Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16212 | 25 Apr 2025
Klinis : Ny. K usia 29 tahun datang ke VK RS K pada tanggal 7 Desember 2020 dengan keluhan nyeri. Pasien diantar oleh suami, mengatakan merasa hamil 9 bulan (G3P1A1 36 minggu). Pasien mengatakan sejak pukul 14.00 keluar air banyak dari kemaluan disertai dengan mules hilang timbul. Hasil pengkajian HPHT: 20 Maret 2020 TB: 159 cm, BB saatini 65 kg (sebelum: 55kg), pada saat kehamilan 8 bulan pasien mengatakan pernah dirawat karena diare, pernah mengalami keguguran pada kehamilan pertama usia 2 bulan. TD: 120/70mmHg, N: 88x/menit, S:37°C, RR: 19x/menit. Pasien mengatakan rajin memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan leopold didapatkan bokong pada fundus, letak punggung kiri, DJJ: 144x/menit, TFU: 27 cm, presentasi kepala, konvergen. VT: serviks tebal lunak, pembukaan 3 cm, Hodge III.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, dapat ditentukan Diagnosa Keperawatan, serta penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia, sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi Neonatal berhubungan dengan pecahnya ketuban sebelum waktunya.
Penjelasan singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- SDKI adalah pedoman standar untuk menentukan diagnosis keperawatan yang digunakan oleh perawat di Indonesia.
- Diagnosa "Risiko Infeksi Neonatal" mengacu pada SDKI, yang menjelaskan bahwa kondisi ini berhubungan dengan faktor risiko seperti pecahnya ketuban sebelum waktunya.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah pedoman standar untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan di Indonesia.
- Dalam kasus ini, luaran yang diharapkan adalah mencegah terjadinya infeksi neonatal, seperti penurunan tanda-tanda infeksi pada bayi dan peningkatan status kesehatan bayi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah pedoman standar untuk menentukan intervensi keperawatan yang perlu dilakukan di Indonesia.
- Intervensi yang dapat dilakukan antara lain: pemantauan tanda-tanda vital dan tanda infeksi pada ibu dan bayi, pemberian antibiotik profilaksis, menjaga kebersihan vagina, serta koordinasi dengan tim kesehatan lainnya untuk mencegah komplikasi infeksi.
Secara singkat, Ny. K memiliki risiko infeksi neonatal akibat pecahnya ketuban sebelum waktunya, sehingga perlu dilakukan tindakan keperawatan yang berpedoman pada SDKI, SLKI, dan SIKI untuk mencegah komplikasi dan menjaga kesehatan ibu serta bayi. -
Article No. 16213 | 25 Apr 2025
Klinis : Ny. K usia 29 tahun datang ke VK RS K pada tanggal 7 Desember 2020 dengan keluhan nyeri. Pasien diantar oleh suami, mengatakan merasa hamil 9 bulan (G3P1A1 36 minggu). Pasien mengatakan sejak pukul 14.00 keluar air banyak dari kemaluan disertai dengan mules hilang timbul. Hasil pengkajian HPHT: 20 Maret 2020 TB: 159 cm, BB saatini 65 kg (sebelum: 55kg), pada saat kehamilan 8 bulan pasien mengatakan pernah dirawat karena diare, pernah mengalami keguguran pada kehamilan pertama usia 2 bulan. TD: 120/70mmHg, N: 88x/menit, S:37°C, RR: 19x/menit. Pasien mengatakan rajin memeriksakan kehamilannya. Pemeriksaan leopold didapatkan bokong pada fundus, letak punggung kiri, DJJ: 144x/menit, TFU: 27 cm, presentasi kepala, konvergen. VT: serviks tebal lunak, pembukaan 3 cm, Hodge III.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan kondisi dan hasil pengkajian yang diberikan, berikut adalah:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut.
- Etiologi: Kontraksi uterus, peningkatan aktivitas otot uterus.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol Nyeri
- Definisi: Kemampuan individu untuk dapat mengatur atau menurunkan rasa nyeri yang dirasakan.
- Kriteria Hasil:
a. Melaporkan nyeri berkurang
b. Menggunakan teknik pengelolaan nyeri
c. Menunjukkan ekspresi wajah dan perilaku yang relaks
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
- Definisi: Serangkaian tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau meminimalkan rasa nyeri yang dialami pasien.
- Tindakan:
a. Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas)
b. Identifikasi faktor-faktor yang memperberat atau memperingan nyeri
c. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai resep dokter
d. Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengurangi nyeri (misalnya relaksasi, distraksi, imagery)
e. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien Ny. K yang mengalami nyeri akibat kontraksi uterus pada kehamilan 36 minggu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus. Luaran yang diharapkan adalah Kontrol Nyeri, dimana pasien mampu melaporkan nyeri berkurang, menggunakan teknik pengelolaan nyeri, dan menunjukkan ekspresi wajah serta perilaku yang relaks. Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah Manajemen Nyeri, yaitu melakukan pengkajian nyeri, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi, kolaborasi pemberian analgesik, pengajaran teknik non-farmakologi, serta evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri. -
Article No. 16215 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat dari SDKI, SLKI, dan SIKI standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan pilek:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Peningkatan produksi sekret, edema membran mukosa, dan penurunan kemampuan batuk.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang termasuk dalam domain Pertukaran.
- Diagnosa ini menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk membersihkan saluran napas dari sekret atau obstruksi, sehingga mengakibatkan jalan napas tidak efektif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, yaitu kemampuan pasien untuk membersihkan saluran napas dari sekret atau obstruksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Jalan Napas, yang bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- Contoh intervensi: Pemberian oksigen, suction, inhalasi, dan latihan batuk efektif.
Dengan adanya diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang terstandar, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang sistematis dan berkualitas untuk mengatasi masalah bersihan jalan napas tidak efektif pada pasien dengan keluhan pilek. -
Article No. 16216 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan pilek
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang datang dengan keluhan pilek.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Gejala: Suara napas tambahan, sekresi jalan napas berlebih, batuk tidak efektif, sianosis.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, kekuatan otot pernapasan tidak adekuat, hipersekresi jalan napas.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Bersihan jalan napas meningkat, sekresi jalan napas berkurang, frekuensi napas dalam batas normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen sekresi, terapi oksigen.
2. Gangguan Pola Napas
Definisi: Perubahan dalam frekuensi, kedalaman, atau irama pernapasan yang memengaruhi pertukaran gas.
SDKI:
- Gejala: Frekuensi napas meningkat atau menurun, irama napas tidak teratur, perubahan kedalaman napas.
- Penyebab: Obstruksi jalan napas, kekuatan otot pernapasan tidak adekuat, gangguan sistem saraf pusat.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Frekuensi napas dalam batas normal, irama napas teratur, kedalaman napas adekuat.
SIKI:
- Intervensi: Manajemen jalan napas, manajemen oksigenasi, terapi inhalasi.
Dalam konteks ini, pasien datang dengan keluhan pilek, yang dapat menyebabkan diagnosa keperawatan Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Gangguan Pola Napas. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen jalan napas, manajemen sekresi, terapi oksigen, dan manajemen oksigenasi. -
Article No. 16217 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk bersin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk bersin, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Produksi sekret yang berlebihan, obstruksi jalan napas, dan ketidakmampuan untuk batuk atau bersin secara efektif.
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil:
- Paten jalan napas
- Tidak ada suara napas tambahan
- Mampu batuk atau bersin secara efektif
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Kadar oksigen darah dalam rentang normal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas.
- Kegiatan:
- Mengkaji jalan napas pasien
- Memposisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
- Mengajarkan teknik batuk efektif
- Memberikan suplementasi oksigen jika diperlukan
- Melakukan fisioterapi dada atau postural drainage jika perlu
- Memantau respons pasien terhadap intervensi
Penjelasan Singkat:
Diagnosa keperawatan "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif" diidentifikasi karena pasien datang dengan keluhan batuk bersin, yang dapat menunjukkan adanya masalah dengan bersihan jalan napas. Tujuan utama intervensi keperawatan adalah untuk mempertahankan atau meningkatkan bersihan jalan napas, seperti mengkaji kondisi jalan napas, mengajarkan teknik batuk efektif, dan memberikan suplementasi oksigen jika diperlukan. Luaran yang diharapkan adalah pasien memiliki jalan napas yang paten, tidak ada suara napas tambahan, mampu batuk atau bersin secara efektif, dan memiliki kadar oksigen darah dalam rentang normal. -
Article No. 16218 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk dan amandel
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan batuk dan amandel.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Adanya sekret yang berlebihan, adanya edema pada saluran napas, dan adanya infeksi pada saluran napas.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
- Penyebab: Inflamasi dan spasme otot pada amandel.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif: Menggambarkan ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Nyeri Akut: Menggambarkan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan Jalan Napas Efektif: Menggambarkan kemampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Manajemen Nyeri: Menggambarkan kemampuan untuk mengontrol rasa nyeri dan mencapai tingkat kenyamanan yang diinginkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Jalan Napas: Intervensi untuk memfasilitasi bersihan jalan napas dan mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal.
- Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengidentifikasi dan mengendalikan penyebab, durasi, dan intensitas nyeri serta meningkatkan toleransi terhadap nyeri.
Dalam kasus ini, pasien dengan keluhan batuk dan amandel memerlukan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen jalan napas dan manajemen nyeri untuk mencapai luaran yang diharapkan, yaitu bersihan jalan napas yang efektif dan manajemen nyeri yang optimal. -
Article No. 16219 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk dan amandel
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, yaitu pasien dengan keluhan batuk dan amandel, berikut adalah contoh Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat menurut standar SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membuang sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
- Penyebab: Infeksi saluran napas atas, peradangan amandel, produksi sekret yang berlebihan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Indikator: Frekuensi batuk produktif, kemampuan mengeluarkan sekret, suara napas bersih.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
- Intervensi: Monitor pola napas, auskultasi suara napas, ajarkan teknik batuk efektif, berikan humidifikasi oksigen, lakukan suction jika diperlukan.
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan batuk dan amandel dapat mengalami Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, yang disebabkan oleh infeksi saluran napas atas dan peradangan amandel. Hal ini dapat menyebabkan produksi sekret yang berlebihan, sehingga pasien kesulitan untuk mengeluarkan sekret tersebut. Tujuan keperawatan adalah mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif, yang dapat dicapai melalui intervensi seperti pemantauan pola napas, auskultasi suara napas, pengajaran teknik batuk efektif, pemberian humidifikasi oksigen, dan suction jika diperlukan. -
Article No. 16220 | 25 Apr 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan batuk dan amandel
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan batuk dan amandel, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas.
SLKI:
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mempertahankan bersihan jalan napas yang efektif.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Monitor status pernafasan
- Berikan posisi semi-fowler atau fowler
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan
- Kolaborasi dengan pemberian terapi nebulizer atau bronkodilator
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain).
SLKI:
Luaran yang diharapkan: Pasien dapat mengendalikan nyeri.
SIKI:
Intervensi Keperawatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri
- Kolaborasi dengan pemberian terapi antiinflamasi atau obat lain untuk amandel
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah keperawatan, menetapkan tujuan keperawatan, dan memberikan intervensi yang komprehensif untuk mengatasi kondisi pasien dengan batuk dan amandel. -
Article No. 16221 | 25 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Sebagai perawat, saya akan mendiagnosis kondisi pasien tersebut dan memberikan penjelasan singkat mengenai standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan infeksi paru (tuberkulosis)
- Ditandai dengan batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan penurunan nafsu makan
- Ditandai dengan penurunan berat badan.
Penjelasan Singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI merupakan panduan untuk mengidentifikasi diagnosa keperawatan berdasarkan data pasien.
- Dalam kasus ini, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI merupakan panduan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan.
- Untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif, luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif.
- Untuk diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh, luaran yang diharapkan adalah Keseimbangan Nutrisi.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI merupakan panduan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi untuk diagnosa Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dapat meliputi Manajemen Jalan Napas, Terapi Oksigen, dan Fisioterapi Dada.
- Intervensi untuk diagnosa Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh dapat meliputi Manajemen Nutrisi dan Konseling Gizi.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami kondisi pasien dan standar SDKI, SLKI, serta SIKI yang digunakan dalam praktik keperawatan di Indonesia. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. -
Article No. 16222 | 25 Apr 2025
Klinis : Bab darah seminggu
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang paling sesuai dengan kondisi "Bab darah seminggu" adalah Perdarahan (Hemorrhage). Perdarahan didefinisikan sebagai kehilangan darah dari sistem vaskuler, baik internal maupun eksternal, dalam jumlah yang melebihi normal. Dalam kasus ini, pasien mengalami perdarahan dari saluran pencernaan yang terjadi selama seminggu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Stabilitas Hemodinamik: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital yang stabil, termasuk tekanan darah, denyut nadi, dan frekuensi pernapasan yang berada dalam rentang normal.
2. Kontrol Perdarahan: Pasien tidak lagi mengalami perdarahan dari saluran pencernaan dan tidak ditemukan adanya tanda-tanda perdarahan aktif.
3. Peningkatan Kadar Hemoglobin: Kadar hemoglobin pasien meningkat ke dalam batas normal, menunjukkan adanya perbaikan sistem hematologis.
4. Pemulihan Fungsi Organ: Fungsi organ-organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal, kembali normal atau menunjukkan perbaikan yang signifikan.
5. Peningkatan Pengetahuan: Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang penyebab, tanda-tanda, dan tindakan yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan di masa depan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Pemantauan Hemodinamik: Melakukan pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital pasien, termasuk tekanan darah, denyut nadi, frekuensi pernapasan, dan saturasi oksigen, untuk memastikan stabilitas hemodinamik.
2. Pengendalian Perdarahan: Melakukan tindakan-tindakan untuk menghentikan perdarahan, seperti pemberian obat-obatan hemostatik, tindakan endoskopi, atau bahkan tindakan pembedahan jika diperlukan.
3. Resusitasi Cairan dan Produk Darah: Memberikan cairan intravena dan produk darah (seperti transfusi darah atau komponen darah) untuk mempertahankan volume darah, memperbaiki status hemodinamik, dan meningkatkan kadar hemoglobin.
4. Pemantauan Fungsi Organ: Melakukan pemantauan terhadap fungsi organ-organ vital, seperti jantung, paru-paru, dan ginjal, untuk memastikan pemulihan yang optimal.
5. Edukasi Pasien dan Keluarga: Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, tanda-tanda, dan tindakan pencegahan perdarahan di masa depan, serta pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan tindak lanjut.
6. Kolaborasi dengan Tim Kesehatan Lain: Berkolaborasi dengan dokter, ahli gizi, dan profesi kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang komprehensif dan terintegrasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan dan memperoleh pemulihan yang optimal dari kondisi perdarahan yang dialaminya.