Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14704 | 24 Mar 2025
Klinis : pasien anak umur 9 thn Trombosit 70 rb hematokrit 40 % tidak mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien anak usia 9 tahun dengan trombosit 70 ribu dan hematokrit 40%, serta tidak adanya keluhan mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Penurunan Jumlah Trombosit
Pasien anak ini memiliki risiko perdarahan yang tinggi karena jumlah trombositnya yang rendah (70 ribu), jauh di bawah normal (150-400 ribu). Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah, sehingga penurunan jumlahnya dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak terjadi perdarahan
2. Pembekuan darah adekuat
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Pasien/keluarga dapat mengenali tanda dan gejala perdarahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Observasi Tanda dan Gejala Perdarahan
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Periksa adanya perdarahan aktif dari setiap lubang tubuh
- Identifikasi tanda-tanda perdarahan lainnya seperti hematoma, epistaksis, dll.
2. Manajemen Perdarahan
- Lakukan tindakan hemostatik jika terjadi perdarahan (tekan, balut, kompres dingin, dll.)
- Berikan obat-obatan yang dapat meningkatkan jumlah trombosit atau memperbaiki fungsi pembekuan darah, jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian produk darah atau intervensi lainnya.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-tanda perdarahan
- Edukasi tentang pentingnya menjaga higiene dan mencegah cedera
- Berikan informasi tentang pengobatan yang diberikan dan pemantauan yang dibutuhkan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya perdarahan pada pasien anak ini dan mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pembekuan darah yang adekuat, tanda-tanda vital stabil, serta pasien dan keluarga yang dapat mengenali tanda-tanda perdarahan. -
Article No. 14705 | 24 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Sebagai perawat profesional, saya akan menjelaskan secara rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas yang mengindikasikan adanya hambatan dalam bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan nutrisi.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengalami sesak napas yang dapat membatasi kemampuan beraktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif dan mengeluarkan dahak dengan mudah.
- Tidak ada suara napas bronkial atau ronki pada auskultasi.
- Oksigenasi darah membaik (peningkatan saturasi oksigen).
2. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan pasien meningkat sesuai dengan kebutuhan.
- Intake nutrisi adekuat sesuai kebutuhan.
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang berlebihan.
- Tidak ada distress pernafasan saat beraktivitas.
- Tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitoring respirasi dan oksigenasi
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan mukolitik
- Terapi inhalasi (nebulizer)
- Latihan batuk efektif dan napas dalam
- Pengisapan dahak jika perlu
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Asesmen status nutrisi dan kebutuhan kalori
- Kolaborasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral jika perlu
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai kebutuhan nutrisi
- Monitoring asupan dan output cairan
3. Intoleransi Aktivitas
- Asesmen toleransi aktivitas dan kapasitas fungsional
- Pemberian oksigen suplemental jika diperlukan
- Latihan aktivitas bertahap yang disesuaikan dengan kondisi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen aktivitas
Semoga penjelasan ini dapat membantu memberikan gambaran komprehensif mengenai pendekatan asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus pasien dengan dugaan tuberkulosis paru. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap untuk membantu. Wassalamualaikum. -
Article No. 14706 | 24 Mar 2025
Klinis : Tn 30 tahun dtg dgn keluhan nyeri, kelelahan berlebih, rambut rontok, ruam merah di wajah kupu kupu, demam ringan dn sering, sendi tangan bengjak ringan dn nyeri saat disentug, luka kecil di mukosa mulut, Apa dx san intervensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan gejala yang Anda sampaikan, pasien Tn. 30 tahun tersebut kemungkinan besar mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Lupus Eritematosus Sistemik (LES).
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Kronis
2. Intoleransi Aktivitas
3. Perubahan Pola Tidur
4. Risiko Infeksi
Penjelasan:
1. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Gejala: Nyeri pada sendi tangan yang membengkak dan nyeri saat disentuh.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kelelahan yang berlebihan.
- Gejala: Kelelahan berlebih yang dialami pasien.
3. Perubahan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah, pola, atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Gejala: Demam ringan yang sering terjadi, yang dapat mengganggu pola tidur pasien.
4. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Gejala: Adanya luka kecil di mukosa mulut, yang dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
2. Manajemen Kelelahan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kelelahan
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi pemberian terapi untuk mengatasi kelelahan
3. Manajemen Gangguan Tidur
- Identifikasi penyebab gangguan tidur
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
4. Pencegahan Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Kolaborasi pemberian terapi antibiotik
- Ajarkan perawatan luka dan kebersihan mulut
Dengan memahami diagnosis keperawatan dan intervensi yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada kebutuhan pasien Tn. 30 tahun dengan suspek Lupus Eritematosus Sistemik. -
Article No. 14707 | 24 Mar 2025
Klinis : Seorang laki-laki berusia 56 tahun, berprofesi sebagai petani, datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak tiga hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), disertai suara serak, nyeri menelan, sulit menelan, dan rasa terbakar di dada. Lima hari sebelum SMRS, pasien tidak sengaja menelan racun rumput yang disimpan dalam botol minuman saat bekerja di ladang. Pemeriksaan fisik menunjukkan mukosa hiperemis pada rongga mulut, faring, dan tonsil, serta erosi pada posterior lidah dan uvula. Laringoskopi indirek menunjukkan mukosa hiperemis dan edema pada laring serta epiglotis. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan peningkatan ureum (276 mg/dL) dan kreatinin (9,72 mg/dL), yang mengarah pada acute kidney injury (AKI). Pasien didiagnosis dengan: 1. Laringofaringitis akut 2. Esofagitis korosif akibat keracunan herbisida 3. Acute kidney injury (AKI) Tatalaksana yang diberikan meliputi bilas lambung sebanyak dua kali, pemberian oksigen 8 LPM dengan NRM, terapi cairan IVFD RL 500 ml/8 jam, antibiotik ceftriaxon 1 gr/12 jam, furosemide, ranitidin, metilprednisolone, ketorolac, serta hemodialisis (HD) cito. Prognosis pasien bergantung pada jumlah paraquat yang diserap tubuh, dan dalam kasus ini, pasien mengalami keracunan ringan karena jumlah racun yang tertelan kurang dari 20 mg/kg.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI untuk kondisi pasien yang Anda jelaskan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas Efektif berhubungan dengan Inflamasi Saluran Napas Atas
2. Gangguan Menelan berhubungan dengan Inflamasi Faring dan Laring
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Cedera Ginjal Akut
Penjelasan SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Pola Napas Efektif berhubungan dengan Inflamasi Saluran Napas Atas
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk mempertahankan ventilasi paru yang adekuat.
- SLKI: Hasil yang Diharapkan - Pasien dapat mempertahankan pola napas yang efektif.
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Memantau status pernapasan, memberikan oksigen, melakukan suction, dan memberikan terapi farmakologis sesuai indikasi.
2. Gangguan Menelan berhubungan dengan Inflamasi Faring dan Laring
- SDKI: Definisi - Ketidakmampuan untuk menelan makanan, minuman, atau obat-obatan dengan aman.
- SLKI: Hasil yang Diharapkan - Pasien dapat menelan makanan, minuman, dan obat-obatan dengan aman.
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Menilai kemampuan menelan, memberikan makanan dan minuman yang sesuai, dan mengajarkan teknik menelan yang aman.
3. Risiko Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan Cedera Ginjal Akut
- SDKI: Definisi - Rentan mengalami peningkatan atau penurunan cairan dan/atau elektrolit yang dapat membahayakan kesehatan.
- SLKI: Hasil yang Diharapkan - Pasien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat.
- SIKI: Intervensi Keperawatan - Memantau input dan output cairan, memantau kadar elektrolit, dan memberikan terapi cairan dan elektrolit sesuai indikasi.
Dalam kasus ini, pasien mengalami kondisi yang kompleks, yaitu laringofaringitis akut, esofagitis korosif akibat keracunan herbisida, dan cedera ginjal akut. Pengelolaan pasien ini membutuhkan pendekatan multidisipliner, dengan intervensi keperawatan yang berfokus pada manajemen jalan napas, nutrisi, cairan dan elektrolit, serta kolaborasi dengan tim kesehatan lainnya untuk memberikan perawatan yang optimal. -
Article No. 14708 | 24 Mar 2025
Klinis : Tn. T menderita diabetes dan terkadang sulit untuk menjaga pola makan yang baik.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang Anda gambarkan, yaitu Tn. T menderita diabetes dan terkadang sulit untuk menjaga pola makan yang baik, diagnosa keperawatan yang sesuai dari Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Definisi: Pola perilaku dan tindakan yang tidak memadai untuk memelihara atau meningkatkan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Sulit mempertahankan pola makan yang sehat, Gagal untuk mengambil tindakan pencegahan yang disarankan, Ketidakpatuhan terhadap regimen terapeutik.
Penjelasan: Tn. T mengalami kesulitan dalam menjaga pola makan yang baik, yang merupakan salah satu komponen penting dalam manajemen diabetes. Hal ini dapat menyebabkan ketidakefektifan dalam mengelola kondisi kesehatannya, sehingga diagnosa ini sesuai untuk diterapkan.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, diharapkan Tn. T dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perilaku Manajemen Kesehatan Efektif
Definisi: Kemampuan individu untuk secara konsisten menunjukkan perilaku yang memelihara atau meningkatkan kesehatan.
Kriteria Hasil:
- Mendemonstrasikan pemahaman tentang regimen terapeutik yang direkomendasikan
- Mengungkapkan komitmen untuk mematuhi regimen terapeutik
- Mendemonstrasikan perilaku yang mendukung kesehatan
Penjelasan: Luaran ini menggambarkan kemampuan Tn. T dalam mengelola kondisi kesehatannya, termasuk mematuhi regimen terapeutik dan menunjukkan perilaku yang mendukung kesehatan, khususnya dalam hal pola makan yang baik.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Edukasi Manajemen Diabetes
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk memberikan informasi dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola diabetes.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan pasien
- Memberikan informasi tentang diabetes, komplikasi, dan pengobatan
- Mendiskusikan pentingnya perawatan diri, termasuk diet dan latihan
- Mengajarkan keterampilan terkait penggunaan obat, pemantauan glukosa, dan perawatan kaki
2. Manajemen Nutrisi
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mengatur asupan nutrisi guna memenuhi kebutuhan tubuh.
Aktivitas:
- Mengevaluasi pola makan saat ini
- Memberikan edukasi tentang diet yang sesuai dengan diabetes
- Membantu menyusun rencana makan yang sehat dan seimbang
- Memantau dan mengevaluasi kepatuhan terhadap rencana makan
3. Dukungan Pengambilan Keputusan
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk membantu pasien membuat keputusan terkait perawatan kesehatannya.
Aktivitas:
- Mengidentifikasi preferensi dan nilai-nilai pasien
- Mendiskusikan pilihan perawatan dan konsekuensinya
- Membantu pasien menganalisis pilihan dan membuat keputusan
- Mendukung pasien dalam menerapkan keputusan yang dibuat
Penjelasan: Intervensi-intervensi di atas ditujukan untuk membantu Tn. T meningkatkan kemampuannya dalam mengelola diabetes, khususnya terkait dengan pola makan yang baik. Edukasi, manajemen nutrisi, dan dukungan pengambilan keputusan diharapkan dapat memfasilitasi Tn. T dalam mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 14709 | 24 Mar 2025
Klinis : hiprtemia
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi hipertermia, dari sudut pandang seorang perawat yang berpengalaman.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi hipertermia adalah "Hipertermia" (SDKI, 2017). Hipertermia didefinisikan sebagai suhu tubuh di atas kisaran normal, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, dehidrasi, atau paparan panas berlebihan. Diagnosa ini mencakup gejala-gejala yang terkait, seperti suhu tubuh yang meningkat, kulit yang terasa panas, dan kemungkinan adanya reaksi fisiologis lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, luaran yang diharapkan dari kondisi hipertermia adalah:
1. Suhu tubuh kembali dalam kisaran normal (SLKI, 2019).
2. Tanda-tanda vital stabil, seperti frekuensi nadi, respirasi, dan tekanan darah (SLKI, 2019).
3. Klien menunjukkan tidak ada tanda-tanda dehidrasi atau komplikasi lainnya (SLKI, 2019).
4. Klien melaporkan rasa nyaman dan meningkatnya kemampuan untuk beraktivitas (SLKI, 2019).
5. Klien dan keluarga menunjukkan pemahaman yang baik tentang penyebab, tanda-tanda, dan tindakan perawatan yang diperlukan (SLKI, 2019).
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi hipertermia meliputi:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara rutin, termasuk suhu tubuh (SIKI, 2019).
2. Pemberian cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi (SIKI, 2019).
3. Penggunaan metode pendinginan, seperti kompres dingin, kipas angin, atau pendingin ruangan (SIKI, 2019).
4. Pemberian obat antipiretik (penurun demam) jika diperlukan (SIKI, 2019).
5. Identifikasi dan penanganan penyebab hipertermia, seperti infeksi atau paparan panas berlebihan (SIKI, 2019).
6. Edukasi kepada klien dan keluarga tentang penyebab, tanda-tanda, dan tindakan perawatan yang diperlukan (SIKI, 2019).
7. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti dokter, untuk memastikan penanganan yang optimal (SIKI, 2019).
Melalui pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif, diharapkan kondisi hipertermia pada klien dapat diatasi dengan efektif, sehingga tercapai luaran yang diharapkan dan klien dapat pulih dengan cepat. -
Article No. 14710 | 24 Mar 2025
Klinis : 1. Apakah ada cairan yang keluar dari vagina yang berbau tidak sedap atau berwarna tidak normal (misalnya, kehijauan atau kekuningan)? 2. Apakah siklus menstruasi Anda teratur? 3. Apakah ada perubahan dalam durasi atau jumlah perdarahan saat menstruasi? 4. Apakah Anda menggunakan alat kontrasepsi, seperti pil KB, IUD, sudah berapa lama? 5. Apakah nyeri tersebut menjadi lebih buruk setelah berhubungan seksual atau saat buang air kecil? 6. Apakah Anda pernah mengalami infeksi saluran reproduksi atau masalah dengan organ reproduksi sebelumnya? 7. Umur berepa anda melakukan seksual? 8. Berapa kali menikah anda? 9. Apakah Anda pernah menjalani pemeriksaan untuk penyakit menular seksual sebelumnya? cari intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Reproduksi Wanita
2. Gangguan Pola Menstruasi
Penjelasan:
1. Risiko Infeksi Saluran Reproduksi Wanita
- SDKI: Infeksi Saluran Reproduksi Wanita
- SLKI: Pemantauan Infeksi Saluran Reproduksi Wanita
- SIKI: Manajemen Infeksi Saluran Reproduksi Wanita
Penjelasan singkat:
Diagnosa ini didasarkan pada adanya cairan vagina yang berbau tidak sedap atau berwarna tidak normal, yang dapat menunjukkan adanya infeksi pada saluran reproduksi wanita. Faktor-faktor risiko lainnya seperti penggunaan alat kontrasepsi, riwayat infeksi sebelumnya, dan aktivitas seksual juga perlu dipertimbangkan.
2. Gangguan Pola Menstruasi
- SDKI: Gangguan Pola Menstruasi
- SLKI: Pemantauan Pola Menstruasi
- SIKI: Manajemen Gangguan Pola Menstruasi
Penjelasan singkat:
Diagnosa ini didasarkan pada adanya perubahan dalam durasi atau jumlah perdarahan saat menstruasi, yang dapat menunjukkan adanya gangguan pada pola menstruasi. Faktor-faktor seperti penggunaan alat kontrasepsi, riwayat infeksi, dan aktivitas seksual juga dapat mempengaruhi pola menstruasi.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Infeksi Saluran Reproduksi Wanita
- Identifikasi tanda dan gejala infeksi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan
- Edukasi mengenai pencegahan dan perawatan infeksi
- Pemantauan perkembangan infeksi
2. Manajemen Gangguan Pola Menstruasi
- Identifikasi pola menstruasi yang abnormal
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan dan penanganan
- Edukasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola menstruasi
- Pemantauan perkembangan gangguan pola menstruasi
Semoga informasi ini bermanfaat. Jangan ragu untuk menghubungi saya jika Anda membutuhkan penjelasan lebih lanjut. -
Article No. 14711 | 24 Mar 2025
Klinis : 1. Apakah ada cairan yang keluar dari vagina yang berbau tidak sedap atau berwarna tidak normal (misalnya, kehijauan atau kekuningan)? 2. Apakah siklus menstruasi Anda teratur? 3. Apakah ada perubahan dalam durasi atau jumlah perdarahan saat menstruasi? 4. Apakah Anda menggunakan alat kontrasepsi, seperti pil KB, IUD, sudah berapa lama? 5. Apakah nyeri tersebut menjadi lebih buruk setelah berhubungan seksual atau saat buang air kecil? 6. Apakah Anda pernah mengalami infeksi saluran reproduksi atau masalah dengan organ reproduksi sebelumnya? 7. Umur berepa anda melakukan seksual? 8. Berapa kali menikah anda? 9. Apakah Anda pernah menjalani pemeriksaan untuk penyakit menular seksual sebelumnya? cari intervensinya
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi tersebut:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Infeksi Saluran Reproduksi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan pertumbuhan mikroorganisme patogen pada saluran reproduksi yang dapat mengganggu kesehatan.
- Faktor Risiko: Kebersihan organ reproduksi yang buruk, penggunaan alat kontrasepsi, riwayat infeksi sebelumnya, aktivitas seksual, dan perubahan pada siklus menstruasi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Tidak terjadi infeksi saluran reproduksi, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan tidak ada keluhan terkait infeksi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan:
1. Edukasi tentang kebersihan organ reproduksi dan tanda-tanda infeksi.
2. Monitoring tanda-tanda vital dan perubahan pada pola menstruasi.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium dan pemberian terapi sesuai indikasi.
4. Anjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini infeksi.
5. Dukung pasien dalam menjalani pengobatan dan mencegah komplikasi.
Intervensi Keperawatan:
1. Edukasi tentang kebersihan organ reproduksi dan tanda-tanda infeksi.
2. Monitoring tanda-tanda vital dan perubahan pada pola menstruasi.
3. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan untuk pemeriksaan laboratorium dan pemberian terapi sesuai indikasi.
4. Anjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini infeksi.
5. Dukung pasien dalam menjalani pengobatan dan mencegah komplikasi. -
Article No. 14712 | 24 Mar 2025
Klinis : 1. Apakah ada cairan yang keluar dari vagina yang berbau tidak sedap atau berwarna tidak normal (misalnya, kehijauan atau kekuningan)? 2. Apakah siklus menstruasi Anda teratur? 3. Apakah ada perubahan dalam durasi atau jumlah perdarahan saat menstruasi? 4. Apakah Anda menggunakan alat kontrasepsi, seperti pil KB, IUD, sudah berapa lama? 5. Apakah nyeri tersebut menjadi lebih buruk setelah berhubungan seksual atau saat buang air kecil? 6. Apakah Anda pernah mengalami infeksi saluran reproduksi atau masalah dengan organ reproduksi sebelumnya? 7. Umur berepa anda melakukan seksual? 8. Berapa kali menikah anda? 9. Apakah Anda pernah menjalani pemeriksaan untuk penyakit menular seksual sebelumnya? cari intervensinya
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang mungkin sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N89.8
- Deskripsi: Kelainan vagina lainnya, tidak diklasifikasikan di tempat lain (termasuk keluarnya cairan vagina yang berbau tidak sedap atau tidak normal).
2. Kode ICD-10:
- Kode: N91.0
- Deskripsi: Oligomenorea primer (siklus menstruasi tidak teratur).
3. Kode ICD-10:
- Kode: N92.0
- Deskripsi: Menorhagia (perubahan dalam durasi atau jumlah perdarahan menstruasi).
4. Kode ICD-10:
- Kode: Z30.0
- Deskripsi: Penggunaan kontrasepsi reversibel (termasuk pil KB, IUD, dan lain-lain).
5. Kode ICD-10:
- Kode: N94.1
- Deskripsi: Dispareunia (nyeri saat berhubungan seksual).
- Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 57.8
- Deskripsi: Prosedur lain pada vagina.
6. Kode ICD-10:
- Kode: N70.9
- Deskripsi: Penyakit radang panggul, tidak dinyatakan (termasuk infeksi saluran reproduksi sebelumnya).
7. Kode ICD-10:
- Kode: Z60.0
- Deskripsi: Masalah penyesuaian dengan status perkawinan atau hubungan seksual.
8. Kode ICD-10:
- Kode: Z63.0
- Deskripsi: Masalah dengan status perkawinan atau pasangan.
9. Kode ICD-10:
- Kode: Z11.3
- Deskripsi: Pemeriksaan skrining khusus untuk infeksi menular seksual.
Intervensi yang dapat dilakukan berdasarkan kondisi-kondisi di atas dapat meliputi:
- Pemeriksaan fisik dan ginekologis untuk mengevaluasi kondisi vagina, siklus menstruasi, dan organ reproduksi.
- Pengambilan sampel untuk tes laboratorium (misalnya, tes infeksi menular seksual).
- Pemberian terapi antibiotik atau antijamur jika ditemukan infeksi.
- Konseling dan edukasi tentang kontrasepsi, kesehatan seksual, dan masalah reproduksi.
- Rujukan ke dokter spesialis ginekologi atau infeksi menular seksual jika diperlukan. -
Article No. 14713 | 24 Mar 2025
Klinis : Pasien mengatakan cemas karna mau tindakan operasi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Kecemasan berhubungan dengan prosedur pembedahan yang akan dilakukan.
Penjelasan singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kecemasan didefinisikan sebagai perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya. Kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi dapat disebabkan oleh ketakutan akan ketidakpastian hasil, rasa sakit, kematian, dan komplikasi yang mungkin terjadi.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan untuk mengatasi kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi adalah:
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab kecemasan.
2. Pasien dapat menunjukkan strategi koping yang efektif untuk mengatasi kecemasan.
3. Pasien dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi.
4. Pasien dapat merasakan penurunan tingkat kecemasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi kecemasan pada pasien yang akan menjalani operasi, antara lain:
1. Lakukan pengkajian faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan.
2. Berikan informasi yang jelas dan lengkap tentang prosedur operasi.
3. Ajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, dan distraksi.
4. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan emosional.
5. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, seperti psikolog atau konselor, jika diperlukan.
Dengan pendekatan akademis dan persona pakar, perawat dapat memberikan penjelasan yang komprehensif dan ilmiah kepada pasien, sehingga pasien dapat memahami kondisinya dengan lebih baik dan merasa lebih tenang dalam menghadapi prosedur operasi.