Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14168 | 15 Mar 2025
Klinis : PERINEUM
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta terkait dengan kondisi PERINEUM.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi PERINEUM adalah:
1. Integritas Kulit Terganggu
Definisi: Perubahan pada struktur dan fungsi kulit yang dapat menimbulkan luka atau kerusakan.
Karakteristik Definisi: Perubahan warna kulit, nyeri, kemerahan, perdarahan, edema, dan kerusakan jaringan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI) adalah:
1. Integritas Kulit Membaik
Kriteria Hasil:
a. Tidak ada luka atau kerusakan pada kulit
b. Tidak ada perubahan warna kulit
c. Nyeri berkurang
d. Tidak ada tanda-tanda infeksi
e. Edema berkurang
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai tujuan luaran/output yang diharapkan, maka intervensi keperawatan yang diperlukan berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) adalah:
1. Perawatan Luka
Definisi: Tindakan keperawatan untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit.
Aktivitas:
a. Melakukan penilaian luka secara komprehensif
b. Membersihkan luka dengan teknik aseptik
c. Menerapkan prinsip-prinsip perawatan luka yang lembab
d. Melakukan debridemen luka jika diperlukan
e. Melakukan perawatan luka sesuai dengan kondisi luka
f. Memantau perkembangan penyembuhan luka
2. Manajemen Nyeri
Definisi: Tindakan untuk mengendalikan atau mengurangi rasa nyeri yang dialami klien.
Aktivitas:
a. Mengkaji intensitas, karakteristik, dan lokasi nyeri
b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri
c. Memberikan intervensi farmakologis atau nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
d. Mengevaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
3. Edukasi Perawatan Diri
Definisi: Pemberian informasi dan keterampilan kepada klien untuk meningkatkan kemampuan melakukan perawatan diri.
Aktivitas:
a. Mengidentifikasi kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri
b. Memberikan informasi dan instruksi mengenai perawatan luka perineum
c. Memfasilitasi klien untuk mempraktikkan perawatan diri secara mandiri
d. Mengevaluasi kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri
Dengan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu mencapai tujuan luaran/output yang diharapkan, yaitu integritas kulit membaik pada area perineum klien. -
Article No. 14169 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, keluhan memberat sejak 2 hari yang lalu, kencing tidak lancar dan berwarna kemerahan. Pasien bekerja sebagai sopir luar kota. Pasien memiliki riwayat batu ginjal sejak 1 tahun yang lalu, tetapi sulit mencegah faktor resiko karena tidak suka minum air putih. Hasil pengkajian didapatkan skala nyeri 7, nyeri tajam, nyeri disekitar perut bagian bawah sampai ujung penis, kencing tidak lancar, sulit berkemih sejak 1 minggu SMRS. Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Warna urin kemerahan, pasien direncanakan dilakukan pemeriksaan BNO-IVP.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah-istilah terjadinya kerusakan.
Karakteristik: Ekspresi verbal atau nonverbal nyeri, perubahan tanda-tanda vital, fokus perhatian pada sensasi nyeri, perubahan ekspresi wajah.
2. Gangguan eliminasi urin
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, volume, pengeluaran, atau kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih.
Karakteristik: Mengeluh tidak dapat berkemih, warna urin tidak normal, ada riwayat gangguan eliminasi urin.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional terhadap ancaman yang dirasakan, baik ancaman tersebut realistis atau tidak.
Karakteristik: Mengeluh cemas, meningkatnya kekhawatiran, perubahan tanda-tanda vital.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri terkontrol
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang sesuai skala nyeri yang dapat diterima
- Pasien mendemonstrasikan perilaku yang mengurangi nyeri
- Pasien dapat beraktivitas sesuai kemampuan
2. Pola eliminasi urin kembali normal
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan pola berkemih normal
- Pasien menunjukkan tanda-tanda pemulihan fungsi kandung kemih
- Hasil pemeriksaan urin dalam batas normal
3. Tingkat kecemasan menurun
Kriteria hasil:
- Pasien melaporkan penurunan tingkat kecemasan
- Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan kecemasan (tanda-tanda vital stabil, relaksasi)
- Pasien dapat beradaptasi dengan situasi stres
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, frekuensi)
- Kolaborasi pemberian analgesik sesuai indikasi
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (distraksi, relaksasi)
- Pantau respons pasien terhadap intervensi
2. Manajemen Eliminasi
- Kaji pola eliminasi urin (frekuensi, volume, warna, keluhan)
- Kolaborasi pemberian terapi farmakologis (antispasmodik, diuretik)
- Ajarkan teknik meningkatkan asupan cairan dan gaya hidup sehat
- Pantau kemajuan fungsi eliminasi urin
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan tingkat kecemasan
- Berikan informasi yang sesuai untuk mengurangi kecemasan
- Ajarkan teknik relaksasi (napas dalam, visualisasi)
- Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan
- Pantau tanda-tanda vital dan respons kecemasan pasien
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu nyeri terkontrol, pola eliminasi urin kembali normal, dan tingkat kecemasan menurun. Perawat berperan penting dalam memantau dan mengevaluasi respon pasien untuk memastikan keberhasilan asuhan keperawatan. -
Article No. 14170 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, keluhan memberat sejak 2 hari yang lalu, kencing tidak lancar dan berwarna kemerahan. Pasien bekerja sebagai sopir luar kota. Pasien memiliki riwayat batu ginjal sejak 1 tahun yang lalu, tetapi sulit mencegah faktor resiko karena tidak suka minum air putih. Hasil pengkajian didapatkan skala nyeri 7, nyeri tajam, nyeri disekitar perut bagian bawah sampai ujung penis, kencing tidak lancar, sulit berkemih sejak 1 minggu SMRS. Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Warna urin kemerahan, pasien direncanakan dilakukan pemeriksaan BNO-IVP.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah tersebut (nyeri).
Karakteristik Mayor: Melaporkan pengalaman nyeri, Ekspresi wajah menunjukkan nyeri, Perubahan tanda-tanda vital, Perubahan perilaku.
Karakteristik Minor: Keterbatasan rentang gerak, Perubahan pola tidur, Gangguan gaya hidup.
2. Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan dalam jumlah, frekuensi, pengeluaran, atau kemudahan dalam berkemih.
Karakteristik Mayor: Perubahan frekuensi berkemih, Perubahan warna urin, Ketidakmampuan menahan urin.
Karakteristik Minor: Perasaan tidak nyaman saat berkemih, Gangguan pola berkemih.
3. Kecemasan
Definisi: Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber ancaman yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Karakteristik Mayor: Gelisah, Mudah terganggu, Khawatir.
Karakteristik Minor: Ketakutan akan konsekuensi, Perubahan pola tidur, Peningkatan ketegangan otot.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Nyeri
- Skala nyeri menurun dari 7 menjadi 3 atau kurang.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri secara efektif.
- Pasien dapat beristirahat dan tidur dengan nyaman.
2. Pemantauan Eliminasi
- Pasien dapat berkemih dengan lancar.
- Warna urin kembali normal.
- Pasien tidak mengalami rasa sakit atau ketidaknyamanan saat berkemih.
3. Kontrol Kecemasan
- Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
- Pasien dapat menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
- Pasien menunjukkan tanda-tanda penurunan kecemasan, seperti menurunnya ketegangan otot dan wajah yang lebih rileks.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengelola nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Pantau efektivitas intervensi dan lakukan evaluasi secara berkala.
2. Perawatan Inkontinensia
- Lakukan pemeriksaan fisik dan identifikasi penyebab gangguan eliminasi urin.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan penunjang (BNO-IVP).
- Ajarkan pasien teknik bladder training dan peningkatan asupan cairan.
- Pantau pola dan karakteristik urin secara berkala.
3. Manajemen Kecemasan
- Identifikasi penyebab dan faktor-faktor yang memengaruhi kecemasan pasien.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan pasien.
- Ajarkan teknik relaksasi dan strategi koping yang efektif.
- Berikan lingkungan yang tenang dan mendukung.
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan bagi pasien.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu manajemen nyeri yang efektif, pemulihan fungsi eliminasi urin, dan kontrol kecemasan yang baik. -
Article No. 14171 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 40 tahun dirawat diruang bedah dengan keluhan nyeri pinggang sejak 1 minggu yang lalu, keluhan memberat sejak 2 hari yang lalu, kencing tidak lancar dan berwarna kemerahan. Pasien bekerja sebagai sopir luar kota. Pasien memiliki riwayat batu ginjal sejak 1 tahun yang lalu, tetapi sulit mencegah faktor resiko karena tidak suka minum air putih. Hasil pengkajian didapatkan skala nyeri 7, nyeri tajam, nyeri disekitar perut bagian bawah sampai ujung penis, kencing tidak lancar, sulit berkemih sejak 1 minggu SMRS. Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Warna urin kemerahan, pasien direncanakan dilakukan pemeriksaan BNO-IVP.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan batu ginjal sebagaimana ditunjukkan oleh skala nyeri 7, nyeri tajam di sekitar perut bagian bawah sampai ujung penis.
2. Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan obstruksi saluran kemih sebagaimana ditunjukkan oleh keluhan kencing tidak lancar, sulit berkemih, dan urin berwarna kemerahan.
3. Kecemasan berhubungan dengan kondisi kesehatan yang memburuk sebagaimana ditunjukkan oleh pasien yang selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri sesuai target yang ditetapkan.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin:
- Pasien dapat melaporkan peningkatan frekuensi, volume, dan kelancaran berkemih.
- Pasien dapat menunjukkan warna urin yang normal.
- Pasien dapat menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih.
3. Kecemasan:
- Pasien dapat melaporkan tingkat kecemasan yang berkurang.
- Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen kecemasan yang efektif.
- Pasien dapat menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif.
- Berikan analgetik sesuai dengan resep dokter.
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab nyeri (batu ginjal).
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin:
- Lakukan pengkajian pola eliminasi urin secara menyeluruh.
- Berikan tindakan keperawatan untuk meningkatkan kelancaran berkemih, seperti pemberian cairan yang cukup, posisi yang nyaman, dan latihan berkemih.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab obstruksi saluran kemih.
- Pantau tanda-tanda infeksi saluran kemih dan lakukan tindakan pencegahan.
3. Kecemasan:
- Lakukan pengkajian kecemasan secara komprehensif.
- Berikan dukungan emosional dan informasi yang akurat tentang kondisi pasien.
- Ajarkan teknik manajemen kecemasan, seperti relaksasi, visualisasi, dan distraksi.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi kebutuhan pemberian obat anti-kecemasan, jika diperlukan.
Penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut: Pasien mengalami nyeri dengan skala 7, nyeri tajam di sekitar perut bagian bawah sampai ujung penis. Hal ini menunjukkan adanya nyeri akut yang berhubungan dengan batu ginjal.
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin: Pasien mengalami keluhan kencing tidak lancar, sulit berkemih, dan urin berwarna kemerahan. Hal ini menunjukkan adanya gangguan pola eliminasi urin yang berhubungan dengan obstruksi saluran kemih.
3. Kecemasan: Pasien selalu bertanya tentang sakitnya dan cemas dengan kondisinya. Hal ini menunjukkan adanya kecemasan yang berhubungan dengan kondisi kesehatan yang memburuk.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Nyeri Akut: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri sesuai target, mendemonstrasikan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Hal ini menunjukkan pengelolaan nyeri yang efektif.
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin: Pasien dapat melaporkan peningkatan frekuensi, volume, dan kelancaran berkemih, menunjukkan warna urin yang normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi saluran kemih. Hal ini menunjukkan pemulihan pola eliminasi urin yang normal.
3. Kecemasan: Pasien dapat melaporkan tingkat kecemasan yang berkurang, mendemonstrasikan teknik manajemen kecemasan yang efektif, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal. Hal ini menunjukkan pengelolaan kecemasan yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Nyeri Akut: Intervensi yang diperlukan meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, pemberian analgetik sesuai resep dokter, pengajaran teknik relaksasi dan distraksi, serta kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab nyeri (batu ginjal).
2. Gangguan Pola Eliminasi Urin: Intervensi yang diperlukan meliputi pengkajian pola eliminasi urin secara menyeluruh, pemberian tindakan keperawatan untuk meningkatkan kelancaran berkemih, kolaborasi dengan dokter untuk mengatasi penyebab obstruksi saluran kemih, serta pemantauan dan pencegahan infeksi saluran kemih.
3. Kecemasan: Intervensi yang diperlukan meliputi pengkajian kecemasan secara komprehensif, pemberian dukungan emosional dan informasi yang akurat, pengajaran teknik manajemen kecemasan, serta kolaborasi dengan dokter untuk mengevaluasi kebutuhan pemberian obat anti-kecemasan. -
Article No. 14172 | 15 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai standar SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, dan/atau kelemahan batuk.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Penyebab: Keterbatasan energi, sesak napas, dan/atau kelemahan.
3. Defisit Nutrisi
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Penyebab: Penurunan nafsu makan, kesulitan menelan, dan/atau malabsorpsi.
Penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan menetapkan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menetapkan hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI - SLKI - SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas. -
Article No. 14173 | 15 Mar 2025
Klinis : Irama napas: Dangkal, Cepat Pola napas: Cepat Reaksi otot dara : ada Sesak napas: Ada Respirasi : 145 kali per menit Detensi vena jagularis: ada
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda paparkan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Pola Napas Tidak Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Pola napas yang tidak sesuai dengan kebutuhan oksigenasi, yang ditandai dengan perubahan frekuensi, kedalaman, dan irama napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Ventilasi Efektif
2. Perfusi Jaringan Perifer Membaik
3. Status Respirasi Membaik
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pemantauan Respirasi
2. Manajemen Jalan Napas
3. Terapi Oksigen
4. Manajemen Sesak Napas
Penjelasan Singkat:
Kondisi yang Anda paparkan menunjukkan adanya pola napas yang tidak efektif, yaitu napas yang dangkal, cepat, dengan reaksi otot dada, dan sesak napas. Respirasi yang mencapai 145 kali per menit juga mengindikasikan adanya pola napas yang tidak efektif. Dengan diagnosa keperawatan Pola Napas Tidak Efektif, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan seperti pemantauan respirasi, manajemen jalan napas, terapi oksigen, dan manajemen sesak napas untuk mencapai luaran keperawatan yang diharapkan, yaitu ventilasi efektif, perfusi jaringan perifer yang membaik, dan status respirasi yang membaik. -
Article No. 14174 | 15 Mar 2025
Klinis : Nadi: teraba kuat CRT: kurang dari 2 detik
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda kemukakan, yaitu nadi teraba kuat dan CRT (Capillary Refill Time) kurang dari 2 detik, maka diagnosis keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Diagnosa Keperawatan (SDKI):
a. Manajemen Perfusi Perifer Efektif
2. Penjelasan singkat:
- Manajemen Perfusi Perifer Efektif: Kemampuan individu untuk mempertahankan sistem sirkulasi perifer yang adekuat.
- Kriteria hasil (SLKI):
- Nadi perifer teraba.
- Waktu pengisian kapiler (CRT) kurang dari 2 detik.
- Ekstremitas hangat.
- Tidak ada edema.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji tanda-tanda vital, termasuk nadi perifer dan waktu pengisian kapiler.
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi perfusi perifer, seperti aktivitas, posisi, suhu lingkungan, dan penggunaan obat-obatan.
- Posisikan pasien sesuai kebutuhan untuk meningkatkan perfusi perifer.
- Pertahankan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan perfusi perifer.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola kondisi yang memengaruhi perfusi perifer.
Dalam konteks ini, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat, penjelasan singkat tersebut dapat diberikan untuk menggambarkan diagnosis keperawatan dan intervensi yang sesuai dengan kondisi yang Anda kemukakan. -
Article No. 14175 | 15 Mar 2025
Klinis : Ny. M umur 20 tahun mengeluh bahwa sesak nafas, dan batuk berdahak pemeriksaan lainnya TD : 110/70 mmHg, N : 80x / menit, S : 36°c, Rr : 20 x/ menit sebutkan diagnosanya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi Ny. M.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan keluhan Ny. M yaitu sesak napas dan batuk berdahak, serta hasil pemeriksaan tanda-tanda vital, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif. Diagnosa ini didasarkan pada gejala sesak napas dan batuk berdahak yang menunjukkan adanya hambatan dalam membersihkan jalan napas secara efektif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan Ny. M dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Mempertahankan Jalan Napas Terbuka: Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka tanpa menggunakan alat bantu.
2. Pengeluaran Sekret: Pasien dapat mengeluarkan sekret dengan mudah tanpa kesulitan.
3. Pola Napas: Pasien menunjukkan pola napas yang normal dan tidak ada tanda-tanda distres pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membantu mengeluarkan sekret
- Ajarkan pasien teknik batuk efektif dan latihan pernapasan
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ventilasi
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan secara berkala
2. Manajemen Batuk
- Kaji tipe, frekuensi, dan karakteristik batuk
- Berikan obat ekspektoran atau mukolitik sesuai resep
- Ajarkan teknik batuk efektif dan penggunaan alat bantu jika diperlukan
3. Manajemen Nyeri
- Kaji nyeri yang dirasakan pasien terkait batuk
- Berikan analgesik sesuai resep untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dipilih karena Ny. M mengeluhkan sesak napas dan batuk berdahak, yang menunjukkan adanya hambatan dalam membersihkan jalan napas secara efektif. Luaran/output yang diharapkan adalah agar pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka, dapat mengeluarkan sekret dengan mudah, dan menunjukkan pola napas yang normal. Intervensi keperawatan yang diberikan berfokus pada manajemen jalan napas, manajemen batuk, dan manajemen nyeri untuk mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 14176 | 15 Mar 2025
Klinis : stress
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi stres.
Diagnosa Keperawatan:
Koping Tidak Efektif
Penjelasan Singkat:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Koping Tidak Efektif didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk mengadaptasi secara konstruktif terhadap stresor yang mengancam kesejahteraan.
- Tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pasien dengan Koping Tidak Efektif antara lain: cemas, takut, mudah marah, perilaku tidak adaptif, hingga depresi.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Beberapa luaran yang dapat ditargetkan untuk pasien dengan Koping Tidak Efektif, seperti: Manajemen Stres, Kontrol Emosi, Koping Efektif, dan Kesejahteraan Emosional.
- Melalui intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran tersebut dan mampu beradaptasi secara konstruktif terhadap stresor yang dihadapi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk mengatasi Koping Tidak Efektif, antara lain: Terapi Relaksasi, Terapi Kognitif, Manajemen Stres, Konseling, dan Terapi Kelompok.
- Melalui intervensi tersebut, diharapkan pasien dapat meningkatkan kemampuan koping, mengelola emosi dengan baik, dan mencapai kesejahteraan emosional yang optimal.
Sebagai perawat, saya berkomitmen untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, dengan mempertimbangkan standar praktik keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 14177 | 15 Mar 2025
Klinis : Seorang pria, Tn. A, 55 tahun seorang pegawai swasta beragam islam, datang ke IGD bersama dengan keluarga nya yakni istri dan kedua putri nya, Klien datang dengan keluhan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri sejak 3 jam yang lalu disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, Nyeri dirasakan seperti ditekan, dengan intensitas 8 dari 10 (skala nyeri). Salain itu Tn. N mengatakan merasa mual dan berkeringat dingin beserta badan terasa lemas. Klien tampak lemas dan kulit pucat, klien tampak cemas dan gelisih, tampak sedikit meringis kesakitan, tampak pernapasan cuping hidung. Suara jantung terdapat S3, tidak ada murmur. TTV : TD : 170/100 mmHg, Nadi : 112 x/menit (tidak teratur), RR : 29 x/menit , S : 37,8°C – Saturasi O2: 90% (Tanpa adanya O2), Adanya perubahan hasil EKG : Recent M1. Riwayat Keluhan Utama: klien masuk dengan keluhan nyeri dada disertai sesak napas, klien mengatakan nyeri pada uluh hati skala nyeri 8, badan terasa lemas dan susah makan, klien kadang batuk berdahak, keluhan dirasakan kurang lebih 2 minggu.Keluarga pasien mengatakan keluarga memiliki riwayat penyakit hipertensi, keluarga mengatakan ayah klien meninggal 4 tahun yang lalu karena serangan jantung. Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan hasil mata cekung : tidak ada, Turgor kulit : elastis, CRT >3 detik, Diaphoresis : tidak ada, Bibir : tampak kering, dan pucat, Kulit : tampak normal,keriput dan terasa hangat. Disability Drajat kesadaran GCS : kualitatif : Composmentis kuantitatif : E : 4, V : 5, M : 6 Refleks cahaya : Positif, pupil : isokor. Survey sekunder (Meliputi Pemeriksaan head to toe) : kepala tampak simetris, Tampak rambut berwarna putih, tidak ada nyeri tekan dan benjolan. Leher : tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi dan benjolan, Mata : tampak tidak ada lesi, tampak penglihatan masih normal. Telinga : Tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan Hidung : tidak ada nyeri tekan, hidung tampak tidak ada benjolan dan lesi, Mulut : mukosa bibir tampak kering, tidak ada lesi, dada : tampak pengembangan dada simetris kiri dan kanan, Abdomen : tidak ada pembesaran pada abdomen, tidak Ada nyeri tekan, Ekstremitas atas : tampak kedua tangan normal jari-jari lengkap 10, tidak ada nyeri Tekan,belum terpasang infus, Ekstremitas bawah : tampak kedua kaki normal jari-jari kaki lengkap 10, terdapat edema pada kaki kanan dan kiri. Selain itu di dapatkan Pemeriksaan AMPLE: Alergi: Pasien tidak mempunyai riwayat alergi, Medikasi: Tidak ada, Past medikal history: Pasien tidak memliki riwayat penyakit masa lalu, Last oral intake: Pasien makan terakhir dengan nasi, kue dan minum air putih. Pasien sudah diberikan terapi Nitrogliserin sublingual: 0,3-0,6 mg, diberikan setiap 5 menit hingga maksimal 3 kali saat serangan nyeri. Aspirasi Beta-blocker (metoprolol): 50-100 mg. Atorvastatin : 10-40 mg
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan nyeri dada yang menjalar ke lengan kiri, nyeri dirasakan seperti ditekan, intensitas 8 dari 10, disertai dengan sesak napas, nyeri uluh hati, mual, dan berkeringat dingin.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan infark miokard akut, ditandai dengan adanya perubahan hasil EKG, suara jantung dengan S3, tekanan darah tinggi, nadi tidak teratur, dan saturasi oksigen rendah.
3. Kecemasan berhubungan dengan kondisi klien yang mengancam, ditandai dengan klien tampak cemas dan gelisah.
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan stamina dan kekuatan, ditandai dengan klien tampak lemas dan kulit pucat.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien, yang mencakup domain, kelas, dan diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tujuan atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan atau intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat diterapkan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar kepada Tn. A.