hipertermia
- Anjurkan banyak istirahat
2. Manajemen Intoleransi Aktivitas:
- Evaluasi toleransi dan kemampuan fisik pasien
- Berikan panduan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Anjurkan istirahat yang cukup
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan yang tepat
3. Manajemen Mual dan Muntah:
- Identifikasi penyebab mual dan muntah
- Berikan antiemetik sesuai indikasi
- Anjurkan makan dalam porsi kecil dan sering
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penatalaksanaan yang tepat
Dengan penerapan diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan Ny. D dapat memulihkan kondisi kesehatannya secara optimal. Sebagai perawat, saya akan bekerja sama dengan tim kesehatan lain untuk memastikan Ny. D mendapatkan perawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kebutuhannya. -
Article No. 13974 | 13 Mar 2025
Klinis : Setelah perawat melakukan perawatan luka pada klien dengan decubitus, kriteria hasil yang harus di evaluasi adalah : Select one: a. Mencegah kontraktur b. Kebersihan diri klien normal c. Keadaan luka kulit bersih d. Mencegah komplikasi e. Mencegah infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dalam situasi ini, diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah:
Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan singkat:
Integritas Kulit Terganggu adalah kondisi di mana terjadi kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, atau lapisan jaringan di bawahnya. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor eksternal seperti tekanan, gesekan, atau kelembaban yang berlebihan.
Dalam konteks perawatan luka decubitus, kriteria hasil yang harus dievaluasi berdasarkan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah:
Keadaan Luka Kulit Bersih
Penjelasan:
Kriteria ini mengevaluasi apakah luka decubitus telah bersih dari jaringan nekrotik, eksudat, dan tanda-tanda infeksi, sehingga proses penyembuhan dapat berlangsung optimal.
Sementara itu, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan berdasarkan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah:
Perawatan Luka
Penjelasan:
Intervensi ini meliputi aktivitas perawatan luka decubitus, seperti pembersihan, debridemen, aplikasi balutan, dan pengaturan posisi untuk mencegah tekanan berlebih.
Dengan demikian, berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, kriteria hasil yang harus dievaluasi setelah perawatan luka decubitus adalah Keadaan Luka Kulit Bersih, untuk memastikan proses penyembuhan luka yang optimal. -
Article No. 13975 | 13 Mar 2025
Klinis : Ny.D umur 19 tahun datang ke ugd dengan keluhan pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk kering. pemreiksaan lain seperti TD: 100/70mmHg, N:90x/menit, s: 37 derajat, rr: 20x/menit sebutkan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Terima kasih atas pertanyaan Anda. Berikut adalah pembahasan rinci mengenai kondisi Ny. D:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. D adalah "Hipertermia" (SDKI, 2017). Kondisi Ny. D dengan keluhan pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk kering menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh kembali normal (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam rentang 36-37,5°C.
2. Gejala terkait hipertermia berkurang (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Pasien melaporkan pusing, mual, muntah, dan batuk kering berkurang.
3. Pengetahuan perawatan diri meningkat (SLKI, 2019)
- Kriteria hasil: Pasien dapat menyebutkan faktor penyebab, gejala, dan tindakan yang perlu dilakukan saat demam.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia (SIKI, 2018)
- Kaji suhu tubuh, identifikasi penyebab, dan monitor tanda-tanda vital secara berkala.
- Berikan kompres hangat, berikan cairan oral atau intravena, dan anjurkan istirahat yang cukup.
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen hipertermia, termasuk faktor penyebab, gejala, dan tindakan yang perlu dilakukan.
2. Manajemen Nyeri (SIKI, 2018)
- Kaji nyeri yang dirasakan pasien, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, dan faktor pencetus.
- Berikan intervensi farmakologis dan non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik dan teknik relaksasi.
- Evaluasi efektivitas intervensi yang diberikan dan modifikasi jika diperlukan.
3. Edukasi Kesehatan (SIKI, 2018)
- Berikan informasi mengenai penyebab, gejala, dan perawatan hipertermia.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tindakan yang dapat dilakukan untuk mengelola hipertermia dan mencegah komplikasi.
