Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14522 | 20 Mar 2025
Klinis : Intoleransi aktivitas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait kondisi Intoleransi aktivitas, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Intoleransi Aktivitas
Definisi:
Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, dikarenakan keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
Karakteristik Definisi:
1. Kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
2. Kelemahan otot
3. Sesak napas saat aktivitas
4. Nyeri selama atau setelah aktivitas
5. Cemas saat melakukan aktivitas
6. Takut melakukan aktivitas
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas atau nyeri
- Pasien menunjukkan peningkatan dalam kemampuan fisik untuk melakukan aktivitas
2. Manajemen Energi Efektif
- Pasien dapat mengidentifikasi aktivitas yang menimbulkan kelelahan
- Pasien dapat mengatur pola istirahat dan aktivitas secara efektif
- Pasien dapat menggunakan teknik-teknik konservasi energi saat melakukan aktivitas
3. Kontrol Kecemasan Meningkat
- Pasien dapat mengidentifikasi situasi atau aktivitas yang memicu kecemasan
- Pasien dapat menerapkan teknik relaksasi untuk mengatasi kecemasan saat aktivitas
- Pasien menunjukkan penurunan kecemasan saat melakukan aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan, toleransi, dan preferensi pasien dalam melakukan aktivitas
- Bantu pasien dalam merencanakan aktivitas sehari-hari sesuai dengan kemampuannya
- Ajarkan teknik konservasi energi, seperti mengatur jeda istirahat, melakukan aktivitas dengan irama yang lebih lambat, dan menggunakan alat bantu mobilisasi
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas secara bertahap untuk meningkatkan toleransi
2. Manajemen Energi
- Kaji pola tidur, istirahat, dan aktivitas pasien
- Bantu pasien dalam menyusun jadwal dan rutinitas aktivitas sehari-hari
- Ajarkan teknik manajemen energi, seperti melakukan aktivitas di saat paling optimal, dan mengatur keseimbangan antara aktivitas dan istirahat
- Berikan dukungan dan edukasi kepada pasien dan keluarga dalam menerapkan manajemen energi
3. Manajemen Kecemasan
- Kaji tingkat kecemasan pasien terkait aktivitas
- Ajarkan teknik relaksasi, seperti teknik pernapasan dalam, visualisasi, dan terapi musik
- Libatkan pasien dalam mengidentifikasi situasi atau aktivitas yang memicu kecemasan
- Berikan dukungan emosional dan pujian saat pasien melakukan aktivitas
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas rutin sehari-hari, yang ditandai dengan kelelahan yang berlebihan, sesak napas, dan nyeri setelah beraktivitas. Kondisi ini mengganggu kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas secara mandiri.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup tiga area utama, yaitu peningkatan toleransi aktivitas, manajemen energi yang efektif, dan peningkatan kontrol kecemasan. Tujuan akhirnya adalah agar pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dan nyaman, tanpa mengalami kelelahan berlebih, sesak napas, atau nyeri. Selain itu, pasien juga diharapkan dapat menerapkan manajemen energi yang baik dan mengelola kecemasan terkait aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI) meliputi manajemen aktivitas, manajemen energi, dan manajemen kecemasan. Intervensi-intervensi tersebut dirancang untuk membantu pasien dalam meningkatkan toleransi aktivitas, mengatur pola aktivitas dan istirahat secara efektif, serta mengatasi kecemasan yang mungkin timbul saat melakukan aktivitas. Melalui pendekatan komprehensif ini, diharapkan pasien dapat mencapai kemandirian dalam beraktivitas dan meningkatkan kualitas hidupnya. -
Article No. 14523 | 20 Mar 2025
Klinis : Luaran : masalah resiko gangguan pertumbuhan teratasi dalam waktu 2 x pertemuan. Dengan kriteria hasil : 1. keluarga dapat mengenal masalah. - (L.1427 (kontrol gejala)) - status kognitif (edukasi) - tingkat pengetahuan . 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. 3. keluarga dapat merawat. Keluarga dapat menjalankan fungsinya, manajemen kesehatan keluarga. 4. keluarga dapat memodifikasi lingkungan. 5. keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan - rujukan - rujukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Pertumbuhan
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
Risiko Gangguan Pertumbuhan: Keadaan di mana individu memiliki risiko untuk mengalami perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan yang tidak sesuai dengan potensi genetik dan lingkungan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
L.1427 Kontrol Gejala: Kemampuan individu/keluarga untuk mengenali, mencegah, dan mengatasi gejala yang terkait dengan masalah kesehatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
1. Keluarga dapat mengenal masalah:
- Status Kognitif (Edukasi): Memfasilitasi individu/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang masalah kesehatan.
