Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14567 | 21 Mar 2025
Klinis : Ny. p umur 38 tahun datang ke ugd dengan panas, mual dan pusing sejak kemarin dengan pemeriksaan lainnya TD : 160/90 mmHg, N:80 x/menit, Rr:20 x/menit, S: 37 derajat sebutkan diagnosannya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. P.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi Ny. P adalah Hipertermia. Kondisi ini ditandai dengan peningkatan suhu tubuh di atas 37 derajat Celsius, yang disertai dengan gejala-gejala seperti panas, mual, dan pusing.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu tubuh dalam batas normal
- Kriteria hasil: Suhu tubuh 36-37,5 derajat Celsius
2. Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Kriteria hasil: TD 120/80 mmHg, N 60-100 x/menit, RR 12-20 x/menit
3. Nyeri terkontrol
- Kriteria hasil: Skala nyeri ≤ 3
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Hipertermia
- Lakukan pengukuran suhu tubuh secara berkala
- Berikan kompres hangat untuk menurunkan suhu tubuh
- Anjurkan pasien minum air hangat atau dingin
- Berikan obat penurun panas sesuai instruksi dokter
2. Manajemen Tanda-Tanda Vital
- Lakukan pengukuran tanda-tanda vital secara berkala
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Pantau intake dan output cairan
3. Manajemen Nyeri
- Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
- Berikan analgesik sesuai instruksi dokter
- Ajarkan teknik non-farmakologis untuk mengatasi nyeri
Penjelasan rinci:
Diagnosa Hipertermia dipilih karena Ny. P menunjukkan peningkatan suhu tubuh di atas 37 derajat Celsius, yang merupakan ciri khas dari kondisi ini. Luaran yang diharapkan adalah suhu tubuh dan tanda-tanda vital dapat kembali dalam batas normal, serta nyeri terkontrol. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen hipertermia, tanda-tanda vital, dan nyeri, yang bertujuan untuk menurunkan suhu tubuh, menstabilkan tanda-tanda vital, dan mengatasi keluhan nyeri yang dialami pasien. -
Article No. 14568 | 21 Mar 2025
Klinis : Pasien pria dengan usia 20 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh demam tinggi sedah 3 hari,sakit kepala,lemah,muntah,nyeri ulu hati
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi selama 3 hari, sakit kepala, lemah, muntah, dan nyeri ulu hati, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: R50.9
- Deskripsi: Demam, tak tergolongkan
Dalam kasus ini, pasien mengeluhkan demam tinggi sebagai gejala utama, yang tidak disertai dengan diagnosis spesifik lainnya. Oleh karena itu, kode ICD-10 R50.9 (Demam, tak tergolongkan) akan digunakan untuk mencatat diagnosis.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Tidak ada kode ICD-9-CM prosedur yang spesifik untuk kasus ini, karena tidak ada tindakan medis yang dilakukan pada pasien yang disebutkan dalam informasi yang diberikan.
Dalam situasi ini, pasien datang dengan gejala-gejala yang dapat mengarah pada berbagai kemungkinan penyebab, seperti infeksi virus, bakterial, atau lainnya. Untuk menentukan diagnosis yang lebih spesifik, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, seperti anamnesis yang lebih rinci, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang sesuai. Berdasarkan hasil evaluasi yang lebih komprehensif, diagnosis dapat diperinci lebih lanjut dan kode ICD-10 yang lebih spesifik dapat diterapkan. -
Article No. 14569 | 21 Mar 2025
Klinis : Pasien pria dengan usia 20 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh demam tinggi sedah 3 hari,sakit kepala,lemah,muntah,nyeri ulu hati, TD 129/90mmHg,suhu 40 derajat celcius,nadi 92x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi diagnosa, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi, sakit kepala, lemah, muntah, dan nyeri ulu hati, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi Ditandai dengan Suhu Tubuh di Atas 40°C.
Pasien mengalami demam tinggi yang menunjukkan adanya proses infeksi dalam tubuh.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Suhu Tubuh: Tujuan akhir: Suhu Tubuh Kembali Normal (36-37,5°C).
Indikator keberhasilan:
a. Pasien menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
b. Pasien melaporkan tidak lagi merasakan demam.
c. Pasien menunjukkan peningkatan toleransi aktivitas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Demam
a. Lakukan pengukuran suhu tubuh secara rutin.
b. Berikan kompres hangat atau dingin untuk menurunkan suhu tubuh.
c. Ajarkan pasien untuk minum banyak cairan hangat atau dingin.
d. Berikan obat penurun demam sesuai dengan resep dokter.
e. Pantau tanda-tanda vital secara berkala.
2. Manajemen Nyeri
a. Kaji intensitas, durasi, dan lokasi nyeri yang dirasakan pasien.
b. Berikan analgesik sesuai dengan resep dokter untuk mengurangi nyeri.
c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi nyeri.
d. Evaluasi efektivitas intervensi dalam mengurangi nyeri pasien.
3. Manajemen Cairan dan Elektrolit
a. Pantau asupan dan pengeluaran cairan pasien.
b. Berikan cairan intravena sesuai kebutuhan untuk mengganti cairan yang hilang akibat demam dan muntah.
c. Pantau elektrolit pasien dan berikan suplemen elektrolit jika diperlukan.
d. Ajarkan pasien untuk minum banyak cairan oral.
Penjelasan rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Hipertermia Berhubungan dengan Proses Infeksi Ditandai dengan Suhu Tubuh di Atas 40°C" didasarkan pada gejala yang dialami pasien, yaitu demam tinggi. Demam merupakan salah satu tanda adanya proses infeksi dalam tubuh. Oleh karena itu, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah manajemen demam, manajemen nyeri, dan manajemen cairan dan elektrolit.
Luaran/output yang diharapkan adalah suhu tubuh kembali normal, yang ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, pasien tidak lagi merasakan demam, dan peningkatan toleransi aktivitas. Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut meliputi pengukuran suhu tubuh rutin, pemberian kompres hangat atau dingin, pemberian cairan hangat atau dingin, pemberian obat penurun demam, pemantauan tanda-tanda vital, penanganan nyeri, dan manajemen cairan dan elektrolit.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat segera pulih dari kondisi hipertermia yang disebabkan oleh proses infeksi. -
Article No. 14570 | 21 Mar 2025
Klinis : Pasien pria dengan usia 20 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh demam tinggi sedah 3 hari,sakit kepala,lemah,muntah,nyeri ulu hati, TD 129/90mmHg,suhu 40 derajat celcius,nadi 92x/menit
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan kondisi yang Anda sampaikan, diagnosis pasien dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A09
- Deskripsi: Diare dan gastroenteritis karena infeksi organisme yang tidak dispesifikasi
Penjelasan:
- Pasien mengeluhkan gejala-gejala seperti demam tinggi, sakit kepala, lemah, muntah, dan nyeri ulu hati, yang mengarah pada kemungkinan infeksi saluran pencernaan.
- Kode ICD-10 A09 mencakup diare dan gastroenteritis yang disebabkan oleh infeksi organisme yang tidak dispesifikasi, sesuai dengan gejala yang dialami pasien.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.21
- Deskripsi: Pemberian cairan intravena
Penjelasan:
- Dengan kondisi pasien yang mengalami dehidrasi akibat demam tinggi dan muntah, pemberian cairan intravena mungkin diperlukan untuk mengatasi dehidrasi dan menjaga keseimbangan elektrolit.
- Kode ICD-9-CM 99.21 mengacu pada prosedur pemberian cairan intravena, yang mungkin akan dilakukan untuk penanganan kondisi pasien.
Secara keseluruhan, diagnosis yang sesuai dengan kondisi pasien adalah diare dan gastroenteritis karena infeksi organisme yang tidak dispesifikasi, dan kemungkinan akan dilakukan pemberian cairan intravena untuk mengatasi dehidrasi. -
Article No. 14571 | 21 Mar 2025
Klinis : Pasien pria dengan usia 20 tahun datang ke rumah sakit dengan mengeluh demam tinggi sedah 3 hari,sakit kepala,lemah,muntah,nyeri ulu hati, TD 129/90mmHg,suhu 40 derajat celcius,nadi 92x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia
- SDKI: Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal.
- SLKI: Suhu tubuh kembali normal.
- SIKI: Manajemen demam, pemberian antipiretik, kompres hangat/dingin, dan monitoring tanda-tanda vital.
2. Mual
- SDKI: Perasaan tidak enak di perut yang dapat mengarah pada muntah.
- SLKI: Tidak ada rasa mual.
- SIKI: Manajemen mual dan muntah, pemberian antiemetik, dan dukungan nutrisi.
3. Nyeri akut
- SDKI: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
- SLKI: Bebas dari nyeri.
- SIKI: Manajemen nyeri, pemberian analgesik, dan teknik nonfarmakologis.
4. Intoleransi aktivitas
- SDKI: Keterbatasan pada kemampuan melakukan aktivitas rutin yang diinginkan akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
- SLKI: Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan.
- SIKI: Manajemen aktivitas, terapi latihan, dan peningkatan energi.
Pasien pria usia 20 tahun ini datang dengan keluhan demam tinggi, sakit kepala, lemah, muntah, dan nyeri ulu hati. Kondisi ini mengarah pada kemungkinan adanya proses infeksi atau penyakit akut yang membutuhkan penanganan segera. Diagnosa-diagnosa keperawatan di atas dapat digunakan sebagai panduan untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat, dengan tujuan menstabilkan kondisi pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 14572 | 21 Mar 2025
Klinis : demam, nyeri kepala skala 6
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu demam, nyeri kepala skala 6, maka berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Hipertermia (SDKI)
Definisi: Kenaikan suhu tubuh di atas normal akibat kegagalan mekanisme pengaturan suhu tubuh.
2. Nyeri Akut (SDKI)
Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Hipertermia
- Tujuan: Klien akan mencapai suhu tubuh normal dalam rentang waktu yang ditentukan.
- Intervensi: Pantau tanda-tanda vital, pertahankan suhu lingkungan yang nyaman, berikan kompres hangat/dingin, dan edukasi klien tentang manajemen demam.
2. Nyeri Akut
- Tujuan: Klien akan melaporkan penurunan nyeri hingga berada pada skala yang dapat ditoleransi.
- Intervensi: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan analgesik sesuai indikasi, ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas intervensi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Demam (SIKI)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk menurunkan suhu tubuh yang meningkat di atas normal.
Aktivitas: Pantau tanda-tanda vital, pertahankan suhu lingkungan yang nyaman, berikan kompres hangat/dingin, dan edukasi klien tentang manajemen demam.
2. Manajemen Nyeri (SIKI)
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengurangi atau meminimalkan rasa sakit yang dialami klien.
Aktivitas: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, berikan analgesik sesuai indikasi, ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, dan evaluasi efektivitas intervensi.
Dengan tone = akademis dan persona = pakar/nurse, penjelasan ini diberikan dalam bahasa yang lebih formal dan ilmiah, sesuai dengan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 14573 | 21 Mar 2025
Klinis : pasien datng dengan keluhan gatal didubur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan keluhan pasien yaitu gatal di dubur, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Pruritus (Gatal)
Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan dorongan untuk menggaruk.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Sensasi tidak nyaman pada kulit yang menimbulkan dorongan untuk menggaruk.
- Penyebab: Infeksi, iritasi, alergi, penyakit kulit, kekeringan kulit, penyakit sistemik.
- Gejala dan Tanda: Rasa gatal, kemerahan, ekskoariasi, edema, papul, vesikel.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Pasien bebas dari rasa gatal, kulit tidak tampak lesi, pasien dapat mengatasi rasa gatal tanpa menggaruk.
- Kriteria Hasil: Pasien melaporkan berkurangnya rasa gatal, tidak ada kemerahan/lesi pada kulit, pasien dapat mengatasi rasa gatal tanpa menggaruk.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Manajemen Pruritus, Terapi Topikal, Edukasi Perawatan Kulit.
- Aktivitas Keperawatan: Identifikasi penyebab pruritus, aplikasi topikal (emolien, kortikosteroid), anjurkan mandi air hangat, batasi penggunaan sabun, anjurkan penggunaan pakaian berbahan katun, edukasi mengenai pruritus dan perawatan kulit.
Penjelasan singkat:
Pruritus atau rasa gatal di daerah dubur dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi, iritasi, alergi, atau penyakit kulit lainnya. Tujuan perawatan adalah menghilangkan rasa gatal, mencegah kerusakan kulit akibat menggaruk, serta mengatasi penyebab utamanya. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain manajemen pruritus, terapi topikal, dan edukasi perawatan kulit. -
Article No. 14574 | 21 Mar 2025
Klinis : pasien datng dengan keluhan gatal diperineum
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan gatal di perineum.
Diagnosa Keperawatan:
Intoleransi Aktivitas
Penjelasan:
1. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Intoleransi Aktivitas adalah ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri dengan tingkat kelelahan yang minimal.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi yang dapat dilakukan antara lain:
a. Manajemen Aktivitas: Mengidentifikasi aktivitas yang dapat dilakukan dan menyusun rencana aktivitas harian.
b. Manajemen Energi: Mengajarkan teknik-teknik penggunaan energi secara efisien.
c. Peningkatan Mobilitas: Memfasilitasi latihan fisik sesuai dengan kemampuan pasien.
Dalam kondisi pasien dengan keluhan gatal di perineum, diagnosa keperawatan Intoleransi Aktivitas dapat menjadi salah satu diagnosa yang relevan. Hal ini disebabkan oleh adanya ketidaknyamanan dan keterbatasan fisik yang dialami pasien, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan melakukan aktivitas sehari-hari. Intervensi keperawatan yang fokus pada manajemen aktivitas, manajemen energi, dan peningkatan mobilitas diharapkan dapat membantu pasien dalam mengelola kondisinya dan meningkatkan kemandirian dalam melakukan aktivitas. -
Article No. 14575 | 21 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita umur 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk berdahak 3 hari terakhir,dahak susah dikeluarkan,nagas sesak,tidak nafsu makan,rasa mual, berat badan menurun, pernah berobat TBC 5 tahun lalu hasil lab positif tbc,pernafasan 32x/menit
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi pengeluaran sekret dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan bersihan jalan napas yang tidak efektif.
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan toleransi aktivitas.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan toleransi aktivitas.
3. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
- SDKI: Ketidakmampuan untuk mengidentifikasi, mengelola, dan mencegah masalah kesehatan.
- SLKI: Intervensi keperawatan untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan.
- SIKI: Tindakan keperawatan untuk meningkatkan kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan.
Tone: Akademis
Persona: Pakar
Nurse -
Article No. 14576 | 21 Mar 2025
Klinis : Pasien wanita umur 50 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk berdahak 3 hari terakhir,dahak susah dikeluarkan,nagas sesak,tidak nafsu makan,rasa mual, berat badan menurun, pernah berobat TBC 5 tahun lalu hasil lab positif tbc,pernafasan 32x/menit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamu'alaikum. Baik, berikut adalah pembahasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang Anda deskripsikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Penyebab: Sekresi yang berlebihan, lemahnya batuk, ketidakmampuan untuk batuk efektif.
Gejala dan Tanda: Batuk berdahak, dahak susah dikeluarkan, napas cepat (32x/menit), riwayat TBC positif.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, sesak napas.
Gejala dan Tanda: Tidak nafsu makan, berat badan menurun, sesak napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat mengeluarkan dahak dengan batuk efektif.
- Frekuensi pernapasan menurun menjadi 12-20x/menit.
- Pasien tidak mengalami sesak napas.
2. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Pasien dapat melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan berlebih.
- Pasien memiliki nafsu makan yang baik dan berat badan stabil.
- Pasien tidak mengalami sesak napas saat beraktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
a. Lakukan pengkajian jalan napas secara komprehensif.
b. Berikan terapi oksigen sesuai indikasi.
c. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan napas dalam.
d. Berikan humidifikasi dan nebulisasi sesuai indikasi.
e. Pertahankan posisi semi-fowler saat beraktivitas.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian bronkodilator dan mukolitik.
2. Intoleransi Aktivitas
a. Lakukan pengkajian tingkat aktivitas dan toleransi pasien.
b. Berikan edukasi tentang manajemen energi dan aktivitas.
c. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari secara bertahap.
d. Anjurkan pasien untuk istirahat yang cukup.
e. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi.
f. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi sesuai kondisi.
Penjelasan lebih lanjut:
Sesuai dengan kondisi pasien yang dideskripsikan, terdapat dua diagnosa keperawatan utama, yaitu Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Intoleransi Aktivitas. Diagnosa ini didasarkan pada gejala dan tanda yang dialami pasien, seperti batuk berdahak, dahak susah dikeluarkan, napas cepat, riwayat TBC, tidak nafsu makan, dan berat badan menurun.
Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mencapai Bersihan Jalan Napas Efektif dan Toleransi Aktivitas Meningkat. Hal ini akan ditandai dengan kemampuan pasien untuk mengeluarkan dahak dengan batuk efektif, frekuensi pernapasan yang normal, serta kemampuan untuk melakukan aktivitas rutin tanpa kelelahan berlebih dan memiliki nafsu makan yang baik.
Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi pengkajian, pemberian terapi oksigen, latihan batuk efektif, pemberian humidifikasi dan nebulisasi, serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi farmakologi. Selain itu, intervensi terkait manajemen energi, aktivitas, dan nutrisi juga diperlukan untuk meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang tepat bagi pasien. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Wassalamu'alaikum.