- Evaluasi pemahaman pasien dan keluarga serta identifikasi kebutuhan edukasi lebih lanjut.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia" dipilih karena kondisi Ny. D menunjukkan adanya peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal, yang disertai dengan gejala-gejala lain seperti pusing, mual, muntah, dan batuk kering. Luaran yang diharapkan adalah agar suhu tubuh Ny. D kembali normal, gejala terkait hipertermia berkurang, dan pengetahuan perawatan diri meningkat. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen hipertermia, manajemen nyeri, dan edukasi kesehatan untuk membantu Ny. D mengatasi kondisinya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan atau hal yang perlu dijelaskan lebih lanjut, silakan tanyakan.
Wassalamualaikum. -
Article No. 13976 | 13 Mar 2025
Klinis : Menghitung dosis obat injeksi untuk sapi berat 300 kg yang diberi terapi Oxytetracyclin 10% long acting. Bila dosis yang dianjurkan 100 mg/kgBB, maka jumlah obat yang akan diinjeksikan, adalah: Select one: a. 3 ml b. 30 ml c. 3000 ml d. 0,3 ml e. 300 ml
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus pemberian terapi Oxytetracyclin 10% long acting pada sapi dengan berat badan 300 kg.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Terapi Obat
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Terapi Obat didefinisikan sebagai situasi di mana individu mengalami efek yang tidak diinginkan atau tidak mengalami efek yang diharapkan dari terapi obat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai efek terapi yang diinginkan dari pemberian obat Oxytetracyclin 10% long acting.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan adalah:
1. Menghitung dosis obat yang tepat sesuai berat badan pasien.
2. Mempersiapkan obat dan alat administrasi yang sesuai.
3. Mengawasi dan memantau efek dari pemberian obat.
4. Mendokumentasikan pemberian obat dan respons pasien.
Untuk kasus sapi dengan berat badan 300 kg yang diberikan terapi Oxytetracyclin 10% long acting dengan dosis yang dianjurkan 100 mg/kgBB, maka jumlah obat yang akan diinjeksikan adalah:
Dosis = 100 mg/kgBB x 300 kg = 30.000 mg
Konsentrasi obat = 10%, sehingga 1 ml = 100 mg
Jumlah obat yang diinjeksikan = 30.000 mg / 100 mg/ml = 300 ml.
Jadi, jawaban yang tepat adalah e. 300 ml. -
Article No. 13977 | 13 Mar 2025
Klinis : Ny.D umur 19 tahun datang ke ugd dengan keluhan pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk kering. pemreiksaan lain seperti TD: 110/70 mmHg, N:90x/menit, s: 37 derajat, rr: 20x/menit sebutkan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi Ny. D yang anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami oleh Ny. D, yaitu pusing, mual, muntah, demam naik turun, dan batuk kering, serta pemeriksaan tanda vital (TD: 110/70 mmHg, N: 90x/menit, S: 37 derajat, RR: 20x/menit), diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hiperthermi berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan demam naik turun.
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas batas normal.
2. Mual dan Muntah berhubungan dengan proses infeksi ditandai dengan keluhan mual dan muntah.
Definisi: Sensasi tidak nyaman yang mendorong untuk memuntahkan isi lambung.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pusing.
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Hiperthermi
- Suhu tubuh kembali dalam batas normal (36,5-37,5°C)
- Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Mual dan Muntah
- Tidak ada keluhan mual dan muntah
- Vital sign dalam batas normal
3. Intoleransi aktivitas
- Tidak ada keluhan pusing
- Aktivitas sehari-hari dapat dilakukan tanpa hambatan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Hiperthermi
- Monitoring tanda-tanda vital secara teratur
- Pemberian kompres hangat/dingin untuk menurunkan suhu tubuh
- Pemberian obat antipiretik sesuai instruksi medis
- Edukasi tentang manajemen demam
2. Mual dan Muntah
- Monitoring intake dan output cairan
- Pemberian antiemetik sesuai instruksi medis
- Pemberian nutrisi dan cairan yang mudah dicerna
- Pengaturan lingkungan yang nyaman
3. Intoleransi aktivitas
- Pemberian istirahat yang cukup
- Latihan fisik secara bertahap sesuai toleransi
- Evaluasi kemampuan fungsional dan penyesuaian aktivitas
