Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14804 | 25 Mar 2025
Klinis : resiko infeksi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi risiko infeksi. Saya akan menjawab dalam nada akademis dan dengan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Infeksi
Definisi:
Risiko Infeksi adalah kerentanan individu atau kelompok terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
Faktor Risiko:
1. Penurunan sistem imun
2. Kerusakan integumen
3. Prosedur invasif
4. Paparan patogen
5. Kelalaian personal hygiene
Tujuan Keperawatan:
1. Klien akan bebas dari tanda dan gejala infeksi selama perawatan.
2. Klien akan mendemonstrasikan perilaku pencegahan infeksi yang adekuat.
Intervensi Keperawatan:
1. Pemantauan tanda dan gejala infeksi
2. Peningkatan personal hygiene
3. Aseptik dan sterilisasi
4. Pemberian obat anti-infeksi
5. Edukasi pencegahan infeksi
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI adalah standar diagnosis keperawatan yang dikembangkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI). Standar ini berisi definisi, faktor risiko, dan karakteristik diagnosis keperawatan yang dapat digunakan sebagai acuan dalam praktik keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI adalah standar luaran atau hasil keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Standar ini berisi indikator-indikator untuk mengevaluasi efektivitas intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan yang diharapkan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI adalah standar intervensi keperawatan yang dikembangkan oleh PPNI. Standar ini berisi deskripsi dan aktivitas-aktivitas keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan keperawatan yang diharapkan.
Penerapan SDKI, SLKI, dan SIKI dalam praktik keperawatan dapat membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstandar, terukur, dan sesuai dengan kebutuhan pasien. -
Article No. 14805 | 25 Mar 2025
Klinis : resiko defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan: Risiko Defisit Nutrisi
Penjelasan singkat berdasarkan SDKI - SLKI - SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Defisit Nutrisi adalah kondisi di mana individu berisiko mengalami kekurangan asupan zat gizi dalam jumlah dan/atau kualitas yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan risiko defisit nutrisi adalah:
1. Asupan nutrisi yang adekuat
2. Tidak terjadi penurunan berat badan yang tidak diinginkan
3. Tidak terjadi komplikasi akibat defisit nutrisi
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko defisit nutrisi antara lain:
1. Identifikasi faktor risiko yang menyebabkan risiko defisit nutrisi
2. Pemantauan asupan nutrisi dan status gizi pasien
3. Pemberian gizi enteral atau parenteral sesuai kebutuhan
4. Edukasi tentang kebutuhan nutrisi dan pentingnya asupan nutrisi yang adekuat
5. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penatalaksanaan nutrisi yang tepat
Sebagai seorang perawat, pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lain diperlukan untuk mengelola risiko defisit nutrisi secara efektif dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 14806 | 25 Mar 2025
Klinis : Gangguan kecemasan berat
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis jika ada untuk kondisi "Gangguan kecemasan berat" dengan format yang terstruktur dan penjelasan detail.
1. Kode ICD-10:
- Kode: F41.1
- Deskripsi: Gangguan kecemasan umum (GAD)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 94.31
- Deskripsi: Psikoterapi individu
Penjelasan:
Gangguan kecemasan berat, dalam klasifikasi ICD-10, dikategorikan sebagai Gangguan Kecemasan Umum (GAD) yang memiliki kode F41.1. Pada GAD, pasien mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan sulit dikendalikan, yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Tindakan medis yang mungkin dilakukan untuk menangani kondisi ini adalah psikoterapi individu, yang memiliki kode ICD-9-CM 94.31. Psikoterapi individu merupakan salah satu modalitas pengobatan yang bertujuan untuk membantu pasien mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor penyebab atau pemicu gangguan kecemasan, serta mengembangkan strategi koping yang efektif.
Selain psikoterapi, penatalaksanaan GAD juga dapat melibatkan penggunaan obat-obatan antidepresan, anxiolitik, atau terapi kombinasi, yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan individual pasien. -
Article No. 14807 | 25 Mar 2025
Klinis : Gangguan kecemasan berat
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI untuk kondisi Gangguan Kecemasan Berat:
Diagnosa Keperawatan:
Ansietas (Anxiety)
Definisi:
Respon emosional dan psikologis individu terhadap sumber stres atau ancaman yang tidak jelas dan non-spesifik.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Tanda dan gejala: Gelisah, tegang, khawatir, takut, sulit berkonsentrasi, insomnia, napas pendek, palpitasi, keringat berlebih.
- Faktor yang berhubungan: Perubahan lingkungan, pengalaman traumatis, kondisi medis, stres psikologis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Tujuan: Klien dapat mengendalikan kecemasan.
- Kriteria Hasil: Klien dapat mengenali tanda-tanda kecemasan, dapat melakukan teknik relaksasi, dan mampu mengidentifikasi sumber kecemasan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi: Manajemen Ansietas, yang meliputi pemberian informasi tentang kecemasan, latihan relaksasi, manajemen stres, dan terapi kognitif.
Penjelasan Singkat:
Gangguan kecemasan berat merupakan kondisi di mana klien mengalami respon emosional dan psikologis yang berlebihan terhadap sumber stres atau ancaman yang tidak jelas. Tanda dan gejala yang muncul dapat berupa gelisah, tegang, khawatir, sulit berkonsentrasi, dan gejala fisik seperti napas pendek, palpitasi, dan keringat berlebih. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen ansietas, yang meliputi pemberian informasi, latihan relaksasi, manajemen stres, dan terapi kognitif. Tujuannya adalah agar klien dapat mengendalikan kecemasan dan mengenali sumber penyebabnya. -
Article No. 14808 | 25 Mar 2025
Klinis : INJEKSI IM PAINLESS 1. Letakkan telapak tangan kiri di trochanter mayor. 2. Letakkan ujung jari telunjuk di SIAS. 3. Regangan jari tengah searah krista iliaka. Injeksi IM di daerah antara jari tengah dan jari telunjuk (m. Gluteus Medius).
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang diberikan, diagnosis yang sesuai adalah:
1. Kode ICD-10:
- Kode: Z51.81
- Deskripsi: Pemberian obat terapeutik lainnya
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 90.53
- Deskripsi: Injeksi intramuskular obat terapeutik atau profilaktik
Penjelasan:
Kondisi yang diberikan menggambarkan teknik penyuntikan intramuskular (IM) pada otot gluteus medius. Otot gluteus medius terletak di antara jari telunjuk dan jari tengah saat telapak tangan kiri diletakkan pada trochanter mayor dan jari tengah digerakkan searah krista iliaka.
Kode ICD-10 Z51.81 (Pemberian obat terapeutik lainnya) digunakan untuk mengkodekan tindakan pemberian obat atau zat terapeutik melalui injeksi intramuskular. Kode ICD-9-CM 90.53 (Injeksi intramuskular obat terapeutik atau profilaktik) juga sesuai untuk mengkodekan prosedur injeksi IM pada kondisi ini.
Penggunaan kode-kode ini akan membantu mencatat dengan tepat tindakan injeksi IM yang dilakukan pada pasien, baik untuk tujuan dokumentasi medis maupun penagihan jasa layanan kesehatan. -
Article No. 14702 | 24 Mar 2025
Klinis : luka bakar
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, sebagai perawat profesional, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi luka bakar.
Diagnosa Keperawatan:
1. Integritas Kulit Terganggu
Penjelasan:
Integritas Kulit Terganggu adalah kerusakan atau perubahan struktur kulit dan jaringan pendukung. Luka bakar menyebabkan kerusakan pada lapisan epidermis, dermis, dan bahkan hipodermis kulit, sehingga integritas kulit terganggu.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Definisi: Kerusakan atau perubahan struktur kulit dan jaringan pendukung.
- Faktor Berhubungan: Luka bakar, trauma, dan penyakit kronis.
- Gejala dan Tanda: Kulit pecah, melepuh, erosi, dan nekrosis.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Luaran yang diharapkan: Integritas kulit membaik.
- Kriteria Hasil: Luka tertutup, tidak ada tanda infeksi, serta tidak ada kerusakan lebih lanjut.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Intervensi Keperawatan: Perawatan luka, manajemen nyeri, pencegahan infeksi, serta terapi nutrisi dan cairan.
- Aktivitas Keperawatan: Pembersihan luka, aplikasi balutan, pemberian analgesik, dan pemantauan tanda-tanda vital.
