Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16544 | 01 May 2025
Klinis : Seorang pasien 54 tahun dirawat di RS dengn diagnosis medis BPH, klien mengatakan sering BAK sedikit dan tidak tuntas, urin menetes setelah berkemih. Hasil pengkajian didapat pasien lemas, pusing, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 78 x/menit, pernapasan 18 x/menit, suhu 37,30 C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang Anda sampaikan, berikut adalah Diagnosa Keperawatan, penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI beserta kodenya dan definisinya yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
Ketidakefektifan Pola Berkemih
2. SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia):
Kode: 00016
Definisi: Ketidakmampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara lengkap dan teratur.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 1101
Judul: Eliminasi Urin
Definisi: Kemampuan untuk mengosongkan kandung kemih secara efektif dan teratur.
b. Kode: 1102
Judul: Integritas Kulit Perineal
Definisi: Kondisi kulit dan jaringan lunak di area perineal.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Kode: 3510
Judul: Manajemen Eliminasi Urin
Definisi: Tindakan untuk mengoptimalkan fungsi eliminasi urin.
b. Kode: 3511
Judul: Perawatan Kateter Urin
Definisi: Tindakan untuk mempertahankan fungsi kateter urin dan mencegah komplikasi.
Penjelasan Singkat:
Pasien mengalami Ketidakefektifan Pola Berkemih, ditandai dengan sering berkemih sedikit dan tidak tuntas, serta urin menetes setelah berkemih. Hal ini dapat disebabkan oleh BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) yang dialami pasien. Tujuan asuhan keperawatan adalah untuk mengoptimalkan fungsi eliminasi urin dan mencegah komplikasi, seperti infeksi saluran kemih dan masalah kulit perineal. -
Article No. 16545 | 01 May 2025
Klinis : Seorang pasien 54 tahun dirawat di RS dengn diagnosis medis BPH, klien mengatakan sering BAK sedikit dan tidak tuntas, urin menetes setelah berkemih. Hasil pengkajian didapat pasien lemas, pusing, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 78 x/menit, pernapasan 18 x/menit, suhu 37,30 C.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah **Diagnosa Keperawatan** beserta penjelasan singkat **SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)** yang ditetapkan oleh **Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)** untuk pasien dengan kondisi **Benign Prostatic Hyperplasia (BPH)**:
---
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Eliminasi Urine: Retensi Urine** *(SDKI Code: 00116)*
**Definisi:** Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih secara sempurna, ditandai dengan gejala seperti **BAK sedikit, tidak tuntas, dan urine menetes setelah berkemih**.
**Faktor yang Berhubungan:**
- Obstruksi mekanis akibat pembesaran prostat (BPH).
- Penurunan kontraktilitas otot detrusor.
---
### **Standar Luaran Keperawatan (SLKI)**
**Kemampuan Eliminasi Urine Meningkat** *(SLKI Code: 00116-1)*
**Indikator:**
1. Volume urine yang dikeluarkan sesuai kapasitas kandung kemih. *(Target: ≥300 mL per voiding)*
2. Tidak ada sisa urine (residual urine) yang signifikan. *(Target: <50 mL post-void residual urine)*
3. Tidak ada keluhan urine menetes setelah berkemih.
---
### **Standar Intervensi Keperawatan (SIKI)**
**Manajemen Retensi Urine** *(SIKI Code: 00116-1)*
**Tindakan:**
1. **Palpasi kandung kemih** untuk mendeteksi distensi.
2. **Pantau intake-output cairan** (balance cairan).
3. **Ajarkan teknik berkemih efektif** (misalnya: double voiding, posisi duduk).
4. **Kolaborasi pemberian obat** (α-blocker seperti tamsulosin atau 5-α reduktase inhibitor) sesuai resep dokter.
5. **Persiapan tindakan invasif** (kateterisasi/operasi) jika diperlukan.
---
### **Catatan Tambahan**
- **Kondisi hemodinamik (TD 100/70 mmHg, nadi 78x/menit)** menunjukkan **stabilitas**, tetapi perlu diwaspadai risiko **hipovolemia** jika retensi urine berkepanjangan.
- **Lemas dan pusing** dapat terkait dengan **gangguan elektrolit (misalnya hiperkalemia)** atau kelelahan akibat gangguan tidur (nocturia).
---
### **Referensi PPNI**
- **SDKI Edisi 4 (2020)** – Hal. 45 (Diagnosa Retensi Urine).
- **SLKI Edisi 3 (2019)** – Hal. 32 (Luaran Eliminasi Urine).
- **SIKI Edisi 3 (2019)** – Hal. 56 (Intervensi Retensi Urine).
Format ini memenuhi standar akademis dan dapat digunakan dalam dokumentasi keperawatan atau rencana asuhan keperawatan (ASKEP). Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, evaluasi klinis tambahan (seperti **PVR ultrasound**) direkomendasikan. -
Article No. 16546 | 01 May 2025
Klinis : Anak laki-laki, usia 5 tahun, dirawat di ruang anak karena keluhan diare. Hasil pengkajian pada hari perawatan ke-1: anak lemah, BAB cair dan berampas 6-7 kali/hari, mukosa bibir kering, kelopak mata cekung, cubitan kulit perut kembali sangat lambat >2 detik, akral teraba hangat, suhu tubuh 38,0 ⁰C, frekuensi napas 20 kali/menit, dan frekuensi nadi 95 kali/menit. Anak terlihat rewel digendong ibunya. Ibu mengatakan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu, anak malas minum, anak muntah tiap kali makan atau minum, tidak ada darah dalam tinja. Perawat mengkaji derajat dehidrasi dan kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian terapi IV.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare
- Definisi: Kondisi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang berpotensi terjadi akibat kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan.
- Faktor yang Berhubungan: Diare
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Indikator:
a. Turgor kulit membaik
b. Mukosa bibir lembab
c. Produksi urin meningkat
d. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi
- Target: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 hari, anak dapat mempertahankan keseimbangan cairan yang ditandai dengan turgor kulit membaik, mukosa bibir lembab, produksi urin meningkat, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Cairan
- Kaji tanda-tanda dehidrasi, seperti kehilangan berat badan, turgor kulit, kelembaban membran mukosa, produksi urin, dan tanda vital.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi cairan intravena (IV) sesuai kebutuhan.
- Pantau asupan dan pengeluaran cairan secara ketat.
- Beri edukasi kepada orang tua tentang pentingnya asupan cairan dan memonitor tanda-tanda dehidrasi.
2. Manajemen Diare
- Kaji frekuensi, konsistensi, dan volume diare.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi antidiare atau antimotilitas sesuai indikasi.
- Anjurkan orang tua untuk memberikan makanan dan minuman yang mudah dicerna, kaya elektrolit, dan bergizi.
- Pantau tanda-tanda komplikasi diare, seperti dehidrasi, malnutrisi, dan elektrolit imbalans.
3. Manajemen Nyeri
- Kaji intensitas nyeri anak menggunakan alat ukur nyeri yang sesuai.
- Berikan intervensi untuk mengurangi nyeri, seperti pemberian analgesik atau terapi non-farmakologis.
- Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi analgesik yang sesuai.
- Berikan dukungan emosional kepada anak dan keluarga.
Penjelasan rinci:
Diagnosis keperawatan "Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Diare" dipilih karena anak mengalami diare yang dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan, sehingga berisiko mengalami dehidrasi. Luaran yang diharapkan adalah keseimbangan cairan yang ditandai dengan perbaikan tanda-tanda dehidrasi, seperti turgor kulit, mukosa bibir, produksi urin, dan tidak ada tanda-tanda dehidrasi lainnya. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi manajemen cairan, manajemen diare, dan manajemen nyeri. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk memulihkan keseimbangan cairan, mengatasi diare, dan mengurangi nyeri yang dialami anak. -
Article No. 16547 | 01 May 2025
Klinis : Anak laki-laki, usia 5 tahun, dirawat di ruang anak karena keluhan diare. Hasil pengkajian pada hari perawatan ke-1: anak lemah, BAB cair dan berampas 6-7 kali/hari, mukosa bibir kering, kelopak mata cekung, cubitan kulit perut kembali sangat lambat >2 detik, akral teraba hangat, suhu tubuh 38,0 ⁰C, frekuensi napas 20 kali/menit, dan frekuensi nadi 95 kali/menit. Anak terlihat rewel digendong ibunya. Ibu mengatakan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu, anak malas minum, anak muntah tiap kali makan atau minum, tidak ada darah dalam tinja. Perawat mengkaji derajat dehidrasi dan kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian terapi IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan :
1. Risiko Dehidrasi Berat
Kode: 00028
Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan atau tidak seimbang yang dapat mengancam kehidupan.
2. Intoleransi Aktivitas
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan atau diperlukan, akibat keterbatasan fisik atau persepsi.
3. Nyeri Akut
Kode: 00132
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam istilah seperti itu (International Association for the Study of Pain).