- Edukasi tentang manajemen kelelahan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai dengan kondisi Ny. D adalah hiperthermi, mual dan muntah, serta intoleransi aktivitas. Hiperthermi berhubungan dengan proses infeksi yang menyebabkan demam naik turun. Mual dan muntah juga terkait dengan proses infeksi yang dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal. Sedangkan intoleransi aktivitas disebabkan oleh kelemahan fisik yang ditandai dengan keluhan pusing.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah suhu tubuh kembali normal, tidak ada keluhan mual dan muntah, serta aktivitas sehari-hari dapat dilakukan tanpa hambatan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup pemantauan tanda-tanda vital, pemberian terapi farmakologis, pengaturan nutrisi dan cairan, serta latihan fisik dan edukasi bagi pasien.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu memulihkan kondisi Ny. D secara optimal. -
Article No. 13978 | 13 Mar 2025
Klinis : Komponen elektrolit di bawah ini, paling banyak berada pada cairan ekstra sel (plasma): Pilih satu: a.Mg2 + b.Cl- C. Kalsium2+ d.Na + misalnya K+
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, komponen elektrolit yang paling banyak berada pada cairan ekstra sel (plasma) adalah Natrium (Na+).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Ketidakseimbangan Elektrolit" dengan definisi terjadinya perubahan kadar satu atau lebih elektrolit dalam cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran keperawatan yang dapat diterapkan adalah "Keseimbangan Cairan dan Elektrolit" dengan kriteria hasil seperti nilai elektrolit dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan, dan intake dan output cairan yang seimbang.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah "Manajemen Keseimbangan Cairan" dengan aktivitas keperawatan seperti memantau status cairan dan elektrolit, mengatur intake dan output cairan, serta mengkolaborasikan pemberian terapi cairan dan elektrolit yang sesuai.
Secara akademis, sebagai seorang perawat, saya dapat menjelaskan bahwa natrium (Na+) merupakan elektrolit utama yang terdapat dalam cairan ekstra sel, termasuk plasma darah. Natrium berperan penting dalam menjaga keseimbangan cairan dan tekanan osmotik dalam tubuh. Oleh karena itu, pemantauan dan manajemen natrium yang adekuat menjadi sangat penting dalam mempertahankan homeostasis elektrolit. -
Article No. 13979 | 13 Mar 2025
Klinis : Menghitung dosis obat, jika ada ampisilin 100 mg, IV, qid, yang tersedia ampisilin 250 mg/5 ml, maka berapa obat yang diberikan pada pasien… Select one: a. 0,2 ml b. 1 ml c. 1,5 ml d. 2 ml e. 2,5 ml
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Menghitung dosis obat, dengan nada akademis dan persona pakar/perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kesalahan Dalam Pemberian Obat
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi di mana pasien berisiko mengalami kesalahan dalam pemberian obat yang dapat menyebabkan efek yang merugikan.
- Faktor Risiko: Ketidaktahuan perawat tentang dosis/aturan pemberian obat, kurangnya pengawasan, komunikasi yang buruk, dll.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menerima obat sesuai dengan dosis dan aturan yang tepat.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Menghitung dosis obat dengan tepat, Memantau efek pemberian obat, Melakukan komunikasi yang efektif dengan tim kesehatan lain, dll.
Untuk kasus Anda, pasien mendapatkan ampisilin 100 mg IV, qid (4 kali sehari), dan tersedia ampisilin 250 mg/5 ml. Maka dosis yang diberikan adalah:
Dosis = 100 mg / 250 mg/5 ml = 2 ml
Jadi, jawaban yang tepat adalah:
e. 2,5 ml -
Article No. 13980 | 13 Mar 2025
Klinis : Produksi urine normal pada segala usia sebanyak: Select one: a. 2,5 ml/kgBB/jam b. 3 ml/kgBB/jam c. 1 ml/kgBB/jam d. 2 ml/kgBB/jam e. 1,5 ml/kgBB/jam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi produksi urine normal pada segala usia.
Diagnosa Keperawatan:
Pola Ekskresi Urine Efektif
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Pola Ekskresi Urine Efektif adalah kemampuan individu untuk mempertahankan volume, frekuensi, dan karakteristik eliminasi urine yang normal.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Kriteria hasil yang diharapkan adalah individu dapat mempertahankan volume urine normal sebanyak 1,5-2 ml/kgBB/jam.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah memantau pola eliminasi urine, mengoptimalkan asupan cairan, dan memfasilitasi proses eliminasi urine yang efektif.
Berdasarkan informasi yang diberikan, opsi yang paling tepat adalah:
e. 1,5 ml/kgBB/jam
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat