Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13961 | 13 Mar 2025
Klinis : Side panel Question 44 Not yet answered Marked out of 1.00 Not flaggedFlag question Question text Seorang pasien laki- laki 17 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan perut terasa penuh, tinja keras dan gelap serta sedikit berbentuk bulat kecil, anus terasa penuh dan mengganjal serta nyeri, buang angin busuk serta nafsu makan menurun. Sebagai perawat yang bertugas saat itu menurut anda pasien tersebut mengalami : Select one: a. Obstipasi b. Konstipasi c. Haemoroid d. Impaksi e. Inkontenen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dialami oleh pasien, saya berpendapat bahwa pasien tersebut mengalami kondisi Obstipasi.
Obstipasi adalah kondisi di mana seseorang mengalami kesulitan dan ketidaknyamanan dalam buang air besar, yang ditandai dengan tinja yang keras, kering, dan sulit dikeluarkan. Tanda-tanda yang dideskripsikan oleh pasien, seperti perut terasa penuh, tinja keras dan gelap, anus terasa penuh dan mengganjal serta nyeri, serta buang angin yang berbau busuk, semuanya merupakan gejala khas dari obstipasi.
Untuk diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan, dapat digunakan standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosis keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah:
1. SDKI: Obstipasi
2. SLKI: Pembuangan Tidak Efektif
3. SIKI: Manajemen Obstipasi
Penjelasan singkat dari masing-masing komponen:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Obstipasi adalah ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur, yang ditandai dengan tinja yang keras, kering, dan sulit dikeluarkan.
2. SLKI (Standar Label Keperawatan Indonesia): Pembuangan Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk buang air besar secara teratur, yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan komplikasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Obstipasi adalah serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu pasien dalam mengatasi masalah obstipasi, seperti pemberian cairan, makanan berserat, laksatif, dan latihan fisik yang sesuai.
Perawat dapat menggunakan standar-standar ini sebagai panduan dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstruktur bagi pasien dengan kondisi obstipasi. -
Article No. 13962 | 13 Mar 2025
Klinis : Arti persen (%) dalam campuran obat pada Tetracylin salep 2%, artinya: Select one: a. Setiap 2 gram salep mengandung 100 % tetracylin b. Setiap 2 ml salep mengandung 100 ml tetracylin c. Setiap 100 ml obat mengandung 2 ml tetracylin d. Setiap 100 gram salep mengandung 2 gram tetracylin e. Setiap 100 gram salep mengandung 2 ml tetracylin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan terkait diagnosa keperawatan dan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, serta menjawab pertanyaan mengenai arti persen (%) dalam campuran obat pada Tetracylin salep 2%.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, salep Tetracylin 2% mengandung Tetracylin dalam konsentrasi 2% dari total berat atau volume salep. Jadi, setiap 100 gram salep mengandung 2 gram Tetracylin. Pada kasus ini, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Risiko infeksi berhubungan dengan kondisi kulit.
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan kondisi kulit.
3. Nyeri berhubungan dengan kondisi kulit.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi luaran atau hasil keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
Ketiga standar ini merupakan panduan bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas.
Jawaban pertanyaan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, pilihan yang tepat adalah:
d. Setiap 100 gram salep mengandung 2 gram Tetracylin.
Jadi, dalam salep Tetracylin 2%, setiap 100 gram salep mengandung 2 gram Tetracylin. -
Article No. 13963 | 13 Mar 2025
Klinis : sakit mag
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, dokter. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi "sakit mag":
1. Kode ICD-10:
- Kode: K29.7
- Deskripsi: Gastritis, tidak spesifik
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 44.43
- Deskripsi: Endoskopi atas gastrointestinal, pengambilan biopsi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 K29.7 (Gastritis, tidak spesifik) digunakan untuk mendiagnosis kondisi "sakit mag" atau gastritis. Gastritis adalah peradangan atau pembengkakan pada lapisan dalam lambung yang dapat menyebabkan gejala seperti nyeri perut, mual, muntah, dan rasa tidak nyaman di perut.
2. Kode ICD-9-CM 44.43 (Endoskopi atas gastrointestinal, pengambilan biopsi) dapat digunakan untuk prosedur atau tindakan medis yang dilakukan untuk menyelidiki dan mendiagnosis kondisi "sakit mag". Prosedur ini melibatkan penggunaan endoskop untuk memeriksa saluran pencernaan atas dan mengambil sampel jaringan (biopsi) untuk diperiksa lebih lanjut.
Pemeriksaan endoskopi atas gastrointestinal dapat membantu menentukan penyebab gejala "sakit mag" dan membantu dalam memberikan perawatan yang tepat bagi pasien. -
Article No. 13964 | 13 Mar 2025
Klinis : mata merah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi mata merah.
Diagnosa Keperawatan:
Kerusakan integritas kulit/jaringan perioptal
Penjelasan:
Kondisi mata merah dapat mengindikasikan adanya kerusakan integritas kulit atau jaringan perioptal (disekitar mata). Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti infeksi, alergi, atau iritasi pada area mata.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kerusakan integritas kulit/jaringan perioptal didefinisikan sebagai kerusakan atau gangguan pada struktur dan fungsi kulit dan jaringan di sekitar mata.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan kondisi ini adalah perbaikan integritas kulit/jaringan perioptal, pengurangan tanda-tanda inflamasi, serta pemulihan fungsi visual.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain pembersihan mata, aplikasi kompres hangat/dingin, pemberian obat tetes mata, serta edukasi pasien mengenai perawatan mata.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus mengikuti standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien. -
Article No. 13965 | 13 Mar 2025
Klinis : Kandungan zat gizi yang diperoleh dari makanan dan minuman berguna untuk pembangunan sel tubuh dan kesehatan. Select one: a. Zat Gizi b. Diit c. Makanan d. Nutrisi e. Nutrien
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Zat Gizi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Zat Gizi adalah status gizi yang baik, dengan adekuasi berbagai zat gizi yang diperoleh dari makanan dan minuman untuk mempertahankan kesehatan dan fungsi tubuh yang optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah klien dapat mempertahankan status gizi yang baik dengan asupan zat gizi yang adekuat dari makanan dan minuman.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan perawat adalah mengkaji asupan makanan dan minuman klien, memberikan edukasi terkait kebutuhan zat gizi, dan memantau status gizi klien secara berkala.
Dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, diagnosa keperawatan ini menggambarkan bahwa zat gizi yang diperoleh dari makanan dan minuman merupakan komponen penting untuk pembangunan sel tubuh dan kesehatan secara keseluruhan. -
Article No. 13966 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa medis sakit perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi sakit perut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi sakit perut, diagnosa keperawatan yang sesuai dari Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah tersebut.
Penyebab: Dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi, apendicitis, gastroenteritis, batu ginjal, atau gangguan lainnya yang memengaruhi saluran pencernaan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran berikut:
1. Tingkat Nyeri Terkontrol
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
- Pasien dapat menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi nyeri.
2. Manajemen Nyeri Efektif
- Pasien dapat mengenali tanda dan gejala nyeri.
- Pasien dapat menggunakan teknik farmakologis dan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri.
- Pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri sesuai target yang diharapkan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor yang memengaruhi nyeri.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti infeksi, distress emosional, atau gangguan lainnya.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengatasi penyebab nyeri, seperti pemberian analgesik atau terapi lainnya.
- Ajarkan pasien teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau terapi kompres.
- Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
2. Edukasi Kesehatan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, gejala, dan penatalaksanaan sakit perut.
- Ajarkan pasien dan keluarga mengenai teknik-teknik untuk mengatasi sakit perut, seperti modifikasi diet, hidrasi, dan penggunaan obat yang tepat.
- Dorong pasien untuk aktif berpartisipasi dalam perawatan diri dan pengelolaan kondisi.
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dengan kondisi sakit perut dapat memperoleh penanganan yang komprehensif dan mencapai hasil perawatan yang optimal. -
Article No. 13967 | 13 Mar 2025
Klinis : intervensi dan implementasi sakit perut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan untuk kondisi sakit perut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sakit perut berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Karakteristik definisi yang sesuai untuk kondisi sakit perut adalah:
1. Keluhan utama pasien adalah nyeri perut yang tiba-tiba dan tidak terduga.
2. Pasien dapat menunjukkan perilaku verbal dan non-verbal nyeri, seperti meringis, mengeluh, dan posisi berbaring.
3. Pasien dapat melaporkan faktor yang memperburuk atau meringankan nyeri, seperti gerakan, posisi, atau diet.
4. Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda fisiologis nyeri, seperti peningkatan tekanan darah, nadi, dan respirasi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan luaran atau hasil yang dicapai adalah:
1. Pasien dapat melaporkan penurunan skala nyeri.
2. Pasien dapat menunjukkan perilaku untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, atau penggunaan analgesik.
3. Pasien dapat beraktivitas dengan nyaman tanpa gangguan nyeri.
4. Pasien dapat melaporkan pemahaman tentang penyebab dan penanganan nyeri perut.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Pengkajian nyeri: mengevaluasi karakteristik nyeri, faktor yang mempengaruhi, dan respons pasien terhadap nyeri.
2. Manajemen nyeri: memberikan analgesik sesuai indikasi, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan memantau efektivitas intervensi.
3. Manajemen diet: mengidentifikasi faktor diet yang dapat memperburuk atau meringankan nyeri perut, dan memberikan intervensi diet yang sesuai.
4. Edukasi kesehatan: memberikan informasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, manajemen, dan pencegahan nyeri perut.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain: melakukan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk penanganan komprehensif.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu penurunan nyeri, peningkatan kemampuan mengatasi nyeri, dan pemahaman yang baik tentang kondisi serta penatalaksanaannya. -
Article No. 13968 | 13 Mar 2025
Klinis : mual
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan senang hati, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis serta kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi mual.
1. Kode ICD-10:
- Kode: R11.0
- Deskripsi: Mual
Penjelasan:
Kode ICD-10 R11.0 digunakan untuk mengidentifikasi kondisi mual. Mual merupakan sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, obat-obatan, atau kondisi medis lainnya.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM spesifik untuk mual.
- Deskripsi: Tidak ada prosedur atau tindakan medis yang secara spesifik dikaitkan dengan mual. Penanganan mual umumnya dilakukan secara simtomatik, seperti pemberian obat antiemetik atau pengobatan penyebab dasar.
Dalam kasus mual, biasanya tidak ada tindakan medis prosedural yang dilakukan secara khusus. Penanganan mual lebih berfokus pada pengelolaan gejala dan penanganan penyebab yang mendasarinya. -
Article No. 13969 | 13 Mar 2025
Klinis : Injeksi Procaine HCL 4%, artinya : Select one: a. Setiap 100 ml obat suntik mengandung Procain HCL 4 % b. Setiap 4 ml obat suntik mengandung procain HCL 100 gram c. Setiap 4 ml obat suntik mengandung procain HCL 100 % d. Setiap 100 gram obat suntik mengandung Procain HCL 4 ml e. Setiap 100 ml obat suntik mengandung procain HCL 4 gram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, perkenankan saya untuk memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Cedera Akibat Pemberian Obat yang Tidak Tepat
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, injeksi Procaine HCL 4% menunjukkan bahwa setiap 100 ml obat suntik mengandung 4 gram Procaine HCL. Hal ini perlu diperhatikan oleh perawat dalam pemberian obat, karena dosis yang tidak tepat dapat menyebabkan risiko cedera pada pasien.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Cedera Akibat Pemberian Obat yang Tidak Tepat adalah salah satu diagnosa keperawatan dalam SDKI yang menggambarkan potensi terjadinya cedera pada pasien yang menerima obat dalam dosis, frekuensi, rute, atau durasi yang tidak sesuai dengan resep atau rekomendasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Dalam SLKI, salah satu luaran yang terkait dengan diagnosa ini adalah Pemantauan Pemberian Obat, yaitu kemampuan pasien atau keluarga dalam memantau pemberian obat sesuai dengan resep atau rekomendasi untuk mencegah terjadinya efek samping.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini antara lain:
1. Manajemen Pemberian Obat, yaitu tindakan perawat dalam memastikan pemberian obat sesuai dengan dosis, rute, frekuensi, dan durasi yang tepat.
2. Edukasi Pemberian Obat, yaitu pemberian informasi kepada pasien atau keluarga terkait penggunaan obat yang aman dan efektif.
3. Pemantauan Efek Samping Obat, yaitu tindakan perawat dalam memantau munculnya efek samping yang mungkin terjadi akibat pemberian obat.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berkualitas untuk mencegah terjadinya cedera akibat pemberian obat yang tidak tepat. -
Article No. 13970 | 13 Mar 2025
Klinis : Injeksi Procaine HCL 4%, artinya : Select one: a. Setiap 100 ml obat suntik mengandung Procain HCL 4 % b. Setiap 4 ml obat suntik mengandung procain HCL 100 gram c. Setiap 4 ml obat suntik mengandung procain HCL 100 % d. Setiap 100 gram obat suntik mengandung Procain HCL 4 ml e. Setiap 100 ml obat suntik mengandung procain HCL 4 gram
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat standar SDKI, SLKI, dan SIKI untuk kondisi injeksi Procaine HCL 4%.
Diagnosa Keperawatan:
Resiko nyeri terkait prosedur injeksi Procaine HCL 4%
Penjelasan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, injeksi Procaine HCL 4% artinya setiap 100 ml obat suntik mengandung 4 gram Procaine HCL. Hal ini menunjukkan bahwa pasien akan mengalami nyeri terkait prosedur injeksi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kekhawatiran yang diekspresikan atau diobservasi mengenai rasa nyeri akibat stimulus spesifik, seperti pembedahan, cedera, atau prosedur medis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Pasien melaporkan nyeri terkontrol.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan: Manajemen nyeri, penggunaan teknik non-farmakologis, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik.
Dalam hal ini, perawat perlu melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, memberikan intervensi manajemen nyeri yang sesuai, dan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menjamin kenyamanan dan keselamatan pasien selama prosedur injeksi Procaine HCL 4%.