Dalam penanganan luka bakar, perawat berperan penting dalam memberikan perawatan luka yang tepat, mengelola nyeri, mencegah infeksi, serta memastikan pemenuhan nutrisi dan cairan pasien untuk mempercepat penyembuhan. -
Article No. 14703 | 24 Mar 2025
Klinis : DS : pasien mengatakan kapan dirinya dipanggil tuhan DO : pasien tampak sedih jika ditanya mengenai keluarganya
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, Ibu/Bapak. Dengan senang hati saya akan membantu Anda dalam memberikan diagnosis keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, diagnosis keperawatan yang sesuai adalah "Berduka". Diagnosis ini dipilih karena pasien mengatakan dirinya siap dipanggil Tuhan, yang menunjukkan adanya proses berduka, serta pasien tampak sedih saat ditanya mengenai keluarganya, yang merupakan salah satu tanda dari berduka.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pasien dapat mengungkapkan perasaan berdukanya secara verbal.
2. Pasien dapat menerima dukungan sosial dari keluarga dan orang terdekat.
3. Pasien dapat mengatasi reaksi berduka secara efektif.
4. Pasien dapat mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Menciptakan lingkungan yang mendukung ekspresi perasaan berduka pasien.
- Memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan perasaan dan pemikirannya terkait proses berduka.
- Mendengarkan dengan penuh empati dan tidak menghakimi.
- Memberikan dukungan emosional dan validasi terhadap perasaan pasien.
2. Memfasilitasi dukungan sosial dari keluarga dan orang terdekat.
- Mendorong pasien untuk melibatkan keluarga dan orang terdekat dalam proses berduka.
- Mengidentifikasi sumber-sumber dukungan sosial yang tersedia bagi pasien.
- Mengajarkan keluarga dan orang terdekat tentang cara memberikan dukungan yang efektif.
3. Membantu pasien dalam mengatasi reaksi berduka secara efektif.
- Mengidentifikasi mekanisme koping yang biasa digunakan pasien.
- Mengajarkan teknik-teknik manajemen stres dan koping yang adaptif.
- Mendorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang dapat membantu proses penerimaan dan adaptasi.
4. Membantu pasien dalam mempersiapkan diri menghadapi kematian.
- Mendiskusikan tentang keyakinan dan harapan spiritual pasien terkait kematian.
- Membantu pasien dalam membuat rencana perawatan akhir hidup (advance care planning).
- Merujuk pasien untuk mendapatkan dukungan spiritual atau konseling jika diperlukan.
Demikian penjelasan yang dapat saya berikan. Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif bagi pasien. Jangan ragu untuk menanyakan hal-hal lain yang mungkin perlu klarifikasi. Saya akan dengan senang hati membantu. -
Article No. 14704 | 24 Mar 2025
Klinis : pasien anak umur 9 thn Trombosit 70 rb hematokrit 40 % tidak mual
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan kondisi pasien anak usia 9 tahun dengan trombosit 70 ribu dan hematokrit 40%, serta tidak adanya keluhan mual, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Risiko Perdarahan Berhubungan dengan Penurunan Jumlah Trombosit
Pasien anak ini memiliki risiko perdarahan yang tinggi karena jumlah trombositnya yang rendah (70 ribu), jauh di bawah normal (150-400 ribu). Trombosit berperan penting dalam proses pembekuan darah, sehingga penurunan jumlahnya dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tidak terjadi perdarahan
2. Pembekuan darah adekuat
3. Tanda-tanda vital dalam batas normal
4. Pasien/keluarga dapat mengenali tanda dan gejala perdarahan
Intervensi Keperawatan yang diperlukan (SIKI):
1. Observasi Tanda dan Gejala Perdarahan
- Pantau tanda-tanda vital secara berkala
- Periksa adanya perdarahan aktif dari setiap lubang tubuh
- Identifikasi tanda-tanda perdarahan lainnya seperti hematoma, epistaksis, dll.
2. Manajemen Perdarahan
- Lakukan tindakan hemostatik jika terjadi perdarahan (tekan, balut, kompres dingin, dll.)
- Berikan obat-obatan yang dapat meningkatkan jumlah trombosit atau memperbaiki fungsi pembekuan darah, jika diperlukan.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian produk darah atau intervensi lainnya.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga
- Ajarkan pasien dan keluarga untuk mengenali tanda-tanda perdarahan
- Edukasi tentang pentingnya menjaga higiene dan mencegah cedera
- Berikan informasi tentang pengobatan yang diberikan dan pemantauan yang dibutuhkan
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif ini, diharapkan dapat mencegah terjadinya perdarahan pada pasien anak ini dan mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pembekuan darah yang adekuat, tanda-tanda vital stabil, serta pasien dan keluarga yang dapat mengenali tanda-tanda perdarahan. -
Article No. 14705 | 24 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, selamat siang. Sebagai perawat profesional, saya akan menjelaskan secara rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kasus pasien pria usia 45 tahun dengan dugaan tuberkulosis paru.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Pasien mengalami batuk berdahak, sesak napas, dan suara napas bronkial di paru kanan atas yang mengindikasikan adanya hambatan dalam bersihan jalan napas.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pasien mengalami kehilangan nafsu makan, yang dapat menyebabkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan nutrisi.
3. Intoleransi Aktivitas
Pasien mengalami sesak napas yang dapat membatasi kemampuan beraktivitas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif dan mengeluarkan dahak dengan mudah.
- Tidak ada suara napas bronkial atau ronki pada auskultasi.
- Oksigenasi darah membaik (peningkatan saturasi oksigen).
2. Status Nutrisi Membaik
- Berat badan pasien meningkat sesuai dengan kebutuhan.
- Intake nutrisi adekuat sesuai kebutuhan.
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
3. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang berlebihan.
- Tidak ada distress pernafasan saat beraktivitas.
- Tanda-tanda vital stabil saat beraktivitas.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Monitoring respirasi dan oksigenasi
- Kolaborasi pemberian obat bronkodilator dan mukolitik
- Terapi inhalasi (nebulizer)
- Latihan batuk efektif dan napas dalam
- Pengisapan dahak jika perlu
2. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Asesmen status nutrisi dan kebutuhan kalori
- Kolaborasi pemberian nutrisi enteral atau parenteral jika perlu
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai kebutuhan nutrisi
- Monitoring asupan dan output cairan
3. Intoleransi Aktivitas
- Asesmen toleransi aktivitas dan kapasitas fungsional
- Pemberian oksigen suplemental jika diperlukan
- Latihan aktivitas bertahap yang disesuaikan dengan kondisi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga mengenai manajemen aktivitas
Semoga penjelasan ini dapat membantu memberikan gambaran komprehensif mengenai pendekatan asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus pasien dengan dugaan tuberkulosis paru. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, saya siap untuk membantu. Wassalamualaikum. -
Article No. 14706 | 24 Mar 2025
Klinis : Tn 30 tahun dtg dgn keluhan nyeri, kelelahan berlebih, rambut rontok, ruam merah di wajah kupu kupu, demam ringan dn sering, sendi tangan bengjak ringan dn nyeri saat disentug, luka kecil di mukosa mulut, Apa dx san intervensi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan memperhatikan gejala yang Anda sampaikan, pasien Tn. 30 tahun tersebut kemungkinan besar mengalami kondisi yang sesuai dengan diagnosis keperawatan Lupus Eritematosus Sistemik (LES).
Diagnosis Keperawatan:
1. Nyeri Kronis
2. Intoleransi Aktivitas
3. Perubahan Pola Tidur
4. Risiko Infeksi
Penjelasan:
1. Nyeri Kronis
- Definisi: Pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial yang berlangsung lebih dari 3 bulan.
- Gejala: Nyeri pada sendi tangan yang membengkak dan nyeri saat disentuh.
2. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin karena kelelahan yang berlebihan.
- Gejala: Kelelahan berlebih yang dialami pasien.
3. Perubahan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah, pola, atau kualitas tidur yang mengganggu fungsi sehari-hari.
- Gejala: Demam ringan yang sering terjadi, yang dapat mengganggu pola tidur pasien.
4. Risiko Infeksi
- Definisi: Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat membahayakan kesehatan.
- Gejala: Adanya luka kecil di mukosa mulut, yang dapat menjadi pintu masuk bagi infeksi.
Intervensi Keperawatan:
1. Manajemen Nyeri
- Identifikasi karakteristik nyeri
- Kolaborasi pemberian analgesik
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri
2. Manajemen Kelelahan
- Identifikasi penyebab dan faktor yang mempengaruhi kelelahan
- Ajarkan teknik manajemen energi
- Kolaborasi pemberian terapi untuk mengatasi kelelahan
3. Manajemen Gangguan Tidur
- Identifikasi penyebab gangguan tidur
- Modifikasi lingkungan untuk mendukung tidur
- Ajarkan teknik relaksasi untuk memfasilitasi tidur
4. Pencegahan Infeksi
- Identifikasi faktor risiko infeksi
- Kolaborasi pemberian terapi antibiotik
- Ajarkan perawatan luka dan kebersihan mulut
Dengan memahami diagnosis keperawatan dan intervensi yang sesuai, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terfokus pada kebutuhan pasien Tn. 30 tahun dengan suspek Lupus Eritematosus Sistemik.