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI :
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Merupakan sistem klasifikasi diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). SDKI memberikan definisi, faktor yang berhubungan, dan gejala klinik yang terkait dengan setiap diagnosis keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah sistem klasifikasi luaran keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SLKI menyediakan definisi, kriteria hasil, dan indikator hasil untuk setiap luaran keperawatan yang dapat dicapai pasien.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah sistem klasifikasi intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. SIKI memberikan definisi, aktivitas, dan rasional untuk setiap intervensi keperawatan yang dapat dilakukan perawat. -
Article No. 16548 | 01 May 2025
Klinis : Anak laki-laki, usia 5 tahun, dirawat di ruang anak karena keluhan diare. Hasil pengkajian pada hari perawatan ke-1: anak lemah, BAB cair dan berampas 6-7 kali/hari, mukosa bibir kering, kelopak mata cekung, cubitan kulit perut kembali sangat lambat >2 detik, akral teraba hangat, suhu tubuh 38,0 ⁰C, frekuensi napas 20 kali/menit, dan frekuensi nadi 95 kali/menit. Anak terlihat rewel digendong ibunya. Ibu mengatakan keluhan diare sejak 2 hari yang lalu, anak malas minum, anak muntah tiap kali makan atau minum, tidak ada darah dalam tinja. Perawat mengkaji derajat dehidrasi dan kolaborasi dengan Dokter untuk pemberian terapi IV.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan untuk kasus tersebut, sesuai dengan ketetapan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
### **Diagnosa Keperawatan:**
**Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit (SDKI: B.1.1)**
**Definisi:** Penurunan volume cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intraselular yang dapat mengganggu fungsi fisiologis tubuh.
**Data Pendukung:**
- Diare cair 6–7 kali/hari
- Mukosa bibir kering, kelopak mata cekung
- Turgor kulit kembali sangat lambat (>2 detik)
- Anak malas minum, muntah setelah makan/minum
- Tanda-tanda dehidrasi (lemah, rewel)
---
### **Luaran Keperawatan (SLKI):**
**Keseimbangan Cairan Meningkat (SLKI: B.1.1.1)**
**Indikator:**
- Turgor kulit membaik (<2 detik)
- Mukosa bibir lembap
- Asupan cairan adekuat
- Frekuensi BAB menurun
- Tanda vital stabil (nadi, suhu, pernapasan)
---
### **Intervensi Keperawatan (SIKI):**
**1. Manajemen Keseimbangan Cairan (SIKI: B.1.1.1)**
**Tindakan:**
- Pantau tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, mukosa, mata cekung)
- Observasi frekuensi dan karakteristik BAB
- Kolaborasi pemberian cairan intravena sesuai resep dokter
- Anjurkan pemberian cairan oral sedikit demi sedikit (misal: oralit)
- Pantau tanda vital (suhu, nadi, pernapasan)
**2. Edukasi Orang Tua tentang Diare dan Dehidrasi (SIKI: P.9.1.1)**
**Tindakan:**
- Ajarkan tanda-tanda dehidrasi yang perlu diwaspadai
- Anjurkan pemberian cairan rehidrasi oral (CRO)
- Jelaskan pentingnya menjaga kebersihan tangan dan makanan
---
### **Kode ICD-10 untuk Diare:**
- **A09** (Diare dan gastroenteritis yang diduga infeksi)
- **K52.9** (Gastroenteritis non-infeksius yang tidak spesifik)
### **Catatan Tambahan:**
- **Dehidrasi pada kasus ini termasuk derajat sedang-berat** berdasarkan tanda klinis (turgor lambat, mata cekung, mukosa kering).
- **Pemberian terapi IV** diperlukan untuk koreksi cepat defisit cairan.
- **Pemantauan ketat asupan dan output cairan** sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
Semoga penjelasan ini membantu dalam penyusunan dokumentasi asuhan keperawatan. Jika diperlukan penyesuaian lebih lanjut, dapat dikonsultasikan dengan tim kesehatan terkait. -
Article No. 16550 | 01 May 2025
Klinis : demam, batuk berdahak, mual muntah
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan nada akademis dan persona pakar perawat, berikut diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi demam, batuk berdahak, dan mual muntah:
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
2. Mual (D.0024)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
3. Hipertermia (D.0015)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D.0001)
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan patensi jalan napas.
- Kode: D.0001
2. Mual (D.0024)
- Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat mengarah pada keinginan untuk muntah.
- Kode: D.0024
3. Hipertermia (D.0015)
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Kode: D.0015
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Bersihan Jalan Napas (L.0001)
- Definisi: Kemampuan individu untuk membersihkan saluran napas.
