Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13951 | 13 Mar 2025
Klinis : Tanda – tanda terjadinya gangguan integritas kulit pada klien tersebut adalah : Select one: a. Keadaan kotor b. Hemiplegia c. Atropi d. Pruritus e. Kontraktur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait dengan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kondisi klien dengan tanda-tanda gangguan integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi ketidakutuhan epidermis dan/atau dermis.
- Karakteristik Utama: Perubahan warna, tekstur, dan kontinuitas kulit.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang Diharapkan: Integritas kulit tetap utuh.
- Kriteria Hasil: Kulit bersih, tidak ada kemerahan, tidak ada luka, dan tidak ada perubahan warna.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
- Perawatan kulit
- Manajemen nutrisi
- Manajemen aktivitas
- Manajemen nyeri
Dalam kondisi ini, tanda-tanda yang muncul adalah pruritus (gatal-gatal), yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan integritas kulit. Perawat perlu melakukan intervensi keperawatan yang sesuai, seperti perawatan kulit, manajemen nutrisi, dan manajemen aktivitas, untuk mencegah dan mengelola risiko kerusakan integritas kulit pada klien. -
Article No. 13952 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan kekurangan cairan dan lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosis keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk pasien dengan kondisi kekurangan cairan dan lemas adalah "Defisit Volume Cairan" (Fluid Volume Deficit). Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan tubuh untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan yang adekuat untuk mendukung fungsi fisiologis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh asupan cairan yang tidak mencukupi, kehilangan cairan yang berlebihan, atau kemampuan tubuh yang tidak memadai untuk mempertahankan keseimbangan cairan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran (outcome) sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan volume cairan yang adekuat, ditandai dengan tanda-tanda vital yang stabil, membran mukosa yang lembab, dan jumlah urin yang normal.
2. Hidrasi: Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, seperti turgor kulit yang elastis, membran mukosa yang lembab, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
3. Kesejahteraan: Pasien menunjukkan peningkatan energi, kekuatan, dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Pemantauan Cairan:
a. Pantau asupan dan pengeluaran cairan pasien secara akurat.
b. Pantau tanda-tanda vital, turgor kulit, dan membran mukosa untuk mendeteksi tanda-tanda dehidrasi.
c. Lakukan pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan elektrolit, untuk mengevaluasi status cairan.
2. Manajemen Cairan:
a. Berikan cairan oral atau intravena sesuai dengan kebutuhan pasien.
b. Atur pemberian cairan berdasarkan kondisi klinis pasien dan hasil pemeriksaan laboratorium.
c. Pantau respons pasien terhadap pemberian cairan.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga:
a. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
b. Ajarkan teknik-teknik sederhana untuk meningkatkan asupan cairan, seperti minum secara teratur, mengonsumsi makanan yang mengandung banyak cairan, dan menghindari faktor-faktor yang dapat menyebabkan kehilangan cairan.
c. Dorong pasien dan keluarga untuk aktif terlibat dalam pemantauan dan manajemen cairan.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan yang optimal, hidrasi yang baik, dan peningkatan kesejahteraan umum. -
Article No. 13953 | 13 Mar 2025
Klinis : diagnosa medis sakit perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan proses patologis pada gastrointestinal ditandai dengan keluhan nyeri perut.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Berhubungan dengan: Proses patologis pada gastrointestinal.
- Ditandai dengan: Keluhan nyeri perut.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Indikator hasil yang diharapkan:
- Tingkat nyeri menurun
- Kemampuan pasien mengatasi nyeri meningkat
- Istirahat dan tidur yang adekuat
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
- Manajemen nyeri: Mengidentifikasi penyebab dan faktor pencetus nyeri, memonitor tanda-tanda vital, mengajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, kompres hangat/dingin, distraksi), dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik jika diperlukan.
- Peningkatan kenyamanan: Mengatur posisi yang nyaman, menghadirkan lingkungan yang tenang dan aman, dan menyediakan alat bantu untuk mengurangi nyeri.
- Edukasi kesehatan: Memberikan informasi tentang penyebab dan prognosis nyeri, serta strategi mengatasi nyeri.
