Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 15965 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu hamil G3P2A0 usia 39 minggu direncanakan menjalani seksio sesarea elektif karena riwayat dua kali seksio sesarea sebelumnya. Intervensi keperawatan utama sebelum operasi adalah: Select one: a. Memberikan informed consent kepada suami ibu mengenai prosedur operasi b. Memasang infus cairan elektrolit dengan tetesan cepat c. Melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touche) untuk menilai pembukaan serviks d. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam e. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: e. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih
Penjelasan:
Intervensi keperawatan utama sebelum operasi seksio sesarea elektif adalah:
1. Memberikan informed consent kepada ibu dan keluarga mengenai prosedur operasi yang akan dilakukan.
2. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam sebelum operasi.
3. Memasang infus cairan elektrolit dengan tetesan cepat untuk mempertahankan status cairan dan elektrolit.
4. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih sebagai persiapan pembedahan.
Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih merupakan tindakan yang perlu dilakukan sebelum operasi seksio sesarea untuk meminimalkan risiko infeksi luka operasi. Ini adalah salah satu intervensi keperawatan utama sebelum operasi.
Tone: Akademis
Persona: Pakar -
Article No. 15966 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang bayi perempuan lahir aterm spontan. Seorang perawat meletakkan bayi di tempat yang ber AC sehingga tubuh bayi yg menyentuh permukaan yg lebih dingin. Disebut apakah kehilangan panas tubuh pada kasus tersebut ? Select one: a. Konveksi b. Evaporasi c. Konduksi d. Kovaporasi e. Radiasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, kehilangan panas tubuh yang terjadi pada bayi perempuan tersebut disebut dengan Konduksi.
Konduksi adalah perpindahan panas melalui kontak langsung antara permukaan tubuh bayi dengan permukaan yang lebih dingin, dalam hal ini tempat tidur atau permukaan yang bersentuhan dengan tubuh bayi.
Diagnosa Keperawatan yang sesuai dengan kondisi ini adalah:
1. Gangguan Termoregulasi (SDKI)
- Definisi: Ketidakmampuan mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Faktor Risiko: Lingkungan dengan suhu dingin, luka bakar, dehidrasi, dll.
- Gejala dan Tanda: Suhu tubuh di bawah normal, kulit pucat, tremor, letargi, dll.
2. Risiko Hipotermi (SLKI)
- Definisi: Rentan mengalami penurunan suhu tubuh di bawah normal.
- Faktor Risiko: Lingkungan dingin, imaturitas, dll.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam rentang normal, perfusi adekuat, dll.
3. Manajemen Termoregulasi (SIKI)
- Definisi: Tindakan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Aktivitas: Mempertahankan suhu lingkungan yang optimal, pemberian pakaian/selimut yang sesuai, pemantauan suhu tubuh, dll.
Dalam kondisi ini, perawat harus segera mengambil tindakan untuk mencegah kehilangan panas tubuh pada bayi, seperti memindahkan bayi ke lingkungan yang lebih hangat, memberikan pakaian/selimut yang sesuai, dan memantau suhu tubuh bayi secara berkala. -
Article No. 15967 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang perempuan, 30 tahun, G1P0A0, hamil 32 minggu, datang memeriksakan diri ke klinik KIA. Hasil pemeriksaan tekanan darah 120/70 mmHg, frekuensi nadi 82 x/menit, frekunsi napas 20 x/menit. Leopold ditemukan masa lunak, kurang bundar dan kurang melenting di bagian fundus. Terdapat bagian-bagian kecil janin di sisi kiri perut ibu. Kepala sdudah masuk pintu atas panggul, Selanjutnya Perawat melakukan pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ). Dimanakah lokasi yang benar mendengarkan DJJ pada kasus tersebut ? Select one: a. Kuadran kiri atas b. Sekitar umbilical c. Kuadran kanan atas d. Kuadran kiri bawah e. Kuadran kanan bawah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang digambarkan, saya sebagai perawat profesional akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kasus ini.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi Ibu Hamil berhubungan dengan pertambahan berat badan ibu yang tidak adekuat.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Nutrisi Ibu Hamil Terpenuhi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Nutrisi Ibu Hamil.
Berdasarkan kondisi pasien, pemeriksaan Leopold menunjukkan massa lunak, kurang bundar dan kurang melenting di bagian fundus, yang dapat mengindikasikan pertambahan berat badan ibu yang tidak adekuat. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
1. Evaluasi status nutrisi ibu.
2. Berikan edukasi mengenai kebutuhan nutrisi selama kehamilan.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan asupan nutrisi yang sesuai.
4. Monitor pertambahan berat badan ibu selama kehamilan.
Selanjutnya, mengenai lokasi yang benar untuk mendengarkan DJJ pada kasus ini, berdasarkan pemeriksaan Leopold yang menemukan bagian-bagian kecil janin di sisi kiri perut ibu dan kepala sudah masuk pintu atas panggul, maka lokasi yang benar untuk mendengarkan DJJ adalah di kuadran kiri bawah perut ibu. -
Article No. 15968 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang wanita berusia 45 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan adanya benjolan keras dan tidak nyeri di payudara kanan atas. Hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya retraksi kulit dan peau d'orange. Apakah diagnosis keperawatan prioritas pada kasus ini? Select one: a. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan infiltrasi tumor b. Ansietas berhubungan dengan diagnosis kanker. c. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun. d. Nyeri kronis berhubungan dengan infiltrasi tumor. e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, diagnosis keperawatan prioritas untuk kasus ini adalah:
e. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
Penjelasan:
- Seorang wanita berusia 45 tahun datang dengan keluhan adanya benjolan keras dan tidak nyeri di payudara kanan atas, serta hasil pemeriksaan fisik menunjukkan adanya retraksi kulit dan peau d'orange.
- Gejala-gejala ini dapat mengarah pada kemungkinan adanya kanker payudara.
- Diagnosis keperawatan prioritas dalam kasus ini adalah Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
- Pasien dapat mengalami perubahan persepsi dan perasaan negatif terhadap kondisi fisiknya akibat adanya benjolan dan perubahan pada kulit payudara.
- Hal ini dapat memengaruhi citra tubuh dan kepercayaan diri pasien, sehingga menjadi diagnosis keperawatan prioritas yang perlu ditangani.
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus ini. -
Article No. 15969 | 22 Apr 2025
Klinis : Pada pemeriksaan SADANIS pada saat posisi pasien duduk maka posisi tangan pasien : Select one: a. Ke dua tangan dinaikan ke atas b. Satu tangan di belakang kepala c. kedua tangan di pinggul dan membusungkan dada d. Satu tangan dinaikan ke atas e. kedua tangan di pinggul dan duduk rilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Napas
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Ketidakefektifan Pola Napas: Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Pola Napas Efektif: Kemampuan bernapas secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Jalan Napas: Tindakan untuk memfasilitasi masuknya oksigen dan keluarnya karbon dioksida.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, di mana pasien diminta untuk duduk dan menggerakkan tangan ke atas, hal ini dapat mempengaruhi pola napas pasien. Posisi tangan yang dinaikan ke atas dapat menyebabkan ketegangan pada otot-otot dada dan pernapasan yang tidak efektif. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakefektifan Pola Napas.
Perawat harus melakukan intervensi untuk memfasilitasi ventilasi yang adekuat, seperti memantau pola napas, memposisikan pasien dengan nyaman, dan menyediakan bantuan pernapasan jika diperlukan. -
Article No. 15970 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang pasien dengan kanker serviks stadium lanjut mengungkapkan perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial. Apakah diagnosis keperawatan psikososial yang paling tepat pada kasus ini? Select one: a. Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan sedih dan menarik diri. b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker. c. Risiko bunuh diri berhubungan dengan prognosis penyakit. d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan perkembangan penyakit. e. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian masa depan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan menggunakan standar diagnosa keperawatan SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), diagnosis keperawatan yang paling tepat untuk kasus seorang pasien dengan kanker serviks stadium lanjut yang mengungkapkan perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial adalah:
a. Isolasi sosial berhubungan dengan perasaan sedih dan menarik diri.
Penjelasan:
Isolasi sosial adalah diagnosis keperawatan yang mencerminkan situasi di mana individu mengalami keterbatasan dalam berinteraksi dengan orang lain secara sukarela atau dipaksakan. Dalam kasus ini, pasien dengan kanker serviks stadium lanjut menunjukkan gejala menarik diri dari interaksi sosial, yang mengarah pada diagnosis isolasi sosial.
Diagnosis ini lebih tepat dibandingkan dengan:
b. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fisik akibat kanker.
c. Risiko bunuh diri berhubungan dengan prognosis penyakit.
d. Ketidakberdayaan berhubungan dengan perkembangan penyakit.
e. Ansietas berhubungan dengan ketidakpastian masa depan.
Meskipun perubahan fisik, prognosis penyakit, dan ketidakpastian masa depan dapat menjadi faktor yang berkontribusi, gejala utama yang ditunjukkan oleh pasien adalah perasaan sedih dan menarik diri dari interaksi sosial, sehingga diagnosis isolasi sosial menjadi yang paling tepat. -
Article No. 15971 | 22 Apr 2025
Klinis : Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan pada : Select one: a. Seminggu sebelum menstruasi b. Sewaktu waktu c. Seminggu setelah mentruasi d. Tiga hari sebelum menstruasi e. Tiga hari sesudah menstruasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pemeriksaan payudara sendiri.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Keterlambatan Deteksi Dini Kanker Payudara
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Keterlambatan Deteksi Dini Kanker Payudara adalah keadaan di mana individu mengalami kemungkinan tertunda atau tidak dilakukannya pemeriksaan payudara sendiri secara rutin, sehingga dapat menyebabkan terlambatnya deteksi dini kanker payudara.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah individu dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri secara rutin sesuai prosedur dan waktu yang tepat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah edukasi tentang pentingnya pemeriksaan payudara sendiri, waktu yang tepat untuk melakukannya, serta demonstrasi cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri yang benar.
Berdasarkan kondisi yang diberikan, waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri adalah seminggu setelah menstruasi (opsi C). Hal ini karena pada saat tersebut, payudara tidak terlalu nyeri atau bengkak akibat siklus menstruasi, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan lebih efektif. -
Article No. 15972 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu hamil G3P2A0 usia 39 minggu direncanakan menjalani seksio sesarea elektif karena riwayat dua kali seksio sesarea sebelumnya. Intervensi keperawatan utama sebelum operasi adalah: Select one: a. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam b. Memberikan informed consent kepada suami ibu mengenai prosedur operasi c. Mencukur rambut pubis ibu hingga bersih d. Memasang infus cairan elektrolit dengan tetesan cepat e. Melakukan pemeriksaan dalam (vaginal touche) untuk menilai pembukaan serviks.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Jawaban yang tepat adalah:
a. Memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam
Penjelasan:
Diagnosa Keperawatan: Risiko aspirasi terkait tindakan anestesi pada seksio sesarea.
Intervensi keperawatan utama sebelum operasi adalah memastikan ibu sudah berpuasa minimal 6-8 jam. Hal ini dilakukan untuk mencegah risiko aspirasi cairan lambung selama proses anestesi dan operasi.
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang diterbitkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), intervensi ini merupakan tindakan yang penting dilakukan sebelum tindakan operasi seksio sesarea untuk meminimalkan risiko aspirasi. -
Article No. 15973 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang bayi baru lahir berusia 6 jam menunjukkan refleks menghisap yang kuat saat didekati puting susu ibu. Bayi lahir aterm dengan berat badan 3000 gram dan kondisi umum baik. Tindakan bidan yang paling tepat untuk mendukung pemberian ASI dini adalah... Select one: a. Memberikan air gula untuk membersihkan mulut bayi sebelum menyusu. b. Memberikan susu formula sebagai makanan pertama untuk memastikan bayi tidak hipoglikemia. c. Memisahkan bayi dari ibu untuk observasi lebih lanjut di ruang bayi. d. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dalam waktu 1 jam setelah lahir e. Menunda pemberian ASI hingga bayi menunjukkan tanda-tanda lapar yang lebih jelas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, tindakan yang paling tepat untuk mendukung pemberian ASI dini pada bayi baru lahir usia 6 jam dengan refleks menghisap yang kuat adalah:
d. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dalam waktu 1 jam setelah lahir.
Penjelasan:
Berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), kondisi bayi baru lahir usia 6 jam dengan refleks menghisap yang kuat menunjukkan kesiapan untuk menyusu segera setelah lahir.
Tindakan yang paling tepat adalah menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dalam waktu 1 jam setelah lahir. Hal ini sesuai dengan rekomendasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) yang merupakan standar dalam pemberian ASI eksklusif. Tindakan ini akan mendukung proses laktasi, memfasilitasi kontak kulit ke kulit antara ibu dan bayi, serta meningkatkan keberhasilan pemberian ASI.
Sementara itu, memberikan air gula, susu formula, atau menunda pemberian ASI dapat menghambat inisiasi menyusu dini dan mempengaruhi proses laktasi. Memisahkan bayi dari ibu juga tidak direkomendasikan, karena akan mengganggu kontak ibu-bayi dan proses pembentukan ikatan batin (bonding). -
Article No. 15974 | 22 Apr 2025
Klinis : Seorang ibu mengeluh sangat kesakitan saat kontraksi. Upaya non-farmakologis yang dapat dianjurkan untuk mengurangi nyeri pada fase aktif kala I adalah... Select one: a. Tidur terlentang b. Memberikan obat analgetik sesuai hasil kolaborasi c. Melakukan masase pada pinggang dan punggung d. Membatasi asupan cairan e. Menahan napas saat kontraksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, kondisi yang dialami oleh ibu tersebut adalah Nyeri Persalinan. Berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat dari standar SDKI-SLKI-SIKI, dan upaya non-farmakologis yang dapat dianjurkan:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Persalinan
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri Persalinan didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi serviks, dan penurunan janin.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Tujuan yang diharapkan dari penanganan Nyeri Persalinan adalah Pasien dapat melaporkan nyeri berkurang dan dapat beradaptasi dengan nyeri persalinan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Nyeri Persalinan meliputi Manajemen Nyeri, Dukungan Emosional, dan Kolaborasi.
Upaya Non-Farmakologis yang Dapat Dianjurkan:
c. Melakukan masase pada pinggang dan punggung
Masase pada pinggang dan punggung dapat membantu mengurangi nyeri persalinan dengan meningkatkan sirkulasi darah, melepaskan endorfin, dan memberikan stimulasi kulit yang dapat menghambat transmisi impuls nyeri.
Dengan pendekatan ini, diharapkan ibu dapat merasakan pengurangan nyeri dan mampu beradaptasi dengan proses persalinan yang sedang terjadi.