Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14642 | 23 Mar 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
1. Nyeri Kronis:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Kronis
Rasional: Pasien mengalami nyeri kronis yang membutuhkan manajemen nyeri yang efektif agar dapat beradaptasi dan tetap aktif.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Nyeri: Mengkaji karakteristik nyeri, mengelola faktor penyebab dan pemicu nyeri, mengajarkan teknik manajemen nyeri (seperti terapi relaksasi, distraksi, dan penggunaan obat-obatan), dan mengevaluasi efektivitas intervensi.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang nyeri kronis, strategi manajemen nyeri, dan pentingnya beradaptasi dengan nyeri kronis untuk tetap aktif.
- Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada pasien dalam menghadapi nyeri kronis dan membantu pasien beradaptasi secara psikologis.
2. Intoleransi Aktivitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Intoleransi Aktivitas
Rasional: Pasien mengalami intoleransi terhadap aktivitas fisik yang membutuhkan peningkatan toleransi secara bertahap untuk dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan minimal bantuan dan memperbaiki status fungsional.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Aktivitas: Mengkaji kemampuan dan toleransi pasien terhadap aktivitas, merencanakan dan melaksanakan program peningkatan aktivitas secara bertahap, serta memantau dan mengevaluasi kemajuan pasien.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang pentingnya aktivitas fisik, strategi untuk meningkatkan toleransi aktivitas, dan manfaatnya bagi pemulihan dan kebugaran fisik.
- Dukungan Fisik: Memberikan bantuan dan fasilitasi yang dibutuhkan pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, serta membantu pasien berlatih keterampilan fisik untuk meningkatkan kemandirian.
3. Ketidakpatuhan:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakpatuhan
Rasional: Pasien mengalami ketidakpatuhan terhadap regimen pengobatan yang direkomendasikan, yang membutuhkan upaya untuk memodifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Regimen Pengobatan: Mengkaji pemahaman dan motivasi pasien terhadap regimen pengobatan, mengidentifikasi dan mengatasi hambatan kepatuhan, serta membantu pasien dalam merencanakan dan melaksanakan regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi dan edukasi kepada pasien tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan, manfaat perilaku sehat, dan strategi untuk memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat.
- Dukungan Motivasional: Memberikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk meningkatkan kepatuhan, mengubah gaya hidup, dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi-kondisi yang Anda berikan. Jangan ragu untuk bertanya jika Anda membutuhkan informasi lebih lanjut. -
Article No. 14643 | 23 Mar 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi yang Anda berikan.
1. Nyeri Kronis:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Nyeri Kronis: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah kerusakan tersebut, berlangsung lebih dari 3 bulan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2. Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3. Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Nyeri: Mengidentifikasi dan mengelola faktor penyebab nyeri, membantu pasien menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan memonitor efektivitas intervensi.
2. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien tentang nyeri kronis, penyebab, dan strategi manajemen nyeri yang dapat dilakukan.
3. Terapi Aktivitas: Membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap dan mempertahankan aktivitas sehari-hari.
2. Intoleransi Aktivitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Intoleransi Aktivitas: Keterbatasan dalam melakukan pekerjaan, hobi, atau aktivitas rekreasi yang diinginkan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
2. Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
3. Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas: Membantu pasien meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap, memonitor respons pasien terhadap aktivitas, dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan aktivitas harian.
2. Terapi Latihan: Memfasilitasi latihan fisik yang dapat meningkatkan kebugaran dan status fungsional pasien.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan edukasi kepada pasien tentang pentingnya peningkatan aktivitas dan manfaatnya bagi kesehatan.
3. Ketidakpatuhan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Ketidakpatuhan: Pola perilaku yang tidak sesuai dengan rekomendasi kesehatan yang disepakati bersama antara individu dan pemberi layanan kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
2. Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
3. Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Regimen Terapeutik: Membantu pasien mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan, memonitor kepatuhan, dan mengatasi hambatan yang muncul.
2. Konseling: Memberikan konseling kepada pasien untuk memotivasi perubahan gaya hidup yang lebih sehat dan membantu pasien mengatasi hambatan dalam melakukan perubahan.
3. Dukungan Sistem: Melibatkan keluarga atau orang terdekat pasien untuk memberikan dukungan dalam mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Penjelasan rinci dan terperinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi-kondisi tersebut. Jangan ragu untuk bertanya jika ada hal yang kurang jelas. -
Article No. 14644 | 23 Mar 2025
Klinis : Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi yang Anda deskripsikan, beserta luaran/output yang diharapkan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI), serta penjelasan rinci untuk setiap poinnya.
1. Diagnosa Keperawatan untuk Nyeri Kronis:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Nyeri Kronis
Rasional: Pasien mengalami nyeri yang terus-menerus dan berlangsung lama, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Nyeri Kronis.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Rasional: Luaran ini menggambarkan tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai, yaitu pasien dapat mengelola nyeri dengan baik, menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, dan tetap aktif dalam beraktivitas meskipun mengalami nyeri kronis.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Manajemen Nyeri
- Distraksi
- Terapi Relaksasi
- Terapi Komplementer
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mengelola nyeri secara efektif, baik melalui teknik farmakologis maupun nonfarmakologis, sehingga pasien dapat menurunkan tingkat nyeri, mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif, serta tetap aktif dalam beraktivitas.
2. Diagnosa Keperawatan untuk Intoleransi Aktivitas:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Intoleransi Aktivitas
Rasional: Pasien mengalami keterbatasan dalam melakukan aktivitas fisik, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Intoleransi Aktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Rasional: Luaran ini menggambarkan tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai, yaitu pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas, menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal, serta memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Manajemen Aktivitas
- Peningkatan Mobilitas
- Terapi Aktivitas
- Edukasi Perawatan Diri
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan toleransi dan kemampuan dalam melakukan aktivitas fisik secara bertahap, sehingga pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal dan memperbaiki status fungsional serta kebugaran fisik.
3. Diagnosa Keperawatan untuk Ketidakpatuhan:
Diagnosa Keperawatan SDKI: Ketidakpatuhan
Rasional: Pasien tidak mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan dan tidak menerapkan gaya hidup yang sehat, sehingga diagnosa keperawatan yang sesuai adalah Ketidakpatuhan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Rasional: Luaran ini menggambarkan tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai, yaitu pasien dapat patuh terhadap regimen pengobatan, dapat mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat, dan dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Manajemen Regimen Pengobatan
- Edukasi Kesehatan
- Bimbingan Perilaku
- Pengawasan Kesehatan
Rasional: Intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien meningkatkan kepatuhan terhadap regimen pengobatan, mengubah gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat, dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Secara keseluruhan, diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk masing-masing kondisi telah dijelaskan secara rinci dan terperinci. Setiap poin memiliki rasional yang jelas dan sesuai dengan kondisi pasien yang dideskripsikan. -
Article No. 14645 | 23 Mar 2025
Klinis : Tn. S.P. adalah seorang pensiunan pelukis berusia 68 tahun yang mengalami nyeri betis kaki kanan. Rasa sakitnya dimulai sekitar 2 tahun yang lalu tetapi telah menjadi jauh lebih buruk dalam 4 bulan terakhir. Rasa sakitnya bertambah parah saat berolahraga dan berkurang dengan istirahat. Dua tahun yang lalu, Tn. S.P. dapat berjalan sejauh dua blok kota sebelum harus berhenti karena nyeri kaki. Sekarang, dia hampir tidak bisa berjalan melintasi halaman. S.P. telah merokok dua hingga tiga bungkus rokok per hari (PPD) selama 45 tahun terakhir. Dia memiliki riwayat penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi (HTN), penyakit pembuluh darah perifer (PVD), dan osteoartritis. Riwayat bedah termasuk cangkok bypass arteri koroner empat kali lipat (CABG × 4) 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak lagi mengalami gejala penyakit kardiopulmoner, meskipun ia tidak patuh terhadap program olahraga yang diresepkan oleh ahli jantungnya, ia terus makan apa pun yang ia inginkan, dan terus merokok dua hingga tiga batang per hari. Riwayat bedah lainnya termasuk fiksasi internal reduksi terbuka pada fraktur femur kanan 20 tahun yang lalu. SP berada di klinik hari ini untuk janji temu tindak lanjut rutin setengah tahunan dengan dokter utamanya. Saat Anda mengukur tanda-tanda vitalnya, dia memberitahu Anda bahwa, selain nyeri betis, dia mengalami nyeri pinggul kanan yang memburuk saat berolahraga, rasa sakitnya tidak segera hilang dengan istirahat, beberapa hari lebih buruk dari yang lain, dan kondisinya tidak terpengaruh oleh posisi istirahat. Pemeriksaan Umum: Berat badan 118 kg. Tinggi badan 178cm. Tekanan darah 163/91 mmHg. Denyut nadi 82 kali/menit. Laju pernapasan 16 kali/menit. Temperatur 98,4° F (36. 9° C). Pengujian Laboratorium (Puasa): Kolesterol 239 mg/dL, Trigliserida 150 mg/dL, HDL 28 mg/dL, LDL 181 mg/dL. Pengobatan saat ini: Lisinopril (Zestril) 20 mg / hari Metoprolol (Lopressor) 25 mg dua kali sehari Aspirin 325 mg / hari Simvastatin (Zocor) 20 mg / hari Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang rasional nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi Tn. S.P. beserta luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang diperlukan:
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk karakteristik, lokasi, durasi, frekuensi, dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi nyeri.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk mengelola nyeri, misalnya pemberian analgesik atau terapi fisik.