Dalam pendekatan akademis, sebagai seorang perawat yang berperan sebagai pakar, saya menekankan pentingnya pemahaman yang komprehensif terhadap standar diagnosis, luaran, dan intervensi keperawatan yang direkomendasikan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk mengelola kasus nyeri akut pada pasien dengan diagnosa medis sakit perut. -
Article No. 13954 | 13 Mar 2025
Klinis : Paronchya adalah Select one: a. Bercak kemerahan pada sekitar kuku b. Pertumbuhan kuku yang lambat disertai dengan kerusakan dasar luka c. Kuku tangan yang tidak tumbuhdan dirasakan sakit pada daerah tersebut d. Bau yang tidak sedap akibat mikroorganisme e. Radang disekitar jaringan kuku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Paronkia.
Diagnosa Keperawatan:
e. Radang di sekitar jaringan kuku (Paronkia)
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Paronkia adalah radang di sekitar jaringan kuku yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Gejala yang muncul adalah bercak kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan bahkan pus di sekitar kuku.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan paronkia adalah berkurangnya tanda-tanda infeksi, tidak ada pembengkakan atau kemerahan di sekitar kuku, dan tidak ada lagi rasa nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani paronkia antara lain: debridemen luka, pemberian antibiotik topikal atau oral, kompres hangat, serta edukasi mengenai perawatan kuku yang benar.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa paronkia adalah radang di sekitar jaringan kuku yang membutuhkan penanganan segera untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 13955 | 13 Mar 2025
Klinis : Pemberian inhalasi atau Nebulizer pada dengan kondisi: Select one: a. Penyakit jantung b. Stroke c. Pembengkakan jantung d. Sekret/lender pada jalan nafas e. Obstruksi jalan nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemberian inhalasi atau nebulizer pada pasien dengan obstruksi jalan nafas.
Diagnosa Keperawatan:
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" didefinisikan sebagai "Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang tetap terbuka".
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
1. Jalan Napas Terbuka
2. Frekuensi Napas dalam Rentang Normal
3. Tidak Ada Retraksi Otot Bantu Napas
4. Tidak Ada Suara Napas Tambahan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
2. Terapi Inhalasi
3. Fisioterapi Dada
4. Monitoring Pernapasan
Dalam kasus obstruksi jalan nafas, pemberian inhalasi atau nebulizer bertujuan untuk melembabkan dan mengencerkan sekret/lendir sehingga dapat dikeluarkan dengan lebih efektif, serta melebarkan jalan napas. Intervensi ini dapat membantu meningkatkan ventilasi dan oksigenasi pasien. -
Article No. 13956 | 13 Mar 2025
Klinis : iws adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
Sesuai dengan informasi yang Anda berikan, kondisi pasien dapat didiagnosis dengan "Gangguan Mobilitas Fisik" berdasarkan SDKI. Gangguan Mobilitas Fisik didefinisikan sebagai keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh penurunan kekuatan, ketahanan, atau fleksibilitas otot.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan oleh perawat dalam menentukan masalah kesehatan pasien dan merumuskan diagnosa keperawatan yang tepat. Diagnosa keperawatan "Gangguan Mobilitas Fisik" mencakup berbagai penyebab, seperti penyakit, cedera, atau kondisi lain yang berdampak pada kemampuan pasien untuk bergerak secara mandiri.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang menggambarkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan. Dalam kasus "Gangguan Mobilitas Fisik", luaran yang diharapkan dapat mencakup peningkatan kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan kemandirian dalam bergerak.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan perawat dalam menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. Intervensi yang dapat dilakukan untuk "Gangguan Mobilitas Fisik" dapat meliputi latihan fisik, penggunaan alat bantu, edukasi terkait manajemen mobilitas, dan kolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya.
Sebagai perawat, saya akan menggunakan kerangka SDKI, SLKI, dan SIKI untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup dan membantu pasien mencapai hasil yang optimal. -
Article No. 13957 | 13 Mar 2025
Klinis : insessible water loss
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi insensible water loss dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan: Risiko Kekurangan Volume Cairan
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Keadaan di mana individu berisiko mengalami penurunan volume cairan tubuh yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Kehilangan cairan melalui proses insensibel (penguapan melalui kulit dan pernapasan) yang berlebihan.
- Gejala dan Tanda: Kulit kering, turgor kulit menurun, denyut nadi cepat, dan penurunan berat badan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Klien mempertahankan volume cairan tubuh yang adekuat.
- Indikator:
a. Tanda-tanda vital dalam batas normal.
b. Turgor kulit baik.
c. Berat badan stabil.
d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
a. Pantau tanda-tanda vital secara rutin.
b. Catat asupan dan pengeluaran cairan.
c. Anjurkan klien untuk meningkatkan asupan cairan.
d. Berikan makanan dengan kandungan air yang tinggi.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kehilangan cairan.
Kesimpulan:
Risiko Kekurangan Volume Cairan adalah diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi insensible water loss. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pencatatan asupan dan pengeluaran cairan, serta kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi penyebab kehilangan cairan. -
Article No. 13958 | 13 Mar 2025
Klinis : Side panel Question 40 Not yet answered Marked out of 1.00 Not flaggedFlag question Question text Rentang jumlah obat yang diberikan kepada penderita dewasa untuk satu kali pemberian dalam jangka waktu tertentu, untuk mendapatkan efek terapeutik yang diinginkan dalam satuan berat (gram, milligram, mikogram) atau satuan isi volum (mililiter, liter), disebut : Select one: a. Rute Obat b. Dosis maksimum obat c. Efek Obat d. Dosis obat e. Daya larut obat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dosis Obat
Dosis obat adalah rentang jumlah obat yang diberikan kepada penderita dewasa untuk satu kali pemberian dalam jangka waktu tertentu, dengan tujuan untuk mendapatkan efek terapeutik yang diinginkan. Dosis obat biasanya dinyatakan dalam satuan berat (gram, miligram, mikrogram) atau satuan isi volume (mililiter, liter).
Penentuan dosis obat yang tepat sangat penting untuk memastikan efektivitas dan keamanan pengobatan. Dosis yang terlalu rendah mungkin tidak akan memberikan efek terapeutik yang diinginkan, sementara dosis yang terlalu tinggi dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya.
Dalam praktik keperawatan, perawat harus memahami prinsip-prinsip penentuan dosis obat dan memantau respon pasien terhadap obat yang diberikan. Perawat juga berperan penting dalam memberikan edukasi kepada pasien mengenai penggunaan obat yang aman dan benar. -
Article No. 13959 | 13 Mar 2025
Klinis : sakit pada kelopak mata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, yang disebabkan oleh keterbatasan fisik, mental, dan/atau lingkungan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas ditandai dengan adanya keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti kesulitan dalam membuka dan menutup kelopak mata. Penyebabnya dapat berasal dari faktor fisik, mental, maupun lingkungan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dalam menangani Intoleransi Aktivitas adalah pasien dapat melakukan aktivitas membuka dan menutup kelopak mata secara mandiri, serta tidak ada tanda-tanda kelelahan saat melakukan aktivitas.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: membantu pasien dalam melakukan aktivitas membuka dan menutup kelopak mata, memberikan edukasi tentang teknik aktivitas yang benar, serta mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi toleransi aktivitas pasien. -
Article No. 13960 | 13 Mar 2025
Klinis : Salah satu contoh luka pada kulit adalah akibat terjadinya tekanan lama , yang disebut dengan : Select one: a. Dekubitus b. Kilosis c. Periodental disease d. Alopesia e. Halitosis
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: a. Dekubitus
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Risiko Integritas Kulit Terganggu adalah status kesehatan individu yang rentan terhadap kerusakan pada lapisan epidermis dan/atau dermis, yang disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosis ini adalah pemulihan integritas kulit, yang dapat diukur melalui indikator seperti tidak adanya luka, kulit tampak utuh, dan tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain perawatan luka, monitoring tanda-tanda vital, manajemen nutrisi, serta edukasi dan konseling bagi pasien dan keluarga tentang pencegahan kerusakan kulit.
Sebagai perawat, saya akan membantu pasien dengan kondisi dekubitus ini untuk mencegah dan mengatasi masalah integritas kulit yang terganggu, serta memastikan pemulihan yang optimal.