Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21526 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda berikan, yaitu px mengatakan sesak terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, serta hasil thorax menunjukkan efusi pleura dextra, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas (00031)
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Karakteristik Definisi: Adanya kesulitan dalam membersihkan sekresi, adanya suara napas tambahan, batuk tidak efektif, dan perubahan frekuensi napas.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah dilakukan Asuhan Keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Bersihan Jalan Napas Efektif (0410)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih.
Kriteria Hasil:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal
b. Suara napas tambahan minimal atau tidak ada
c. Batuk efektif
d. Sputum dapat dikeluarkan dengan mudah
e. Oksigenasi adekuat
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
1. Manajemen Jalan Napas (3140)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas.
Aktivitas:
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
c. Lakukan suction jika perlu
d. Berikan terapi inhalasi, misalnya nebulizer
e. Ajarkan teknik batuk efektif
f. Pantau status pernapasan pasien secara berkala
2. Peningkatan Bersihan Jalan Napas (3160)
Definisi: Memfasilitasi pembebasan jalan napas dari sekresi atau obstruksi.
Aktivitas:
a. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
b. Ajarkan teknik pernapasan dalam
c. Berikan humidifikasi oksigen
d. Kolaborasi pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dipilih karena pasien mengalami sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan efusi pleura dextra, yang menunjukkan adanya masalah dalam membersihkan dan mempertahankan jalan napas yang terbuka.
Luaran/output yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif, di mana pasien dapat mempertahankan jalan napas yang terbuka dan bersih, dengan frekuensi napas normal, suara napas tambahan minimal atau tidak ada, batuk efektif, sputum dapat dikeluarkan dengan mudah, dan oksigenasi adekuat.
Intervensi keperawatan yang diperlukan mencakup Manajemen Jalan Napas dan Peningkatan Bersihan Jalan Napas, yang bertujuan untuk memfasilitasi pembebasan jalan napas dan pertukaran gas, serta memfasilitasi pembebasan jalan napas dari sekresi atau obstruksi. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan meliputi positioning pasien, pemberian oksigen, suction, terapi inhalasi, teknik batuk efektif, fisioterapi dada, teknik pernapasan dalam, dan pemberian bronkodilator atau mukolitik jika diperlukan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda dalam memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda berikan. Jangan ragu untuk menanyakan hal lain yang masih belum jelas. -
Article No. 21527 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak dan telah terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi tersebut adalah:
1. Pola Nafas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menghirup dan/atau mengeluarkan udara secara adekuat.
- Tanda dan Gejala: Sesak napas, penggunaan otot bantu pernapasan, batuk kering, dan efusi pleura.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Perbaikan Pola Nafas
- Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan irama, kedalaman, dan usaha yang normal.
- Kriteria Hasil:
- Frekuensi napas dalam batas normal (12-20 x/menit)
- Tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan yang berlebihan
- Tidak ada retraksi dinding dada
- Saturasi oksigen dalam batas normal (?95%)
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Tujuan: Mempertahankan dan memperbaiki fungsi jalan napas.
- Aktivitas:
- Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan
- Lakukan suction jika diperlukan untuk membantu pengeluaran sekret
- Atur posisi semi fowler untuk memfasilitasi pernapasan
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan (misal: 3 lpm melalui nasal kanul)
- Berikan nebulizer dengan bronkodilator (misal: farbivent) sesuai instruksi medis
2. Manajemen Efusi Pleura
- Tujuan: Mengurangi efusi pleura dan mencegah komplikasi.
- Aktivitas:
- Monitor tanda-tanda vital dan status pernapasan
- Kolaborasi dengan tim medis untuk tindakan drainase efusi pleura jika diperlukan
- Ajarkan teknik batuk dan napas dalam untuk membantu drainase sekret
- Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk mengurangi nyeri dada
Penjelasan rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Pola Nafas Tidak Efektif" dipilih karena pasien mengalami sesak napas, batuk kering, dan efusi pleura yang menunjukkan adanya gangguan pada pola napas. Luaran/Output "Perbaikan Pola Nafas" bertujuan untuk mengembalikan fungsi pernapasan pasien ke batas normal. Intervensi yang diberikan, yaitu Manajemen Jalan Napas dan Manajemen Efusi Pleura, bertujuan untuk mempertahankan dan memperbaiki fungsi jalan napas serta mengurangi efusi pleura untuk mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 21528 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak dan telah terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Penurunan Jalan Napas Efektif berhubungan dengan efusi pleura dextra, ditandai dengan sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan pemasangan nasal kanul 3 lpm.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Pasien akan mempertahankan jalan napas yang efektif, ditandai dengan:
a. Frekuensi napas dalam rentang normal (12-20 x/menit)
b. Irama napas teratur
c. Tidak ada tanda-tanda distres pernapasan (penggunaan otot bantu napas, retraksi, napas cuping hidung)
d. Saturasi oksigen dalam rentang normal (>95%)
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Pantau status pernapasan pasien secara berkala, termasuk frekuensi, irama, dan tanda-tanda distres pernapasan.
2. Berikan oksigen sesuai kebutuhan melalui nasal kanul dengan aliran 3 lpm.
3. Lakukan nebulisasi dengan bronkodilator (misalnya Farivent) sesuai dengan resep dokter untuk membantu melonggarkan jalan napas.
4. Auskultasi suara napas dan identifikasi adanya suara tambahan (crackles, wheezing) yang dapat mengindikasikan adanya efusi pleura.
5. Kolaborasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan penunjang, seperti radiologi toraks, untuk mengevaluasi efusi pleura.
6. Berikan posisi semifowler untuk membantu ekspansi paru dan mengurangi sesak napas.
7. Ajarkan teknik batuk efektif dan latihan pernapasan dalam untuk membantu drainase sekret.
8. Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen sesak napas, penggunaan oksigen, dan tanda-tanda komplikasi yang perlu dilaporkan.
9. Kolaborasi dengan tim medis lain (dokter, fisioterapis, nutrisionis) untuk mengevaluasi dan mengatasi efusi pleura.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Penurunan Jalan Napas Efektif berhubungan dengan efusi pleura dextra, ditandai dengan sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan pemasangan nasal kanul 3 lpm.
- Penurunan Jalan Napas Efektif adalah diagnosa keperawatan yang menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka, sehingga terjadi penurunan ventilasi.
- Diagnosa ini sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan kebutuhan oksigen tambahan melalui nasal kanul 3 lpm, yang kemungkinan disebabkan oleh efusi pleura dextra.
2. Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
- Mempertahankan jalan napas yang efektif adalah luaran yang diharapkan, dengan indikator-indikator yang dapat diukur, seperti frekuensi napas dalam rentang normal, irama napas teratur, tidak ada tanda-tanda distres pernapasan, dan saturasi oksigen yang adekuat.
- Luaran ini akan menunjukkan bahwa intervensi keperawatan yang dilakukan telah berhasil mempertahankan fungsi pernapasan yang optimal bagi pasien.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
- Pemantauan status pernapasan secara berkala, pemberian oksigen, nebulisasi bronkodilator, auskultasi suara napas, kolaborasi dengan dokter, posisi semifowler, latihan batuk efektif dan pernapasan dalam, serta edukasi kepada pasien dan keluarga, merupakan intervensi-intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran yang diharapkan.
- Tujuan dari intervensi-intervensi ini adalah untuk mempertahankan jalan napas yang efektif, mengatasi gejala sesak napas, mencegah komplikasi, dan meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga terhadap kondisi serta manajemen perawatannya.
Harapannya, dengan diagnosa keperawatan yang tepat, luaran yang jelas, dan intervensi keperawatan yang komprehensif, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang efektif untuk mengelola kondisi penurunan jalan napas efektif pada pasien ini. -
Article No. 21529 | 05 Sep 2025
Klinis : px mengatakan sesak dan telah terpasang nasal kanul 3lpm, batuk kering hilang timbul dan telah di nebul dengan farbivent, pada hasil thorax didapatkan kesimpulan efusi pleura dextra
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi yang Anda sampaikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Berdasarkan kondisi pasien yang Anda sampaikan, yaitu sesak napas, batuk kering hilang timbul, dan efusi pleura dextra, maka diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- Karakteristik Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Faktor Berhubungan: Perubahan mekanisme batuk, sekresi abnormal.
2. Gangguan Pertukaran Gas
- Karakteristik Definisi: Ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi alveolar, yang memengaruhi difusi gas.
- Faktor Berhubungan: Efusi pleura.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Kriteria Hasil:
a. Frekuensi pernapasan dalam rentang normal
b. Mampu mengambil napas dalam tanpa kesulitan
c. Tidak ada sianosis
d. Bunyi napas bersih
2. Pertukaran Gas Membaik
- Kriteria Hasil:
a. Saturasi oksigen dalam rentang normal
b. Tidak ada sianosis
c. Tidak ada tanda-tanda gagal napas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Jalan Napas
- Intervensi:
a. Posisikan pasien untuk memfasilitasi ventilasi
b. Lakukan suction untuk mengeluarkan sekret
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan bronkodilator (misalnya, nebulizer dengan farbivent)
d. Ajarkan teknik batuk efektif
2. Manajemen Oksigenasi
- Intervensi:
a. Pantau status oksigenasi (saturasi oksigen, gas darah)
b. Berikan oksigen sesuai kebutuhan (nasal kanul 3 lpm)
c. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk menangani efusi pleura (misalnya, thorakosentesis)
3. Manajemen Pernapasan
- Intervensi:
a. Pantau pola, kedalaman, dan usaha pernapasan
b. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi inhalasi (misalnya, nebulizer dengan farbivent)
c. Ajarkan teknik pernapasan dalam untuk meningkatkan ventilasi
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan kondisi pasien adalah Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas dan Gangguan Pertukaran Gas. Hal ini dikarenakan pasien mengalami sesak napas, batuk kering hilang timbul, serta efusi pleura dextra yang dapat memengaruhi ventilasi dan perfusi alveolar.
Luaran/output yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Pertukaran Gas Membaik. Hal ini ditandai dengan frekuensi pernapasan normal, tidak ada sianosis, bunyi napas bersih, serta saturasi oksigen dalam batas normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi Manajemen Jalan Napas, Manajemen Oksigenasi, dan Manajemen Pernapasan. Intervensi-intervensi tersebut bertujuan untuk memfasilitasi ventilasi, mengeluarkan sekret, memberikan bronkodilator dan oksigen, serta mengajarkan teknik pernapasan yang efektif.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif diharapkan dapat membantu mencapai luaran/output yang diinginkan dan meningkatkan kondisi pernapasan pasien. -
Article No. 21530 | 05 Sep 2025
Klinis : bayi baru lahir normal
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi yang diberikan, yaitu bayi baru lahir normal dengan tone akademis dan persona pakar perawat, berikut adalah diagnosis keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan:
Risiko Komplikasi Akibat Proses Kelahiran
2. Penjelasan:
a. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia)
Kode: 00208
Definisi: Risiko terjadinya masalah kesehatan akibat proses kelahiran.
b. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: 00108
Definisi: Status kesehatan bayi yang optimal selama proses kelahiran.
c. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: 06007
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan yang ditujukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi masalah kesehatan akibat proses kelahiran pada bayi baru lahir.
Penjelasan singkat:
Bayi baru lahir normal memiliki risiko terjadinya komplikasi akibat proses kelahiran, seperti cedera, perdarahan, atau masalah pernapasan. Diagnosis keperawatan ini menggambarkan kebutuhan perawatan yang bertujuan untuk mencapai status kesehatan bayi yang optimal selama proses kelahiran melalui serangkaian intervensi keperawatan yang sesuai. -
Article No. 21531 | 05 Sep 2025
Klinis : Kasus Gagal Ginjal Akut Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa. Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat. Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah. Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation. Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, dan kode serta definisi sesuai dengan Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
1. Diagnosis Keperawatan:
a. Kelebihan volume cairan (00026)
Definisi: Kelebihan cairan yang tertimbun di dalam tubuh.
b. Pola napas tidak efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
c. Ketidakstabilan tanda-tanda vital (00274)
Definisi: Fluktuasi pada tanda-tanda vital yang dapat membahayakan kesehatan.
2. Penjelasan Singkat:
a. Kelebihan volume cairan (00026)
Kelebihan cairan dapat terjadi akibat gagal ginjal akut yang menyebabkan penurunan fungsi ginjal dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit. Hal ini dapat menyebabkan edema, kongesti paru, dan gangguan kardiovaskular.
b. Pola napas tidak efektif (00032)
Pasien mengalami sesak napas yang disebabkan oleh kelebihan cairan di dalam paru-paru (kongesti paru) akibat gagal ginjal akut. Ini menyebabkan pasien mengalami pernapasan cepat dan dangkal.
c. Ketidakstabilan tanda-tanda vital (00274)
Gagal ginjal akut dapat menyebabkan ketidakstabilan tanda-tanda vital seperti peningkatan frekuensi nadi, tekanan darah, dan penurunan saturasi oksigen. Hal ini dapat membahayakan kesehatan pasien.
3. Kode dan Definisi:
a. Kelebihan volume cairan (00026)
Kode: 00026
Definisi: Kelebihan cairan yang tertimbun di dalam tubuh.
b. Pola napas tidak efektif (00032)
Kode: 00032
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan mudah dan lancar.
c. Ketidakstabilan tanda-tanda vital (00274)
Kode: 00274
Definisi: Fluktuasi pada tanda-tanda vital yang dapat membahayakan kesehatan. -
Article No. 21532 | 05 Sep 2025
Klinis : Kasus Gagal Ginjal Akut Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa. Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat. Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah. Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation. Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kasus di atas, diagnosis yang diberikan adalah Gagal Ginjal Akut. Berikut adalah kode ICD-10 untuk diagnosis tersebut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: N17.9
- Deskripsi: Gagal ginjal akut, tidak diklasifikasikan di tempat lain
Tidak terdapat tindakan medis spesifik yang dapat dikodekan menggunakan ICD-9-CM Procedure, karena kasus ini tidak menyebutkan adanya tindakan atau prosedur medis yang dilakukan.
Gagal ginjal akut adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang terjadi secara tiba-tiba, biasanya dalam hitungan hari atau minggu. Gejala yang muncul pada pasien ini, seperti sesak nafas, edema pada ekstremitas bawah, dan perubahan elektrokardiogram (EKG) yang menunjukkan fibrilasi atrial, sesuai dengan diagnosis gagal ginjal akut. Penanganan awal yang perlu dilakukan adalah stabilisasi kondisi pasien, termasuk pemberian oksigen, obat-obatan, dan manajemen cairan yang tepat. -
Article No. 21533 | 05 Sep 2025
Klinis : Kasus Gagal Ginjal Akut Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa. Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat. Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah. Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation. Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai dengan kasus gagal ginjal akut yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Gangguan perfusi jaringan ginjal berhubungan dengan penurunan laju filtrasi glomerulus ditandai dengan peningkatan kadar ureum dan kreatinin dalam darah.
2. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal ditandai dengan edema, distensi vena jugularis, dan sesak napas.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan curah jantung dan perfusi perifer akibat gagal ginjal akut.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem imun akibat gagal ginjal akut.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Perfusi jaringan ginjal membaik, ditandai dengan penurunan kadar ureum dan kreatinin dalam batas normal.
