Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14672 | 23 Mar 2025
Klinis : pasien didiagnosis Pneumothorax
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan untuk Pasien dengan Pneumothorax:
1. Gangguan Pertukaran Gas
Definisi: Ketidakmampuan untuk mempertahankan oksigenasi atau ventilasi yang adekuat pada tingkat sel.
Faktor Risiko: Pneumothorax yang menyebabkan penurunan volume paru dan kemampuan bernapas.
2. Nyeri Akut
Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang timbul akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.
Faktor Risiko: Adanya luka pada paru-paru dan dada akibat pneumothorax.
3. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin.
Faktor Risiko: Penurunan kapasitas fungsional pernapasan dan kelelahan.
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan pasien dan mengembangkan rencana asuhan keperawatan yang sesuai.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) adalah standar yang digunakan untuk menetapkan tindakan keperawatan yang harus dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI secara komprehensif akan membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas dan sesuai dengan standar profesi keperawatan di Indonesia. -
Article No. 14673 | 23 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif : Tuan Y mengatakan " Saya minum kurang dari 2 liter sehari" Data Objektif : • Bibir pecah pecah • Kulit kering
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan data yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
Diagnosa Keperawatan: Defisit Volume Cairan
Penjelasan singkat menggunakan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Defisit Volume Cairan adalah kondisi di mana individu mengalami pengurangan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intraseluler.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Hidrasi Adekuat
2. Keseimbangan Cairan
3. Integritas Membran Mukosa
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Cairan
2. Pemantauan Cairan
3. Peningkatan Asupan Cairan
Penjelasan:
Tuan Y mengeluhkan minum kurang dari 2 liter sehari, serta ditemukan tanda-tanda dehidrasi seperti bibir kering dan kulit kering. Hal ini menunjukkan adanya Defisit Volume Cairan yang perlu ditangani melalui intervensi keperawatan seperti manajemen cairan, pemantauan cairan, dan peningkatan asupan cairan agar tercapai hidrasi yang adekuat, keseimbangan cairan, dan integritas membran mukosa yang baik. -
Article No. 14674 | 23 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif : Tuan Y mengatakan " Saya minum kurang dari 2 liter sehari" Data Objektif : • Bibir pecah pecah • Kulit kering
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Selamat siang. Saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai menurut SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia) adalah Kekurangan Volume Cairan (00027). Diagnosa ini didasarkan pada keluhan pasien yang menyatakan minum kurang dari 2 liter sehari dan adanya tanda-tanda dehidrasi seperti bibir pecah-pecah dan kulit kering.
Luaran/Output yang Diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output berikut:
1. Hidrasi Adekuat (0601): Pasien menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang adekuat, seperti membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan tidak ada gejala dehidrasi.
2. Pengetahuan: Manajemen Cairan (1803): Pasien menunjukkan pemahaman yang baik tentang pentingnya asupan cairan yang cukup dan dapat menjelaskan strategi untuk meningkatkan asupan cairan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan:
1. Manajemen Cairan (4120):
a. Kaji status cairan pasien, termasuk asupan dan output cairan.
b. Pantau tanda-tanda dehidrasi, seperti membran mukosa, turgor kulit, dan berat badan.
c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan asupan cairan sesuai kebutuhan, misalnya dengan minum air putih, sup, atau jus buah.
d. Edukasi pasien tentang pentingnya asupan cairan yang cukup dan strategi untuk meningkatkannya.
e. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, jika diperlukan, untuk mengevaluasi kebutuhan cairan pasien.
2. Manajemen Hidrasi (4130):
a. Kaji status hidrasi pasien, termasuk tanda-tanda dehidrasi.
b. Berikan cairan sesuai indikasi, misalnya air putih, jus buah, atau cairan intravena jika diperlukan.
c. Pantau intake dan output cairan pasien secara rutin.
d. Edukasi pasien tentang pentingnya mempertahankan hidrasi yang adekuat.
Penjelasan yang Rinci dan Terperinci:
Diagnosa keperawatan Kekurangan Volume Cairan (00027) didasarkan pada data subjektif yang menunjukkan bahwa pasien minum kurang dari 2 liter sehari, serta data objektif berupa bibir pecah-pecah dan kulit kering, yang merupakan tanda-tanda dehidrasi. Diagnosa ini menggambarkan kondisi pasien yang mengalami kekurangan cairan dalam tubuh.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah Hidrasi Adekuat (0601) dan Pengetahuan: Manajemen Cairan (1803). Hidrasi Adekuat menunjukkan bahwa pasien telah menunjukkan tanda-tanda hidrasi yang baik, seperti membran mukosa lembab, turgor kulit baik, dan tidak ada gejala dehidrasi. Sedangkan Pengetahuan: Manajemen Cairan menunjukkan bahwa pasien memahami pentingnya asupan cairan yang cukup dan dapat menjelaskan strategi untuk meningkatkannya.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi Manajemen Cairan (4120) dan Manajemen Hidrasi (4130). Manajemen Cairan bertujuan untuk memantau status cairan pasien, menganjurkan peningkatan asupan cairan, dan memberikan edukasi tentang pentingnya hidrasi yang adekuat. Manajemen Hidrasi berfokus pada pemberian cairan sesuai indikasi, pemantauan intake dan output cairan, serta edukasi pasien.
Melalui penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu hidrasi yang adekuat dan pemahaman yang baik tentang manajemen cairan. Hal ini akan membantu pasien untuk meningkatkan asupan cairan dan mempertahankan status hidrasi yang optimal.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi yang sesuai untuk kondisi Tuan Y. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. Terima kasih. -
Article No. 14675 | 23 Mar 2025
Klinis : Kelebihan/kekurangan volume cairan menyebabkan Gangguan Integritas Kulit/Jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi kelebihan/kekurangan volume cairan yang menyebabkan gangguan integritas kulit/jaringan.
Diagnosa Keperawatan:
Ketidakseimbangan Volume Cairan
Definisi:
Kondisi di mana individu mengalami peningkatan atau penurunan cairan intravaskular, interstisial, dan/atau intrasellular yang dapat mengganggu fungsi kesehatan.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Volume Cairan merupakan salah satu diagnosa keperawatan yang terkait dengan gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
- Penyebab dapat berupa kelebihan atau kekurangan asupan cairan, perubahan kapasitas vaskuler, atau gangguan pada mekanisme pengaturan cairan.
- Tanda dan gejala dapat berupa edema, hipotensi, oliguria, dan perubahan turgor kulit.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah stabilitas volume cairan, yang ditandai dengan parameter vital yang stabil, tidak terdapat edema, dan profil cairan yang adekuat.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, intake-output cairan, manajemen cairan intravena, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
- Tujuannya adalah untuk mempertahankan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi, termasuk gangguan integritas kulit/jaringan.
Sebagai seorang pakar perawat, saya dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan volume cairan dan mencegah terjadinya gangguan integritas kulit/jaringan pada pasien. -
Article No. 14676 | 23 Mar 2025
Klinis : An. umur 2 tahun ibu pasien mengatakan bahwa sudah lemas selama 2 hari, mual dan tidak nafsu makan pemeriksaan lainnya TD : 90/60 mmHg, N:100 x/menit, S:36 derajat, Rr : 24x/menit diagnosa lainnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi yang Anda berikan, yaitu An. umur 2 tahun dengan keluhan lemas selama 2 hari, mual, dan tidak nafsu makan serta pemeriksaan tanda-tanda vital yang menunjukkan TD 90/60 mmHg, nadi 100 x/menit, suhu 36 derajat, dan respirasi 24 x/menit, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakseimbangan cairan (00025): Kondisi di mana tubuh mengalami kekurangan atau kelebihan cairan, elektrolit, dan/atau zat gizi yang diperlukan untuk mempertahankan volume cairan, keseimbangan elektrolit, dan/atau fungsi jaringan yang sehat.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Keseimbangan Cairan (0601): Menunjukkan kemampuan untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang tepat.
- Indikator:
- Asupan cairan adekuat (060101)
- Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (060102)
- Tidak ada tanda-tanda kelebihan cairan (060103)
- Elektrolit dalam batas normal (060104)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, maka diperlukan intervensi keperawatan sebagai berikut:
1. Manajemen cairan (4120):
- Kaji status cairan pasien, termasuk tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan.
- Timbang berat badan pasien secara rutin untuk memantau perubahan status cairan.
- Berikan cairan oral atau intravena sesuai dengan kebutuhan pasien.
- Pantau asupan dan output cairan pasien.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang pentingnya asupan cairan yang adekuat.
2. Manajemen mual (1450):
- Kaji penyebab dan faktor yang memperburuk mual.
- Berikan obat antiemetik sesuai dengan resep dokter.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat ditoleransi.
- Berikan lingkungan yang nyaman dan meminimalkan hal-hal yang dapat memicu mual.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang manajemen mual.
3. Peningkatan nafsu makan (1556):
- Kaji penyebab dan faktor yang mempengaruhi nafsu makan pasien.
- Berikan makanan yang mudah dicerna dan menarik bagi pasien.
- Anjurkan pasien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan nafsu makan.
- Berikan edukasi kepada keluarga tentang strategi untuk meningkatkan nafsu makan pasien.
Penjelasan yang lebih rinci dan terperinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakseimbangan cairan" dipilih karena pasien mengalami gejala-gejala yang mengarah pada adanya gangguan keseimbangan cairan, seperti lemas, mual, dan tidak nafsu makan. Tanda-tanda vital yang menunjukkan hipotensi (TD 90/60 mmHg) dan takikardia (nadi 100 x/menit) juga mengindikasikan kemungkinan adanya dehidrasi atau ketidakseimbangan cairan.
Luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan adalah "Keseimbangan Cairan", yang menunjukkan kemampuan pasien untuk mempertahankan volume dan komposisi cairan tubuh yang tepat. Indikator-indikator yang diharapkan tercapai meliputi asupan cairan yang adekuat, tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau kelebihan cairan, serta elektrolit dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut meliputi manajemen cairan, manajemen mual, dan peningkatan nafsu makan. Melalui intervensi-intervensi ini, diharapkan pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan, mengatasi mual, dan meningkatkan asupan makanan dan minuman yang adekuat, sehingga kondisi kesehatannya dapat membaik.
Penjelasan ini diberikan dengan tone akademis dan persona pakar, serta perspektif seorang perawat yang memahami proses asuhan keperawatan secara komprehensif. -
Article No. 14677 | 23 Mar 2025
Klinis : An. umur 2 tahun ibu pasien mengatakan bahwa sudah lemas selama 2 hari, mual dan tidak nafsu makan pemeriksaan lainnya TD : 90/60 mmHg, N:100 x/menit, S:36 derajat, Rr : 24x/menit diagnosa lainnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan penjabaran yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran atau output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi pasien An. umur 2 tahun dengan keluhan lemas, mual, dan tidak nafsu makan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Defisit Volume Cairan (00027) berhubungan dengan kehilangan cairan melalui muntah yang ditandai dengan lemas, TD 90/60 mmHg, dan nadi 100 x/menit.
Definisi: Pengurangan volume cairan intravasuler, interstisial, dan/atau intraseluler.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh (00002) berhubungan dengan penurunan asupan makanan yang ditandai dengan mual dan tidak nafsu makan.
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Luaran/Output yang diharapkan (SLKI):
1. Defisit Volume Cairan:
a. Hidrasi: Mempertahankan volume cairan tubuh dalam batas normal.
b. Tanda-tanda Vital: Mempertahankan tanda-tanda vital dalam batas normal.
c. Keseimbangan Cairan: Mempertahankan keseimbangan cairan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Asupan Nutrisi: Meningkatkan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
b. Status Nutrisi: Mempertahankan status nutrisi dalam batas normal.
c. Berat Badan: Mempertahankan berat badan dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Defisit Volume Cairan:
a. Pantau tanda-tanda vital secara teratur.
b. Berikan cairan intravena sesuai indikasi untuk mengganti kehilangan cairan.
c. Pantau intake dan output cairan secara ketat.
d. Berikan suplemen elektrolit jika diperlukan.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya hidrasi dan pemantauan tanda-tanda vital.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
a. Evaluasi asupan nutrisi dan kebutuhan kalori pasien.
b. Berikan nutrisi enteral atau parenteral sesuai indikasi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Berikan makanan dengan konsistensi yang sesuai dengan kondisi pasien.
d. Pantau berat badan secara teratur.
e. Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yang adekuat.
Melalui penerapan diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat membantu pasien An. umur 2 tahun untuk mengatasi masalah defisit volume cairan dan ketidakseimbangan nutrisi, sehingga kondisi pasien dapat segera membaik. Saya sebagai perawat profesional akan terus memantau dan mengevaluasi perkembangan pasien untuk memastikan tercapainya tujuan asuhan keperawatan yang optimal. Semoga penjelasan ini dapat membantu. Wassalamu'alaikum. -
Article No. 14678 | 23 Mar 2025
Klinis : Ny. K (55 tahun) dibawa ke RS karena keluhan sesak napas sejak 3 hari sebelum masuk RS. Batuk-batuk ada tapi tidak berdahak, Sesak dirasakan sudah 1 bulan yang lalu disertai bengkak, terutama di kaki dan perut. Pasien sudah pernah dirawat 1 bulan yang lalu di RS dengan keluhan yang sama. Saat itu pasien sudah disarankan untuk melakukan cuci darah tapi pasien menolak. 1 bulan berikutnya, pasien masuk kembali ke RS dengan keluhan sesak napas, dan kedua ekstremitas bengkak. Pasien masuk ke IGD TD pasien mencapai 205/110 mmHg dan mendapatkan drip perdipin 2 amp/titrasi. Hasil analisa gas darah di IGD menunjukkan asidosis metabolik pH; 7,242 pO2: 155,3 pCO2: 27,5 HCO3-: 11,6. Saat itu pasien diberikan koreksi biknat 200 meq. Di IGD pasien juga diberikan drip cedocard 1 mg/jam dan lasix 5 mg/jam. Pasien juga diberikan terapi oksigen nasal canul 5 lpm. Pasien dengan riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu, dan juga menderita DM sejak 5 tahun yang lalu. Saat dilakukan pengkajian pasien sudah berada diruangan rawat inap. Tingkat kesadaran pasien composmentis E4M6V5. Perawat mencoba melakukan anamnesa kepada pasien kenapa pasien menolak tindaka hemodialisis yang telah dianjurkan 1 bulan yang lalu. Pasien mengatakan menolak melakukan tindakan hemodialisis dikarenakan pasien tidak mau nasibnya sama seperti tetangga nya yang meninggal setelah menjalani hemodialisis. Namun, setelah diberikan penjelasan kepada pasien oleh tenaga kesehatan akhirnya pasien bersedia untuk dilakukan tindakan hemodialisis. Pasien akan direncanakan untuk tindakan hemodialisis besok hari. Pasien mengatakan nafsu makan sejak 1 bulan belakangan menurun. BB= TB IMT 20,1 kg/m2. Keluhan mual (+), muntah (-). Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, membran mukosa bibir kering. Diet: diet RG 1500 kkal/kgBB/hari, protein 1 gr/hari. Saat ini semua kebutuhan dibantu perawat, pasien hanya bisa beraktivitas di tempat tidur dengan bantuan parsial dari perawat dan keluarga. Pasien masih tampak sulit untuk melakukan kegiatan. Pasien mengatakan sudah mencoba untuk beraktivitas namun setiap kali turun dari tempat tidur pasien mengeluh pusing dan sesak semakin berat. Pasien saat ini terpasang CDL di subclavia dextra, terpasang kateter dan edema pada ekstremitas atas dan bawah, pitting edema grade 2. Keluhan badan terasa lemas dan letih (+). Pasien terpasang folley kateter, produksi urine kuning jernih dengan jumlah 900ml/24 jam. Pasien terpasang lasix 5 mg/jam. BAB tidak masalah. Balance cairan/24 jam →intake cairan 500 ml, output cairan: 1500 ml, BC: -1000 ml. Pasien mengeluh sering terbangun akibat sesak yang masih yang masih dirasakannya. Pasien harus tidur dengan 2 bantal, pasien mengatakan tidur hanya ± 5 jam setiap malamnya. Personal hygiene pasien cukup baik, kulit kering. Pasien merupakan seorang istri dan seorang ibu. Pasien sehari-hari menjalani peranya sebagai ibu rumah tangga. Terkait peran di rumah tangga semenjak sakit 1 bulan terakhir terdapat perubahan yang dirasakan oleh pasien, pasien tidak dapat beraktivitas berat karena akan memicu timbulnya sesak napas. Pasien seorang ibu rumah tangga. Selama perawatan suami pasien yang bertanggung jawab terhadap segala kebutuhan pasien. Pasien mengatakan orang yang terdekat selama perawatan adalah suaminya. Suamninya dengan setia menunggui dan memberikan support untuk kesembuhan pasien. Hasil pemeriksaan fisik di ruangan di dapatkan TD 182/85 mmHg HR 84 x/menit, nadi teraba kuat dan reguler, suhu 36,80C, akral teraba hangat, CRT < 3 detik. Pemeriksaan fisik paru: RR 24x/menit, irama nafas irreguler dan teratur terpasang nasal canul 5 liter per menit. Hasil pemeriksaan laboratorium: Hb = 8,8 g/dl, Ht = 27%, leukosit= 9,7 ribu/ul, trombosit = 307ribu/ul, eritrosit = 3,22 juta/u, albumin = 2,5 mg/dl, natrium : 145 mmol/l, kalium 5,33 mmol/l, chlorida 118 mmol/l. Hasil pemeriksaan laboratorium pre HD: ureum : 152 mg/dl, kreatinin : 7 mg/dl. Hasil pemeriksaan laboratorium post HD: ureum: 101 mg/dl, kreatinin: 5 mg/dl. Hasil rontgen thoraks kardiomegali dengan edema paru + efusi bilateral.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Ny. K:
Diagnosis Keperawatan:
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung dan edema paru
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan gangguan mekanisme pengeluaran urin sekunder terhadap gagal ginjal
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sesak napas
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia dan mual
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang diinginkan atau dibutuhkan karena keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
2. Kelebihan volume cairan: Kelebihan cairan yang ditunjukkan dengan edema, penambahan berat badan, sesak napas, dan bunyi napas tambahan.
3. Gangguan pola tidur: Gangguan kuantitas dan kualitas tidur yang menyebabkan gangguan fungsi pada individu.
4. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Toleransi aktivitas: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Keseimbangan cairan: Keseimbangan antara asupan dan pengeluaran cairan tubuh.
3. Kualitas tidur: Derajat tidur yang memberikan penyegaran.
4. Status nutrisi: Keadaan yang mencerminkan keseimbangan antara asupan dan kebutuhan nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen aktivitas: Intervensi untuk mengoptimalkan kapasitas fisik pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Manajemen cairan: Intervensi untuk mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh.
3. Manajemen tidur: Intervensi untuk memfasilitasi tidur yang adekuat dan berkualitas.
4. Manajemen nutrisi: Intervensi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. -
Article No. 14679 | 23 Mar 2025
Klinis : diagnosa diare
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi diare.
Diagnosa Keperawatan:
Diare
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai perubahan frekuensi, konsistensi, dan volume feses yang tidak normal, biasanya lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Diare dapat disebabkan oleh infeksi, intoleransi, malabsorpsi, obat-obatan, atau kondisi lainnya.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari asuhan keperawatan pada pasien dengan diare adalah:
1. Pasien menunjukkan pola eliminasi yang normal.
2. Pasien mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Pasien tidak mengalami komplikasi.
4. Pasien dan keluarga memahami manajemen diare.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan diare meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital dan status cairan.
2. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan.
3. Manajemen diet dan nutrisi.
4. Edukasi mengenai perawatan diare di rumah.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan komplikasi.
Secara umum, diagnosa keperawatan diare membutuhkan pendekatan komprehensif untuk mengatasi masalah yang timbul, meliputi pemantauan, pemberian cairan, nutrisi, edukasi, dan kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. -
Article No. 14680 | 23 Mar 2025
Klinis : pasien mengatakan masih merasakan mula, muntah dan sulit makan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan keluhan pasien yang masih merasakan mual, muntah, dan sulit makan, maka diagnosis keperawatan yang sesuai adalah:
1. Mual (SDKI)
Definisi: Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah.
Faktor yang berhubungan:
- Obat-obatan
- Perubahan pada saluran pencernaan
- Ketidakseimbangan elektrolit
Gejala dan tanda mayor:
- Mengeluh mual
- Pucat
- Keringat dingin
2. Risiko Defisit Nutrisi (SDKI)
Definisi: Berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor risiko:
- Mual dan muntah
- Anoreksia
- Keterbatasan dalam mengonsumsi makanan
Gejala dan tanda mayor:
- Penurunan berat badan
- Asupan makan yang tidak adekuat
- Perubahan dalam status nutrisi
Rencana Keperawatan (SLKI):
1. Manajemen Mual
- Kaji penyebab, durasi, dan tingkat mual
- Berikan antiemetik sesuai instruksi medis
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengurangi mual
2. Pemantauan Nutrisi
- Kaji asupan nutrisi
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi
- Berikan makanan dan cairan sesuai kebutuhan
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Mual
- Monitor tanda-tanda vital
- Berikan obat antiemetik sesuai instruksi
- Berikan lingkungan yang nyaman dan bersih
- Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi
2. Manajemen Nutrisi
- Kaji asupan dan kebutuhan nutrisi
- Berikan makanan sesuai toleransi dan preferensi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan rencana nutrisi
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan pasien dapat mengatasi mual, muntah, dan dapat memperbaiki asupan nutrisinya sehingga status kesehatannya membaik. -
Article No. 14681 | 23 Mar 2025
Klinis : Ny.w umur 57 tahun pasien mengatakan bahwa pusing pemeriksaan lainnya TD : 140/80 mmHg, N:80 x/menit, S:36 derajat, Rr : 20x/menit diagnosa lainnya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci terkait kondisi pasien Ny. W yang mengalami pusing.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif
Definisi: Berisiko mengalami penurunan aliran darah ke otak yang dapat mengakibatkan penurunan pasokan oksigen dan nutrisi ke jaringan otak.
Faktor Risiko: Hipertensi, usia lanjut.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perfusi Serebral
- Kriteria Hasil:
1. Tidak ada tanda-tanda penurunan aliran darah ke otak (pusing, sakit kepala, kebingungan, ketidakmampuan berkonsentrasi).
2. Tekanan darah dalam batas normal.
3. Frekuensi denyut nadi dalam batas normal.
4. Suhu tubuh dalam batas normal.
5. Tingkat kesadaran dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Tanda-Tanda Vital
- Tujuan: Mengidentifikasi adanya perubahan tanda-tanda vital yang dapat memengaruhi perfusi serebral.
- Aktivitas:
1. Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan laju napas secara rutin.
2. Memantau stabilitas tanda-tanda vital.
3. Mengidentifikasi penyebab perubahan tanda-tanda vital.
2. Manajemen Hipertensi
- Tujuan: Mempertahankan tekanan darah dalam batas normal untuk mencegah penurunan perfusi serebral.
- Aktivitas:
1. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi tekanan darah.
2. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan dalam pemberian obat antihipertensi.
3. Mengajarkan teknik manajemen stres dan latihan fisik.
4. Memantau efektivitas pengobatan dalam mengontrol tekanan darah.
3. Manajemen Nyeri Kepala
- Tujuan: Mengurangi gejala pusing yang dialami pasien.
- Aktivitas:
1. Mengkaji karakteristik dan tingkat keparahan pusing yang dialami pasien.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor pemicu pusing.
3. Mengkolaborasikan pemberian obat analgesik atau anti-vertigo, jika diperlukan.
4. Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi untuk mengatasi pusing.
5. Memantau efektivitas intervensi dalam mengurangi gejala pusing.
Melalui implementasi intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan dapat meningkatkan perfusi serebral pada pasien Ny. W sehingga gejala pusing dapat teratasi dan tekanan darah dapat dipertahankan dalam batas normal.