Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14584 | 21 Mar 2025
Klinis : Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0033)
Penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Sistem Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI):
- SDKI adalah sistem klasifikasi diagnosa keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Diagnosa "Risiko Disfungsi Motilitas Gastrointestinal (D.0033)" merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang terdapat dalam SDKI.
- Diagnosa ini menggambarkan adanya risiko terjadinya gangguan atau perubahan pada proses motilitas gastrointestinal, seperti penurunan, peningkatan, atau perubahan pola motilitas.
2. Sistem Klasifikasi Intervensi Keperawatan Indonesia (SLKI):
- SLKI adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengatasi risiko disfungsi motilitas gastrointestinal dapat meliputi pemberian nutrisi enteral, manajemen obat-obatan, edukasi terkait diet dan gaya hidup, serta intervensi lain yang bertujuan untuk mempertahankan atau memperbaiki fungsi motilitas gastrointestinal.
3. Sistem Klasifikasi Hasil Keperawatan Indonesia (SIKI):
- SIKI adalah sistem klasifikasi hasil keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI.
- Hasil keperawatan yang diharapkan dari intervensi untuk mengatasi risiko disfungsi motilitas gastrointestinal dapat meliputi pemulihan fungsi gastrointestinal, peningkatan toleransi terhadap makanan, dan stabilitas hemodinamik.
Dalam praktik keperawatan, penggunaan SDKI, SLKI, dan SIKI secara terintegrasi membantu perawat dalam mengidentifikasi masalah keperawatan, merencanakan intervensi yang tepat, dan mengevaluasi hasil perawatan secara terukur dan terstandar. -
Article No. 14585 | 21 Mar 2025
Klinis : Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033).
Diagnosa Keperawatan:
Risiko disfungsi motilitas gastrointestinal (D.0033)
Definisi:
Risiko perubahan dalam fungsi usus yang dapat menimbulkan gejala seperti mual, muntah, diare, konstipasi, dan distensi abdomen.
Faktor Risiko:
1. Penyakit neurologi (contoh: stroke, Parkinson)
2. Penyakit metabolik (contoh: diabetes melitus)
3. Penyakit gastrointestinal (contoh: obstruksi usus, sindrom usus iritabel)
4. Cedera spinal
5. Penggunaan obat-obatan tertentu (contoh: opioid, antidepresan, antasida)
6. Penurunan asupan cairan dan nutrisi
7. Aktivitas fisik yang kurang
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Definisi: Kemampuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan masalah kesehatan klien berdasarkan data yang dikumpulkan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan: Klien tidak mengalami gangguan motilitas gastrointestinal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan asupan dan output cairan
2. Pemantauan status nutrisi
3. Pemberian nutrisi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
4. Pemberian obat-obatan sesuai resep
5. Edukasi tentang pola makan dan aktivitas fisik yang tepat
6. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, ahli gizi, fisioterapis) untuk mengelola kondisi terkait.
Dengan pendekatan ini, diharapkan risiko disfungsi motilitas gastrointestinal pada pasien dapat diminimalkan dan kesejahteraan pasien dapat ditingkatkan. -
Article No. 14586 | 21 Mar 2025
Klinis : Nn. S berusia 19 tahun datang ke Poliklinik RS didampingi oleh orang tuanya karena akan melakukan kontrol pada bekas luka apendektomi yang dilakukan 3 hari yang lalu. Saat dilakukan pengkajian Nn. S mengeluh nyeri pada luka operasinya, wajah tampak meringis serta perban tampak lembab. Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan tekanan darah 130/90 mmHg, frekuensi nadi 106 kali/menit, frekuensi pernafasan 23 kali/menit, suhu 37,4 oC, dan skala nyeri 6. Perawat melakukan anamnesa tentang bagaimana aktivitas sehari-hari Nn.S yang bisa berdampak pada penyembuhan operasinya. Nn S menyampaikan tidak mengikuti discharge planning yang disampaikan saat meninggalkan RS seperti asupan nutrisi dan aktivitas yang dianjurkan. Selain itu perawat juga melakukan allo anamnesa pada keluarga klien untuk memvalidasi jawaban dari Nn.S. Perawat melakukan pengkajian pada luka Nn.S dan hasil observasi yaitu terdapat nanah dan rubor pada sekitar bekas luka dengan panjang ±5 cm. Perawat akan melakukan perawatan luka Nn.S. Selanjutnya perawat berkolaborasi dengan dokter terkait pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan pada pasien dan melakukan pemberian tatalaksana yang tepat pada klien.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi Nn. S:
1. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional yang ditandai dengan keluhan nyeri luka operasi, adanya peningkatan tanda-tanda vital, dan ketidakpatuhan terhadap discharge planning.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Toleransi Aktivitas: Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan.
b. Kontrol Nyeri: Klien dapat mengontrol nyeri yang dirasakan.
c. Perilaku Kesehatan: Klien menunjukkan perilaku sesuai discharge planning untuk mempercepat penyembuhan luka.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Manajemen Aktivitas: Mengkaji kapasitas aktivitas klien, merencanakan aktivitas yang sesuai dengan kondisi klien, dan memantau respon klien terhadap aktivitas.
b. Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri, dan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik yang tepat.
c. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada klien dan keluarga terkait pentingnya mematuhi discharge planning, seperti asupan nutrisi dan aktivitas yang dianjurkan untuk mempercepat penyembuhan luka.
d. Perawatan Luka: Melakukan pengkajian luka, melakukan perawatan luka dengan teknik aseptik, dan berkolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan penunjang dan pemberian tatalaksana yang tepat.
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan "Intoleransi Aktivitas" dipilih karena adanya keluhan nyeri pada luka operasi, peningkatan tanda-tanda vital, dan ketidakpatuhan terhadap discharge planning yang dapat menghambat pemulihan klien. Luaran yang diharapkan mencakup peningkatan toleransi aktivitas, kontrol nyeri, dan perilaku kesehatan yang sesuai untuk mempercepat penyembuhan luka. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen aktivitas, manajemen nyeri, edukasi kesehatan, dan perawatan luka secara komprehensif. Perawat berperan penting dalam memantau kondisi klien, mengevaluasi respons terhadap intervensi, dan berkolaborasi dengan dokter untuk memastikan penyembuhan luka yang optimal. -
Article No. 14587 | 21 Mar 2025
Klinis : mengatakan lemas dan lemas semakin dirasakan saat beraktivitas, konjungtiva anemis, terdapat edema pada ektermitas atas dan bawah, edema derajat I, terdapat distensi vena jugularis, auskultasi paru didapatkan ronkhi basah halus di seluruh lapang paru, terlihat adanya ulkus superfisial di telapak kaki kanan dan ketika ditanya klien mengatakan tidak tahu penyebabnya apa & kapan luka itu muncul. Klien mengatakan nafsu makannya berkurang karena merasa mual saat makan namun berat badannya justru meningkat mendadak sebesar 5 kg, BAK ±100 cc/24 jam. Hasil TTV didapatkan TD: 155/100 mmHg, RR 26 x/ menit, Nadi : 83 x/menit, Suhu : 36,6 °C. BB : 55 Kg, TB : 167 cm.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan gejala dan tanda yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang mungkin sesuai adalah:
1. Kelebihan volume cairan
- SDKI: Kelebihan Volume Cairan
- SLKI: Pemantauan Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
Penjelasan singkat:
Gejala dan tanda yang ditunjukkan seperti edema pada ekstremitas, distensi vena jugularis, berat badan meningkat mendadak, penurunan intake urin, dan hipertensi mengarah pada kondisi kelebihan volume cairan. Pasien mengalami retensi cairan yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- SDKI: Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SLKI: Manajemen Nutrisi
- SIKI: Manajemen Nutrisi
Penjelasan singkat:
Gejala seperti nafsu makan yang berkurang, mual saat makan, dan anemia (konjungtiva anemis) menunjukkan adanya masalah nutrisi. Pasien mungkin mengalami penurunan asupan nutrisi yang dapat menyebabkan malnutrisi.
3. Risiko Luka Tekan
- SDKI: Risiko Luka Tekan
- SLKI: Perawatan Luka
- SIKI: Perawatan Luka
Penjelasan singkat:
Adanya edema dan ulkus superfisial di telapak kaki kanan meningkatkan risiko pasien untuk mengalami luka tekan. Kondisi edema dan malnutrisi dapat memperburuk risiko dan penyembuhan luka.
Dalam menentukan diagnosa keperawatan, perawat juga harus mempertimbangkan faktor-faktor penyebab, masalah kesehatan lain yang dimiliki pasien, serta riwayat penyakit. Selanjutnya, perawat dapat merumuskan rencana asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 14588 | 21 Mar 2025
Klinis : kholik abdomen
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi koliko abdomen:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan aktivitas motorik saluran cerna.
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Nyeri akut adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah kerusakan semacam itu.
- Penyebab: Peningkatan aktivitas motorik saluran cerna dapat menyebabkan nyeri akut pada abdomen.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Pasien dapat melaporkan penurunan nyeri.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan nyeri berkurang, pasien dapat beraktivitas tanpa hambatan akibat nyeri.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen nyeri, termasuk pemberian analgesik, relaksasi, dan kompres hangat.
- Rasional: Intervensi ini dapat membantu mengurangi nyeri akibat peningkatan aktivitas motorik saluran cerna.
Dalam konteks akademis, persona sebagai pakar, dan peran sebagai perawat, penjelasan di atas memberikan gambaran singkat tentang diagnosa keperawatan, tujuan, dan intervensi yang dapat diterapkan untuk menangani kondisi koliko abdomen berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 14507 | 20 Mar 2025
Klinis : • Klien mengeluh sering merasa pusing • Klien mengatakan pandangan kabur atau buram • Klien mengatakan sedikit sesak pada malam hari • Klien mengatakan kadang-kadang sulit tidur karena memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan nyeri pada persendian • P : Peradangan sendi Q : Tertusuk-tusuk R : Daerah persendian S : 4 T : Pada saat beraktivitas • Klien mengatakan sering gelisah memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, salam sejahtera.
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Intoleransi Aktivitas
2. Gangguan Pola Tidur
3. Nyeri Akut
4. Cemas
Penjelasan singkat:
1. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat adanya sensasi kelelahan, lemah, atau terbatas.
- SLKI: Peningkatan kapasitas dan toleransi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien meningkatkan toleransi dan kapasitas aktivitas.
2. Gangguan Pola Tidur
- SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- SLKI: Pemulihan pola tidur yang adekuat.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mencapai pola tidur yang adekuat.
3. Nyeri Akut
- SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Penurunan rasa nyeri.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mengurangi nyeri.
4. Cemas
- SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang disebabkan oleh antisipasi bahaya.
- SLKI: Penurunan tingkat kecemasan.
- SIKI: Intervensi untuk membantu klien mengatasi kecemasan.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 14508 | 20 Mar 2025
Klinis : • Klien mengeluh sering merasa pusing • Klien mengatakan pandangan kabur atau buram • Klien mengatakan sedikit sesak pada malam hari • Klien mengatakan kadang-kadang sulit tidur karena memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan nyeri pada persendian • P : Peradangan sendi Q : Tertusuk-tusuk R : Daerah persendian S : 4 T : Pada saat beraktivitas • Klien mengatakan sering gelisah memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya. • Klien tampak sesak • Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan • Pernafasan dangkal • Klien tampak memegangi daerah persendian • Klien tampak meringis • Klien tampak merintih • Klien tampak sering memegangi kepala • Usia klien 65 tahun • Klien tampak gelisah • Klien tampak khawatir • Nyeri sendi skala 4 • CRT 2 detik • Kesadaran : CM • GCS : E : 4, M : 6, V : 5 • TD : 140/90 mmHg N : 90 x/menit S : 36,8ºC RR : 21 x/menit • Saturasi Oksigen 95% • Quesioner HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety) Skor 20 (Ansietas Ringan)
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, saya dapat memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) sebagai berikut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Penurunan Penglihatan Berhubungan dengan Perubahan Fungsi Penglihatan
Penjelasan:
SDKI: Penurunan kemampuan seseorang untuk melihat atau memproses informasi visual secara jelas.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan kemampuan individu untuk melihat atau memproses informasi visual secara jelas.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan individu dalam melihat atau memproses informasi visual secara jelas.
2. Gangguan Pola Tidur Berhubungan dengan Kecemasan Kondisi Kesehatan
Penjelasan:
SDKI: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang menyebabkan ketidaknyamanan dan disfungsi.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan jumlah dan kualitas tidur yang memungkinkan istirahat dan pemulihan.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan jumlah dan kualitas tidur yang memungkinkan istirahat dan pemulihan.
3. Nyeri Kronis Berhubungan dengan Peradangan Sendi
Penjelasan:
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan atau potensi kerusakan jaringan yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan kemampuan individu untuk mengendalikan nyeri kronis.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan individu dalam mengendalikan nyeri kronis.
4. Ansietas Berhubungan dengan Kondisi Kesehatan yang Mengancam
Penjelasan:
SDKI: Perasaan tidak nyaman atau khawatir yang berlebihan terkait dengan sumber yang tidak spesifik atau tidak diketahui.
SLKI: Pemeliharaan atau peningkatan kemampuan individu untuk mengatasi ansietas.
SIKI: Intervensi keperawatan untuk mempertahankan atau meningkatkan kemampuan individu dalam mengatasi ansietas.
Semoga penjelasan ini bermanfaat bagi Anda. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 14509 | 20 Mar 2025
Klinis : • Klien mengeluh sering merasa pusing • Klien mengatakan pandangan kabur atau buram • Klien mengatakan sedikit sesak pada malam hari • Klien mengatakan kadang-kadang sulit tidur karena memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan nyeri pada persendian • P : Peradangan sendi Q : Tertusuk-tusuk R : Daerah persendian S : 4 T : Pada saat beraktivitas • Klien mengatakan sering gelisah memikirkan kondisi kesehatannya • Klien mengatakan khawatir akan kondisi kesehatannya. • Klien tampak sesak • Klien tampak menggunakan otot bantu pernafasan • Pernafasan dangkal • Klien tampak memegangi daerah persendian • Klien tampak meringis • Klien tampak merintih • Klien tampak sering memegangi kepala • Usia klien 65 tahun • Klien tampak gelisah • Klien tampak khawatir • Nyeri sendi skala 4 • CRT 2 detik • Kesadaran : CM • GCS : E : 4, M : 6, V : 5 • TD : 140/90 mmHg N : 90 x/menit S : 36,8ºC RR : 21 x/menit • Saturasi Oksigen 95% • Quesioner HARS (Hamilton Rating Scale For Anxiety) Skor 20 (Ansietas Ringan)
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R42
- Deskripsi: Vertigo dan gangguan pengeluaran.
2. Kode ICD-10:
- Kode: H53.8
- Deskripsi: Gangguan penglihatan lainnya.
3. Kode ICD-10:
- Kode: R06.1
- Deskripsi: Sesak napas.
4. Kode ICD-10:
- Kode: F32.8
- Deskripsi: Gangguan depresi lainnya.
5. Kode ICD-10:
- Kode: M25.5
- Deskripsi: Nyeri sendi.
6. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 81.91
- Deskripsi: Artrosentesis, termasuk aspirasi.
7. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan kecemasan umum.
8. Kode ICD-10:
- Kode: Z71.1
- Deskripsi: Orang yang mengkhawatirkan kondisi kesehatannya.
Selain itu, berdasarkan temuan klinis yang diberikan, dapat diidentifikasi beberapa kode tambahan sebagai berikut:
9. Kode ICD-10:
- Kode: R06.0
- Deskripsi: Dispnea.
10. Kode ICD-10:
- Kode: R51
- Deskripsi: Sakit kepala.
11. Kode ICD-10:
- Kode: R45.0
- Deskripsi: Kegelisahan dan ketegangan.
12. Kode ICD-10:
- Kode: R45.8
- Deskripsi: Gejala dan tanda emosional lainnya.
Selain itu, berdasarkan usia klien (65 tahun) dan skor HARS (20 - ansietas ringan), dapat dipertimbangkan kode ICD-10 tambahan:
13. Kode ICD-10:
- Kode: F41.8
- Deskripsi: Gangguan kecemasan lainnya.
Dalam praktik klinis, kode-kode ini dapat digunakan untuk mendokumentasikan diagnosis dan prosedur/tindakan medis yang dilakukan dalam perawatan pasien. -
Article No. 14510 | 20 Mar 2025
Klinis : Kasus 4 Seorang wanita usia 21 tahun mendapatkan perawatan di unit ketergantungan obat dengan riwayat terkena HIV dan hepatitis C dan penggunaan narkotika jenis amphetamin dgn jarum suntik (Axis I: 292.12 penyalahgunaan zat amphetamine). Pasien memiliki riwayat drop out dari kuliah karena merasa tidak mampu mengikuti pelajaran. Pasien memiliki masalah dengan keluarga dan sering bertengkar. Kedua orang tua bekerja di luar kota. Pasien memiliki kepribadian paranoid, tidak memiliki teman dekat (Axis IV) dan kemampuan bersosialisasi kurang.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Isolasi Sosial
- Definisi: Pengalaman individu yang merasa terisolasi dari orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
- Ciri-ciri: Kurangnya interaksi sosial, kurangnya dukungan sosial, dan perasaan kesepian.
2. Harga Diri Rendah
- Definisi: Evaluasi negatif individu terhadap dirinya sendiri.
- Ciri-ciri: Perasaan tidak berharga, tidak mampu, dan tidak kompeten.
3. Gangguan Proses Pikir
- Definisi: Perubahan dalam proses berpikir individu yang menimbulkan gangguan dalam fungsi kognitif.
- Ciri-ciri: Distorsi pemikiran, delusi, dan halusinasi.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Interaksi Sosial
- Definisi: Kemampuan individu untuk berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat membina hubungan interpersonal yang memuaskan.
- Pasien dapat mempertahankan hubungan sosial yang memuaskan.
- Pasien dapat terlibat dalam aktivitas sosial.
2. Peningkatan Harga Diri
- Definisi: Penilaian positif individu terhadap dirinya sendiri.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi kekuatan dan kemampuan diri.
- Pasien dapat menunjukkan penerimaan diri.
- Pasien dapat menunjukkan rasa percaya diri.
3. Perbaikan Proses Pikir
- Definisi: Kemampuan individu untuk berpikir secara logis dan rasional.
- Kriteria Hasil:
- Pasien dapat mengidentifikasi pikiran yang tidak rasional.
- Pasien dapat mendemonstrasikan kemampuan berpikir logis.
- Pasien dapat menunjukkan peningkatan fungsi kognitif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Untuk Peningkatan Interaksi Sosial:
- Fasilitasi Interaksi Sosial
- Terapi Kelompok
- Peningkatan Komunikasi
- Dukungan Sistem Keluarga
2. Untuk Peningkatan Harga Diri:
- Terapi Kognitif
- Terapi Reminiscence
- Terapi Penguatan Harga Diri
- Manajemen Stres
3. Untuk Perbaikan Proses Pikir:
- Terapi Realitas
- Terapi Reminiscence
- Manajemen Gejala Psikotik
- Terapi Perilaku Kognitif
Penjelasan rinci dan terperinci:
Dalam kasus ini, pasien menghadapi berbagai tantangan terkait dengan masalah kesehatan mental, sosial, dan akademik. Diagnosa keperawatan yang sesuai mencakup Isolasi Sosial, Harga Diri Rendah, dan Gangguan Proses Pikir. Luaran yang diharapkan adalah Peningkatan Interaksi Sosial, Peningkatan Harga Diri, dan Perbaikan Proses Pikir.
Untuk mencapai tujuan tersebut, intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Fasilitasi Interaksi Sosial untuk membantu pasien membangun hubungan interpersonal yang memuaskan, Terapi Kognitif untuk memperbaiki harga diri pasien, dan Terapi Realitas untuk memperbaiki proses pikir yang terganggu.
Selain itu, intervensi lain seperti Terapi Kelompok, Dukungan Sistem Keluarga, Manajemen Stres, dan Manajemen Gejala Psikotik juga diperlukan untuk mendukung perbaikan kondisi pasien secara menyeluruh.
Diharapkan dengan penerapan asuhan keperawatan yang komprehensif, pasien dapat meningkatkan kemampuan sosial, harga diri, dan proses pikir, sehingga dapat kembali menjalani kehidupan yang produktif dan bermakna. -
Article No. 14511 | 20 Mar 2025
Klinis : Kasus 4 Seorang wanita usia 21 tahun mendapatkan perawatan di unit ketergantungan obat dengan riwayat terkena HIV dan hepatitis C dan penggunaan narkotika jenis amphetamin dgn jarum suntik (Axis I: 292.12 penyalahgunaan zat amphetamine). Pasien memiliki riwayat drop out dari kuliah karena merasa tidak mampu mengikuti pelajaran. Pasien memiliki masalah dengan keluarga dan sering bertengkar. Kedua orang tua bekerja di luar kota. Pasien memiliki kepribadian paranoid, tidak memiliki teman dekat (Axis IV) dan kemampuan bersosialisasi kurang.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
2. Perubahan Proses Berpikir
3. Ketidakefektifan Koping
4. Isolasi Sosial
Penjelasan Singkat:
1. Risiko Perilaku Kekerasan
- SDKI: Risiko perilaku kekerasan adalah potensi munculnya tindakan yang dapat menyebabkan cedera fisik atau psikologis pada diri sendiri, orang lain, atau lingkungan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi risiko perilaku kekerasan meliputi pengawasan, pembatasan stimulasi, pemberian obat, dan pendekatan terapeutik.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen agresi, terapi relaksasi, dan terapi kognitif.
2. Perubahan Proses Berpikir
- SDKI: Perubahan proses berpikir adalah gangguan dalam kemampuan berpikir yang ditandai dengan perubahan persepsi, pemahaman, dan kemampuan berorientasi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi perubahan proses berpikir meliputi pengaturan lingkungan, terapi realitas, dan terapi kognitif.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi kognitif, terapi realitas, dan manajemen stres.
3. Ketidakefektifan Koping
- SDKI: Ketidakefektifan koping adalah ketidakmampuan individu dalam melakukan tindakan untuk mengatasi stressor yang dihadapi.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi ketidakefektifan koping meliputi terapi kognitif, terapi suportif, dan manajemen stres.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen stres, terapi kognitif, dan terapi suportif.
4. Isolasi Sosial
- SDKI: Isolasi sosial adalah keadaan di mana individu mengalami kesepian dan keterbatasan interaksi sosial dengan orang lain.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk mengatasi isolasi sosial meliputi terapi kelompok, terapi aktivitas, dan peningkatan kemampuan bersosialisasi.
- SIKI: Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah terapi kelompok, terapi aktivitas, dan pengembangan keterampilan sosial.
Dalam kasus ini, pasien memiliki riwayat terkena HIV, hepatitis C, dan penyalahgunaan narkotika jenis amphetamin, serta memiliki masalah dengan keluarga, kepribadian paranoid, dan kemampuan bersosialisasi yang kurang. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang tepat adalah Risiko Perilaku Kekerasan, Perubahan Proses Berpikir, Ketidakefektifan Koping, dan Isolasi Sosial.