2. Keseimbangan cairan terjaga, ditandai dengan tidak adanya edema, distensi vena jugularis, dan sesak napas.
3. Toleransi aktivitas meningkat, ditandai dengan pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa sesak napas.
4. Tidak terjadi infeksi, ditandai dengan tidak ada tanda-tanda infeksi.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Perfusi Jaringan Ginjal:
a. Pantau hasil pemeriksaan laboratorium (ureum, kreatinin, dan laju filtrasi glomerulus).
b. Berikan terapi sesuai indikasi (misalnya diuretik, antihipertensi).
c. Pantau intake dan output cairan.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pengobatan gagal ginjal akut.
2. Manajemen Keseimbangan Cairan:
a. Pantau tanda-tanda kelebihan volume cairan (edema, distensi vena jugularis, sesak napas).
b. Atur pemberian cairan sesuai kebutuhan dan kemampuan ginjal untuk mengeluarkan.
c. Berikan diuretik sesuai indikasi.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk manajemen cairan.
3. Manajemen Intoleransi Aktivitas:
a. Bantu dan dampingi pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Ajarkan teknik relaksasi dan istirahat yang tepat.
c. Pantau tanda-tanda intoleransi aktivitas (sesak napas, kelelahan).
d. Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program latihan yang sesuai.
4. Pencegahan Infeksi:
a. Pantau tanda-tanda infeksi (demam, peningkatan leukosit).
b. Jaga kebersihan diri dan lingkungan pasien.
c. Berikan edukasi tentang pencegahan infeksi.
d. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik jika diperlukan.
Penjelasan ini mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang komprehensif untuk menangani kasus gagal ginjal akut pada pasien tersebut. Harapannya, asuhan keperawatan ini dapat membantu memperbaiki kondisi pasien dan mencegah komplikasi lebih lanjut. -
Article No. 21534 | 05 Sep 2025
Klinis : Kasus Gagal Ginjal Akut Seorang perempuan berusia 62 tahun dibawa ke IGD dengan keluhan merasa lemas dan sesak nafas. Sesak nafas dirasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, sesak nafas bertambah sejak 1 hari yang lalu. Sesak nafas hilang timbul dipengaruhi aktivitas. Hasil pengkajian: Frekuensi nafas 26 kali/menit, nafas cepat dan dangkal. Sesak nafas semakin berat pada posisi berbaring. Terdapat bunyi nafas ronkhi. Pasien batuk dengan sputum berwarna putih, berbusa. Pasien merasa dada berdebar cepat, frekuensi nadi 118 kali/menit, tekanan darah 140/90 mmHg, SaO2 95 %, Distensi vena jugularis, Kulit pucat, dingin dan berkeringat. Pasien mengeluh pusing dan terlihat gelisah. Terdapat edema pada ekstremitas bawah. Hasil EKG: Rate 106, Gel P sulit diidentifikasi, PR interval didak dapat dihitung, Komplek QRS tidak teratur. Atrial Fibrilation. Diagnosa medis: gagal jantung dekompensasi akut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: \b
\pard\plain \qj \li0\ri0\sa160\sl259\slmult1\widctlpar\tx0\tx720\tx1440\tx2160\tx2880\tx3600\tx4320\tx5040\tx5760\tx6480\tx7200\tx7920\tx8640\adjustright \fs20\lang1057\cgrid \b \fs24 DIAGNOSIS KEPERAWATAN UTAMA\b0\par
\b Intoleransi Aktivitas\b0\par
\b Kode SDKI:\b0 B.1.1.1\par
\b Definisi:\b0 Konderia di mana individu mengalami atau berisiko mengalami respons fisiologis yang tidak adekuat terhadap energi yang dibutuhkan selama aktivitas.\par
\b \par
FOKUS INTERVENSI KEPERAWATAN\b0\par
\b Manajemen Energi\b0\par
\b Kode SLKI:\b0 I.07270\par
\b Definisi:\b0 Mengatur penggunaan energi untuk mengobati atau mencegah kelelahan dan meningkatkan fungsi fisik.\par
\b \par
KRITERIA HASIL\b0\par
\b Toleransi terhadap Aktivitas\b0\par
\b Kode SIKI:\b0 O.07270.001\par
\b Definisi:\b0 Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang diperlukan atau diinginkan secara memadai.\par
