Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14426 | 18 Mar 2025
Klinis : diagnosa medis mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan rekomendasi yang rinci dan terperinci untuk menangani kondisi mual berdasarkan standar asuhan keperawatan yang ada.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi mual adalah "Mual (00134)". Mual didefinisikan sebagai sensasi tidak nyaman di ulu hati yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti efek samping obat, kimiawi, psikologis, atau bahkan terkait dengan penyakit tertentu.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran/output yang diharapkan adalah:
1. Kontrol Mual: Pasien mampu mengendalikan sensasi mual yang dirasakan.
2. Tidak Terjadi Muntah: Pasien tidak mengalami episode muntah selama perawatan.
3. Peningkatan Kenyamanan: Pasien merasakan peningkatan kenyamanan secara fisik dan psikologis.
4. Pengetahuan Manajemen Mual: Pasien memiliki pengetahuan yang baik tentang cara mengelola mual.
5. Partisipasi dalam Perawatan: Pasien terlibat aktif dalam proses perawatan dan pengambilan keputusan terkait penanganan mual.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Mual (6740):
- Identifikasi faktor penyebab mual (misalnya obat, makanan, stres, dll.)
- Berikan antiemetik sesuai resep medis
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi sensasi mual
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat membantu mengatasi mual
- Pantau tanda-tanda vital dan status cairan pasien
2. Manajemen Nutrisi (1100):
- Evaluasi status nutrisi pasien
- Berikan makanan dan minuman yang mudah dicerna dan tidak memperparah mual
- Atur jadwal pemberian makan kecil tapi sering
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan diet yang sesuai
3. Manajemen Rasa Nyaman (1400):
- Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
- Berikan posisi yang nyaman bagi pasien
- Lakukan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi rasa tidak nyaman (misalnya terapi aroma, kompres hangat/dingin)
- Monitor dan atasi keluhan lain yang dapat memengaruhi rasa nyaman
4. Edukasi Manajemen Mual (5602):
- Jelaskan penyebab, gejala, dan manajemen mual kepada pasien dan keluarga
- Ajarkan teknik-teknik untuk mengelola mual di rumah
- Berikan materi edukasi tertulis dan instruksikan pasien untuk mempelajarinya
- Libatkan keluarga dalam proses edukasi dan perawatan
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mampu mengendalikan mual, mencegah muntah, meningkatkan kenyamanan, dan memiliki pengetahuan yang baik untuk mengelola kondisi mualnya. -
Article No. 14427 | 18 Mar 2025
Klinis : Ny. B masuk rumah sakit dengan keluhan merasakan nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang hilang timbul, namun tidak kunjung membaik. Selain itu pasien mengatakan BAK nyeri, nyeri yang dirasakan seperti melilit. Pasien memiliki kebiasaan minum-minuman bersoda dan jarang meminum air putih serta tidak diimbangi dengan kegiatan olah raga rutin. Pengkajian pre operasi: Pasien mengeluh nyeri pinggang kiri, kolik dan disertai hematuria, nyeri dirasakan menjalar hingga ke bagian depan. Pasien juga mengatakan BAK sering tidak tuntas, anyang-anyang, BAK nyeri. Pasien direncanakan untuk tindakan PCNL yang akan dijadwalkan 2 hari mendatang. Pasien sedikit cemas karena akan dilakukan operasi. Ini merupakan operasi yang pertama pasien. Pasien mengatakan mual muntah (+), konjungtiva tidak anemis sklera tidak ikterik. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti ke kamar mandi meskipun kadang harus menahan nyeri pinggang. Pengkajian post operasi hari pertama pasien mengeluh nyeri hilang timbul, nyeri pinggang kiri, bertambah saat digerakkan, rasa seperti di tusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. Terdapat luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. Pasien merupakan ibu rumah tangga dengan 2 orang anak. Ketika sakit peran sebagai ibu sedikit terhambat, namun keluarga memberi support penuh untuk kesembuhan klien. Pasien kooperatif saat perawat dan dokter melakukan perawatan dan mendukung tindakan medis dan keperawatan untuk kesembuhan. Hasil pemeriksaan TTV: TD 140/70 mmHg, N 72 x/menit nadi teraba kuat dan teratur, RR 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler ki =ka. Pemeriksaan Penunjang Pre-Op: Hasil urinalisa (21/6/17): Albumin: +2, kristal kalsium oksalat +. Hasil CT Scan abdomen hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21 Hasil laboratotium → Hb = 10 gr/dl, Ht 30%. Data Subjektif: a. Keluhan Nyeri: • Nyeri pinggang sejak 1 hari SMRS. • Nyeri pinggang hilang timbul, tidak kunjung membaik. • Nyeri dirasakan seperti melilit. • Nyeri menjalar hingga ke bagian depan. • Nyeri pinggang kiri, kolik, dan bertambah saat digerakkan. • Rasa nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala 4-5 selama 5-10 menit. b. Gejala Lain: • BAK nyeri, sering tidak tuntas, dan anyang-anyangan. • Mual muntah (+). • Pasien cemas karena akan dilakukan operasi (ini merupakan operasi pertama pasien). c. Kebiasaan: • Kebiasaan minum minuman bersoda dan jarang meminum air putih. • Tidak diimbangi dengan kegiatan olahraga rutin. d. Peran dalam Keluarga: • Peran sebagai ibu sedikit terhambat karena sakit, namun keluarga memberi dukungan penuh. Data Objektif: a. Pemeriksaan Fisik: • TTV: o TD: 140/70 mmHg o Nadi: 72 x/menit, teraba kuat dan teratur. o RR: 18 x/menit, irama nafas teratur, vesikuler. • Konjungtiva tidak anemia, sklera tidak ikterik. • Luka post operasi di area PCNL di pinggang kiri yang tertutup verban. b. Pemeriksaan Penunjang Pre-Operasi: • Hasil urinalisa: o Albumin: +2 o Kristal kalsium oksalat: + • Hasil CT Scan abdomen: o Hidronefrosis grade IV kiri dan hidroureter proximal sampai distal e.c. batu ureter distal ukuran ± 1,26 x 1,79 x 4,21. • Hasil laboratorium: o Hb: 10 gr/dl o Ht: 30%. tentukan diagnosa aktual yang dapat diangkat dari kasus diatas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan jaringan.
Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (batu saluran kemih).
2. Gangguan Eliminasi Urin
Definisi: Perubahan pola berkemih yang mengganggu fungsi fisiologis normal.
Faktor yang berhubungan: Obstruksi (batu saluran kemih).
3. Ansietas
Definisi: Respon emosional dan fisiologis terhadap sumber ancaman atau bahaya yang tidak jelas atau tidak diketahui.
Faktor yang berhubungan: Prosedur pembedahan yang belum pernah dialami sebelumnya.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Terkontrol
Kriteria hasil:
a. Pasien melaporkan nyeri berkurang.
b. Pasien mampu menggunakan teknik non-farmakologis untuk mengurangi nyeri.
c. Pasien mengetahui penyebab dan faktor yang memengaruhi nyeri.
2. Pola Berkemih Kembali Normal
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat buang air kecil dengan lancar.
b. Pasien tidak mengalami nyeri saat buang air kecil.
c. Pasien tidak mengalami infeksi saluran kemih.
3. Tingkat Kecemasan Terkendali
Kriteria hasil:
a. Pasien dapat mengungkapkan perasaan cemas.
b. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi untuk mengurangi kecemasan.
c. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nyeri
a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri dan faktor pencetus.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
c. Ajarkan pasien teknik non-farmakologis, seperti kompres hangat, distraksi, dan relaksasi.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
2. Manajemen Eliminasi
a. Pantau tanda-tanda infeksi saluran kemih, seperti nyeri saat berkemih, urine keruh, dan bau urine yang tidak normal.
b. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi sesuai indikasi, seperti antibiotik atau tindakan untuk mengatasi obstruksi.
c. Ajarkan pasien tentang pola minum yang baik, seperti minum air putih yang cukup.
d. Pantau jumlah dan karakteristik urine pasien.
3. Manajemen Kecemasan
a. Kaji tingkat kecemasan pasien dengan menggunakan alat ukur yang sesuai.
b. Berikan informasi yang jelas dan lengkap tentang prosedur pembedahan yang akan dilakukan.
c. Ajarkan teknik relaksasi, seperti pernafasan dalam, untuk mengurangi kecemasan.
d. Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan emosional bagi pasien.
e. Evaluasi efektivitas intervensi dan lakukan modifikasi jika diperlukan.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan data yang diberikan adalah Nyeri Akut, Gangguan Eliminasi Urin, dan Ansietas. Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan meliputi Nyeri Terkontrol, Pola Berkemih Kembali Normal, dan Tingkat Kecemasan Terkendali. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran mencakup Manajemen Nyeri, Manajemen Eliminasi, dan Manajemen Kecemasan. Setiap poin dijelaskan secara rinci dan terperinci sesuai dengan kebutuhan pasien, dengan tone akademis dan persona pakar/perawat. -
Article No. 14428 | 18 Mar 2025
Klinis : Pasien sering mendengar suara-suara yang menyuruhnya untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain Pasien sering merasa ada orang yang mengikutinya dan ingin mencelakainya Pasien pernah memukul adiknya karena merasa adiknya bersekongkol untuk mencelakainya Pasien pernah memecahkan kaca jendela rumah dan mencoba membakar kamarnya sendiri Pasien sulit tidur Pasien mulai menggunakan sabu-sabu dan ekstasi sejak usia 22 tahun karena diajak teman-temannya Pasien menggunakan NAPZA untuk merasa lebih percaya diri dan berenergi Dalam lima tahun terakhir, pasien sering mengonsumsi NAPZA dalam jumlah berlebihan, terutama saat merasa stres atau marah. Pasien masih memiliki harapan untuk sembuh dan percaya bahwa tenaga kesehatan dapat membantunya dalam proses pemulihan Pasien masuk ke IGD setelah mengamuk dan mencoba melukai dirinya sendiri dengan pisau Dalam enam bulan terakhir, pasien semakin sering mengamuk tanpa alasan yang jelas Pasien pernah mencoba bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya menggunakan pisau Di ruangan perawatan, pasien terlihat gelisah dan sering mondar-mandir. Pasien berbicara sendiri, tertawa tanpa sebab, dan sesekali berteriak marah Pasien sering menatap tajam ke arah orang lain sehingga teman-teman satu ruangan merasa takut mendekatinya Terkadang sulit fokus saat diajak berkomunikasi dengan dokter dan perawat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala-gejala yang Anda jelaskan, dapat ditegakkan diagnosis keperawatan:
1. Halusinasi
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Halusinasi
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pemulihan Halusinasi
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen Halusinasi
Penjelasan:
Pasien mengalami halusinasi pendengaran yang menyuruhnya untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain. Pasien juga mengalami halusinasi penglihatan di mana ia merasa ada orang yang mengikutinya dan ingin mencelakainya.
2. Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Risiko Perilaku Kekerasan
- SLKI: Pengendalian Perilaku Kekerasan
- SIKI: Manajemen Perilaku Kekerasan
Penjelasan:
Pasien telah menunjukkan perilaku kekerasan dengan memukul adiknya dan mencoba melukai dirinya sendiri. Pasien juga sering mengamuk tanpa alasan yang jelas, sehingga berisiko melakukan perilaku kekerasan terhadap diri sendiri maupun orang lain.
3. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan Pola Tidur
- SLKI: Kualitas Tidur Membaik
- SIKI: Manajemen Insomnia
Penjelasan:
Pasien mengalami kesulitan tidur, yang dapat disebabkan oleh gejala halusinasi dan kecemasan yang dialaminya.
4. Penyalahgunaan Zat
- SDKI: Penyalahgunaan Zat
- SLKI: Pemulihan Fungsi
- SIKI: Manajemen Putus Zat
Penjelasan:
Pasien telah menggunakan NAPZA (narkotika, psikotropika, dan zat adiktif) sejak usia 22 tahun, dan semakin sering mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan, terutama saat merasa stres atau marah.
Secara umum, pasien ini memerlukan perawatan yang komprehensif, mencakup intervensi keperawatan untuk mengatasi halusinasi, risiko perilaku kekerasan, gangguan pola tidur, dan penyalahgunaan zat. Selain itu, pasien juga perlu mendapatkan dukungan psikologis dan rehabilitasi untuk membantu proses pemulihan. -
Article No. 14429 | 18 Mar 2025
Klinis : manajemen kesehatan termasuk preventif primer, sekunder, atau tersier
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi manajemen kesehatan yang mencakup preventif primer, sekunder, dan tersier.
Diagnosa Keperawatan:
1. Manajemen Kesehatan Primer: Promosi Kesehatan
- Definisi: Kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan yang optimal.
- Tujuan: Mendukung individu, keluarga, dan masyarakat dalam mengembangkan perilaku hidup sehat.
- Intervensi Keperawatan: Edukasi gaya hidup sehat, pengembangan keterampilan hidup sehat, dan fasilitasi akses ke sumber daya kesehatan.
2. Manajemen Kesehatan Sekunder: Deteksi Dini
- Definisi: Kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk mengenali tanda dan gejala penyakit secara dini.
- Tujuan: Memfasilitasi individu, keluarga, dan masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini.
- Intervensi Keperawatan: Skrining kesehatan, edukasi tanda dan gejala penyakit, dan koordinasi dengan pelayanan kesehatan.
3. Manajemen Kesehatan Tersier: Rehabilitasi
- Definisi: Kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk memulihkan, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi fisik, mental, dan sosial yang optimal.
- Tujuan: Memfasilitasi individu, keluarga, dan masyarakat dalam proses pemulihan dan peningkatan kualitas hidup.
- Intervensi Keperawatan: Terapi fisik, terapi okupasi, terapi psikologis, dan koordinasi dengan tim rehabilitasi.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) merupakan panduan yang digunakan oleh perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengevaluasi hasil dari intervensi keperawatan. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah panduan yang digunakan perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan.
Sebagai seorang pakar keperawatan, saya memahami bahwa manajemen kesehatan yang komprehensif mencakup tiga level preventif: primer, sekunder, dan tersier. Setiap level memiliki diagnosa keperawatan, tujuan, dan intervensi yang spesifik untuk mendukung individu, keluarga, dan masyarakat dalam mencapai kesehatan optimal. -
Article No. 14430 | 18 Mar 2025
Klinis : M.N., usia 40 tahun, dirawat dengan kolesistitis akut. Setelah menjalani kolesistektomi terbuka, ia dirawat di lantai bedah. Dia memiliki selang nasogastrik untuk penyedotan dinding rendah secara terus menerus, infus oneperifer, dan balutan perut yang besar. M.N berkata ia merasakan nyeri skala 7 (dari 1-10), dibagian post operasi rasanya seperti ditusuk tusuk. Intruksi dokter adalah sebagai berikut: Diet rendah lemak sesuai toleransi, D5 ½ NS dengan 40 mEq KCl pada 125 mL/jam. Tekanan darah 148/82 mmHg, Denyut jantung 118 kali/menit, Frekuensi nafas 24 kali/menit, Suhu 101° F (38,3°C), SaO2 88%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) untuk kasus M.N. sebagai berikut:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan: Agen cedera biologis (pembedahan kolesistektomi terbuka).
- Gejala dan tanda mayor: Ekspresi wajah mengernyit, mengeluh nyeri, skala nyeri 7 dari 10.
b. Risiko Perubahan Volume Cairan
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan jumlah dan komposisi cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Prosedur pembedahan, pemasangan selang nasogastrik, dan infus.
c. Risiko Infeksi
- Definisi: Berisiko mengalami invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Faktor yang berhubungan: Pembedahan, pemasangan selang nasogastrik, dan balutan perut yang besar.
2. Penjelasan Singkat:
a. Nyeri Akut:
- SLKI: Tingkat Nyeri Terkontrol
- SIKI: Manajemen Nyeri, Relaksasi, Terapi Sentuhan
b. Risiko Perubahan Volume Cairan:
- SLKI: Keseimbangan Cairan Terkendali
- SIKI: Manajemen Cairan, Terapi Intravena
c. Risiko Infeksi:
- SLKI: Tidak Terjadi Infeksi
- SIKI: Pencegahan Infeksi, Perawatan Luka Operasi
Secara keseluruhan, fokus utama perawatan akan menekankan pada manajemen nyeri, pemantauan dan pengendalian cairan, serta pencegahan infeksi untuk memfasilitasi pemulihan pasca operasi M.N. -
Article No. 14431 | 18 Mar 2025
Klinis : M.N., usia 40 tahun, dirawat dengan kolesistitis akut. Setelah menjalani kolesistektomi terbuka, ia dirawat di lantai bedah. Dia memiliki selang nasogastrik untuk penyedotan dinding rendah secara terus menerus, infus oneperifer, dan balutan perut yang besar. M.N berkata ia merasakan nyeri skala 7 (dari 1-10), dibagian post operasi rasanya seperti ditusuk tusuk. Intruksi dokter adalah sebagai berikut: Diet rendah lemak sesuai toleransi, D5 ½ NS dengan 40 mEq KCl pada 125 mL/jam. Tekanan darah 148/82 mmHg, Denyut jantung 118 kali/menit, Frekuensi nafas 24 kali/menit, Suhu 101° F (38,3°C), SaO2 88%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi M.N. yang Anda berikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan prosedur pembedahan (kolesistektomi terbuka)
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia): Nyeri akut adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah tersebut.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Pasien melaporkan nyeri terkontrol, pasien dapat beradaptasi dengan nyeri, dan pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgetik, terapi non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas intervensi.
2. Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan prosedur pembedahan (kolesistektomi terbuka)
Penjelasan:
- SDKI: Risiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit adalah keadaan di mana individu rentan mengalami kelebihan atau kekurangan cairan dan elektrolit.
- SLKI: Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam rentang normal, pasien menunjukkan hasil tes laboratorium dalam batas normal, dan pasien tidak mengalami tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
- SIKI: Pemantauan status cairan dan elektrolit, pemberian cairan/elektrolit sesuai kebutuhan, dan edukasi pasien terkait diet dan asupan cairan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan (kolesistektomi terbuka) dan penggunaan alat medis (selang nasogastrik, infus)
Penjelasan:
- SDKI: Risiko infeksi adalah keadaan di mana individu rentan mengalami infeksi.
- SLKI: Pasien tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi, pasien tidak memiliki kultur positif, dan pasien tidak memerlukan terapi antibiotik.
- SIKI: Perawatan luka operasi, pencegahan infeksi, dan pemantauan tanda-tanda infeksi.
Harap diingat bahwa diagnosa keperawatan dan intervensi dapat disesuaikan dengan kondisi klinis pasien yang spesifik. Penjelasan di atas hanya merupakan contoh umum berdasarkan kondisi yang Anda berikan. -
Article No. 14432 | 18 Mar 2025
Klinis : M.N., usia 40 tahun, dirawat dengan kolesistitis akut. Setelah menjalani kolesistektomi terbuka, ia dirawat di lantai bedah. Dia memiliki selang nasogastrik untuk penyedotan dinding rendah secara terus menerus, infus oneperifer, dan balutan perut yang besar. M.N berkata ia merasakan nyeri skala 7 (dari 1-10), dibagian post operasi rasanya seperti ditusuk tusuk. Intruksi dokter adalah sebagai berikut: Diet rendah lemak sesuai toleransi, D5 ½ NS dengan 40 mEq KCl pada 125 mL/jam. Tekanan darah 148/82 mmHg, Denyut jantung 118 kali/menit, Frekuensi nafas 24 kali/menit, Suhu 101° F (38,3°C), SaO2 88%.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, berdasarkan informasi yang diberikan, saya dapat mengidentifikasi beberapa diagnosa keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien M.N. Berikut adalah beberapa diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan format SDKI-SLKI-SIKI:
1. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah tersebut (nyeri).
- SLKI: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dialami oleh pasien.
- SIKI: Pengkajian nyeri, pemberian analgesik, relaksasi, dan distraksi untuk mengatasi nyeri pasca operasi.
2. Risiko Infeksi
- SDKI: Meningkatnya risiko terkena infeksi, yang disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi.
- SLKI: Tindakan pencegahan dan penanganan infeksi pada pasien, termasuk perawatan luka pascaoperasi.
- SIKI: Observasi tanda-tanda infeksi, perawatan luka, pemberian antibiotik, dan menjaga kebersihan lingkungan.
3. Gangguan Integritas Kulit
- SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
- SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki kondisi kulit dan jaringan.
- SIKI: Perawatan luka operasi, pencegahan kerusakan kulit akibat alat medis, dan pemberian nutrisi yang adekuat.
4. Gangguan Keseimbangan Cairan
- SDKI: Ketidakmampuan mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang dibutuhkan untuk fungsi fisiologis.
- SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau memperbaiki status cairan dan elektrolit pasien.
- SIKI: Pemantauan intake-output, pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan, serta pemantauan tanda-tanda dehidrasi atau overload cairan.
5. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan akibat keterbatasan fisik.
- SLKI: Tindakan untuk membantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya.
- SIKI: Pengkajian kemampuan pasien dalam beraktivitas, pemberian bantuan sesuai kebutuhan, dan peningkatan toleransi aktivitas secara bertahap.
Diagnosa-diagnosa keperawatan ini dapat menjadi dasar untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien M.N. yang mengalami kolesistitis akut dan menjalani kolesistektomi terbuka. -
Article No. 14433 | 18 Mar 2025
Klinis : M.N., usia 40 tahun, dirawat dengan kolesistitis akut. Setelah menjalani kolesistektomi terbuka, ia dirawat di lantai bedah. Dia memiliki selang nasogastrik untuk penyedotan dinding rendah secara terus menerus, infus oneperifer, dan balutan perut yang besar. M.N berkata ia merasakan nyeri skala 7 (dari 1-10), dibagian post operasi rasanya seperti ditusuk tusuk. Intruksi dokter adalah sebagai berikut: Diet rendah lemak sesuai toleransi, D5 ½ NS dengan 40 mEq KCl pada 125 mL/jam. Tekanan darah 148/82 mmHg, Denyut jantung 118 kali/menit, Frekuensi nafas 24 kali/menit, Suhu 101° F (38,3°C), SaO2 88%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut.
Penyebab: Prosedur pembedahan (kolesistektomi terbuka)
2. Intoleransi aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk bertoleransi atau melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari.
Penyebab: Pembedahan, infus, selang nasogastrik, dan balutan perut yang besar.
3. Risiko infeksi
Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Penyebab: Prosedur pembedahan, selang nasogastrik, dan balutan perut yang besar.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Nyeri Akut:
- Klien melaporkan nyeri berkurang dari skala 7 menjadi skala 3 atau kurang.
- Klien menunjukkan perilaku nyeri yang berkurang.
- Klien menunjukkan keberhasilan dalam menggunakan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Klien dapat melakukan aktivitas perawatan diri dengan bantuan minimal.
- Klien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Klien melaporkan peningkatan energi.
3. Risiko Infeksi:
- Tidak ada tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, atau pembengkakan.
- Tidak ada drainage atau eksudat pada luka operasi.
- Hasil pemeriksaan laboratorium (misalnya, hitung sel darah putih) dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Nyeri Akut:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, keparahan, dan faktor presipitasi.
- Berikan analgesik sesuai dengan instruksi dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Pantau tanda-tanda vital dan respons terhadap intervensi.
- Dokumentasikan pengkajian dan evaluasi efektivitas intervensi.
2. Intoleransi Aktivitas:
- Kaji kemampuan klien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan, mulai dari bantuan total hingga bantuan minimal.
- Berikan latihan mobilisasi dini dan latihan fisik sesuai toleransi klien.
- Ajarkan teknik konservasi energi dan manajemen aktivitas.
- Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas, seperti peningkatan denyut jantung, tekanan darah, atau kelelahan.
- Dokumentasikan kemajuan klien dalam toleransi aktivitas.
3. Risiko Infeksi:
- Lakukan perawatan luka operasi dengan teknik aseptik yang benar.
- Pantau tanda-tanda infeksi, seperti peningkatan suhu, nyeri, kemerahan, atau pembengkakan.
- Pertahankan kebersihan lingkungan dan lakukan prosedur pencegahan infeksi yang sesuai.
- Berikan antibiotik sesuai instruksi dokter.
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium, seperti hitung sel darah putih.
- Edukasikan klien dan keluarga tentang pencegahan infeksi.
- Dokumentasikan temuan pengkajian dan intervensi yang dilakukan. -
Article No. 14336 | 17 Mar 2025
Klinis : pasien anemis, hb 8.4, capilari refill > 3, edema tungkai, pitting edema derajad 1, proses tranfusi 2 fl PRC
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan Hb dan edema tungkai.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Intoleransi Aktivitas: ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan karena adanya keterbatasan fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Peningkatan Toleransi Aktivitas: Kemampuan individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Aktivitas: Upaya untuk mengatur dan mempertahankan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat.
- Manajemen Energi: Upaya untuk mengatur penggunaan energi untuk aktivitas sehari-hari.
- Peningkatan Perfusi Jaringan: Upaya untuk mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat ke seluruh jaringan tubuh.
Tone: Akademis, Persona: Pakar, Nurse -
Article No. 14337 | 17 Mar 2025
Klinis : pasien anemis, Hb 8.4, edema tungkai derajad 1, proses tranfus 2 fl PRC, capilary refill > 3, akral dingin, TD 201/100
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan proses transfusi.
SDKI:
- Definisi: Kondisi saat individu mengalami kelebihan atau kekurangan cairan/elektrolit.
- Karakteristik mayor: Edema, capillary refill > 3 detik, akral dingin.
- Faktor yang berhubungan: Proses transfusi.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan keseimbangan volume cairan yang adekuat.
- Kriteria hasil: Tanda-tanda vital dalam batas normal, tidak ada edema, capillary refill ≤ 3 detik, akral hangat.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemantauan intake dan output cairan, pemberian terapi cairan/elektrolit, edukasi terkait manajemen cairan.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan anemia.
SDKI:
- Definisi: Kondisi saat individu mengalami hambatan dalam melakukan aktivitas fisik.
- Karakteristik mayor: Kelelahan, sesak napas, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
- Faktor yang berhubungan: Anemia.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.
- Kriteria hasil: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik, tidak ada gejala kelelahan atau sesak napas.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Pengaturan aktivitas dan istirahat, pemberian terapi oksigen, pemberian obat-obatan, edukasi mengenai manajemen energi.
3. Hipertensi berhubungan dengan kondisi klinis.
SDKI:
- Definisi: Kondisi saat individu mengalami peningkatan tekanan darah yang melebihi batas normal.
- Karakteristik mayor: Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.
- Faktor yang berhubungan: Kondisi klinis terkait, seperti proses transfusi, anemia, dll.
SLKI:
- Luaran yang diharapkan: Pasien menunjukkan penurunan tekanan darah ke batas normal.
- Kriteria hasil: Tekanan darah sistolik < 140 mmHg dan tekanan darah diastolik < 90 mmHg.
SIKI:
- Intervensi keperawatan: Pemantauan tanda-tanda vital, pemberian obat-obatan antihipertensi, modifikasi gaya hidup, edukasi mengenai manajemen hipertensi.