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri non-farmakologis, seperti relaksasi, terapi panas/dingin, distraksi, dan teknik pengendalian nyeri.
- Dorong pasien untuk menggunakan dan mengevaluasi efektivitas teknik manajemen nyeri yang dipilih.
- Berikan dukungan emosional dan edukasi tentang nyeri kronis dan pentingnya beradaptasi dengan kondisi tersebut.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji kapasitas fungsional dan toleransi aktivitas pasien.
- Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi intoleransi aktivitas, seperti nyeri, disfungsi kardiovaskular, dan keterbatasan muskuloskeletal.
- Kembangkan rencana latihan fisik yang aman dan bertahap berdasarkan kondisi pasien.
- Latih pasien dalam melakukan aktivitas fisik yang sesuai, misalnya berjalan, senam, atau latihan kekuatan.
- Berikan edukasi tentang pentingnya aktivitas fisik dan manfaatnya bagi kesehatan.
- Pantau respon pasien selama latihan dan modifikasi rencana sesuai kebutuhan.
- Dukung pasien untuk mempertahankan perilaku aktif dalam kehidupan sehari-hari.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
- Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan, seperti pemahaman, motivasi, dan persepsi pasien tentang pengobatan dan perilaku sehat.
- Berikan edukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan dan modifikasi gaya hidup yang sehat.
- Libatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan dan pengobatan.
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi hambatan dan memfasilitasi pemecahan masalah.
- Berikan dukungan dan motivasi kepada pasien untuk mencapai perilaku sehat yang diinginkan.
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter dan ahli gizi, untuk mengoptimalkan perawatan pasien.
- Pantau kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan dan modifikasi gaya hidup, serta berikan umpan balik positif.
Rasional:
Diagnosa keperawatan yang dipilih didasarkan pada kondisi Tn. S.P. yang mengalami nyeri betis dan pinggul, intoleransi aktivitas, serta riwayat kondisi kesehatan yang kompleks dan perilaku gaya hidup yang tidak sehat. Luaran/output yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang direkomendasikan bertujuan untuk mengelola nyeri, meningkatkan toleransi aktivitas, dan meningkatkan kepatuhan pasien terhadap regimen pengobatan serta modifikasi gaya hidup yang sehat. Dengan demikian, kondisi Tn. S.P. dapat ditangani secara komprehensif dan tujuan perawatan dapat tercapai. -
Article No. 14646 | 23 Mar 2025
Klinis : Tn. S.P. adalah seorang pensiunan pelukis berusia 68 tahun yang mengalami nyeri betis kaki kanan. Rasa sakitnya dimulai sekitar 2 tahun yang lalu tetapi telah menjadi jauh lebih buruk dalam 4 bulan terakhir. Rasa sakitnya bertambah parah saat berolahraga dan berkurang dengan istirahat. Dua tahun yang lalu, Tn. S.P. dapat berjalan sejauh dua blok kota sebelum harus berhenti karena nyeri kaki. Sekarang, dia hampir tidak bisa berjalan melintasi halaman. S.P. telah merokok dua hingga tiga bungkus rokok per hari (PPD) selama 45 tahun terakhir. Dia memiliki riwayat penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi (HTN), penyakit pembuluh darah perifer (PVD), dan osteoartritis. Riwayat bedah termasuk cangkok bypass arteri koroner empat kali lipat (CABG × 4) 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak lagi mengalami gejala penyakit kardiopulmoner, meskipun ia tidak patuh terhadap program olahraga yang diresepkan oleh ahli jantungnya, ia terus makan apa pun yang ia inginkan, dan terus merokok dua hingga tiga batang per hari. Riwayat bedah lainnya termasuk fiksasi internal reduksi terbuka pada fraktur femur kanan 20 tahun yang lalu. SP berada di klinik hari ini untuk janji temu tindak lanjut rutin setengah tahunan dengan dokter utamanya. Saat Anda mengukur tanda-tanda vitalnya, dia memberitahu Anda bahwa, selain nyeri betis, dia mengalami nyeri pinggul kanan yang memburuk saat berolahraga, rasa sakitnya tidak segera hilang dengan istirahat, beberapa hari lebih buruk dari yang lain, dan kondisinya tidak terpengaruh oleh posisi istirahat. Pemeriksaan Umum: Berat badan 118 kg. Tinggi badan 178cm. Tekanan darah 163/91 mmHg. Denyut nadi 82 kali/menit. Laju pernapasan 16 kali/menit. Temperatur 98,4° F (36. 9° C). Pengujian Laboratorium (Puasa): Kolesterol 239 mg/dL, Trigliserida 150 mg/dL, HDL 28 mg/dL, LDL 181 mg/dL. Pengobatan saat ini: Lisinopril (Zestril) 20 mg / hari Metoprolol (Lopressor) 25 mg dua kali sehari Aspirin 325 mg / hari Simvastatin (Zocor) 20 mg / hari Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang Tindakan keperawatan nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Nyeri Kronis
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1) Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri.
2) Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif.
3) Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1) Lakukan pengkajian nyeri komprehensif, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, keparahan, dan faktor pencetus.
2) Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk melakukan intervensi farmakologis dan non-farmakologis yang sesuai, seperti pemberian analgesik, relaksasi, terapi panas-dingin, dan tindakan distraksi.
3) Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri yang dapat dilakukan secara mandiri, seperti teknik relaksasi, visualisasi, dan teknik pengalihan perhatian.
4) Dorong pasien untuk tetap aktif dan terlibat dalam aktivitas sesuai kemampuan.
5) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk membantu meningkatkan mobilitas dan kekuatan otot.
2. Intoleransi Aktivitas
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1) Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap.
2) Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
3) Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1) Kaji tingkat aktivitas dan toleransi pasien saat ini.
2) Kembangkan rencana aktivitas yang terstruktur dan bertahap sesuai dengan kondisi pasien.
3) Ajarkan teknik konservasi energi dan pengaturan aktivitas.
4) Libatkan pasien dalam program latihan fisik yang teratur, seperti berjalan, berenang, atau latihan ringan lainnya.
5) Berikan dukungan dan motivasi untuk meningkatkan partisipasi pasien dalam aktivitas.
3. Ketidakpatuhan
- Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1) Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
2) Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
3) Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
- Intervensi Keperawatan (SIKI):
1) Kaji faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan, seperti pemahaman tentang penyakit, keyakinan, motivasi, dan dukungan sosial.
2) Berikan edukasi tentang pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan modifikasi gaya hidup yang direkomendasikan.
3) Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk memberikan dukungan dan memantau kepatuhan pasien.
4) Gunakan strategi peningkatan motivasi, seperti goal setting dan reinforcement positif.
5) Berikan umpan balik yang konstruktif dan evaluasi berkala untuk memantau kemajuan pasien.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, mengelola nyeri kronis, meningkatkan toleransi aktivitas, dan mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang. -
Article No. 14647 | 23 Mar 2025
Klinis : Pasien anak perempuan, usia 5 tahun, mengalami demam tinggi selama 3 hari, ruam merah di kulit, bintik Koplik di mukosa mulut, batuk kering, dan mata merah. Hasil pemeriksaan menunjukkan kemungkinan campak.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi pasien anak perempuan, usia 5 tahun, dengan kemungkinan diagnosa campak.
Diagnosis Keperawatan:
1. Risiko penyebaran infeksi terkait paparan virus campak
2. Hipertermia terkait proses infeksi virus campak
3. Gangguan pola napas tidak efektif terkait proses infeksi virus campak
4. Gangguan integritas kulit terkait erupsi kulit (ruam merah)
5. Risiko aspirasi terkait batuk kering dan bintik Koplik di mukosa mulut
Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah kesehatan pasien.
- Diagnosis keperawatan di atas mengacu pada SDKI yang dikembangkan oleh PPNI.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan hasil atau luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
- Luaran keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus ini antara lain: pencegahan penyebaran infeksi, kontrol suhu tubuh, perbaikan pola napas, perbaikan integritas kulit, dan pencegahan aspirasi.
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Merupakan standar yang digunakan untuk menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Intervensi keperawatan yang dapat diterapkan pada kasus ini antara lain: isolasi pasien, manajemen demam, terapi oksigen, perawatan luka, dan pencegahan aspirasi.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang terstandar dan berkualitas untuk mengatasi masalah kesehatan pasien dengan kemungkinan diagnosa campak. -
Article No. 14648 | 23 Mar 2025
Klinis : An.’B’,lahir 20 februari 2005 Usia: 10 tahun 1bulan 3 hari dengan Berat Badan: 59 kg,Tinggi Badan: 140 cm.Indeks Massa Tubuh (IMT): 30,1 kg/m² (kategorisasi obesitas) Budi adalah seorang anak berusia 10 tahun yang bersekolah di SD. Ia tercatat mengalami obesitas sejak usia 8 tahun. Ditengarai sebagai hasil dari pola makan yang tidak sehat dan mengurangi aktivitas fisik, Budi sering mengonsumsi makanan cepat saji dan camilan tinggi gula, serta lebih suka menghabiskan waktu di depan layar gadget dibandingkan berolahraga. Pengukuran IMT menunjukkan bahwa Budi termasuk dalam kategori obesitas.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Budi:
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik, ditandai dengan Berat Badan 59 kg dan IMT 30,1 kg/m² (kategori obesitas).
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakseimbangan Nutrisi: Lebih dari Kebutuhan Tubuh didefinisikan sebagai keadaan di mana asupan nutrisi melebihi kebutuhan metabolisme tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan adalah Berat Badan Seimbang, ditandai dengan penurunan berat badan dan IMT yang berada dalam rentang normal.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi yang dapat dilakukan adalah Manajemen Berat Badan, Edukasi Gizi, dan Aktivitas Fisik yang Teratur.
Tujuan intervensi adalah untuk membantu Budi mencapai berat badan yang seimbang melalui pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang teratur, dan pengurangan konsumsi makanan cepat saji serta camilan tinggi gula. -
Article No. 14649 | 23 Mar 2025
Klinis : Tn. S.P. adalah seorang pensiunan pelukis berusia 68 tahun yang mengalami nyeri betis kaki kanan. Rasa sakitnya dimulai sekitar 2 tahun yang lalu tetapi telah menjadi jauh lebih buruk dalam 4 bulan terakhir. Rasa sakitnya bertambah parah saat berolahraga dan berkurang dengan istirahat. Dua tahun yang lalu, Tn. S.P. dapat berjalan sejauh dua blok kota sebelum harus berhenti karena nyeri kaki. Sekarang, dia hampir tidak bisa berjalan melintasi halaman. S.P. telah merokok dua hingga tiga bungkus rokok per hari (PPD) selama 45 tahun terakhir. Dia memiliki riwayat penyakit arteri koroner (CAD), hipertensi (HTN), penyakit pembuluh darah perifer (PVD), dan osteoartritis. Riwayat bedah termasuk cangkok bypass arteri koroner empat kali lipat (CABG × 4) 3 tahun yang lalu. Sejak saat itu, ia tidak lagi mengalami gejala penyakit kardiopulmoner, meskipun ia tidak patuh terhadap program olahraga yang diresepkan oleh ahli jantungnya, ia terus makan apa pun yang ia inginkan, dan terus merokok dua hingga tiga batang per hari. Riwayat bedah lainnya termasuk fiksasi internal reduksi terbuka pada fraktur femur kanan 20 tahun yang lalu. SP berada di klinik hari ini untuk janji temu tindak lanjut rutin setengah tahunan dengan dokter utamanya. Saat Anda mengukur tanda-tanda vitalnya, dia memberitahu Anda bahwa, selain nyeri betis, dia mengalami nyeri pinggul kanan yang memburuk saat berolahraga, rasa sakitnya tidak segera hilang dengan istirahat, beberapa hari lebih buruk dari yang lain, dan kondisinya tidak terpengaruh oleh posisi istirahat. Pemeriksaan Umum: Berat badan 118 kg. Tinggi badan 178cm. Tekanan darah 163/91 mmHg. Denyut nadi 82 kali/menit. Laju pernapasan 16 kali/menit. Temperatur 98,4° F (36. 9° C). Pengujian Laboratorium (Puasa): Kolesterol 239 mg/dL, Trigliserida 150 mg/dL, HDL 28 mg/dL, LDL 181 mg/dL. Pengobatan saat ini: Lisinopril (Zestril) 20 mg / hari Metoprolol (Lopressor) 25 mg dua kali sehari Aspirin 325 mg / hari Simvastatin (Zocor) 20 mg / hari Diagnosis keperawatan 1. Nyeri Kronis : -Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri. -Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif. -Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif. 2. Intoleransi Aktivitas : - Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap. - Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal. - Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik. 3. Ketidakpatuhan: - Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan. - Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat. - Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang Evaluasi keperawatan nya apa?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi Tn. S.P. yang dideskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai, beserta luaran/output yang diharapkan (SLKI) dan intervensi keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Diagnosa Keperawatan: Nyeri Kronis
SLKI (Luaran/Output yang Diharapkan):
- Pasien dapat melaporkan penurunan tingkat nyeri dari tingkat nyeri saat ini ke tingkat nyeri yang dapat diterima.
- Pasien dapat mengenali dan menggunakan teknik manajemen nyeri yang efektif untuk mengurangi nyeri.
- Pasien dapat beradaptasi dengan nyeri kronis dan tetap aktif dalam batas kemampuannya.
SIKI (Intervensi Keperawatan yang Diperlukan):
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas, dan faktor yang mempengaruhi).
- Identifikasi strategi koping pasien dalam mengatasi nyeri saat ini.
- Ajarkan teknik manajemen nyeri non-farmakologis (relaksasi, distraksi, terapi panas/dingin, dan lain-lain).
- Kolaborasi dengan dokter untuk pengaturan terapi farmakologis yang sesuai.
- Monitor efektivitas terapi dalam mengurangi nyeri.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang nyeri kronis dan pengelolaannya.
- Bantu pasien dalam meningkatkan aktivitas fungsional dengan tetap memperhatikan batas toleransi nyeri.
2. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas
SLKI (Luaran/Output yang Diharapkan):
- Pasien dapat meningkatkan toleransi terhadap aktivitas fisik secara bertahap sesuai kemampuan.
- Pasien dapat menyelesaikan aktivitas harian dengan bantuan minimal.
- Pasien dapat memperbaiki status fungsional dan kebugaran fisik.
SIKI (Intervensi Keperawatan yang Diperlukan):
- Kaji kemampuan fungsional pasien dan tingkat keterbatasan aktivitas.
- Lakukan asesmen komprehensif terkait faktor-faktor yang memengaruhi intoleransi aktivitas (nyeri, disfungsi kardiopulmoner, dll).
- Kembangkan rencana latihan aktivitas/rehabilitasi yang aman dan terukur sesuai toleransi pasien.
- Ajarkan teknik-teknik energy conservation, activity scheduling, dan manajemen kelelahan.
- Dorong dan fasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas fungsional secara bertahap.
- Libatkan keluarga dalam mendukung program aktivitas pasien.
- Monitor vital signs dan respons pasien selama aktivitas.
- Evaluasi kemajuan dan modifikasi rencana aktivitas sesuai kebutuhan.
3. Diagnosa Keperawatan: Ketidakpatuhan
SLKI (Luaran/Output yang Diharapkan):
- Pasien dapat mengikuti regimen pengobatan yang direkomendasikan.
- Pasien dapat memodifikasi gaya hidup yang tidak sehat menjadi lebih sehat.
- Pasien dapat mempertahankan perilaku sehat dalam jangka panjang.
SIKI (Intervensi Keperawatan yang Diperlukan):
- Kaji faktor-faktor yang memengaruhi ketidakpatuhan pasien (pengetahuan, motivasi, dukungan sosial, dll).
- Identifikasi hambatan dan rencana untuk meningkatkan kepatuhan pasien.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya kepatuhan terhadap regimen pengobatan dan gaya hidup sehat.
- Kolaborasi dengan dokter untuk menyederhanakan regimen pengobatan jika memungkinkan.
- Libatkan keluarga dalam mendukung kepatuhan pasien.
- Gunakan pendekatan yang berpusat pada pasien untuk meningkatkan motivasi dan komitmen.
- Monitor secara berkala kepatuhan pasien terhadap pengobatan dan perubahan gaya hidup.
- Berikan reinforcement positif dan dorongan untuk mempertahankan perilaku sehat.
Evaluasi keperawatan dilakukan secara berkala untuk menilai kemajuan pasien dalam mencapai luaran/output yang diharapkan. Evaluasi ini melibatkan pengukuran indikator-indikator yang terkait dengan masing-masing diagnosa keperawatan, serta penilaian terhadap efektivitas intervensi keperawatan yang diberikan. -
Article No. 14650 | 23 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif: - "Saya hanya makan dua kali sehari, pagi dan sore, karena keterbatasan uang saku." - "Saya mengalami penurunan berat badan sebanyak 15 kg setelah kecelakaan karena sulit memenuhi kebutuhan makanan dan cairan." - Data Objektif: - Penurunan berat badan signifikan (15 kg). - Asupan cairan kurang dari 2 liter per hari (dehidrasi ringan).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kurang Nutrisi Berhubungan dengan Keterbatasan Asupan Makanan
Penjelasan:
- SDKI (Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia): Risiko Kurang Nutrisi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami asupan nutrisi yang tidak adekuat yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan fungsi tubuh.
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia): Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan berat badan yang sesuai, menunjukkan pola makan yang seimbang, dan tidak mengalami tanda-tanda kekurangan nutrisi.
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia): Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau asupan nutrisi, memberikan edukasi terkait kebutuhan nutrisi, dan kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan intervensi nutrisi yang sesuai.
2. Risiko Dehidrasi Berhubungan dengan Keterbatasan Asupan Cairan
Penjelasan:
- SDKI: Risiko Dehidrasi adalah keadaan di mana individu berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan perubahan fungsi tubuh.
- SLKI: Luaran yang diharapkan adalah pasien dapat mempertahankan status hidrasi yang adekuat, tidak mengalami tanda-tanda dehidrasi, dan dapat memenuhi kebutuhan cairan harian.
- SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan adalah memantau asupan dan output cairan, memberikan edukasi terkait kebutuhan cairan, dan memfasilitasi akses terhadap cairan yang cukup.
Dengan diagnosa keperawatan tersebut, perawat dapat melakukan perencanaan, intervensi, dan evaluasi yang komprehensif untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. -
Article No. 14651 | 23 Mar 2025
Klinis : Data Subjektif: - "Saya hanya makan dua kali sehari, pagi dan sore, karena keterbatasan uang saku." - "Saya mengalami penurunan berat badan sebanyak 15 kg setelah kecelakaan karena sulit memenuhi kebutuhan makanan dan cairan." - Data Objektif: - Penurunan berat badan signifikan (15 kg). - Asupan cairan kurang dari 2 liter per hari (dehidrasi ringan).
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi: Keadaan berisiko mengalami asupan nutrisi tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
Data Subjektif:
- "Saya hanya makan dua kali sehari, pagi dan sore, karena keterbatasan uang saku."
- "Saya mengalami penurunan berat badan sebanyak 15 kg setelah kecelakaan karena sulit memenuhi kebutuhan makanan dan cairan."
Data Objektif:
- Penurunan berat badan signifikan (15 kg).
- Asupan cairan kurang dari 2 liter per hari (dehidrasi ringan).
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Asupan Nutrisi: Meningkat
- Indikator: Pasien dapat mengkonsumsi makanan dan cairan sesuai kebutuhan tubuh.
2. Status Nutrisi: Membaik
- Indikator: Berat badan pasien kembali sesuai rentang normal.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Nutrisi
- Kaji pola makan dan kebutuhan nutrisi pasien.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana makan yang sesuai.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pemenuhan nutrisi yang adekuat.
- Monitoring asupan nutrisi dan cairan pasien.
2. Manajemen Berat Badan
- Pantau berat badan pasien secara berkala.
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk merencanakan program peningkatan berat badan yang aman.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang cara meningkatkan berat badan secara bertahap.
- Evaluasi kemajuan peningkatan berat badan pasien.
Penjelasan:
Diagnosa keperawatan "Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh" dipilih karena pasien mengalami penurunan berat badan yang signifikan akibat asupan nutrisi dan cairan yang tidak adekuat. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang lebih serius jika tidak segera diatasi.
Luaran yang diharapkan adalah peningkatan asupan nutrisi dan cairan serta perbaikan status nutrisi pasien, ditandai dengan peningkatan berat badan. Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup manajemen nutrisi dan berat badan, dengan kolaborasi ahli gizi, edukasi pasien dan keluarga, serta pemantauan yang berkelanjutan.