- Tingkat Pengetahuan: Membantu individu/keluarga untuk meningkatkan pengetahuan tentang masalah kesehatan.
2. Keluarga dapat mengambil keputusan:
- Dukungan Keluarga: Mendukung keluarga untuk terlibat dalam pengambilan keputusan terkait masalah kesehatan.
- Tahanan Keluarga: Mengevaluasi kemampuan keluarga untuk mengatasi masalah kesehatan.
- Status Koping Keluarga: Membantu keluarga untuk mengembangkan strategi koping yang efektif dalam menghadapi masalah kesehatan.
3. Keluarga dapat merawat:
- Manajemen Kesehatan Keluarga: Membantu keluarga untuk melakukan perawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan.
4. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan:
- Tidak ada intervensi spesifik dalam SIKI untuk kondisi ini.
5. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan:
- Rujukan: Merujuk individu/keluarga ke fasilitas kesehatan yang sesuai untuk mengatasi masalah kesehatan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 14524 | 20 Mar 2025
Klinis : Luaran : masalah resiko gangguan pertumbuhan teratasi dalam waktu 2 x pertemuan. Dengan kriteria hasil : 1. keluarga dapat mengenal masalah. - (L.1427 (kontrol gejala)) - status kognitif (edukasi) - tingkat pengetahuan . 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. 3. keluarga dapat merawat. Keluarga dapat menjalankan fungsinya, manajemen kesehatan keluarga. 4. keluarga dapat memodifikasi lingkungan. 5. keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan - rujukan - rujukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI, serta intervensi yang dapat dilakukan:
Diagnosis Keperawatan:
Risiko Gangguan Pertumbuhan
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Gangguan Pertumbuhan adalah kondisi saat individu atau keluarga memiliki potensi untuk mengalami hambatan dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah Masalah Risiko Gangguan Pertumbuhan Teratasi, yaitu individu atau keluarga dapat mempertahankan atau mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi:
1. Asuhan Keperawatan Keluarga
2. Edukasi Kesehatan
3. Manajemen Kesehatan Keluarga
4. Modifikasi Lingkungan
5. Manajemen Perawatan
6. Kolaborasi Pelayanan Kesehatan
Intervensi Keperawatan:
1. Memberikan edukasi kepada keluarga tentang masalah risiko gangguan pertumbuhan dan cara mengatasinya.
2. Membantu keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat terkait perawatan anggota keluarga.
3. Mendorong keluarga untuk menjalankan fungsi dan perannya dalam merawat anggota keluarga.
4. Membantu keluarga dalam memodifikasi lingkungan yang dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
5. Memfasilitasi keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, termasuk rujukan ke tenaga kesehatan yang lebih kompeten jika diperlukan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar, Perawat -
Article No. 14525 | 20 Mar 2025
Klinis : Luaran : masalah resiko gangguan pertumbuhan teratasi dalam waktu 2 x pertemuan. Dengan kriteria hasil : 1. keluarga dapat mengenal masalah. - (L.1427 (kontrol gejala)) - status kognitif (edukasi) - tingkat pengetahuan . 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. 3. keluarga dapat merawat. Keluarga dapat menjalankan fungsinya, manajemen kesehatan keluarga. 4. keluarga dapat memodifikasi lingkungan. 5. keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan - rujukan - rujukan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan deskripsi kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Gangguan Pertumbuhan
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Gangguan Pertumbuhan adalah kondisi ketidakmampuan atau ketidakadekuatan dalam mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan optimal secara fisik, emosional, sosial, dan kognitif.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan adalah masalah risiko gangguan pertumbuhan teratasi dalam waktu 2 kali pertemuan. Kriteria hasil yang harus dicapai antara lain:
1. Keluarga dapat mengenal masalah, yang ditandai dengan:
- Kontrol gejala
- Status kognitif (edukasi)
- Tingkat pengetahuan
2. Keluarga dapat mengambil keputusan, yang ditandai dengan:
- Dukungan keluarga
- Tahanan keluarga
- Status koping keluarga
3. Keluarga dapat merawat, yang ditandai dengan:
- Keluarga dapat menjalankan fungsinya
- Manajemen kesehatan keluarga
4. Keluarga dapat memodifikasi lingkungan
5. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan, yang ditandai dengan:
- Rujukan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Edukasi tentang masalah risiko gangguan pertumbuhan
- Dukungan keluarga untuk meningkatkan kemampuan dalam perawatan
- Manajemen kesehatan keluarga untuk memastikan keluarga dapat merawat dengan baik
- Fasilitasi akses ke fasilitas kesehatan yang sesuai
