Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 16718 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Risiko gangguan integritas Paparan suhu tinggi dan Ny. S mengatakan bahwa kulit.kurangnya perlindungan ia memiliki luka bakar di kulit terhadap sumber daerah punggung kaki panas.akibat kecelakaan dan kulit kering dibagian kaki dan perut.Data objektif : Bekas luka Kulit kering di perut
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan data subjektif dan objektif yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI beserta kodenya dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Kerusakan Integritas Kulit
Kode SDKI: 13065
Definisi: Rentan mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia)
Kode: 13065
Definisi: Rentan mengalami kerusakan pada epidermis dan/atau dermis, yang dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia)
Kode: 30028
Definisi: Integritas kulit yang terpelihara, termasuk epidermis dan dermis.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia)
Kode: 80032
Definisi: Tindakan yang dilakukan untuk mencegah dan/atau memperbaiki kerusakan pada epidermis dan/atau dermis. -
Article No. 16719 | 04 May 2025
Klinis : Data subjektif : Ny. S mengatakan bahwa ia memiliki pola makan yang kurang seimbang karena sering melewatkan sarapan dan hanya makan sebanyak 2 kali dalam sehari serta tidak mengonsumsi vitamin tambahan. Makanan yang dikonsumsi Ny. S didominasi dengan rasa asin, namun Ny. S tetap rutin mengonsumsi sayur. Data objektif : Berat badan : 60 kg Tinggi badan : 156 cm Pola makan yang kurang seimbang. Kebiasaan pola makan yang tidak teratur Penurunan nafsu makan Kesibukan atau keterbatasan waktu.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang relevan dengan kondisi Ny. S berdasarkan data yang diberikan:
### **Diagnosa Keperawatan**
**Gangguan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh** *(Kode: D.0016)*
**Definisi:** Asupan nutrisi tidak mencukupi kebutuhan metabolik tubuh.
**Data Pendukung:**
1. **Subjektif:**
- Pola makan tidak seimbang (melewatkan sarapan, hanya makan 2x sehari).
- Dominasi makanan asin.
- Tidak mengonsumsi vitamin tambahan.
- Penurunan nafsu makan.
- Kesibukan/keterbatasan waktu.
2. **Objekif:**
- **IMT (Indeks Massa Tubuh):**
\[
\text{IMT} = \frac{\text{Berat Badan (kg)}}{\text{Tinggi Badan (m)}^2} = \frac{60}{1.56^2} = 24,7 \, (\text{Kategori: Overweight})
\]
- Pola makan tidak teratur.
Meskipun IMT Ny. S termasuk kategori *overweight*, pola makan yang tidak seimbang (kurang variasi nutrisi, asupan garam berlebih, dan defisiensi vitamin) dapat memicu risiko gangguan metabolik seperti hipertensi atau malnutrisi mikro.
---
### **Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)**
**L.0403 – Status Nutrisi**
**Kriteria Evaluasi:**
1. Asupan makanan sesuai kebutuhan (*skor 4–5*).
2. Keseimbangan cairan dan elektrolit (*skor 4–5*).
3. Tidak menunjukkan tanda defisiensi nutrisi (*skor 4–5*).
*(Skala: 1 = sangat buruk, 5 = sangat baik)*
---
### **Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)**
**I.11012 – Edukasi Nutrisi**
**Tindakan:**
1. Ajarkan pentingnya pola makan seimbang (3x makan utama + 2x selingan).
2. Anjurkan pembatasan asupan garam berlebih.
3. Sarankan konsumsi vitamin atau suplemen jika diperlukan.
4. Bantu klien membuat jadwal makan yang realistis sesuai kesibukan.
**I.11015 – Manajemen Berat Badan**
**Tindakan:**
1. Pantau IMT secara berkala.
2. Berikan konseling tentang diet seimbang untuk mencegah risiko metabolik.
---
### **Rekomendasi**
1. **Kolaborasi dengan ahli gizi** untuk penyusunan menu seimbang.
2. **Pemantauan tekanan darah** (karena konsumsi garam tinggi berisiko hipertensi).
3. **Edukasi tentang *mindful eating*** untuk meningkatkan kesadaran pola makan.
**Referensi:**
- PPNI. (2017). *Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI)*.
*(Format RTF dapat disesuaikan sesuai kebutuhan dokumen klinis.)* -
Article No. 16720 | 04 May 2025
Klinis : klien mengatakan pernah mengalami sakit diare dengan frekuensi BAB lebih dari 10 kali semalam dan konsistensi BAB nya cair. Saya mencoba mengatasi dengan minum obat sakit perut yg dijual bebas di warung dan minum air putih yg banyak. Selain itu saya juga mengalami mual mual. Tetapi kondisi saya bukan makin membaik bahkan semakin memburuk. Tubuh saya makin lemas dan tidak bisa makan. Karena kondisi saya makin memburuk akhirnya saya berobat ke UGD dan ditangani dokter jaga. Hasil pemeriksaan dokter menyimpulkan bahwa saya terkena diare akut dan menemukan tanda tanda dehidrasi yg disebabkan infeksi bakteri yang serius. Karena kondisi saya yang tidak memungkinkan untuk dirawat dirumah dan indikasi dehidrasi berat maka saya disarankan untuk dirawat inap di rumah sakit. Dirumah sakit saya mendapatkan pengobatan berupa cairan infus untuk mengatasi dehidrasi, antibiotik untuk mengobati infeksi serta obat obat-obatan lain utk mengendalikan diare dan infeksi pada pencernaan. Selama ditangani di ruang perawatan rumah sakit penyakit yang saya alami makin menunjukkan hasil yang baik dan mengarah pada kesembuhan. Akhirnya setelah 3 hari dirawat saya diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawat saya. Akhirnya saya bisa sembuh dari diare dan mual mual yang saya derita dengan saran dokter agar makan teratur dan tidak makan yang pedas pedas. Awal mulanya saya terkena diare karena saya telat makan, makan siang yang ada pedasnya dan minum kopi. Obat yang diberikan oralit, diatab (obat mencret), ranitidin (obat lambung).
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan: Diare Akut (00013)
- SDKI: Diare Akut
- Definisi: Pola pengeluaran feses yang cair, frekuensi meningkat, dan volume meningkat, yang berlangsung kurang dari 14 hari.
- SLKI: Manajemen Diare
- SIKI: Manajemen Diare
2. Diagnosa Keperawatan: Risiko Dehidrasi (00028)
- SDKI: Risiko Dehidrasi
- Definisi: Berisiko mengalami kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan, yang dapat mengganggu fungsi fisiologis.
- SLKI: Manajemen Cairan
- SIKI: Manajemen Cairan
3. Diagnosa Keperawatan: Mual (00134)
- SDKI: Mual
- Definisi: Perasaan tidak nyaman yang dapat menyebabkan dorongan untuk muntah.
- SLKI: Manajemen Mual dan Muntah
- SIKI: Manajemen Mual dan Muntah
4. Diagnosa Keperawatan: Intoleransi Aktivitas (00092)
- SDKI: Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan, disebabkan oleh keterbatasan fisik dan/atau psikologis.
- SLKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
- SIKI: Peningkatan Toleransi Aktivitas
Dalam kasus ini, klien mengalami diare akut, risiko dehidrasi, mual, dan intoleransi aktivitas akibat infeksi bakteri yang serius. Penanganan yang dilakukan di rumah sakit, yaitu pemberian cairan infus, antibiotik, dan obat-obatan lain untuk mengatasi diare dan infeksi, telah menunjukkan hasil yang baik dan mengarah pada kesembuhan. -
Article No. 16721 | 04 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Berhubungan dengan peningkatan produksi sekret pernapasan
- Ditandai dengan batuk berdahak, adanya suara napas bronkial, dan sesak napas
2. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh
- Berhubungan dengan anoreksia (kehilangan nafsu makan)
- Ditandai dengan penurunan berat badan
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret
- Pasien menunjukkan perbaikan suara napas dan pola napas
- Pasien tidak mengalami sesak napas
2. Status Nutrisi Membaik
- Pasien menunjukkan peningkatan nafsu makan
- Pasien mencapai atau mendekati berat badan ideal
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Monitor pola napas, kedalaman, dan usaha napas pasien
- Bantu pasien melakukan teknik batuk efektif dan pembersihan jalan napas
- Berikan oksigenasi sesuai kebutuhan
- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat-obatan
- Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen batuk dan sekresi pernapasan
2. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh:
- Kaji status nutrisi pasien, termasuk berat badan, asupan makanan, dan hasil laboratorium
- Berikan makanan bergizi tinggi yang sesuai dengan preferensi pasien
- Berikan suplemen nutrisi jika diperlukan
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan nutrisi pasien
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya nutrisi yang adekuat untuk pemulihan
Penjelasan Rinci:
Diagnosa keperawatan yang muncul adalah Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif dan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Hal ini didasarkan pada keluhan pasien, yaitu batuk berdahak, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan.
