Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14107 | 14 Mar 2025
Klinis : Jempol kaki cantengan, bernanah, membusuk,demam, panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Akut
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan replikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Jempol kaki yang cantengan, bernanah, dan membusuk.
- Gejala: Demam, panas, dan nanah.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi diagnosa keperawatan yang menggambarkan respon individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan.
- Contoh diagnosa keperawatan pada kasus ini adalah "Risiko Infeksi Akut".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Definisi luaran keperawatan yang menggambarkan keadaan atau perubahan status kesehatan pasien sebagai hasil dari intervensi keperawatan.
- Contoh luaran keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus ini adalah "Bebas Infeksi" atau "Penurunan Tanda-Tanda Infeksi".
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Definisi intervensi keperawatan yang dilakukan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan.
- Contoh intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus ini adalah "Perawatan Luka", "Manajemen Demam", dan "Edukasi Pencegahan Infeksi".
Dalam tone akademis dan persona pakar perawat, dapat disimpulkan bahwa diagnosa keperawatan utama pada kasus ini adalah "Risiko Infeksi Akut" yang memerlukan intervensi keperawatan untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, seperti "Bebas Infeksi" atau "Penurunan Tanda-Tanda Infeksi". -
Article No. 14108 | 14 Mar 2025
Klinis : Jempol kaki cantengan, bernanah, membusuk,demam, panas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, dapat disimpulkan bahwa terdapat infeksi pada jempol kaki. Berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat, serta kaitannya dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi berhubungan dengan proses patologis pada jempol kaki.
Penjelasan Singkat:
Infeksi pada jempol kaki ditandai dengan gejala seperti nanah, pembusukan jaringan, demam, dan peningkatan suhu. Hal ini menunjukkan adanya proses infeksi yang dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut jika tidak segera ditangani.
Kaitannya dengan Standar SDKI, SLKI, dan SIKI PPNI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode Diagnosis: 00004 - Risiko Infeksi
- Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen, yang dapat membahayakan kesehatan.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode Luaran: 00046 - Kontrol Infeksi
- Definisi: Kemampuan individu untuk mencegah atau mengendalikan infeksi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Kode Intervensi: 00004 - Pencegahan Infeksi
- Definisi: Meminimalkan risiko infeksi pada individu.
- Aktivitas Keperawatan:
- Mengidentifikasi faktor risiko infeksi
- Mempertahankan praktik aseptik
- Memantau tanda dan gejala infeksi
- Mengoordinasikan perawatan dan pengobatan untuk mengurangi risiko infeksi
Dalam konteks ini, perawat berperan penting dalam mengidentifikasi risiko infeksi, memantau tanda dan gejala, serta mengkoordinasikan perawatan dan pengobatan yang sesuai untuk mengatasi infeksi pada jempol kaki. -
Article No. 14109 | 14 Mar 2025
Klinis : Jempol kaki cantengan, bernanah, bengkak, sakit, demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkatnya berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi jempol kaki yang cantengan, bernanah, bengkak, sakit, dan disertai demam:
Diagnosa Keperawatan:
1. Infeksi kulit
2. Nyeri akut
3. Risiko infeksi
Penjelasan singkat:
1. Infeksi Kulit
- Definisi: Kerusakan pada integritas kulit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen.
- Karakteristik: Adanya luka terbuka, kemerahan, bengkak, dan nanah pada jempol kaki.
- Faktor risiko: Luka terbuka, kebersihan kurang baik, dan kondisi imunitas yang rendah.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Karakteristik: Klien mengeluhkan rasa sakit dan tidak nyaman pada jempol kaki.
- Faktor risiko: Adanya infeksi dan kerusakan jaringan.
3. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan.
- Karakteristik: Adanya luka terbuka, bengkak, dan demam yang meningkatkan risiko terjadinya infeksi.
- Faktor risiko: Kebersihan yang kurang baik, sistem imun yang lemah, dan adanya luka terbuka.
Perawatan yang dapat dilakukan meliputi debridemen luka, pemberian antibiotik topikal, kompres hangat, dan pemantauan tanda-tanda infeksi. Selain itu, edukasi terkait kebersihan dan perawatan luka juga penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 14110 | 14 Mar 2025
Klinis : Jempol kaki cantengan, bernanah, bengkak, sakit, demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Terkait Luka Jempol Kaki yang Cantengan, Bernanah, dan Bengkak
Penjelasan Singkat:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, pasien mengalami luka jempol kaki dengan tanda-tanda infeksi seperti cantengan, bernanah, bengkak, serta disertai gejala sistemik seperti demam. Hal ini menunjukkan adanya risiko terjadinya infeksi pada luka tersebut. Perawatan yang tepat dan segera diperlukan untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kerentanan terhadap invasi dan proliferasi organisme patogen, yang dapat mengganggu kesehatan.
Faktor Risiko: Luka terbuka, kebersihan yang buruk, penurunan sistem imun.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Tanda-tanda infeksi berkurang
2. Tidak ada demam
3. Tidak ada peningkatan nyeri
4. Luka tidak mengalami pembengkakan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Pemberian Antibiotik
3. Manajemen Nyeri
4. Pemantauan Tanda Vital
5. Edukasi Perawatan Diri
Berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI, tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah perawatan luka, pemberian antibiotik, manajemen nyeri, pemantauan tanda vital, serta edukasi kepada pasien tentang perawatan diri untuk mencegah komplikasi dan memulihkan kondisi. -
Article No. 14111 | 14 Mar 2025
Klinis : Jempol kaki cantengan, bernanah, bengkak, sakit, demam
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medis, berikut informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis terkait kondisi yang Anda deskripsikan:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L03.03
- Deskripsi: Selulitis dan abses pada jempol kaki
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses kulit atau jaringan subkutan pada kaki
Penjelasan:
- Kode ICD-10 L03.03 menggambarkan kondisi selulitis (infeksi kulit dan jaringan di bawahnya) dan abses (pembengkakan berisi nanah) pada jempol kaki. Ini sesuai dengan gejala-gejala yang Anda paparkan, yaitu jempol kaki yang cantengan, bernanah, bengkak, sakit, dan disertai demam.
- Kode ICD-9-CM 86.04 menunjukkan prosedur insisi dan drainase (pembuangan) abses pada kulit atau jaringan subkutan di kaki. Ini merupakan tindakan yang mungkin diperlukan untuk mengatasi kondisi abses pada jempol kaki.
Penanganan yang sesuai untuk kondisi ini umumnya meliputi pemberian antibiotik, drainase abses, serta perawatan luka. Evaluasi dan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter diperlukan untuk menentukan penatalaksanaan yang tepat. -
Article No. 14112 | 14 Mar 2025
Klinis : Jempol kaki cantengan, bernanah, bengkak, sakit, demam
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi jempol kaki yang cantengan, bernanah, bengkak, sakit, dan disertai demam.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah Integritas Kulit Terganggu. Hal ini didasarkan pada tanda dan gejala yang muncul, yaitu adanya luka pada kulit di area jempol kaki yang bernanah, bengkak, dan menimbulkan rasa sakit. Selain itu, kondisi ini juga disertai dengan demam, yang mengindikasikan adanya proses infeksi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Pemulihan
Luaran ini menggambarkan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat, diharapkan integritas kulit di area jempol kaki dapat kembali pulih dan normal.
2. Kontrol Nyeri
Luaran ini menggambarkan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mengendalikan rasa sakit yang dirasakan di area jempol kaki.
3. Kontrol Demam
Luaran ini menggambarkan bahwa setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan demam yang dialami pasien dapat terkontrol.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Perawatan Luka
a. Bersihkan luka dengan air hangat dan cairan antiseptik untuk menghilangkan debris dan membuang eksudat.
b. Aplikasikan salep antibiotik topikal untuk mencegah infeksi.
c. Balut luka dengan balutan yang steril dan sesuai.
d. Tingkatkan elevasi ekstremitas untuk mengurangi edema.
2. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi rasa sakit.
c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri.
3. Manajemen Demam
a. Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala.
b. Berikan antipiretik sesuai resep dokter untuk menurunkan demam.
c. Tingkatkan asupan cairan untuk mencegah dehidrasi.
d. Pertahankan lingkungan yang nyaman dan sejuk.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan tepat sasaran, diharapkan kondisi jempol kaki pasien dapat membaik, nyeri berkurang, dan demam terkontrol, sehingga tujuan luaran/output yang diharapkan dapat tercapai. -
Article No. 14113 | 14 Mar 2025
Klinis : Ditemukan bahwa anak tersebut positif hiv aids anak tersebut mengalami penurunan berat badan signifikan Berat badan : 14kg Tingga badan:100cm TD: 90/60 mmhg N:110x/menit RR :28x/menit S:39,8C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Penurunan Asupan Nutrisi
Anak tersebut mengalami penurunan berat badan yang signifikan, dengan berat badan 14 kg dan tinggi badan 100 cm, menunjukkan risiko malnutrisi. Kondisi HIV/AIDS dapat menyebabkan penurunan nafsu makan, kesulitan menelan, dan malabsorpsi nutrisi, sehingga berisiko mengalami malnutrisi.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Asupan Nutrisi: Mengkonsumsi jumlah kalori, protein, vitamin, dan mineral yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
2. Status Gizi: Berada dalam rentang nilai normal untuk usia dan jenis kelamin.
3. Berat Badan: Mencapai berat badan ideal sesuai usia dan tinggi badan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji kebutuhan nutrisi anak, termasuk jumlah, jenis, dan frekuensi makanan yang dikonsumsi.
2. Berikan makanan dengan nilai gizi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan anak.
3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan menu makanan yang tepat.
4. Pantau asupan dan status gizi anak secara berkala.
5. Edukasi orang tua/pengasuh tentang pentingnya nutrisi yang adekuat bagi anak dengan HIV/AIDS.
6. Kolaborasi dengan ahli kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk mengatasi masalah nutrisi.
2. Hipertermia Berhubungan dengan Infeksi HIV/AIDS
Suhu tubuh anak yang mencapai 39,8°C menunjukkan adanya hipertermia atau demam. Kondisi ini dapat disebabkan oleh infeksi terkait HIV/AIDS.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Suhu Tubuh: Berada dalam rentang normal (36,5-37,5°C).
2. Tanda-tanda Vital: Stabil sesuai usia.
3. Manajemen Nyeri: Anak dapat mengenali dan melaporkan adanya nyeri.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji tanda-tanda vital anak secara berkala.
2. Berikan obat penurun demam sesuai indikasi dan kolaborasi dengan dokter.
3. Tinggikan kepala tempat tidur untuk meningkatkan kenyamanan.
4. Berikan kompres hangat atau dingin untuk menurunkan demam.
5. Pastikan anak mendapatkan asupan cairan yang adekuat.
6. Edukasi orang tua/pengasuh tentang penanganan demam pada anak dengan HIV/AIDS.
3. Gangguan Perfusi Jaringan Berhubungan dengan Penurunan Volume Cairan Tubuh
Tekanan darah anak yang rendah (90/60 mmHg) dan denyut nadi yang cepat (110 x/menit) mengindikasikan adanya gangguan perfusi jaringan akibat penurunan volume cairan tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Hemodinamik: Tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi napas berada dalam rentang normal.
2. Perfusi Jaringan: Sirkulasi darah ke seluruh tubuh berjalan dengan baik.
3. Volume Cairan Tubuh: Cairan tubuh terpenuhi sesuai kebutuhan.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Kaji status hidrasi anak (turgor kulit, mukosa oral, produksi urin).
2. Berikan cairan intravenous (IV) atau oral sesuai kebutuhan untuk menjaga keseimbangan cairan.
3. Pantau tanda-tanda vital dan intake/output cairan secara ketat.
4. Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penurunan volume cairan.
5. Edukasi orang tua/pengasuh tentang pentingnya menjaga hidrasi pada anak dengan HIV/AIDS.
Penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, kolaboratif, dan berpusat pada pasien diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan anak dengan HIV/AIDS, meningkatkan status gizi, menjaga kestabilan tanda-tanda vital, dan mencegah komplikasi terkait penyakitnya. -
Article No. 14114 | 14 Mar 2025
Klinis : Ditemukan bahwa anak tersebut positif hiv aids anak tersebut mengalami penurunan berat badan signifikan Berat badan : 14kg Tingga badan:100cm TD: 90/60 mmhg N:110x/menit RR :28x/menit S:39,8C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Asupan Nutrisi Tidak Adekuat
- Kondisi anak dengan HIV/AIDS dapat menyebabkan malnutrisi akibat malabsorpsi, infeksi oportunistik, dan kehilangan nafsu makan. Penurunan berat badan yang signifikan (14 kg) pada tinggi badan 100 cm menunjukkan adanya risiko malnutrisi.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Otot
- Anak dengan HIV/AIDS dapat mengalami penurunan massa otot dan tenaga akibat infeksi dan malnutrisi, sehingga memiliki intoleransi terhadap aktivitas.
3. Hipertermia Berhubungan dengan Infeksi
- Suhu tubuh yang tinggi (39,8°C) dapat disebabkan oleh infeksi oportunistik yang sering terjadi pada anak dengan HIV/AIDS.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Asupan Nutrisi Tidak Adekuat:
- Tercapainya status gizi yang optimal, ditandai dengan peningkatan berat badan sesuai dengan usia dan tinggi badan.
- Tidak terjadi komplikasi akibat malnutrisi, seperti keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Otot:
- Anak dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri sesuai dengan kemampuannya.
- Tidak terjadi komplikasi akibat intoleransi aktivitas, seperti kelelahan berlebih dan penurunan fungsi organ.
3. Hipertermia Berhubungan dengan Infeksi:
- Suhu tubuh kembali normal dan tidak terjadi komplikasi akibat hipertermia, seperti dehidrasi dan gangguan fungsi organ.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Risiko Malnutrisi Berhubungan dengan Asupan Nutrisi Tidak Adekuat:
- Kaji status gizi anak (berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh).
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi anak (infeksi oportunistik, malabsorpsi, penurunan nafsu makan).
- Berikan makanan dengan kalori, protein, dan nutrisi yang sesuai untuk usia dan kebutuhan anak.
- Edukasi orang tua/pengasuh tentang pentingnya nutrisi yang adekuat untuk anak dengan HIV/AIDS.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan dan mengawasi pemberian nutrisi yang tepat.
2. Intoleransi Aktivitas Berhubungan dengan Kelemahan Otot:
- Kaji kemampuan aktivitas anak dan identifikasi faktor-faktor yang memengaruhinya.
- Berikan aktivitas yang sesuai dengan kemampuan anak, seperti latihan fisik ringan dan aktivitas sehari-hari.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen kelelahan.
- Edukasi orang tua/pengasuh tentang pentingnya aktivitas yang sesuai untuk anak dengan HIV/AIDS.
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk menyusun program latihan yang tepat.
3. Hipertermia Berhubungan dengan Infeksi:
- Kaji tanda-tanda vital (suhu tubuh, nadi, pernapasan) secara teratur.
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh.
- Kontrol lingkungan agar tetap nyaman (suhu, kelembaban, ventilasi).
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antibiotik atau antiviral sesuai dengan penyebab infeksi.
- Edukasi orang tua/pengasuh tentang perawatan anak dengan hipertermia.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan meminimalkan komplikasi pada anak dengan HIV/AIDS. -
Article No. 14115 | 14 Mar 2025
Klinis : Ditemukan bahwa anak tersebut positif hiv aids anak tersebut mengalami penurunan berat badan signifikan Berat badan : 14kg Tingga badan:100cm TD: 90/60 mmhg N:110x/menit RR :28x/menit S:39,8C
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, dengan senang hati saya akan menjelaskan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi anak yang positif HIV/AIDS dengan penurunan berat badan signifikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Infeksi Oportunistik berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat HIV/AIDS.
Karakteristik definisi: Rentan terhadap infeksi akibat penurunan sistem imun.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan penurunan asupan nutrisi dan malabsorpsi akibat infeksi oportunistik.
Karakteristik definisi: Berat badan di bawah rentang normal, laju pertumbuhan tidak adekuat, asupan nutrisi tidak adekuat.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi oportunistik.
Karakteristik definisi: Suhu tubuh di atas normal.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bebas Infeksi Oportunistik
Kriteria hasil:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi oportunistik
- Nilai Hitung Limfosit T CD4+ dalam rentang normal
- Tidak ada demam
2. Status Nutrisi Membaik
Kriteria hasil:
- Berat badan mencapai rentang normal sesuai usia
- Tidak ada defisit nutrisi
- Tidak ada penurunan berat badan
3. Suhu Tubuh Normal
Kriteria hasil:
- Suhu tubuh dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Infeksi
- Kaji tanda-tanda infeksi oportunistik secara berkala
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian terapi antiretroviral dan profilaksis infeksi oportunistik
- Edukasi keluarga tentang pencegahan infeksi oportunistik
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi secara komprehensif (asupan, berat badan, tinggi badan)
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang adekuat
- Berikan makanan yang kaya nutrisi dan sesuai dengan toleransi anak
- Pantau berat badan dan perkembangan anak secara berkala
3. Manajemen Demam
- Kaji tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan demam
- Berikan antipiretik sesuai indikasi dan kolaborasi dengan dokter
- Edukasi keluarga tentang manajemen demam
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang pertama, yaitu Risiko Infeksi Oportunistik, terkait dengan penurunan sistem imun akibat HIV/AIDS yang dialami anak. Anak rentan terhadap infeksi oportunistik, sehingga perlu adanya intervensi untuk mencegah dan mengelola infeksi tersebut.
Diagnosa keperawatan kedua, yaitu Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, disebabkan oleh penurunan asupan nutrisi dan malabsorpsi akibat infeksi oportunistik. Kondisi ini ditandai dengan berat badan di bawah rentang normal dan laju pertumbuhan yang tidak adekuat.
Diagnosa keperawatan ketiga, yaitu Hipertermia, berhubungan dengan proses infeksi oportunistik yang terjadi. Suhu tubuh anak yang tinggi (39,8°C) perlu diatasi untuk mencapai suhu tubuh yang normal.
Luaran atau output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah anak bebas dari infeksi oportunistik, status nutrisi yang membaik, dan suhu tubuh yang normal. Kriteria hasil untuk masing-masing luaran telah dijelaskan secara rinci.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi manajemen infeksi, manajemen nutrisi, dan manajemen demam. Setiap intervensi telah dijelaskan secara terperinci, seperti pengkajian, kolaborasi dengan tim medis, pemberian terapi, edukasi keluarga, dan pemantauan secara berkala.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami kondisi anak dengan HIV/AIDS dan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya.
Wassalamualaikum. -
Article No. 14116 | 14 Mar 2025
Klinis : Jempol kaki cantengan, bernanah, bengkak, sakit, demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda jelaskan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Integritas Kulit Terganggu
Definisi:
Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis. Kondisi ini dapat disebabkan oleh faktor intrinsik dan ekstrinsik.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Gejala dan Tanda Mayor:
1. Adanya luka/lesi pada kulit
2. Perubahan warna kulit
3. Perubahan suhu kulit
4. Perubahan sensasi
5. Perubahan turgor kulit
Faktor Risiko:
1. Imobilitas
2. Penurunan perfusi jaringan
3. Malnutrisi
4. Infeksi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Integritas Kulit Membaik
2. Tidak Terjadi Komplikasi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Perawatan Luka
2. Manajemen Infeksi
3. Manajemen Nyeri
Penjelasan Singkat:
Pada kondisi jempol kaki yang cantengan, bernanah, bengkak, sakit, dan disertai demam, dapat didiagnosis sebagai Integritas Kulit Terganggu. Hal ini ditandai dengan adanya luka/lesi pada kulit, perubahan warna, suhu, sensasi, dan turgor kulit. Faktor risiko yang mendasari kondisi ini adalah adanya infeksi. Tujuan keperawatan yang ingin dicapai adalah perbaikan integritas kulit dan pencegahan komplikasi, yang dapat dilakukan melalui intervensi perawatan luka, manajemen infeksi, dan manajemen nyeri.