Tone: Akademis
Persona: Pakar Perawat -
Article No. 14526 | 20 Mar 2025
Klinis : Seorang anak laki-laki berusia 7 tahun dibawa ke IGD denga keluhan mimisan tidak berhenti selama 30 menit. Setelah dikaji ibu pasien mengatakan ini bukan kali pertama pasien mengalami mimisan, pasien sering kali mimisan saat beraktivitas berlebih atau kelelahan dan untuk durasi biasanya <10 menit, ibu pasien mengatakan belum pernah memeriksakan kondisi anaknya tersebut. Namun kali ini mimisan terjadi tanpa sebab yang jelas dan durasinya lebih lama dari biasanya. Setelah dilakukan pemeriksaan TTV didapatkan hasil TD 90/60mmHg, S: 37oC, N: 90x/menit, RR: 24x/menit, SpO2: 98%.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Perdarahan Aktual
Definisi: Perubahan dalam jumlah, frekuensi, durasi, warna, atau sifat perdarahan yang melebihi batas normal.
Etiologi: Faktor-faktor yang menyebabkan atau memperberat risiko perdarahan, seperti ketidakseimbangan faktor koagulasi, trombositopenia, trauma, dll.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Kontrol Perdarahan
Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan perdarahan.
Kriteria Hasil:
a. Perdarahan dapat dihentikan
b. Durasi perdarahan dalam batas normal
c. Tanda-tanda vital stabil
d. Tidak ada tanda-tanda hipovolemia
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perdarahan
Tujuan: Menghentikan perdarahan dan mencegah komplikasi.
Aktivitas:
a. Lakukan kompres dingin pada area hidung untuk menghentikan perdarahan.
b. Ajarkan teknik Pinching hidung selama 5-10 menit untuk menghentikan perdarahan.
c. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
d. Berikan cairan intravena jika ditemukan tanda-tanda hipovolemia.
e. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk penanganan lebih lanjut jika perdarahan tidak berhenti.
2. Manajemen Risiko
Tujuan: Mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko yang dapat menyebabkan atau memperburuk perdarahan.
Aktivitas:
a. Kaji riwayat perdarahan sebelumnya dan faktor-faktor yang menyebabkannya.
b. Identifikasi kondisi atau faktor yang dapat menyebabkan perdarahan, seperti kelainan pembekuan darah, trombositopenia, dll.
c. Kolaborasi dengan tenaga medis untuk pemeriksaan diagnostik dan penanganan yang sesuai.
d. Ajarkan pasien dan keluarga mengenai faktor risiko dan cara mencegah perdarahan.
e. Berikan edukasi tentang tanda dan gejala perdarahan yang perlu segera dilaporkan.
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi pasien yang mengalami mimisan yang tidak berhenti selama 30 menit, sering mengalami mimisan saat beraktivitas berlebih atau kelelahan, dan belum pernah memeriksakan kondisinya, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Risiko Perdarahan Aktual. Hal ini dikarenakan pasien mengalami perubahan dalam frekuensi dan durasi perdarahan yang melebihi batas normal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Kontrol Perdarahan, di mana pasien dapat mengendalikan perdarahan, memiliki durasi perdarahan dalam batas normal, tanda-tanda vital stabil, dan tidak ada tanda-tanda hipovolemia.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah Manajemen Perdarahan, yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan mencegah komplikasi, serta Manajemen Risiko, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengelola faktor risiko yang dapat menyebabkan atau memperburuk perdarahan. Aktivitas-aktivitas yang dapat dilakukan meliputi pemberian kompres dingin, teknik pinching hidung, pemantauan tanda-tanda vital, pemberian cairan intravena jika diperlukan, kolaborasi dengan tenaga medis, dan edukasi kepada pasien dan keluarga. -
Article No. 14527 | 20 Mar 2025
Klinis : 5. keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan Buatkan intervensi yang dipoint tersebut sesuai dignosa defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum. Saya akan memberikan diagnosa keperawatan, penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI, dan intervensi untuk kondisi "keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan" pada kasus defisit nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat SDKI-SLKI-SIKI:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) menjelaskan bahwa Defisit Nutrisi adalah ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi tubuh yang menyebabkan berat badan di bawah normal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan salah satu luaran yang diharapkan adalah Status Nutrisi yang Memadai, yaitu tercapainya status nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan individu.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menetapkan beberapa intervensi yang dapat dilakukan, di antaranya adalah Manajemen Nutrisi.
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji status nutrisi klien dan keluarga, termasuk asupan makanan, berat badan, dan indeks massa tubuh.
2. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi status nutrisi klien dan keluarga, seperti kemampuan finansial, pengetahuan, dan akses terhadap fasilitas kesehatan.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti ahli gizi, untuk menyusun rencana pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan klien dan keluarga.
4. Edukasi klien dan keluarga mengenai pentingnya nutrisi yang adekuat dan cara mengakses fasilitas kesehatan yang tersedia.
5. Dukung klien dan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan, seperti puskesmas atau posyandu, untuk pemantauan status nutrisi dan konsultasi gizi.
6. Monitoring dan evaluasi efektivitas intervensi yang telah dilakukan, serta lakukan penyesuaian jika diperlukan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 14528 | 20 Mar 2025
Klinis : 5. keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan Buatkan intervensi dan luaran yang dipoint tersebut sesuai dignosa defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan menjelaskan diagnosis keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi "keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan" dengan diagnosis keperawatan defisit nutrisi.
Diagnosis Keperawatan: Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat:
Defisit nutrisi adalah ketidakseimbangan antara asupan nutrisi dan kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan status gizi. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penurunan nafsu makan, malabsorpsi, atau keterbatasan akses terhadap makanan yang bergizi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Keadaan individu atau keluarga dengan ketidakseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi yang dapat menyebabkan perubahan status gizi.
Penyebab: Malnutrisi, ketidaktahuan, keterbatasan sumber daya, gangguan fisiologis, dan depresi.
Karakteristik Definitif: Berat badan di bawah atau di atas normal, perubahan komposisi tubuh, dan tanda-tanda kekurangan nutrisi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan:
1. Keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan
2. Asupan nutrisi sesuai kebutuhan
3. Status gizi dalam batas normal
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan:
1. Edukasi tentang pentingnya pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk pemantauan status gizi
2. Fasilitasi akses ke fasilitas kesehatan yang dapat memberikan layanan nutrisi
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
Dengan pendekatan akademis dan persona sebagai pakar perawat, diharapkan keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk pemantauan dan pemenuhan kebutuhan nutrisi, sehingga dapat mencapai status gizi yang optimal. -
Article No. 14529 | 20 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan, 52 tahun, dirawat di ruang penyakit dalam dengan TB Paru. Hasil pengkajian: lemas, lesu, pucat, dan susah tidur karena batuk, mual muntah, nafsu makan menurun serta nyeri ketika batuk skala 2 (NRS), TD: 90/60 mmHg, frekuensi nadi 70x/menit, frekuensi napas 28x/menit, suhu 37,2°C.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda jabarkan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan (TB Paru), penurunan berat badan, kelemahan fisik.
- Tanda dan Gejala: Lemas, lesu, mudah lelah, napas pendek saat aktivitas.
2. Nyeri Akut
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau dijelaskan dalam istilah kerusakan jaringan semacam itu.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan (TB Paru), batuk.
- Tanda dan Gejala: Nyeri saat batuk, skala nyeri 2 (NRS).
3. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi.
- Faktor yang Berhubungan: Penyakit pernapasan (TB Paru), batuk, mual, muntah.
- Tanda dan Gejala: Kesulitan tidur, terbangun karena batuk.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Kriteria Hasil: Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Indikator: Pasien mampu beraktivitas tanpa kelelahan, pasien mampu meningkatkan toleransi aktivitas.
2. Kontrol Nyeri
- Kriteria Hasil: Pasien dapat mengontrol nyeri.
- Indikator: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien menunjukkan ekspresi wajah yang rileks.
3. Kualitas Tidur
- Kriteria Hasil: Pasien dapat tidur dengan nyaman.
- Indikator: Pasien melaporkan tidur yang cukup dan berkualitas, pasien terlihat segar saat bangun tidur.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Intoleransi Aktivitas
- Monitor tanda-tanda vital saat beraktivitas.
- Atur aktivitas sesuai dengan toleransi pasien.
- Berikan edukasi mengenai aktivitas yang dapat dilakukan.
- Libatkan keluarga dalam perencanaan aktivitas pasien.
2. Nyeri Akut
- Evaluasi intensitas, karakteristik, lokasi, dan durasi nyeri.
- Berikan terapi farmakologis sesuai instruksi dokter.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri, seperti relaksasi napas dalam.
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengelola nyeri secara optimal.
3. Gangguan Pola Tidur
- Identifikasi faktor-faktor yang mengganggu tidur pasien.
- Atur lingkungan yang kondusif untuk tidur, seperti suasana yang tenang dan nyaman.
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang pola tidur yang baik.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat tidur jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini membantu Anda dalam menyusun rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk pasien dengan TB Paru. Jangan ragu untuk bertanya jika membutuhkan clarification lebih lanjut. -
Article No. 14530 | 20 Mar 2025
Klinis : 2. keluarga dapat mengambil keputusan. - dukungan keluarga, atau - tahanan keluarga atau - status koping keluarga. Buatkan intervensi dan luaran yang dipoint tersebut sesuai dignosa defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai seorang perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta intervensi dan luaran yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
Defisit Nutrisi
Definisi:
Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Faktor yang Berhubungan:
- Keluarga dapat mengambil keputusan (status koping keluarga)
Karakteristik Definisi:
- Berat badan di bawah rentang normal
- Perubahan dalam asupan makanan
- Kelemahan
- Fatigue
Intervensi Keperawatan:
1. Dukung Koping Keluarga
- Evaluasi kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan terkait perawatan
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
- Dorong keluarga untuk terlibat aktif dalam perencanaan dan implementasi perawatan
- Fasilitasi diskusi keluarga untuk mencapai keputusan yang terbaik
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji status nutrisi pasien secara komprehensif
- Kolaborasi dengan tenaga gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Pantau asupan dan output nutrisi pasien
- Berikan makanan dan suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat
Luaran yang Diharapkan:
1. Keluarga dapat mengambil keputusan yang tepat terkait perawatan nutrisi pasien
2. Asupan nutrisi pasien meningkat sesuai kebutuhan
3. Berat badan pasien meningkat atau stabil dalam rentang normal
4. Pasien menunjukkan peningkatan energi dan kemampuan fungsional
Dengan pendekatan akademis dan sebagai seorang perawat profesional, saya berharap dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, intervensi, dan luaran yang terkait dengan defisit nutrisi pada pasien dengan kondisi di mana keluarga dapat mengambil keputusan. -
Article No. 14531 | 20 Mar 2025
Klinis : 5. keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan - rujukan - rujukan ... Buatkan tentang intervensi dan luaran sesuai point tersebut tentang diagnosa defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Defisit Nutrisi
Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai keadaan di mana individu mengalami asupan nutrisi yang tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti keterbatasan akses atau pengetahuan tentang fasilitas kesehatan yang tersedia.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Nutrisi
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Nutrisi
2. Pengetahuan tentang Nutrisi
3. Perilaku Pencarian Kesehatan
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nutrisi
2. Edukasi Kesehatan
3. Fasilitasi Pemanfaatan Sumber Daya Kesehatan
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nutrisi:
- Mengevaluasi status nutrisi pasien
- Mengidentifikasi kebutuhan nutrisi berdasarkan kondisi kesehatan
- Menyusun rencana pemberian nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien
2. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan informasi tentang pentingnya nutrisi yang seimbang
- Mengajarkan pasien dan keluarga tentang sumber-sumber nutrisi yang baik
- Membantu pasien dan keluarga memahami cara memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mendapatkan dukungan nutrisi
3. Fasilitasi Pemanfaatan Sumber Daya Kesehatan:
- Membantu pasien dan keluarga mengidentifikasi fasilitas kesehatan yang tersedia di daerah mereka
- Memberikan informasi tentang cara mengakses dan memanfaatkan fasilitas kesehatan, termasuk layanan rujukan
- Memfasilitasi pasien dan keluarga untuk dapat menggunakan fasilitas kesehatan dengan mudah
Luaran yang Diharapkan:
1. Keseimbangan Nutrisi: Pasien menunjukkan asupan nutrisi yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya.
2. Pengetahuan tentang Nutrisi: Pasien dan keluarga memiliki pemahaman yang baik tentang pentingnya nutrisi yang seimbang dan cara memenuhinya.
3. Perilaku Pencarian Kesehatan: Pasien dan keluarga dapat memanfaatkan fasilitas kesehatan, termasuk layanan rujukan, untuk mendapatkan dukungan nutrisi yang dibutuhkan.