Luaran yang diharapkan adalah Bersihan Jalan Napas Efektif dan Status Nutrisi Membaik. Intervensi keperawatan yang diperlukan berfokus pada manajemen sekresi pernapasan, oksigenasi, dan peningkatan asupan nutrisi pasien. Kerja sama dengan tim medis dan edukasi kepada pasien serta keluarga juga penting untuk mencapai tujuan tersebut. -
Article No. 16722 | 04 May 2025
Klinis : intervensi keperawatan pada pasien integritas kulit dan jaringan
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia), SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia), dan SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia) yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi integritas kulit dan jaringan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Perubahan epidermis dan/atau dermis.
SDKI:
1. Kerusakan Integritas Kulit (00046)
Definisi: Perubahan epidermis dan/atau dermis.
Kode: 00046
SLKI:
1. Integritas Kulit Membaik (1101)
Definisi: Pemulihan struktur dan fungsi kulit.
Kode: 1101
SIKI:
1. Perawatan Luka (I.M2)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk mencegah dan mengobati kerusakan kulit dan jaringan.
Kode: I.M2
2. Manajemen Kulit (I.M4)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk menjaga dan meningkatkan integritas kulit.
Kode: I.M4
3. Terapi Oksigen (I.M13)
Definisi: Serangkaian tindakan keperawatan untuk memberikan oksigen tambahan untuk memenuhi kebutuhan oksigen.
Kode: I.M13
Dalam menangani pasien dengan integritas kulit dan jaringan, perawat dapat melakukan intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan, seperti perawatan luka, manajemen kulit, dan terapi oksigen. Tujuannya adalah untuk memulihkan struktur dan fungsi kulit, mencegah komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup pasien. -
Article No. 16723 | 04 May 2025
Klinis : Berdasarkan kasus berikut Anak laki-laki, usia 16 bulan, dirawat di ruang anak dengan diagnosis medis hidrosefalus obstruktif. Pasien sebelumnya telah menjalani pemasangan VP shunt (Ventriculoperitoneal shunt) 3 bulan yang lalu untuk mengalirkan kelebihan cairan serebrospinal ke rongga peritoneum. Namun, dalam seminggu terakhir, ibu mengamati bahwa kepala anak kembali tampak membesar, anak lebih rewel, nafsu makan menurun, dan sering muntah menyemprot. Ibu juga mengeluhkan bahwa perkembangan anak tampak semakin tertinggal: belum bisa bicara, belum bisa duduk tegak, dan sering hanya terbaring. Selain itu, dalam 3 hari terakhir, anak mengalami demam naik turun dan beberapa kali tampak sesak napas ringan. Pemeriksaan fisik menunjukkan retraksi dinding dada, fontanel anterior belum menutup, dan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (TIK) seperti refleks abnormal, iritabilitas, dan pola tidur terganggu. Lingkar kepala saat ini mencapai 48 cm. Pada pemeriksaan penunjang, CT-scan terbaru menunjukkan pelebaran kembali ventrikel lateral dan ventrikel III, serta dilatasi shunt di daerah kepala bagian kanan. Tim bedah saraf mencurigai adanya malfungsi VP shunt, kemungkinan tersumbat atau terlepas. Anak direncanakan untuk menjalani operasi revisi VP shunt dalam 24 jam ke depan. Selama dirawat, anak tampak rewel, cengeng, sulit tidur, dan kurang nafsu makan. Ibu tampak kelelahan secara fisik dan emosional, menyatakan cemas karena anak akan kembali operasi, dan mengeluhkan perubahan jadwal operasi yang tidak pasti. Keluarga telah mendapatkan edukasi tentang kondisi hidrosefalus, namun ibu masih terlihat belum tenang dan sulit fokus saat edukasi diberikan. Tentukan Pengkajian berupa data subjektif dan objektif dari fisiologis, psikologi, perilaku
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan beserta penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI sesuai dengan kasus yang Anda berikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Risiko Penurunan Perfusi Serebral Berhubungan dengan Peningkatan Tekanan Intrakranial
- SDKI: Risiko Penurunan Perfusi Serebral (00201)
- SLKI: Perfusi Serebral (L04008)
- SIKI: Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial (I0119)
Penjelasan:
Pasien mengalami hidrosefalus obstruktif yang menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial. Hal ini dapat berdampak pada penurunan perfusi serebral yang dapat mengancam fungsi otak dan mengakibatkan kerusakan jaringan saraf.
2. Gangguan Tidur Berhubungan dengan Ketidaknyamanan Fisik
- SDKI: Gangguan Tidur (00095)
- SLKI: Tidur (L04021)
- SIKI: Manajemen Nyeri (I0122)
Penjelasan:
Pasien menunjukkan gejala rewel, sulit tidur, dan kurang nafsu makan yang dapat disebabkan oleh ketidaknyamanan fisik akibat peningkatan tekanan intrakranial.
3. Kecemasan Berhubungan dengan Perubahan Status Kesehatan
- SDKI: Kecemasan (00146)
- SLKI: Peran Orang Tua (L04005)
- SIKI: Manajemen Kecemasan (I0121)
Penjelasan:
Ibu pasien tampak cemas dan kelelahan secara fisik dan emosional terkait kondisi anak yang memburuk dan akan menjalani operasi lagi. Keluarga juga belum sepenuhnya memahami kondisi hidrosefalus anak.
Pengkajian:
Data Subjektif:
- Ibu melaporkan kepala anak kembali tampak membesar, anak lebih rewel, nafsu makan menurun, dan sering muntah menyemprot.
- Ibu mengeluhkan bahwa perkembangan anak tampak semakin tertinggal: belum bisa bicara, belum bisa duduk tegak, dan sering hanya terbaring.
- Ibu melaporkan anak mengalami demam naik turun dan beberapa kali tampak sesak napas ringan.
- Ibu tampak kelelahan secara fisik dan emosional, menyatakan cemas karena anak akan kembali operasi, dan mengeluhkan perubahan jadwal operasi yang tidak pasti.
- Ibu menyatakan masih belum tenang dan sulit fokus saat edukasi tentang kondisi hidrosefalus diberikan.
Data Objektif:
- Pemeriksaan fisik menunjukkan retraksi dinding dada, fontanel anterior belum menutup, dan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (TIK) seperti refleks abnormal, iritabilitas, dan pola tidur terganggu.
- Lingkar kepala saat ini mencapai 48 cm.
- Pemeriksaan CT-scan terbaru menunjukkan pelebaran kembali ventrikel lateral dan ventrikel III, serta dilatasi shunt di daerah kepala bagian kanan.
- Tim bedah saraf mencurigai adanya malfungsi VP shunt, kemungkinan tersumbat atau terlepas. -
Article No. 16724 | 04 May 2025
Klinis : Berdasarkan kasus berikut tentukan diagnosis masalah keperawatan Anak laki-laki, usia 16 bulan, dirawat di ruang anak dengan diagnosis medis hidrosefalus obstruktif. Pasien sebelumnya telah menjalani pemasangan VP shunt (Ventriculoperitoneal shunt) 3 bulan yang lalu untuk mengalirkan kelebihan cairan serebrospinal ke rongga peritoneum. Namun, dalam seminggu terakhir, ibu mengamati bahwa kepala anak kembali tampak membesar, anak lebih rewel, nafsu makan menurun, dan sering muntah menyemprot. Ibu juga mengeluhkan bahwa perkembangan anak tampak semakin tertinggal: belum bisa bicara, belum bisa duduk tegak, dan sering hanya terbaring. Selain itu, dalam 3 hari terakhir, anak mengalami demam naik turun dan beberapa kali tampak sesak napas ringan. Pemeriksaan fisik menunjukkan retraksi dinding dada, fontanel anterior belum menutup, dan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (TIK) seperti refleks abnormal, iritabilitas, dan pola tidur terganggu. Lingkar kepala saat ini mencapai 48 cm. Pada pemeriksaan penunjang, CT-scan terbaru menunjukkan pelebaran kembali ventrikel lateral dan ventrikel III, serta dilatasi shunt di daerah kepala bagian kanan. Tim bedah saraf mencurigai adanya malfungsi VP shunt, kemungkinan tersumbat atau terlepas. Anak direncanakan untuk menjalani operasi revisi VP shunt dalam 24 jam ke depan. Selama dirawat, anak tampak rewel, cengeng, sulit tidur, dan kurang nafsu makan. Ibu tampak kelelahan secara fisik dan emosional, menyatakan cemas karena anak akan kembali operasi, dan mengeluhkan perubahan jadwal operasi yang tidak pasti. Keluarga telah mendapatkan edukasi tentang kondisi hidrosefalus, namun ibu masih terlihat belum tenang dan sulit fokus saat edukasi diberikan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, berikut adalah diagnosis keperawatan dan penjelasan singkat SDKI-SLKI-SIKI yang dapat ditetapkan untuk pasien anak laki-laki usia 16 bulan dengan hidrosefalus obstruktif:
Diagnosis Keperawatan:
1. Gangguan Perkembangan Anak (GDPK)
- Kode SDKI: GDPK
- Definisi: Perubahan perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan perilaku yang tidak sesuai dengan rentang usia dan tahapan perkembangan.
- Kode SLKI: PKPK
- Definisi: Hasil yang diharapkan terkait dengan kemampuan klien untuk mencapai perkembangan sesuai tahapan usia.
- Kode SIKI: PRKB
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk memfasilitasi dan memaksimalkan perkembangan fisik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, dan perilaku sesuai tahapan usia.
2. Nyeri Akut (NA)
- Kode SDKI: NA
- Definisi: Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang dijelaskan dalam istilah kerusakan demikian.
- Kode SLKI: NPNK
- Definisi: Hasil yang diharapkan terkait dengan kemampuan klien untuk mengelola nyeri akut.
- Kode SIKI: NPKS
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi dan mengelola nyeri akut.
3. Kecemasan (KCM)
- Kode SDKI: KCM
- Definisi: Perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang disebabkan oleh persepsi ancaman yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya.
- Kode SLKI: KMNS
- Definisi: Hasil yang diharapkan terkait dengan kemampuan klien dan keluarga untuk mengelola kecemasan.
- Kode SIKI: KMKM
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi dan mengelola kecemasan klien dan keluarga.
4. Hipertermia (HTR)
- Kode SDKI: HTR
- Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
- Kode SLKI: TNSU
- Definisi: Hasil yang diharapkan terkait dengan kemampuan klien untuk mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal.
- Kode SIKI: TNSU
- Definisi: Tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi dan mengelola peningkatan suhu tubuh.
Penjelasan singkat:
Pasien anak laki-laki usia 16 bulan dengan hidrosefalus obstruktif mengalami gangguan perkembangan, nyeri akut, kecemasan, dan hipertermia. Diagnosis keperawatan ditujukan untuk memfasilitasi perkembangan, mengelola nyeri, mengelola kecemasan, dan mengelola peningkatan suhu tubuh. Tindakan keperawatan yang sesuai akan direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai hasil yang diharapkan pada pasien dan keluarga. -
Article No. 16725 | 04 May 2025
Klinis : kriteria hasil dari gangguan rasa nyaman
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI berdasarkan kriteria hasil dari gangguan rasa nyaman, yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Rasa Nyaman
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Kode: 00214
Definisi: Pengalaman subjektif yang tidak menyenangkan dan kompleks yang mencakup respons fisik, emosional, dan kognitif terhadap rangsangan yang dipersepsikan mengancam integritas seseorang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Kode: 01706
Definisi: Tingkat kemampuan pasien untuk mempertahankan dan meningkatkan rasa nyaman fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan lingkungan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Kode: 03001
Definisi: Serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien dalam mempertahankan dan meningkatkan rasa nyaman fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan lingkungan.
Dalam konteks gangguan rasa nyaman, perawat akan melakukan berbagai intervensi untuk membantu pasien dalam mempertahankan dan meningkatkan rasa nyaman, baik secara fisik, psikologis, sosial, spiritual, maupun lingkungan. Intervensi tersebut dapat mencakup manajemen nyeri, dukungan emosional, penyediaan lingkungan yang kondusif, dan lain-lain.
Dengan menggunakan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi masalah, menetapkan tujuan, dan merencanakan serta melaksanakan intervensi yang tepat dan terukur untuk membantu pasien dalam mencapai rasa nyaman yang optimal. -
Article No. 16726 | 04 May 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan analisis yang terperinci untuk kondisi pasien tersebut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan dan mempertahankan jalan napas terbuka untuk memfasilitasi pertukaran gas.
- Faktor yang berhubungan: Penumpukan sekret, batuk tidak efektif, kelelahan otot pernapasan.
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Definisi: Asupan nutrisi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- Faktor yang berhubungan: Anoreksia, disfungsi gastrointestinal, peningkatan kebutuhan metabolik.
3. Intoleransi Aktivitas
- Definisi: Ketidakmampuan untuk menoleransi atau menyelesaikan aktivitas fisik.
- Faktor yang berhubungan: Kelemahan fisik, malnutrisi, sesak napas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Membaik
- Indikator:
- Frekuensi batuk berkurang
- Tidak ada sianosis
- Tidak ada suara napas tambahan
- Oksigenasi darah membaik
2. Keseimbangan Nutrisi Membaik
- Indikator:
- Berat badan stabil atau meningkat
- Intake nutrisi sesuai kebutuhan
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
3. Toleransi Aktivitas Meningkat
- Indikator:
- Dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal
- Tidak ada sesak napas saat aktivitas
- Tidak ada kelelahan yang berlebihan setelah aktivitas
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif:
- Pemantauan respirasi
- Manajemen jalan napas
- Fisioterapi dada
- Suplementasi oksigen sesuai kebutuhan
2. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh:
- Pengkajian status nutrisi
- Manajemen nutrisi enteral atau parenteral
- Konseling gizi
- Pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan
3. Intoleransi Aktivitas:
- Manajemen energi
- Peningkatan aktivitas fisik secara bertahap
- Terapi oksigen saat aktivitas
- Edukasi dan latihan aktivitas
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan pasien dan mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 16727 | 04 May 2025
Klinis : Berdasarkan kasus berikut tentukan diagnosa utama masalah keperawatan Anak laki-laki, usia 16 bulan, dirawat di ruang anak dengan diagnosis medis hidrosefalus obstruktif. Pasien sebelumnya telah menjalani pemasangan VP shunt (Ventriculoperitoneal shunt) 3 bulan yang lalu untuk mengalirkan kelebihan cairan serebrospinal ke rongga peritoneum. Namun, dalam seminggu terakhir, ibu mengamati bahwa kepala anak kembali tampak membesar, anak lebih rewel, nafsu makan menurun, dan sering muntah menyemprot. Ibu juga mengeluhkan bahwa perkembangan anak tampak semakin tertinggal: belum bisa bicara, belum bisa duduk tegak, dan sering hanya terbaring. Selain itu, dalam 3 hari terakhir, anak mengalami demam naik turun dan beberapa kali tampak sesak napas ringan. Pemeriksaan fisik menunjukkan retraksi dinding dada, fontanel anterior belum menutup, dan adanya tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial (TIK) seperti refleks abnormal, iritabilitas, dan pola tidur terganggu. Lingkar kepala saat ini mencapai 48 cm. Pada pemeriksaan penunjang, CT-scan terbaru menunjukkan pelebaran kembali ventrikel lateral dan ventrikel III, serta dilatasi shunt di daerah kepala bagian kanan. Tim bedah saraf mencurigai adanya malfungsi VP shunt, kemungkinan tersumbat atau terlepas. Anak direncanakan untuk menjalani operasi revisi VP shunt dalam 24 jam ke depan. Selama dirawat, anak tampak rewel, cengeng, sulit tidur, dan kurang nafsu makan. Ibu tampak kelelahan secara fisik dan emosional, menyatakan cemas karena anak akan kembali operasi, dan mengeluhkan perubahan jadwal operasi yang tidak pasti. Keluarga telah mendapatkan edukasi tentang kondisi hidrosefalus, namun ibu masih terlihat belum tenang dan sulit fokus saat edukasi diberikan.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kasus yang diberikan, diagnosa keperawatan utama yang dapat ditetapkan adalah:
Diagnosa Keperawatan: Risiko Peningkatan Tekanan Intrakranial (00086)
Definisi SDKI:
Adanya risiko peningkatan tekanan cairan serebrospinal di dalam rongga kranial, yang dapat mengakibatkan kerusakan otak.
Faktor Risiko SDKI:
- Obstruksi aliran cairan serebrospinal
- Peningkatan produksi cairan serebrospinal
- Penurunan penyerapan cairan serebrospinal
Karakteristik Definisi SIKI:
- Peningkatan ukuran lingkar kepala
- Iritabilitas
- Pola tidur terganggu
- Perubahan status mental
- Muntah
- Nyeri kepala
- Defisit neurologis
Kode SIKI: 10307
Penjelasan singkat:
Diagnosa keperawatan ini mencerminkan adanya risiko peningkatan tekanan intrakranial pada anak laki-laki usia 16 bulan dengan hidrosefalus obstruktif dan malfungsi VP shunt. Tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial yang terlihat adalah pembesaran lingkar kepala, iritabilitas, pola tidur terganggu, muntah, dan gejala defisit neurologis. Diagnosa ini penting untuk mengarahkan intervensi keperawatan yang berfokus pada pemantauan dan pencegahan komplikasi akibat peningkatan tekanan intrakranial.