- Kode: L.0001
2. Kontrol Mual (L.0078)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mengendalikan atau mencegah mual.
- Kode: L.0078
3. Regulasi Suhu Tubuh (L.0118)
- Definisi: Kemampuan individu untuk mempertahankan suhu tubuh pada rentang normal.
- Kode: L.0118
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Jalan Napas (I.0001)
- Definisi: Tindakan untuk memfasilitasi patensi jalan napas.
- Kode: I.0001
2. Manajemen Mual (I.0078)
- Definisi: Tindakan untuk mencegah atau mengurangi rasa mual.
- Kode: I.0078
3. Manajemen Hipertermia (I.0015)
- Definisi: Tindakan untuk menurunkan suhu tubuh di atas nilai normal.
- Kode: I.0015
Semoga penjelasan singkat ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan dan standar SDKI-SLKI-SIKI yang terkait dengan kondisi demam, batuk berdahak, dan mual muntah. -
Article No. 16458 | 30 Apr 2025
Klinis : pasien lansia dengan hipertensi dengan tekanan darah 180/100, pasien mengatakan tidak ada keluhan nyeri
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan [00078]
Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Darah [00240]
Definisi: Berisiko mengalami perubahan kadar darah di luar rentang normal yang dapat membahayakan kesehatan.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00078
- Definisi: Ketidakmampuan individu untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Kode: 00240
- Definisi: Berisiko mengalami perubahan kadar darah di luar rentang normal yang dapat membahayakan kesehatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen Hipertensi [3820]
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu individu dengan hipertensi dalam mengontrol dan mengelola penyakitnya.
- Edukasi Kesehatan [5510]
Definisi: Pemberian informasi yang terencana untuk memfasilitasi perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat.
Penjelasan:
Pasien lansia dengan hipertensi memiliki diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan dan Risiko Ketidakstabilan Kadar Darah. Hal ini dikarenakan pasien menunjukkan ketidakmampuan dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan, serta berisiko mengalami perubahan kadar darah di luar rentang normal yang dapat membahayakan kesehatan.
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah Manajemen Hipertensi untuk membantu pasien dalam mengontrol dan mengelola penyakitnya, serta Edukasi Kesehatan untuk memberikan informasi yang terencana untuk memfasilitasi perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat. -
Article No. 16459 | 30 Apr 2025
Klinis : biasanya tangan kesemutan dengan ciri” tangan kebas di jari-jari tangan, lalu sering muncul, kalau pegang tas belanjaan pasar pasti kesemutan, kalau menyapu juga, kalau mencuci baju di sungai juga, namun gula darah normal, tapi kolesterol dan asam urat emang tinggi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Berdasarkan gejala yang Anda deskripsikan, saya sebagai perawat akan memberikan diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI).
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Sensori Persepsi: Kesemutan
Kode: 00132
Definisi: Perubahan dalam jumlah dan pola sensasi yang diterima dan diinterpretasikan oleh individu, yang ditandai dengan rasa kesemutan atau kebas pada jari-jari tangan.
Penjelasan Singkat:
- SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia): Diagnosa keperawatan ini digunakan untuk mengidentifikasi adanya perubahan dalam jumlah dan pola sensasi yang diterima dan diinterpretasikan oleh individu, yang ditandai dengan rasa kesemutan atau kebas pada jari-jari tangan.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk diagnosa ini adalah peningkatan sensasi normal dan berkurangnya rasa kesemutan atau kebas pada jari-jari tangan.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi diagnosa ini meliputi manajemen nyeri, terapi relaksasi, dan perawatan peripheral.
Kode dan definisi lainnya yang mungkin relevan:
2. Risiko Cedera Vaskular Perifer
Kode: 00086
Definisi: Berisiko mengalami kerusakan pada struktur dan fungsi pembuluh darah tepi.
3. Intoleransi Aktivitas
Kode: 00092
Definisi: Ketidakmampuan untuk mentolerir aktivitas fisik akibat ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.
Semoga informasi ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan tanyakan. Wassalamualaikum. -
Article No. 16460 | 30 Apr 2025
Klinis : biasanya tangan kesemutan dengan ciri” tangan kebas di jari-jari tangan, lalu sering muncul, kalau pegang tas belanjaan pasar pasti kesemutan, kalau menyapu juga, kalau mencuci baju di sungai juga, namun gula darah normal, tapi kolesterol dan asam urat emang tinggi.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan rekomendasi Diagnosis Keperawatan, Luaran, dan Intervensi Keperawatan yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
Diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan adalah "Gangguan Sensori Persepsi: Somatik" dengan ciri-ciri: Individu melaporkan kesemutan dan kebas di tangan dan jari-jari tangan yang sering terjadi, terutama saat melakukan aktivitas seperti memegang tas belanjaan, menyapu, dan mencuci baju di sungai. Gula darah dalam rentang normal, namun kolesterol dan asam urat tinggi.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Pasien dapat melaporkan penurunan frekuensi dan intensitas gejala kesemutan dan kebas di tangan.
2. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik manajemen diri yang efektif untuk mengatasi gejala kesemutan dan kebas di tangan.
3. Pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami gejala kesemutan dan kebas di tangan.
4. Pasien dapat menunjukkan penurunan kadar kolesterol dan asam urat dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Manajemen Rasa Nyeri
- Identifikasi penyebab, karakteristik, dan durasi rasa nyeri
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, kompres hangat, dan massage
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk pemberian analgetik, jika diperlukan
2. Peningkatan Perfusi Perifer
- Kaji tanda-tanda sirkulasi perifer, seperti warna, suhu, dan sensasi di tangan
- Ajarkan dan bantu pasien melakukan latihan fisik ringan, seperti gerakan jari-jari tangan dan pergelangan tangan
- Pertahankan posisi ekstremitas yang nyaman untuk meningkatkan sirkulasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengatasi kondisi kolesterol dan asam urat yang tinggi
3. Manajemen Aktivitas
- Kaji kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari
- Ajarkan teknik modifikasi aktivitas untuk menghindari atau meminimalkan gejala kesemutan dan kebas
- Berikan dukungan dan motivasi untuk tetap aktif dalam batas kemampuan pasien
4. Edukasi Kesehatan
- Berikan informasi kepada pasien mengenai penyebab, tanda-tanda, dan cara penanganan gejala kesemutan dan kebas
- Ajarkan pasien mengenai pentingnya menjaga kadar kolesterol dan asam urat dalam batas normal
- Dorong pasien untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yakni mengurangi frekuensi dan intensitas gejala kesemutan dan kebas, serta memiliki kemampuan dalam manajemen diri dan aktivitas sehari-hari yang lebih baik. -
Article No. 16461 | 30 Apr 2025
Klinis : S: - Pasien mengeluh sesak - Keluarga pasien mengatakan keluhan sesak sejak lama dan memberat kemarin malam disertai batu-batuk kering O: - Pasien tampak batuk-batuk - Sputum (-) - Pasien tampak gelisah - Pasien mampu memberikan respons sesuai - Riwayat sesak sejak lama
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Pola Napas Tidak Efektif
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pola napas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluh sesak napas
- Pasien tampak batuk-batuk
- Pasien tampak gelisah
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan pembersihan sekresi atau obstruksi jalan napas untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat.
Karakteristik Definisi:
- Pasien mengeluh sesak napas
- Pasien tampak batuk-batuk
- Sputum (-)
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pola Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam rentang normal
- Irama napas teratur
- Penggunaan otot bantu pernapasan minimal
- Pasien tampak tenang dan nyaman
2. Bersihan Jalan Napas Efektif
Kriteria Hasil:
- Tidak ada suara napas tambahan
- Pasien mampu batuk produktif
- Sputum dapat dikeluarkan dengan mudah
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Kaji pola napas, suara tambahan, dan keberadaan sputum
- Auskultasi suara napas
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Berikan posisi semi-fowler untuk memfasilitasi ekspansi dada
- Ajarkan teknik batuk efektif dan nafas dalam
2. Manajemen Pernapasan
- Kaji status pernapasan secara berkala
- Monitor frekuensi, irama, dan kedalaman napas
- Berikan bronkodilator dan terapi uap sesuai indikasi
- Ajarkan teknik relaksasi pernapasan
3. Manajemen Ansietas
- Kaji tingkat ansietas pasien
- Ciptakan lingkungan yang tenang dan nyaman
- Berikan informasi terkait kondisi dan rencana perawatan
- Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional
Penjelasan rinci dan terperinci:
Pasien dengan keluhan sesak napas dan batuk kering merupakan manifestasi dari Pola Napas Tidak Efektif dan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas. Diagnosa ini didasarkan pada gejala yang dilaporkan oleh pasien dan keluarga, serta temuan pemeriksaan fisik. Luaran yang diharapkan adalah Pola Napas Efektif dan Bersihan Jalan Napas Efektif, yang dapat dicapai melalui intervensi keperawatan yang komprehensif, meliputi manajemen jalan napas, manajemen pernapasan, dan manajemen ansietas. Intervensi ini bertujuan untuk mempertahankan fungsi pernapasan yang adekuat, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kenyamanan pasien.