\b \par
\b \par
\b PENJELASAN SINGKAT\b0\par
\pard\plain \qj \li0\ri0\sa160\sl259\slmult1\widctlpar\tx0\tx720\tx1440\tx2160\tx2880\tx3600\tx4320\tx5040\tx5760\tx6480\tx7200\tx7920\tx8640\adjustright \fs20\lang1057\cgrid Berdasarkan data klinis pasien (lemas, sesak napas yang dipengaruhi aktivitas, takikardia, kulit dingin dan berkeringat), diagnosis keperawatan \b Intoleransi Aktivitas\b0 sangat relevan. Gagal jantung dekompensasi akut menyebabkan penurunan curah jantung, yang mengakibatkan suplai oksigen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh selama beraktivitas. Intervensi keperawatan difokuskan pada \b Manajemen Energi\b0 untuk mengurangi beban kerja jantung dan mencegah kelelahan. Tujuan yang diharapkan adalah peningkatan \b Toleransi terhadap Aktivitas\b0 , yang ditandai dengan kemampuan pasien melakukan aktivitas tanpa mengalami distress pernapasan atau kelelahan yang berlebihan.\par
} -
Article No. 21535 | 05 Sep 2025
Klinis : hipokalemia, kalium 2,6. keluhan lemes. Hiponatremia. GDS belum stabil. cek GDS per 4 jam.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
1. Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
- Berhubungan dengan penurunan kadar kalium dalam darah (hipokalemia)
- Berhubungan dengan penurunan kadar natrium dalam darah (hiponatremia)
- Ditandai dengan keluhan lemas, GDS belum stabil, dan kebutuhan pemantauan GDS per 4 jam.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Keseimbangan Cairan
- Pasien akan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.
- Pasien akan mempertahankan kadar elektrolit (kalium dan natrium) dalam batas normal.
- Pasien akan melaporkan peningkatan energi dan pengurangan gejala kelelahan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Cairan dan Elektrolit
- Pantau masukan dan pengeluaran cairan secara ketat.
- Pantau kadar elektrolit (kalium, natrium) secara berkala.
- Catat tanda-tanda vital pasien, termasuk berat badan.
2. Manajemen Elektrolit
- Berikan terapi penggantian elektrolit (kalium dan natrium) sesuai dengan rekomendasi dokter.
- Monitor efek samping dan komplikasi dari pemberian terapi elektrolit.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain (dokter, ahli gizi) untuk menentukan kebutuhan elektrolit pasien.
3. Manajemen Glikemia
- Pantau kadar glukosa darah sesuai instruksi (setiap 4 jam).
- Kolaborasi dengan dokter untuk mengoptimalkan pengaturan terapi diabetes.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya pemantauan gula darah dan manajemen diabetes.
4. Manajemen Kelelahan
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi energi dan kelelahan.
- Kembangkan rencana aktivitas dan istirahat yang seimbang untuk meningkatkan energi.
- Dorong pasien untuk melakukan aktivitas fisik yang sesuai dengan toleransinya.
Penjelasan Rinci:
Diagnosis keperawatan "Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit" dipilih karena pasien mengalami hipokalemia (kadar kalium 2,6 mEq/L) dan hiponatremia, yang dapat menyebabkan gejala kelelahan dan kelemahan. Pemantauan kadar glukosa darah yang ketat juga diperlukan karena GDS belum stabil.
Luaran yang diharapkan adalah tercapainya keseimbangan cairan dan elektrolit, ditandai dengan tanda-tanda vital dalam batas normal, kadar elektrolit yang stabil, dan peningkatan energi serta pengurangan gejala kelelahan. Intervensi keperawatan yang diperlukan meliputi pemantauan cairan dan elektrolit, pemberian terapi penggantian elektrolit, manajemen glikemia, dan intervensi untuk mengatasi kelelahan.
Dengan pendekatan ini, diharapkan kondisi pasien akan membaik dan tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien.