Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14218 | 16 Mar 2025
Klinis : Menyusui efektif
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Menyusui Efektif
Penjelasan:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Menyusui Efektif adalah diagnosa keperawatan yang didefinisikan sebagai kemampuan ibu dalam menyusui bayinya secara efektif, ditandai dengan posisi menyusui yang benar, perlekatan yang baik, frekuensi dan durasi menyusui yang adekuat, serta produksi ASI yang cukup.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa Menyusui Efektif adalah:
1. Ibu dapat memposisikan diri dan bayi dengan benar saat menyusui.
2. Ibu dapat melekatkan bayi dengan tepat pada payudara.
3. Ibu dapat menyusui bayinya dengan frekuensi dan durasi yang adekuat.
4. Ibu dapat memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa Menyusui Efektif meliputi:
1. Edukasi tentang teknik menyusui yang benar.
2. Fasilitasi posisi menyusui yang nyaman bagi ibu dan bayi.
3. Observasi dan evaluasi perlekatan bayi pada payudara.
4. Identifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan.
Dengan penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan komprehensif untuk memastikan ibu dapat menyusui bayinya secara efektif. -
Article No. 14219 | 16 Mar 2025
Klinis : Menyusui efektif b.d reflek hisap yang adekuat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Menyusui efektif berhubungan dengan reflek hisap yang adekuat
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Menyusui efektif adalah kemampuan bayi untuk menghisap, menelan, dan bernapas secara terkoordinasi selama menyusu, sehingga kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah bayi dapat menyusu dengan efektif, menghisap dengan kuat, dan mempertahankan pola menyusu yang baik.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan meliputi:
a. Memfasilitasi posisi menyusu yang nyaman bagi ibu dan bayi
b. Mengajarkan teknik menyusui yang benar
c. Memantau tanda-tanda hisapan bayi yang efektif
d. Memberikan dukungan dan edukasi kepada ibu terkait menyusui
Dengan persona akademis dan pakar, penjelasan ini disampaikan secara ringkas, padat, dan menekankan pada aspek standar keperawatan yang berlaku di Indonesia. -
Article No. 14220 | 16 Mar 2025
Klinis : Risiko infeksi b.d luka bekas pemotongan tali pusat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi berhubungan dengan luka bekas pemotongan tali pusat, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi SDKI:
Risiko Infeksi adalah kerentanan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat menimbulkan kerusakan jaringan.
Faktor Risiko SDKI:
1. Luka bekas pemotongan tali pusat
2. Usia bayi yang baru lahir
3. Sistem imun yang belum matang
4. Lingkungan yang kurang bersih
Luaran Klinis SLKI:
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi
2. Tidak ada peningkatan suhu tubuh
3. Luka bekas pemotongan tali pusat kering dan bersih
Intervensi Keperawatan SIKI:
1. Perawatan Tali Pusat
- Cuci tangan sebelum dan sesudah perawatan
- Bersihkan tali pusat dengan air bersih dan sabun
- Keringkan tali pusat dengan kain bersih
- Aplikasikan antiseptik pada tali pusat
2. Pemantauan Tanda Infeksi
- Pantau suhu tubuh bayi secara berkala
- Periksa adanya kemerahan, pembengkakan, atau cairan pada tali pusat
- Segera laporkan jika ditemukan tanda-tanda infeksi
3. Edukasi kepada Orang Tua
- Ajarkan cara perawatan tali pusat yang benar
- Jelaskan tanda-tanda infeksi yang harus diwaspadai
- Anjurkan untuk segera meminta bantuan tenaga kesehatan jika ditemukan tanda-tanda infeksi
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan dapat mencegah terjadinya infeksi pada luka bekas pemotongan tali pusat dan mencapai luaran klinis yang diharapkan. -
Article No. 14221 | 16 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan, 19 tahun, datang ke klinik dengan luka di lutut akibat jatuh dari motor 2 jam yang lalu. Luka tampak merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran ( debu ). Pasien mengeluh nyeri di area luka.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien adalah "Integritas Kulit Terganggu". Kondisi pasien menunjukkan adanya luka di lutut akibat jatuh dari motor, dengan karakteristik luka yang merah, berdarah sedikit, dan terdapat sedikit kotoran (debu). Hal ini menunjukkan bahwa integritas kulit pasien terganggu, sehingga diagnosa keperawatan yang tepat adalah "Integritas Kulit Terganggu".
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan luaran/output yang dicapai adalah:
a. Penyembuhan Luka: Luka pasien mengalami penyembuhan yang progresif, ditandai dengan pengurangan tanda-tanda infeksi (kemerahan, pembengkakan, nyeri, dan perdarahan) dan penutupan luka.
b. Kontrol Nyeri: Pasien mampu mengontrol rasa nyeri di area luka, dengan skala nyeri yang menurun.
c. Pencegahan Komplikasi: Tidak terjadi komplikasi akibat luka, seperti infeksi, nekrosis, atau gangren.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, diperlukan beberapa intervensi keperawatan, yaitu:
a. Perawatan Luka:
- Membersihkan luka dengan cairan antiseptik dan membuang kotoran/debris secara hati-hati.
- Menutup luka dengan balutan steril untuk menjaga kelembaban dan mencegah infeksi.
- Mengganti balutan secara teratur sesuai dengan kebutuhan.
b. Manajemen Nyeri:
- Menilai skala nyeri pasien menggunakan alat ukur yang sesuai.
- Memberikan analgesik yang sesuai untuk mengurangi rasa nyeri.
- Mengajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti distraksi atau relaksasi.
c. Edukasi dan Konseling:
- Menjelaskan kepada pasien mengenai proses penyembuhan luka dan pencegahan komplikasi.
- Memberikan instruksi mengenai perawatan luka di rumah, seperti cara membersihkan dan mengganti balutan.
- Mendorong pasien untuk menjaga kebersihan dan melaporkan tanda-tanda infeksi.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan luaran/output yang diinginkan dapat tercapai, yaitu penyembuhan luka yang progresif, kontrol nyeri yang baik, serta pencegahan komplikasi yang efektif. -
Article No. 14222 | 16 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan, 19 tahun, datang ke klinik dengan luka di lutut akibat jatuh dari motor 2 jam yang lalu. Luka tampak merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran ( debu ). Pasien mengeluh nyeri di area luka.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur dan fungsi kulit.
- Penyebab: Trauma (jatuh dari motor)
- Tanda dan Gejala: Luka di lutut, merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran (debu), pasien mengeluh nyeri di area luka.
Rencana Asuhan Keperawatan:
Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- Pemantauan luka: Mengobservasi karakteristik luka secara berkala.
- Perawatan luka: Membersihkan, mendebridemen, dan menutup luka sesuai prosedur.
- Manajemen nyeri: Mengkaji intensitas nyeri dan memberikan intervensi untuk mengurangi nyeri.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- Integritas Kulit: Tercapainya pemulihan struktur dan fungsi kulit.
- Kontrol Nyeri: Tercapainya penurunan nyeri yang dirasakan oleh pasien.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- Perawatan Luka: Tindakan merawat luka untuk mempertahankan atau memperbaiki integritas kulit.
- Manajemen Nyeri: Tindakan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor-faktor yang menyebabkan nyeri.
Penjelasan Singkat:
Pasien perempuan, 19 tahun, mengalami luka di lutut akibat jatuh dari motor. Luka tampak merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran (debu). Pasien mengeluh nyeri di area luka. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Integritas Kulit Terganggu. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah pemantauan luka, perawatan luka, dan manajemen nyeri sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 14223 | 16 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan, 19 tahun, datang ke klinik dengan luka di lutut akibat jatuh dari motor 2 jam yang lalu. Luka tampak merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran ( debu ). Pasien mengeluh nyeri di area luka.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai dokter/perekam medik, saya memberikan informasi kode diagnosis ICD-10 dan kode prosedur ICD-9-CM untuk kondisi yang Anda deskripsikan sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: S81.01XA
- Deskripsi: Luka terbuka di lutut, kunjungan awal
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 98.12
- Deskripsi: Debridement luka, termasuk penjahitan/penutupan sederhana
Penjelasan:
- Kode ICD-10 S81.01XA mengacu pada luka terbuka di lutut, kunjungan awal. Hal ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami luka di lutut akibat jatuh dari motor, dengan gejala luka tampak merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran (debu).
- Kode ICD-9-CM 98.12 menunjukkan tindakan debridement luka, termasuk penjahitan/penutupan sederhana. Ini sesuai dengan penanganan yang mungkin diperlukan untuk membersihkan luka dari kotoran dan menutup luka.
Dalam penanganan kasus ini, selain tindakan debridement dan penutupan luka, dokter juga mungkin akan memberikan obat-obatan seperti antibiotik dan analgesik untuk mencegah infeksi dan mengurangi rasa nyeri pasien. -
Article No. 14224 | 16 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan, 19 tahun, datang ke klinik dengan luka di lutut akibat jatuh dari motor 2 jam yang lalu. Luka tampak merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran (debu). Pasien mengeluh nyeri di area luka. 1. Critical Thinking: Apa yang perlu diperiksa sebelum membersihkan luka? 2. Clinical Reasoning: Apa penyebab utama keluhan pasien, dan bagaimana cara membersihkan luka dengan aman? 3. Clinical Judgment: Jika setelah perawatan pasien mengeluh nyeri bertambah, apa langkah selanjutnya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Critical Thinking: Sebelum membersihkan luka, hal-hal yang perlu diperiksa adalah:
- Riwayat kesehatan pasien, terutama terkait alergi atau riwayat infeksi.
- Tanda-tanda vital, seperti suhu tubuh, untuk mendeteksi adanya infeksi.
- Luas dan kedalaman luka, serta ada tidaknya benda asing di dalam luka.
2. Clinical Reasoning: Penyebab utama keluhan pasien adalah nyeri akibat luka dan kemungkinan adanya infeksi. Cara membersihkan luka yang aman adalah:
- Membersihkan luka dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah.
- Menerapkan prinsip aseptik saat membersihkan luka.
- Menggunakan antiseptik sesuai indikasi untuk mencegah infeksi.
- Menutup luka dengan balutan steril.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu (SDKI) / Risiko Infeksi (SLKI) / Perawatan Luka (SIKI)
- Definisi: Perubahan struktur dan fungsi kulit yang menyebabkan gangguan pada kulit.
- Faktor yang Berhubungan: Trauma fisik (jatuh dari motor).
- Karakteristik Definisi: Luka terbuka, perdarahan, dan kotoran pada luka.
3. Clinical Judgment: Jika setelah perawatan pasien mengeluh nyeri bertambah, langkah selanjutnya adalah:
- Mengevaluasi tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu, pembengkakan, atau eksudat berlebih.
- Memberikan analgetik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri.
- Jika terdapat tanda-tanda infeksi, memberikan antibiotik sesuai indikasi dan melakukan perawatan luka yang lebih intensif.
- Memantau perkembangan luka dan mengkaji ulang rencana perawatan jika diperlukan.
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah menetapkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai panduan praktik keperawatan yang komprehensif dan terstandar di Indonesia. -
Article No. 14225 | 16 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien perempuan, 19 tahun, datang ke klinik dengan luka di lutut akibat jatuh dari motor 2 jam yang lalu. Luka tampak merah, berdarah sedikit, dan ada sedikit kotoran (debu). Pasien mengeluh nyeri di area luka. 1. Critical Thinking: Apa yang perlu diperiksa sebelum membersihkan luka? 2. Clinical Reasoning: Apa penyebab utama keluhan pasien, dan bagaimana cara membersihkan luka dengan aman? 3. Clinical Judgment: Jika setelah perawatan pasien mengeluh nyeri bertambah, apa langkah selanjutnya?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
1. Critical Thinking:
Sebelum membersihkan luka, hal-hal yang perlu diperiksa antara lain:
- Tanda-tanda infeksi (misalnya, pembengkakan, kemerahan, panas, or nanah)
- Riwayat alergi atau reaksi obat
- Kemampuan pasien untuk merasakan sensasi di area luka (misal, neuropati)
- Riwayat penyakit lain yang dapat memengaruhi penyembuhan luka (misal, diabetes)
2. Clinical Reasoning:
Penyebab utama keluhan pasien adalah nyeri akibat luka di lutut. Cara membersihkan luka yang aman adalah:
- Membersihkan luka secara lembut menggunakan air bersih dan sabun antiseptik
- Membilas dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan debu
- Mengeringkan luka dengan kasa steril
- Menerapkan salep antibiotik dan menutup luka dengan perban steril
3. Clinical Judgment:
Jika setelah perawatan pasien mengeluh nyeri bertambah, langkah selanjutnya adalah:
- Menilai tanda-tanda infeksi (pembengkakan, kemerahan, panas, nanah)
- Memberikan analgesik sesuai resep dokter untuk mengurangi nyeri
- Memantau perkembangan luka secara berkala
- Jika kondisi tidak membaik, merujuk pasien ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut
Diagnosis Keperawatan:
- Risiko Infeksi berhubungan dengan luka terbuka
- Nyeri akut berhubungan dengan luka fisik
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi: Keadaan rentan individu terhadap masuknya patogen dari luar yang dapat menimbulkan infeksi.
- Nyeri Akut: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi: Tidak terjadi infeksi, luka tidak mengalami komplikasi, tidak ada tanda-tanda infeksi.
- Nyeri Akut: Terkendali, pasien dapat melaporkan penurunan intensitas nyeri.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Risiko Infeksi: Perawatan luka, pemberian antibiotik, pemantauan tanda infeksi.
- Nyeri Akut: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, teknik relaksasi. -
Article No. 14226 | 16 Mar 2025
Klinis : Pasien dengan Demam dan Batuk Seorang pasien laki-laki, 45 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. la juga mengalami batuk kering, badan lemas, dan tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suhu 38,5°C, nadi 90x/menit, pernapasan 22x/menit, dan tekanan darah 120/80 mmHg. 1. Critical Thinking: Data apa saja yang perlu dikumpulkan untuk mengetahui penyebab keluhan pasien? 2. Clinical Reasoning: Apa kemungkinan penyebab demam pasien dan tindakan keperawatan yang dapat diberikan? 3. Clinical Judgment: Jika setelah diberikan obat penurun panas suhu pasien tetap 38,5°C, apa langkah selanjutnya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan demam dan batuk.
1. Critical Thinking: Data yang perlu dikumpulkan untuk mengetahui penyebab keluhan pasien meliputi:
- Riwayat kesehatan saat ini: Kapan demam dan batuk mulai terjadi, apakah ada gejala lain yang menyertai, apakah ada pajanan terhadap penyakit menular, dan ada tidaknya riwayat penyakit kronis.
- Riwayat kesehatan sebelumnya: Apakah ada riwayat penyakit yang dapat menyebabkan demam, seperti infeksi, penyakit autoimun, atau malaria.
- Pemeriksaan fisik: Meliputi pengukuran tanda-tanda vital, pemeriksaan paru-paru, pemeriksaan tenggorokan, dan pemeriksaan fisik lainnya yang terkait.
- Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan laboratorium, seperti darah rutin, tes COVID-19, atau pemeriksaan lain yang sesuai untuk menentukan penyebab demam.
2. Clinical Reasoning: Kemungkinan penyebab demam pada pasien ini adalah infeksi saluran pernapasan, seperti pneumonia atau bronkitis. Tindakan keperawatan yang dapat diberikan meliputi:
- Pengawasan tanda-tanda vital secara berkala
- Pemberian obat penurun panas (antipiretik) sesuai resep dokter
- Edukasi mengenai pentingnya istirahat dan menjaga hidrasi
- Upaya untuk mengurangi batuk, seperti pemberian obat antitusif atau terapi inhalasi
- Monitoring intake dan output cairan untuk mencegah dehidrasi
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan penunjang dan pemberian terapi yang sesuai.
3. Clinical Judgment: Jika setelah diberikan obat penurun panas, suhu pasien tetap 38,5°C, maka langkah selanjutnya adalah:
Sebagai perawat, saya akan mengkaji ulang kondisi pasien dan melakukan hal-hal berikut:
- Mengevaluasi kembali riwayat kesehatan dan gejala yang dialami pasien untuk memastikan tidak ada komplikasi atau penyebab lain.
- Meninjau kembali pemberian obat penurun panas, memastikan dosis dan frekuensi yang tepat.
- Melakukan pemeriksaan penunjang tambahan, seperti tes laboratorium atau pencitraan, untuk mengidentifikasi penyebab demam yang persisten.
- Berkolaborasi dengan dokter untuk mempertimbangkan pemberian terapi lain, seperti antibiotik atau antiviral, sesuai dengan hasil pemeriksaan dan dugaan penyebabnya.
- Memantau tanda-tanda vital secara lebih ketat dan memberikan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengelola demam dan batuk.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya akan terus berupaya mencari penyebab dan memberikan perawatan yang komprehensif untuk mengatasi kondisi pasien ini. Komunikasi yang efektif dengan pasien dan tim kesehatan lainnya sangat penting dalam proses diagnosis dan penanganan yang tepat. -
Article No. 14227 | 16 Mar 2025
Klinis : Pasien dengan Demam dan Batuk Seorang pasien laki-laki, 45 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu. la juga mengalami batuk kering, badan lemas, dan tidak nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suhu 38,5°C, nadi 90x/menit, pernapasan 22x/menit, dan tekanan darah 120/80 mmHg. 1. Critical Thinking: Data apa saja yang perlu dikumpulkan untuk mengetahui penyebab keluhan pasien? 2. Clinical Reasoning: Apa kemungkinan penyebab demam pasien dan tindakan keperawatan yang dapat diberikan? 3. Clinical Judgment: Jika setelah diberikan obat penurun panas suhu pasien tetap 38,5°C, apa langkah selanjutnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan analisis terkait kondisi pasien dengan keluhan demam dan batuk sesuai dengan format yang Anda berikan.
1. Critical Thinking: Data yang perlu dikumpulkan untuk mengetahui penyebab keluhan pasien:
a. Data subjektif:
- Lama demam (kapan dimulai, berapa lama, pola peningkatan suhu)
- Karakteristik batuk (produktif/kering, frekuensi, ada/tidaknya dahak)
- Keluhan lain yang menyertai (nyeri, mual, muntah, sakit kepala, dll.)
- Riwayat penyakit sebelumnya (kronis/menular)
- Riwayat kontak dengan orang sakit
- Aktivitas/pekerjaan pasien
b. Data objektif:
- Tanda-tanda vital (suhu, nadi, respirasi, tekanan darah)
- Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi)
- Hasil pemeriksaan penunjang (laboratorium, radiologi, dll.)
2. Clinical Reasoning: Kemungkinan penyebab demam pasien dan tindakan keperawatan yang dapat diberikan:
a. Kemungkinan penyebab demam:
- Infeksi saluran pernapasan atas (common cold, influenza, pneumonia)
- Infeksi bakterial (pneumonia, bronkitis, sinusitis)
- Infeksi virus (influenza, COVID-19)
b. Tindakan keperawatan yang dapat diberikan:
- Pengkajian tanda-tanda vital dan gejala secara berkala
- Pemberian obat penurun panas (antipiretik) sesuai resep dokter
- Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat
- Edukasi tentang tanda bahaya dan penanganan mandiri di rumah
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut
3. Clinical Judgment: Jika setelah diberikan obat penurun panas suhu pasien tetap 38,5°C, langkah selanjutnya:
- Lakukan evaluasi ulang tanda-tanda vital dan gejala pasien
- Cari kemungkinan penyebab lain yang tidak respon terhadap antipiretik
- Pertimbangkan pemeriksaan penunjang lanjutan (laboratorium, rontgen, dll.)
- Konsultasi dengan dokter untuk kemungkinan pengobatan lain atau rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Suhu tubuh kembali normal (36,5-37,5°C)
- Batuk dan produksi dahak berkurang
- Pasien tidak mengalami komplikasi (seperti pneumonia)
- Pasien dapat beraktivitas normal tanpa keluhan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen demam
- Manajemen batuk
- Manajemen nutrisi
- Edukasi terkait penyakit dan penanganannya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, dll.)
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam mengelola pasien dengan keluhan demam dan batuk. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya.