Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14438 | 19 Mar 2025
Klinis : anak dengan kejang demam sederhana
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: 1. Kode ICD-10:
- Kode: R56.0
- Deskripsi: Kejang demam
Kejang demam sederhana adalah kondisi yang sering terjadi pada anak-anak, ditandai dengan kejang yang terjadi bersamaan dengan demam tinggi. Kode ICD-10 yang sesuai untuk kondisi ini adalah R56.0, yang merujuk pada "Kejang demam". Kejang demam sederhana biasanya terjadi pada anak berusia 6 bulan hingga 5 tahun, dan disebabkan oleh peningkatan suhu tubuh yang cepat akibat infeksi.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kejang demam sederhana.
- Deskripsi: Pada kasus kejang demam sederhana, umumnya tidak diperlukan tindakan medis invasif. Perawatan utama meliputi penurunan demam, pemberian obat antipiretik, dan pengawasan ketat untuk mencegah komplikasi. Jika terdapat indikasi khusus, mungkin diperlukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah atau foto toraks, namun tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang secara spesifik terkait dengan tatalaksana kejang demam sederhana. -
Article No. 14439 | 19 Mar 2025
Klinis : anak dengan kejang demam sederhana
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi anak dengan kejang demam sederhana.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
- Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke otak.
- Penyebab: Peningkatan suhu tubuh, kejang.
- Gejala: Perubahan perilaku, penurunan kesadaran, kejang.
2. Ketidakefektifan Termoregulasi
- Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi.
- Gejala: Demam, tremor, menggigil.
3. Risiko Cidera
- Definisi: Berisiko mengalami kerusakan fisik akibat reaksi fisiologis tubuh.
- Penyebab: Kejang.
- Gejala: Trauma kepala, otot kaku, kejang.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Diagnosa keperawatan disusun berdasarkan SDKI yang merupakan standar diagnosa keperawatan yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
- SDKI membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan pasien secara sistematis dan menyeluruh.
- SDKI terdiri dari definisi, penyebab, dan gejala/tanda untuk setiap diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- SLKI adalah standar hasil/luaran asuhan keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SLKI membantu perawat dalam menentukan tujuan/target yang ingin dicapai dalam pemberian asuhan keperawatan.
- SLKI terdiri dari definisi, kriteria hasil, dan indikator untuk setiap luaran keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- SIKI adalah standar tindakan/intervensi keperawatan yang ditetapkan oleh PPNI.
- SIKI membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- SIKI terdiri dari definisi, aktivitas, dan rasional untuk setiap intervensi keperawatan. -
Article No. 14440 | 19 Mar 2025
Klinis : anemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan menyediakan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi anemia.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi anemia adalah "Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" (00002). Diagnosa ini mencerminkan kondisi dimana asupan nutrisi, khususnya zat besi, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sehingga menyebabkan anemia.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia adalah:
1. Keseimbangan Nutrisi (0002): Menunjukkan perbaikan status nutrisi dan peningkatan kadar hemoglobin dalam batas normal.
2. Pengetahuan: Gizi (1831): Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang kebutuhan nutrisi untuk mengatasi anemia.
3. Perilaku Kesehatan: Pengaturan Nutrisi (1612): Pasien menunjukkan perilaku yang tepat dalam mengatur asupan nutrisi untuk mengatasi anemia.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Sesuai dengan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran pada pasien dengan anemia adalah:
1. Manajemen Nutrisi (1120):
a. Identifikasi kebutuhan nutrisi pasien, termasuk kebutuhan zat besi.
b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang tepat.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang diet yang sesuai untuk mengatasi anemia.
d. Pantau asupan nutrisi dan status nutrisi pasien secara berkala.
2. Peningkatan Pengetahuan: Gizi (5618):
a. Identifikasi pengetahuan awal pasien tentang anemia dan kebutuhan nutrisinya.
b. Berikan edukasi tentang penyebab, gejala, dan penatalaksanaan anemia.
c. Dorong pasien untuk aktif dalam mengelola asupan nutrisinya.
d. Evaluasi pemahaman pasien dan berikan umpan balik yang konstruktif.
3. Manajemen Faktor Risiko (6486):
a. Identifikasi faktor risiko yang berkontribusi terhadap anemia, seperti pola makan, riwayat penyakit, atau penggunaan obat-obatan.
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola faktor risiko yang teridentifikasi.
c. Edukasi pasien dan keluarga tentang cara mengelola faktor risiko anemia.
d. Pantau perkembangan pasien dan modifikasi intervensi sesuai kebutuhan.
Dengan mengimplementasikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan dapat membantu pasien dengan anemia untuk mencapai status kesehatan yang optimal. Pendekatan yang holistik dan kolaboratif dengan tenaga kesehatan lain sangat penting dalam mengelola kondisi anemia secara efektif. -
Article No. 14444 | 19 Mar 2025
Klinis : Kasus NIM Genap: Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ke rumah sakit setelah mengalami luka bakar akibat tersiram air panas di area lengan kanan dan dada. Ibu mengatakan anak menangis terus-menerus karena kesakitan dan menolak disentuh. Luka tampak melepuh dan kemerahan. Hasil Pengkajian: Data Subjektif: Anak menangis saat luka tersentuh. Mengatakan "sakit" ketika perawat mencoba membersihkan luka. Data Objektif: TTV:Suhu: 37,6°C Nadi: 125x/menit RR: 26x/menit Luka bakar derajat II dengan vesikel di lengan kanan dan dada. Ekspresi wajah meringis, tubuh tegang.Kasus NIM Genap: Seorang anak perempuan berusia 4 tahun dibawa ke rumah sakit setelah mengalami luka bakar akibat tersiram air panas di area lengan kanan dan dada. Ibu mengatakan anak menangis terus-menerus karena kesakitan dan menolak disentuh. Luka tampak melepuh dan kemerahan. Hasil Pengkajian: Data Subjektif: Anak menangis saat luka tersentuh. Mengatakan "sakit" ketika perawat mencoba membersihkan luka. Data Objektif: TTV:Suhu: 37,6°C Nadi: 125x/menit RR: 26x/menit Luka bakar derajat II dengan vesikel di lengan kanan dan dada. Ekspresi wajah meringis, tubuh tegang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus dan hasil pengkajian yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai standar dokumentasi keperawatan (SDKI, SLKI, SIKI) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut berhubungan dengan luka bakar derajat II.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- Faktor yang berhubungan: Cedera fisik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran utama: Pengurangan nyeri.
- Indikator: Ekspresi wajah nyeri, skala nyeri, perilaku menghindari sentuhan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi utama: Manajemen nyeri.
- Aktivitas keperawatan: Identifikasi karakteristik nyeri, dukung penggunaan teknik nonfarmakologis, berikan analgesik sesuai instruksi.
Penjelasan:
Anak mengalami luka bakar derajat II pada lengan kanan dan dada, yang dapat menyebabkan nyeri akut. Anak menunjukkan tanda-tanda nyeri seperti menangis saat luka tersentuh, mengatakan "sakit", ekspresi wajah meringis, dan tubuh tegang. Intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen nyeri, termasuk identifikasi karakteristik nyeri, pemberian terapi nonfarmakologis, dan analgesik sesuai instruksi untuk mengurangi rasa sakit yang dialami anak. -
Article No. 14448 | 19 Mar 2025
Klinis : Abses pada paha
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis untuk kondisi abses pada paha:
1. Kode ICD-10:
- Kode: L02.4
- Deskripsi: Abses pada ekstremitas bawah
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 86.04
- Deskripsi: Insisi dan drainase abses subkutan atau jaringan lunak
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 L02.4 mengacu pada abses pada ekstremitas bawah, termasuk abses pada paha. Kode ini digunakan untuk mengklasifikasikan kondisi ini pada sistem klasifikasi ICD-10.
2. Untuk tindakan medis, kode ICD-9-CM 86.04 merujuk pada prosedur insisi dan drainase abses subkutan atau jaringan lunak. Ini adalah tindakan yang sering dilakukan untuk mengobati abses pada paha, yaitu dengan membuat sayatan dan mengeluarkan cairan atau materi yang terkumpul di dalam abses.
Sebagai dokter atau perekam medis, kita harus memastikan bahwa kode diagnosis dan prosedur yang digunakan sesuai dengan kondisi pasien dan tindakan medis yang dilakukan. Hal ini penting untuk dokumentasi medis yang akurat dan tagihan yang tepat. -
Article No. 14451 | 19 Mar 2025
Klinis : luka operasi kemerahan, bengkak, ada pus. TD 120/80 mmHg, frekuensi nadi 110 x.menit, jahitan luka terlepas, pasien kesakitan, skala nyeri 3/10, leukosit 13.000
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan komprehensif untuk kondisi yang diberikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Risiko Infeksi Luka Operasi
Berdasarkan kondisi yang diberikan, pasien mengalami tanda-tanda infeksi pada luka operasi, seperti kemerahan, bengkak, dan adanya pus. Selain itu, terdapat tanda-tanda lain seperti nadi yang cepat (110x/menit) dan leukosit yang meningkat (13.000), mengindikasikan adanya proses inflamasi dan infeksi. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Infeksi Luka Operasi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Integritas Kulit: Luka Operasi
a. Kriteria Hasil:
- Luka operasi bersih
- Tidak ada tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak, pus)
- Jahitan luka terawat dengan baik
- Skala nyeri menurun (1-2/10)
b. Indikator:
- Warna luka normal
- Suhu luka normal
- Tidak ada drainase/eksudasi
- Nyeri berkurang
- Proses penyembuhan luka berjalan baik
2. Pengendalian Nyeri
a. Kriteria Hasil:
- Pasien melaporkan nyeri berkurang
- Pasien dapat mengendalikan nyeri
- Pasien terlihat lebih nyaman
b. Indikator:
- Skala nyeri menurun (1-2/10)
- Tidak ada gerakan protektif
- Pasien tampak lebih relaks
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Perawatan Luka Operasi
a. Tujuan:
- Mempertahankan integritas kulit dan mempercepat penyembuhan luka operasi
b. Kegiatan:
- Observasi tanda-tanda infeksi (kemerahan, bengkak, pus)
- Bersihkan luka dengan cairan antiseptik, gunakan teknik aseptik
- Aplikasikan salep antibiotik sesuai indikasi
- Ganti balutan luka secara teratur
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antibiotik jika diperlukan
2. Manajemen Nyeri
a. Tujuan:
- Mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
b. Kegiatan:
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai resep dokter
- Ajarkan teknik non-farmakologi untuk mengatasi nyeri (relaksasi, distraksi)
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan nyeri yang adekuat
3. Pemantauan Tanda Vital dan Laboratorium
a. Tujuan:
- Memantau kondisi umum pasien dan perkembangan infeksi
b. Kegiatan:
- Ukur tanda vital secara teratur (TD, nadi, suhu)
- Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (leukosit)
- Kolaborasi dengan dokter untuk interpretasi hasil dan pengobatan yang sesuai
Penjelasan tersebut mencakup diagnosa keperawatan yang tepat, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan perawatan. Diharapkan penjelasan ini dapat memberikan gambaran komprehensif bagi perawat dalam menangani kondisi pasien dengan risiko infeksi luka operasi. -
Article No. 14452 | 19 Mar 2025
Klinis : pasien datng dengan keluhan gatal-gatal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkatnya berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal-gatal.
Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan tidak nyaman atau ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Faktor Risiko:
- Gejala fisik (misalnya gatal-gatal, kelelahan)
- Perubahan dalam pola aktivitas
Karakteristik Definisi:
- Laporan pasien tentang pembatasan aktivitas
- Kelelahan yang dilaporkan
- Keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari
Luaran Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
2. Kenyamanan Meningkat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
2. Manajemen Kenyamanan
3. Edukasi Manajemen Gejala
Penjelasan Singkat:
Pasien dengan keluhan gatal-gatal dapat mengalami diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas, di mana pasien memiliki keterbatasan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh perasaan tidak nyaman akibat gejala fisik gatal-gatal. Tujuan keperawatan adalah meningkatkan toleransi aktivitas dan kenyamanan pasien. Intervensi yang dapat dilakukan adalah manajemen aktivitas, manajemen kenyamanan, dan edukasi manajemen gejala agar pasien dapat beradaptasi dengan kondisinya dan dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 14453 | 19 Mar 2025
Klinis : pasien datng dengan keluhan gatal-gatal dimata
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal di mata, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI sesuai standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal-gatal)
Penjelasan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Pruritus adalah sensasi tidak nyaman di kulit yang menyebabkan keinginan untuk menggaruk. Pruritus dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti alergi, dermatitis, atau kondisi lainnya.
Penjelasan SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Kontrol Gatal
2. Kenyamanan Kulit
Penjelasan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Pruritus
- Identifikasi penyebab gatal-gatal
- Berikan intervensi sesuai penyebab (misalnya pemberian antihistamin, pelembab kulit, dll.)
- Anjurkan pasien untuk menghindari faktor pencetus
- Ajarkan teknik mengurangi gatal seperti mengompres dingin, menghindari garukan, dll.
2. Perawatan Kulit
- Lakukan perawatan kulit sesuai kebutuhan pasien
- Ajarkan pasien cara perawatan kulit yang tepat
- Monitor efektivitas perawatan kulit
Dalam pendekatan akademis dan dengan persona sebagai pakar keperawatan, saya memberikan penjelasan singkat terkait diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan gatal-gatal di mata. Semoga informasi ini bermanfaat. -
Article No. 14455 | 19 Mar 2025
Klinis : Bersihab jalan napas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif adalah:
1. Pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka.
2. Pasien dapat mengeluarkan sekret dari saluran pernapasan secara efektif.
3. Pasien dapat bernapas dengan mudah.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif meliputi:
1. Pemantauan respirasi
2. Manajemen jalan napas
3. Fisioterapi dada
4. Edukasi tentang teknik batuk efektif
5. Pengisapan lendir
6. Oksigenasi
Sebagai perawat, kami akan melakukan penilaian komprehensif, merencanakan dan melaksanakan intervensi yang sesuai, serta memantau respons pasien untuk memastikan tercapainya luaran yang diharapkan. -
Article No. 14456 | 19 Mar 2025
Klinis : pasien datang dengan keluhan demam
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan kondisi pasien yang datang dengan keluhan demam, berikut adalah diagnosa keperawatan serta penjelasan singkat dari standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang dikeluarkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas normal (>37,5°C) yang disebabkan oleh respon fisiologis tubuh terhadap agen penyebab.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal yang disebabkan oleh berbagai faktor.
- Penyebab: Infeksi, dehidrasi, kekurangan cairan, gangguan sistem regulasi suhu.
- Gejala: Peningkatan suhu tubuh, menggigil, kulit merah, sakit kepala, mual, lelah.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran: Suhu tubuh normal, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada komplikasi.
- Kriteria Hasil: Suhu tubuh dalam batas normal, kulit dalam keadaan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen demam, pemberian cairan, pemantauan tanda-tanda vital, penggunaan terapi antipiretik jika perlu.
- Rasional: Menurunkan suhu tubuh, mencegah dehidrasi, mendeteksi komplikasi, dan mengurangi risiko komplikasi.
Penjelasan singkat:
Pasien dengan keluhan demam memerlukan intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen hipertermia. Diagnosis keperawatan "Hipertermia" sesuai dengan kondisi pasien dan diperlukan pengkajian yang komprehensif untuk mengidentifikasi penyebab dan memberikan intervensi yang tepat. Standar asuhan keperawatan SDKI, SLKI, dan SIKI memberikan panduan yang jelas dalam pengelolaan kasus hipertermia pada pasien.