Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 13931 | 13 Mar 2025
Klinis : digesti adalah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat dari SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi gangguan pencernaan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Proses Pencernaan
Penjelasan singkat:
- SDKI: Kondisi di mana terjadi penurunan atau peningkatan dalam fungsi pencernaan, yang dapat ditandai dengan gejala seperti nyeri abdomen, mual, muntah, diare, atau konstipasi.
- SLKI: Tujuan keperawatan yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan atau meningkatkan fungsi pencernaan yang optimal.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi manajemen nutrisi, manajemen eliminasi, manajemen rasa nyaman, dan edukasi terkait proses pencernaan.
Diagnosa ini mencerminkan masalah utama yang terkait dengan gangguan pada sistem pencernaan pasien. Perawat harus melakukan pengkajian yang komprehensif, menentukan penyebab, dan mengembangkan rencana perawatan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 13932 | 13 Mar 2025
Klinis : Merupakan pergerakan air (zat terlarut ) melalui membrane semipermiabel dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke konsentrasi lebih tinggi: Select one: a. Transport aktif b. Transport pasif c. Difusi d. Osmosis e. Filtrasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
d. Osmosis
Penjelasan:
Osmosis merupakan perpindahan air (zat terlarut) melalui membran semipermeabel dari larutan dengan konsentrasi lebih rendah ke larutan dengan konsentrasi lebih tinggi. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan konsentrasi zat terlarut di kedua sisi membran, dimana air akan berpindah dari konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah menuju konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi.
Adapun penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah sebagai berikut:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien yang membutuhkan intervensi keperawatan. SDKI terdiri dari berbagai diagnosa keperawatan yang telah terstandarisasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk mengukur hasil intervensi keperawatan yang telah dilakukan. SLKI terdiri dari berbagai luaran/outcome keperawatan yang telah terstandarisasi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. SIKI terdiri dari berbagai intervensi keperawatan yang telah terstandarisasi.
Penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan kerangka kerja yang jelas dan terstruktur bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandar. -
Article No. 13933 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien muntah muntah dan lemas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang mengalami muntah-muntah dan lemas.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang mengalami muntah-muntah dan lemas adalah "Ketidakseimbangan Cairan" (00025). Diagnosa ini dipilih karena pasien mengalami gejala kehilangan cairan dan elektrolit akibat muntah-muntah yang dapat menyebabkan lemas. Ketidakseimbangan cairan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi jika tidak segera ditangani dengan baik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan: Pasien menunjukkan tanda-tanda keseimbangan cairan yang adekuat, seperti membran mukosa yang lembab, turgor kulit yang baik, nadi yang kuat, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
2. Keseimbangan Elektrolit: Pasien menunjukkan kadar elektrolit dalam batas normal, seperti natrium, kalium, dan klorida.
3. Vital Signs yang Stabil: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, seperti tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh yang berada dalam batas normal.
4. Tidak Terjadi Komplikasi: Pasien tidak mengalami komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan, seperti hipovolemia, hipotensi, atau gangguan fungsi organ.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda Vital: Lakukan pemantauan tanda vital secara berkala, termasuk tekanan darah, nadi, respirasi, dan suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya perubahan yang mungkin terjadi.
2. Pemantauan Intake dan Output: Catat dan pantau secara ketat jumlah asupan cairan (oral maupun parenteral) dan output cairan (urin, muntah, diare) untuk mengetahui keseimbangan cairan pasien.
3. Intervensi Hidrasi: Berikan cairan intravena (IV) atau cairan oral sesuai kebutuhan untuk mengganti cairan yang hilang akibat muntah-muntah. Pilih jenis cairan yang sesuai dengan kebutuhan elektrolit pasien.
4. Pemberian Antiemetik: Berikan obat antiemetik yang sesuai untuk mengurangi atau menghentikan gejala muntah-muntah pada pasien.
5. Edukasi Pasien: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, serta cara mengatasi gejala muntah-muntah.
6. Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan Lain: Lakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, ahli gizi, atau farmasis, untuk memastikan penanganan yang komprehensif dan optimal bagi pasien.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang tepat dan terarah, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat, stabilitas tanda vital, serta tidak terjadi komplikasi akibat ketidakseimbangan cairan. -
Article No. 13934 | 13 Mar 2025
Klinis : Cairan dalam tubuh kita yang berrada didalam sel dengan proporsi 30 – 40 % dari berat badan. Select one: a. Cairan Ekstraseluler b. Cairan intrastitiil c. Caitan Intravaskuler d. Cairan Intraseluler e. Cairan Interstitiil
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
d. Cairan Intraseluler
Penjelasan:
Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di dalam sel-sel tubuh, yang proporsinya sekitar 30-40% dari berat badan. Cairan ini berperan penting dalam berbagai proses fisiologis di dalam sel, seperti proses metabolisme, pertukaran zat, dan keseimbangan elektrolit.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan intraseluler
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kondisi dimana terdapat ketidakseimbangan antara volume cairan dan elektrolit di dalam sel.
- Penyebab: Asupan cairan atau elektrolit yang tidak adekuat, perubahan fungsi ginjal, perubahan permeabilitas membran sel.
- Gejala: Perubahan status mental, kekakuan otot, kram otot, penurunan berat badan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan keseimbangan cairan intraseluler yang optimal.
- Kriteria hasil: Pasien menunjukkan status mental yang baik, tidak ada kekakuan atau kram otot, berat badan stabil.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan: Pantau asupan dan output cairan, monitor status cairan dan elektrolit, berikan nutrisi dan cairan sesuai kebutuhan, edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya menjaga keseimbangan cairan intraseluler. -
Article No. 13935 | 13 Mar 2025
Klinis : Kelompok umur di bawah mempunyai prosentase jumlah cairan terbanyak yaitu: Select one: a. Bayi b. Laki-laki muda c. Laki-laki tua d. Perempuan tua e. Perempuan muda
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Berdasarkan informasi yang Anda berikan, kelompok umur yang memiliki persentase jumlah cairan terbanyak adalah bayi. Hal ini dikarenakan bayi memiliki komposisi cairan tubuh yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok umur lainnya.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kelebihan Volume Cairan
Penjelasan: Kondisi di mana terjadi kelebihan cairan dalam tubuh, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti asupan cairan yang berlebihan, gangguan fungsi ginjal, atau kondisi medis tertentu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kelebihan Volume Cairan
- Definisi: Kondisi di mana terdapat peningkatan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
- Etiologi: Gangguan mekanisme homeostasis cairan, peningkatan asupan cairan, dan/atau penurunan ekskresi cairan.
- Karakteristik Utama: Edema, peningkatan berat badan, dan/atau peningkatan volume cairan tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Cairan
- Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang optimal.
- Kriteria Hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, intake dan output cairan seimbang, dan tidak terjadi perubahan berat badan yang signifikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
- Definisi: Tindakan untuk mengatur asupan dan pengeluaran cairan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang optimal.
- Aktivitas Keperawatan: Memantau intake dan output cairan, menjaga keseimbangan cairan, dan memberikan intervensi terkait cairan sesuai dengan kondisi pasien.
Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat perlu mempertimbangkan kondisi spesifik pasien, faktor-faktor yang mempengaruhi, serta menggunakan SDKI, SLKI, dan SIKI sebagai panduan dalam menentukan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang tepat. -
Article No. 13936 | 13 Mar 2025
Klinis : Pasien datang dengan sesak tersengal sengal
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan sesak tersengal-sengal adalah "Pola Napas Tidak Efektif" (00031). Pola Napas Tidak Efektif didefinisikan sebagai inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
Karakteristik definisi yang sesuai dengan kondisi pasien ini antara lain:
1. Napas tersengal-sengal
2. Irama napas tidak teratur
3. Penggunaan otot bantu pernapasan
4. Hipoksemia (penurunan oksigen dalam darah)
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Pola Napas Efektif (0415)
- Kriteria Hasil:
a. Irama napas teratur
b. Frekuensi napas dalam rentang normal
c. Tidak ada retraksi otot bantu pernapasan
d. Saturasi oksigen dalam darah normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Observasi tanda-tanda obstruksi jalan napas
- Auskultasi suara napas
- Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
2. Manajemen Ventilasi (3390)
- Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas
- Lakukan teknik napas dalam dan batuk efektif
- Kolaborasi pemberian bronkodilator jika perlu
3. Manajemen Pernapasan (3390)
- Anjurkan posisi semi fowler untuk memfasilitasi pernapasan
- Atur lingkungan yang nyaman dan tenang
- Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Pola Napas Tidak Efektif" dipilih karena gejala sesak tersengal-sengal yang dialami pasien menunjukkan adanya gangguan pada pola napas, dimana ventilasi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Luaran/output yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif, dengan kriteria hasil seperti irama napas teratur, frekuensi normal, tidak ada retraksi otot bantu, dan saturasi oksigen normal. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen jalan napas, manajemen ventilasi, dan manajemen pernapasan, untuk memfasilitasi pernapasan yang efektif dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 13937 | 13 Mar 2025
Klinis : Seorang wanita, 20 tahun, di rawat di bangsal nifas, klien tersebut menahan buang air kecil karaena takut nyeri bertambah sehabis melahirkan, saat dipalpasi blass teraba penuh. Menurut anda klien tersebut mengalami : Select one: a. Diversi urinarius b. Inkontinentia alvi c. Retensi urin d. Infeksi saluran kemih e. Inkontinentia urin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala yang dideskripsikan, klien tersebut mengalami kondisi Retensi Urin.
Diagnosa Keperawatan:
Retensi Urin
Penjelasan singkat sesuai SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Retensi Urin:
Keadaan dimana kandung kemih tidak dapat mengosongkan urin secara lengkap.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Ketidakmampuan mengeluarkan urin secara lengkap dari kandung kemih.
Penyebab: Obstruksi saluran kemih, kelemahan otot kandung kemih, penurunan sensasi rasa penuh kandung kemih.
Gejala & Tanda: Rasa penuh di suprapubik, blass teraba penuh, frekuensi berkemih menurun, kesulitan memulai berkemih, nyeri saat berkemih.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Kandung kemih dapat dikosongkan secara lengkap, tidak ada rasa penuh di abdomen, tidak ada keluhan nyeri saat berkemih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi: Pantau intake dan output cairan, pantau tanda-tanda vital, anjurkan klien untuk segera berkemih setiap kali ada dorongan, lakukan kateterisasi intermiten jika perlu. -
Article No. 13938 | 13 Mar 2025
Klinis : anak datang dengan tersedak
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi anak yang datang dengan tersedak.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak yang datang dengan tersedak adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini menggambarkan bahwa terdapat hambatan dalam membersihkan sekresi atau benda asing dari saluran napas sehingga mempengaruhi masuknya udara ke dalam paru-paru.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas: Sekresi atau benda asing dalam saluran napas telah dikeluarkan sehingga memungkinkan aliran udara yang lancar.
2. Status Pernapasan: Frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan telah kembali normal.
3. Tidak Ada Tanda-Tanda Distres Pernapasan: Tidak ditemukan tanda-tanda distres pernapasan seperti retraksi, nasal flaring, atau sianosis.
4. Oksigenasi: Kadar oksigen dalam darah telah mencapai batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Lakukan penilaian awal: Kaji tanda-tanda vital, bunyi pernapasan, dan kemampuan anak dalam berbicara, batuk, atau menangis.
2. Lakukan tindakan segera untuk mengeluarkan benda asing:
a. Lakukan maneuver Heimlich jika anak tersedak dan tidak dapat batuk atau bernapas.
b. Lakukan penghisapan lendir atau sekresi dari mulut dan tenggorokan jika diperlukan.
3. Berikan oksigen sesuai kebutuhan untuk mempertahankan oksigenasi yang adekuat.
4. Pantau tanda-tanda vital dan status pernapasan secara berkala.
5. Kolaborasi dengan tim medis untuk menentukan tindakan selanjutnya, seperti pemeriksaan radiologi atau intervensi lainnya, jika diperlukan.
6. Berikan edukasi kepada keluarga mengenai pencegahan tersedak dan penanganan awal yang tepat.
7. Lakukan dokumentasi yang lengkap mengenai tindakan yang dilakukan dan respon anak terhadap intervensi.
Dengan melakukan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan kondisi anak yang datang dengan tersedak dapat segera teratasi, oksigenasi dapat dipertahankan, dan tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Perawat berperan penting dalam mengelola kondisi gawat darurat ini secara cepat dan tepat. -
Article No. 13939 | 13 Mar 2025
Klinis : Data obyektif yang dapat kita temukan pada pasien dengan kekurangan cairan diantaranya : Pilih satu: A. Hipotensi, pusing, nadi lemah B. Rasa haus, suhu tubuh meningkat, tampak pucat C. Nadi cepat, Oliguri, penurunan berat badan D. Mukosa mulut kering, pusing, tekanan darah menurun e. Mata cekung, mengeluh mual, mukosa mulut kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah D. Mukosa mulut kering, pusing, tekanan darah menurun.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya untuk kondisi kekurangan cairan:
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Penjelasan Singkat:
- SDKI: Kondisi di mana terdapat penurunan, peningkatan, atau pergeseran cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular.
- SLKI: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan.
- SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau mencapai keseimbangan cairan yang optimal.
Tanda dan gejala yang sesuai dengan kondisi kekurangan cairan adalah mukosa mulut kering, pusing, dan tekanan darah menurun. -
Article No. 13940 | 13 Mar 2025
Klinis : anak datang dengan muntah
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi anak dengan muntah, dengan nada akademis dan persona sebagai perawat ahli.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anak dengan muntah adalah "Mual" (Nausea). Mual didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada upaya untuk memuntahkan isi perut. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi saluran pencernaan, obat-obatan, atau gangguan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Gejala: Anak dapat menunjukkan kontrol atas gejala mual dan muntah yang dialami.
2. Manajemen Perawatan Diri: Anak dan keluarga dapat mengelola perawatan diri terkait kondisi mual dan muntah secara efektif.
3. Tingkat Kenyamanan: Anak dapat menunjukkan peningkatan tingkat kenyamanan selama mengalami mual dan muntah.
4. Pencegahan Komplikasi: Anak tidak mengalami komplikasi terkait mual dan muntah, seperti dehidrasi atau elektrolit yang tidak seimbang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Mual:
- Identifikasi penyebab dan faktor yang memengaruhi mual.
- Berikan antiemetik (obat anti-mual) sesuai resep dokter.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual.
- Anjurkan posisi yang nyaman, seperti berbaring miring.
- Berikan makanan dan minuman yang ringan dan mudah dicerna.
2. Pemantauan Cairan dan Elektrolit:
- Pantau intake dan output cairan.
- Periksa tanda-tanda dehidrasi, seperti kekeringan membran mukosa, turgor kulit menurun, dan nadi cepat.
- Berikan cairan intravena atau oral sesuai kebutuhan untuk mencegah dehidrasi.
- Periksa kadar elektrolit dalam darah dan lakukan koreksi jika terjadi ketidakseimbangan.
3. Pendidikan Kesehatan:
- Ajarkan anak dan keluarga mengenali tanda-tanda mual dan muntah.
- Beri edukasi tentang manajemen mual dan muntah, termasuk penggunaan obat, diet, dan teknik relaksasi.
- Dorong anak dan keluarga untuk aktif terlibat dalam perawatan dan pengambilan keputusan.
4. Dukungan Emosional:
- Berikan empati dan dukungan emosional kepada anak dan keluarga.
- Libatkan keluarga dalam proses perawatan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman anak.
- Berikan informasi yang jelas dan dapat dimengerti tentang kondisi anak dan rencana perawatannya.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan anak dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, seperti kontrol gejala mual dan muntah, manajemen perawatan diri yang efektif, peningkatan kenyamanan, dan pencegahan komplikasi yang dapat terjadi.