Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16475 | 30 Apr 2025
Klinis : penyuluhan terhadap kelompok lansia berusia 65-80 tahun dengan risiko jatuh dan beberapa diantaranya memiliki riwayat diagnosis dokter hipertensi dan diabetes sera pernah jatuh dan kurang seimbang dalam kehidupan sehari hari dan lingkungan rumah tidak dilengkapi dengan pegangan serta kurangnya akses ke fasilitas kesehatan yang terjangkau
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dengan kondisi yang Anda paparkan. Sebagai seorang pakar perawat, saya akan menyampaikannya dengan nada akademis.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Jatuh (00155)
Definisi: Peningkatan risiko terjadinya jatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002)
Definisi: Asupan nutrisi yang tidak dapat memenuhi kebutuhan metabolik.
3. Kurang Pengetahuan (00126)
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang berhubungan dengan topik tertentu.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Jatuh (10019)
Definisi: Kerentanan individu terhadap terjatuh yang dapat menyebabkan cedera fisik.
2. Intake Nutrisi Tidak Adekuat (10025)
Definisi: Ketidakmampuan individu dalam mengonsumsi nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
3. Defisit Pengetahuan (10032)
Definisi: Kekurangan informasi kognitif yang dibutuhkan oleh individu untuk mengambil keputusan atau tindakan yang tepat.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Keseimbangan Tubuh (20011)
Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan posisi tubuh dalam berbagai aktivitas.
2. Status Nutrisi (20034)
Definisi: Keadaan jaringan tubuh yang dipengaruhi oleh asupan dan penggunaan nutrisi.
3. Pengetahuan Kesehatan (20049)
Definisi: Pemahaman individu tentang konsep-konsep kesehatan yang diperlukan untuk menjaga kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Pencegahan Jatuh (30004)
Definisi: Upaya untuk mengurangi risiko terjadinya jatuh pada individu.
2. Manajemen Nutrisi (30025)
Definisi: Pemberian intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi individu.
3. Edukasi Kesehatan (30051)
Definisi: Pemberian informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman individu tentang konsep-konsep kesehatan.
Dengan mempertimbangkan kondisi kelompok lansia yang Anda paparkan, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI yang saya sajikan di atas dapat menjadi panduan dalam memberikan penyuluhan dan perawatan yang tepat bagi mereka. -
Article No. 16476 | 30 Apr 2025
Klinis : sakit kepala
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya untuk kondisi sakit kepala, dengan tone akademis, persona pakar, nurse:
Diagnosa Keperawatan:
Nyeri Kepala (00119)
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kepala (00119)
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kontrol Nyeri (1605)
Definisi: Kemampuan untuk mengendalikan rasa sakit atau ketidaknyamanan fisik.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Manajemen Nyeri (1400)
Definisi: Pengurangan rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima.
Penjelasan Singkat:
Nyeri kepala merupakan diagnosa keperawatan yang mengacu pada pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial di area kepala. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, yang bertujuan untuk mengurangi rasa sakit ke tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien. Luaran yang diharapkan adalah pasien mampu mengontrol nyeri yang dirasakan. -
Article No. 16477 | 30 Apr 2025
Klinis : Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, keluhan saat ini diare, Bab ada bercak berdarah, nyeri di dubur, ada ambeyen sebesar gundu. P (Provoke) : nyeri dirasakan saat bab dan setelah bab Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan perih R (Regio) : pada dubur S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan terus menerus dengan intensitas kadang berkurang
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan keadaan ambeien yang ditandai dengan keluhan nyeri pada daerah dubur saat buang air besar dan adanya darah pada feses.
P (Provoke): Nyeri dirasakan saat buang air besar dan setelahnya.
Q (Quality): Nyeri yang dirasakan bersifat perih.
R (Regio): Nyeri dirasakan pada daerah dubur.
S (Scale): Skala nyeri 4 berdasarkan Numeric Rating Scale (NRS).
T (Time): Nyeri dirasakan secara terus-menerus dengan intensitas yang kadang berkurang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien melaporkan penurunan nyeri.
2. Pasien melaporkan peningkatan kemampuan beradaptasi terhadap nyeri.
3. Pasien mendemonstrasikan penggunaan teknik manajemen nyeri yang efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri:
- Kaji nyeri secara komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, dan faktor presipitasi.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgesik yang sesuai.
- Ajarkan teknik non-farmakologis manajemen nyeri, seperti relaksasi, distraksi, dan kompres hangat.
- Evaluasi efektivitas intervensi manajemen nyeri dan modifikasi intervensi jika perlu.
2. Peningkatan Kenyamanan:
- Kaji tanda-tanda vital dan status nutrisi pasien.
- Lakukan perawatan lokal pada area dubur untuk mengurangi iritasi.
- Anjurkan posisi yang nyaman saat buang air besar.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian obat-obatan yang sesuai.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi terkait kondisi yang dialami pasien.
3. Manajemen Eliminasi:
- Kaji pola eliminasi pasien, termasuk frekuensi, konsistensi, dan adanya darah pada feses.
- Ajarkan teknik defekasi yang benar dan berikan edukasi terkait manajemen diare.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian terapi yang sesuai.
- Evaluasi efektivitas intervensi manajemen eliminasi dan modifikasi intervensi jika perlu.
Penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin di atas bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan efektif dalam mengatasi kondisi nyeri kronis yang dialami pasien akibat ambeien. -
Article No. 16478 | 30 Apr 2025
Klinis : Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, keluhan saat ini diare, Bab ada bercak berdarah, nyeri di dubur, ada ambeyen sebesar gundu. P (Provoke) : nyeri dirasakan saat bab dan setelah bab Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan perih R (Regio) : pada dubur S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan terus menerus dengan intensitas kadang berkurang
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: K64.9
- Deskripsi: Hemoroid, tidak spesifik
Penjelasan:
- Kode K64.9 dalam ICD-10 merujuk pada diagnosis "Hemoroid, tidak spesifik". Hal ini sesuai dengan keluhan pasien yang mengalami ambeien/hemoroid sebesar bola tenis pada daerah dubur.
- Gejala lain yang mendukung diagnosis ini adalah nyeri saat buang air besar (BAB) dan setelahnya, serta adanya bercak-bercak darah saat BAB.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.33
- Deskripsi: Eksisi atau destruksi internal hemoroid, tanpa anastomosis
Penjelasan:
- Kode ICD-9-CM 45.33 merujuk pada prosedur "Eksisi atau destruksi internal hemoroid, tanpa anastomosis". Hal ini dapat menjadi tindakan medis yang dapat dipertimbangkan untuk mengatasi kondisi hemoroid pasien.
- Prosedur ini melibatkan pengangkatan atau perusakan hemoroid internal tanpa dilakukan penjahitan (anastomosis) pada anus.
Secara keseluruhan, diagnosis yang sesuai adalah hemoroid tidak spesifik (K64.9) berdasarkan gejala yang dialami pasien, dan prosedur medis yang dapat dipertimbangkan adalah eksisi atau destruksi internal hemoroid tanpa anastomosis (45.33). -
Article No. 16479 | 30 Apr 2025
Klinis : Keadaan umum sedang, kesadaran compos mentis, keluhan saat ini diare, Bab ada bercak berdarah, nyeri di dubur, ada ambeyen sebesar gundu. P (Provoke) : nyeri dirasakan saat bab dan setelah bab Q (Quality) : Nyeri yang dirasakan perih R (Regio) : pada dubur S (Scale) : Skala nyeri 4 dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) T (Time) : Nyeri dirasakan terus menerus dengan intensitas kadang berkurang
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang dapat diterapkan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri akut (00132)
SDKI: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam suatu periode waktu tertentu.
SLKI: Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
SIKI: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri yang dirasakan pasien.
2. Perubahan eliminasi bowel (00013)
SDKI: Perubahan pola defekasi yang tidak sesuai dengan kebiasaan normal.
SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan pola eliminasi bowel yang sesuai dengan kebiasaan normal.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan pola eliminasi bowel yang sesuai dengan kebiasaan normal.
3. Gangguan integritas kulit (00046)
SDKI: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
SLKI: Tindakan untuk mempertahankan atau memulihkan integritas kulit.
SIKI: Intervensi untuk mempertahankan atau memulihkan integritas kulit.
Penjelasan singkat:
1. Nyeri akut (00132):
- Kode: 00132
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam suatu periode waktu tertentu.
2. Perubahan eliminasi bowel (00013):
- Kode: 00013
- Definisi: Perubahan pola defekasi yang tidak sesuai dengan kebiasaan normal.
3. Gangguan integritas kulit (00046):
- Kode: 00046
- Definisi: Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis.
Semoga informasi ini dapat membantu Anda. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 16480 | 30 Apr 2025
Klinis : Hipertensi
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang dokter atau perekam medis, berikut adalah informasi mengenai kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis pada kondisi hipertensi:
1. Kode ICD-10:
- Kode: I10
- Deskripsi: Hipertensi esensial (primer)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 99.2
- Deskripsi: Pemberian obat antihipertensi
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 I10 merupakan kode untuk hipertensi esensial (primer), yang mencakup kondisi hipertensi tanpa penyebab yang dapat diidentifikasi secara spesifik. Ini adalah bentuk hipertensi yang paling umum dan sering ditemukan.
2. Kode ICD-9-CM 99.2 mengacu pada prosedur pemberian obat antihipertensi, yang merupakan salah satu tindakan medis utama dalam penanganan hipertensi. Pemberian obat antihipertensi bertujuan untuk menurunkan tekanan darah dan mencegah komplikasi terkait hipertensi.
Penting untuk dicatat bahwa penggunaan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis sangat penting dalam dokumentasi medis dan pengkodean yang akurat, sehingga memudahkan proses pelaporan, pembayaran, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 16481 | 30 Apr 2025
Klinis : Hipertensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi hipertensi, dengan tone akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00228)
Definisi: Berisiko mengalami gangguan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
2. Ketidakstabilan Kadar Tekanan Darah (00904)
Definisi: Variasi tidak normal dalam tekanan darah sistolik dan/atau diastolik.
3. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (00162)
Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan kesehatan spesifik.
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
1. Risiko Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer (00228)
Kode: 10018
Definisi: Berisiko mengalami gangguan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam kesehatan.
2. Ketidakstabilan Kadar Tekanan Darah (00904)
Kode: 10122
Definisi: Variasi tidak normal dalam tekanan darah sistolik dan/atau diastolik.
3. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan (00162)
Kode: 10050
Definisi: Pola hidup yang dapat ditingkatkan untuk mencapai tujuan kesehatan spesifik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan: Perifer (1620)
Kode: 01620
Definisi: Efektivitas sirkulasi darah ke jaringan perifer.
2. Tekanan Darah: Kontrol (2013)
Kode: 02013
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan tekanan darah yang normal.
3. Perilaku Kesehatan Promosi (1602)
Kode: 01602
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Jaringan: Perifer (4062)
Kode: 04062
Definisi: Memfasilitasi sirkulasi darah ke jaringan perifer.
2. Manajemen Hipertensi (5270)
Kode: 05270
Definisi: Pencegahan dan pengelolaan tekanan darah tinggi.
3. Edukasi Manajemen Kesehatan (5510)
Kode: 05510
Definisi: Peningkatan pengetahuan dan keterampilan tentang tindakan perawatan kesehatan.
Dalam praktik keperawatan, diagnosa keperawatan, SDKI, SLKI, dan SIKI digunakan sebagai kerangka kerja yang terstandarisasi untuk mengidentifikasi, merencanakan, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang efektif dalam menangani kondisi hipertensi. -
Article No. 16482 | 30 Apr 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI sesuai dengan kondisi pasien yang Anda jelaskan, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosis Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- SDKI: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (00031)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan atau mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas yang adekuat.
- SLKI: Bersihan Jalan Napas (10002)
- SIKI: Manajemen Jalan Napas (I0102)
2. Intoleransi Aktivitas
- SDKI: Intoleransi Aktivitas (00092)
- Definisi: Keterbatasan pada toleransi melakukan aktivitas fisik yang diinginkan atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
- SLKI: Toleransi Aktivitas (10012)
- SIKI: Manajemen Aktivitas (I0301)
3. Defisit Nutrisi
- SDKI: Defisit Nutrisi (00002)
- Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
- SLKI: Status Nutrisi (10025)
- SIKI: Manajemen Nutrisi (I0701)
Penjelasan Singkat:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
Pasien mengalami gejala batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas, yang menunjukkan adanya gangguan dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka. Hal ini dapat menyebabkan pertukaran gas yang tidak adekuat.
2. Intoleransi Aktivitas:
Pasien mengalami gejala sesak napas dan kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik sehari-hari.
3. Defisit Nutrisi:
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme akibat penyakit yang dialami.
Diagnosa awal tuberkulosis paru dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, aktivitas, dan nutrisi pasien, sehingga memerlukan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi permasalahan tersebut. -
Article No. 16483 | 30 Apr 2025
Klinis : Anak SR, jenis kelamin perempuan usia 6 bulan dengan berat badan 6,5 kg dan PB 65 cm dibawa ke RS oleh ibunya karena sejak usia 2 bulan, ibu merasa ada perbedaan panjang kaki dan melihat lipatan paha tidak simetris. Ketika bayi digendong atau kakinya digerakkan, tampak ketidaknyamanan. Diagnosa DDH ditegakkan melalui pemeriksaan fisik (tes Ortolani dan Barlow positif) dan konfirmasi USG panggul. Bayi telah menggunakan Pavlik harness selama 2 minggu terakhir dan dijadwalkan kontrol evaluasi. Pemeriksaan Fisik: Kesadaran: Compos mentis, Tanda vital: Suhu: 36,7°C, Nadi: 124 x/menit, RR: 30 x/menit. Pemeriksaan khusus: Lipatan paha tidak simetris, Kaki kiri tampak lebih pendek, Tes Ortolani dan Barlow menunjukkan ketidakstabilan panggul dan Menggunakan Pavlik harness untuk stabilisasi sendi Riwayat Kesehatan: Anak pertama, lahir dengan tindakan SC (posisi sungsang). Tidak ada riwayat trauma pasca lahir, Ibu memberikan ASI eksklusif, Imunisasi sesuai jadwal. Psikososial dan Lingkungan: Ibu tampak cemas terhadap alat yang digunakan, Ayah bekerja sebagai wiraswasta, ibu sebagai ibu rumah tangga dan Keluarga tinggal di lingkungan yang mendukung, namun akses ke fasilitas kesehatan agak jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, kode, dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan ketidakstabilan panggul (SDKI: 00085)
Definisi: Keterbatasan dalam gerakan fisik yang disebabkan oleh ketidakseimbangan muskuloskeletal, penurunan kekuatan, keterbatasan lingkup gerak sendi, atau gangguan integritas struktural.
2. Intervensi Keperawatan (SLKI):
a. Perawatan Ortopedi (SLKI: 2302)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk memulihkan atau memperbaiki fungsi muskuloskeletal.
b. Manajemen Alat Bantu Mobilitas (SLKI: 2318)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk membantu klien menggunakan alat bantu mobilitas yang sesuai.
3. Hasil Keperawatan (SIKI):
a. Mobilitas Fisik (SIKI: 00085)
Definisi: Kemampuan untuk bergerak secara bebas dan terkoordinasi.
b. Nyaman (SIKI: 00214)
Definisi: Perasaan sejahtera, bebas dari rasa sakit atau distres fisik.
Penjelasan singkat:
Anak SR, usia 6 bulan, dengan dugaan diagnosis penyakit Developmental Dysplasia of the Hip (DDH) berdasarkan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Saat ini, bayi telah menggunakan Pavlik harness untuk stabilisasi sendi panggul. Diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan ketidakstabilan panggul. Intervensi keperawatan yang dapat diberikan adalah Perawatan Ortopedi dan Manajemen Alat Bantu Mobilitas. Hasil keperawatan yang diharapkan adalah Mobilitas Fisik dan Nyaman. -
Article No. 16484 | 30 Apr 2025
Klinis : sakit telinga
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi sakit telinga dengan tone akademis dan persona pakar/perawat:
1. Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pendengaran (00077)
Definisi: Pengalaman terbatas atau terganggu dalam menerima suara melalui telinga.
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00077
Definisi: Pengalaman terbatas atau terganggu dalam menerima suara melalui telinga.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 0510 Pendengaran Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk mendengar secara efektif.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 6520 Manajemen Gangguan Pendengaran
Definisi: Tindakan untuk membantu individu mengontrol atau mengurangi gangguan pendengaran.
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan "Gangguan Pendengaran" mengacu pada pengalaman terbatas atau terganggu dalam menerima suara melalui telinga. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia) memberikan definisi yang sama dengan kode 00077. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) menetapkan "Pendengaran Efektif" sebagai luaran yang diharapkan, dengan definisi kemampuan individu untuk mendengar secara efektif. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) menetapkan "Manajemen Gangguan Pendengaran" sebagai intervensi keperawatan untuk membantu individu mengontrol atau mengurangi gangguan pendengaran.