Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14781 | 25 Mar 2025
Klinis : Luka diabetes
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci terkait kondisi luka diabetes:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi luka diabetes adalah "Kerusakan Integritas Kulit". Diagnosa ini menggambarkan adanya perubahan pada struktur dan fungsi kulit yang dapat menyebabkan gangguan pada perlindungan tubuh. Pada kasus luka diabetes, terjadi kerusakan pada integritas kulit yang disebabkan oleh penyakit diabetes melitus.
Luaran/Output SLKI:
Setelah diberikan Asuhan Keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Integritas Kulit: Tujuan yang diharapkan adalah perbaikan atau penyembuhan luka diabetes sehingga integritas kulit dapat pulih kembali.
2. Kontrol Glukosa Darah: Tujuan yang diharapkan adalah tercapainya kontrol glukosa darah yang optimal untuk mendukung proses penyembuhan luka.
3. Manajemen Diri: Tujuan yang diharapkan adalah pasien dapat melakukan manajemen diri yang efektif dalam merawat luka dan mengontrol diabetes.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran tersebut antara lain:
1. Perawatan Luka:
- Melakukan debridement luka untuk menghilangkan jaringan nekrotik dan debris.
- Memilih jenis balutan yang sesuai untuk menjaga kelembaban luka dan mempercepat penyembuhan.
- Memantau tanda-tanda infeksi dan komplikasi lainnya.
2. Manajemen Glukosa Darah:
- Mengkaji kadar glukosa darah secara berkala.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan untuk mengoptimalkan pengobatan diabetes.
- Edukasi pasien dan keluarga tentang pentingnya kontrol glukosa darah.
3. Manajemen Diri:
- Memberikan edukasi tentang perawatan luka dan diabetes.
- Melatih pasien dan keluarga dalam melakukan perawatan luka dan manajemen diabetes.
- Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan kemandirian dalam merawat luka dan mengontrol diabetes.
Dengan pendekatan komprehensif yang mencakup perawatan luka, manajemen glukosa darah, dan peningkatan kemampuan manajemen diri, diharapkan pasien dengan luka diabetes dapat memperoleh hasil yang optimal dalam proses penyembuhan dan pemulihan. -
Article No. 14782 | 25 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat terkait SDKI, SLKI, dan SIKI berdasarkan standar Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan sekresi berlebih sekunder terhadap tuberkulosis paru.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kapasitas fungsional sekunder terhadap tuberkulosis paru.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan penurunan asupan oral sekunder terhadap anoreksia.
Penjelasan singkat SDKI, SLKI, dan SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan bersihan jalan napas: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Intoleransi aktivitas: Ketidakmampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Kekurangan volume cairan: Pengurangan cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Bersihan jalan napas efektif: Kemampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas yang terbuka.
- Toleransi aktivitas meningkat: Kemampuan untuk mentoleransi atau menyelesaikan aktivitas rutin.
- Volume cairan adekuat: Jumlah cairan intravaskular, interstitial, dan/atau intrasellular yang mencukupi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen jalan napas: Tindakan untuk mempertahankan dan memfasilitasi pembebasan jalan napas.
- Manajemen aktivitas: Tindakan untuk memfasilitasi aktivitas secara aman dan efektif.
- Manajemen cairan: Tindakan untuk mempertahankan keseimbangan cairan yang adekuat.
Dengan mengacu pada SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan standar profesi untuk mengatasi masalah kesehatan pasien. -
Article No. 14783 | 25 Mar 2025
Klinis : Nyeri pada luka
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait dengan kondisi nyeri pada luka, sesuai dengan format yang Anda minta.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi nyeri pada luka adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset yang tiba-tiba, intensitas bervariasi, dan berlangsung dalam jangka waktu terbatas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Tingkat Nyeri Terkontrol: Pasien menunjukkan pengurangan rasa nyeri yang signifikan, skala nyeri berada pada tingkat yang dapat ditoleransi, dan mampu beraktivitas sesuai dengan kemampuannya.
2. Kemampuan Mengendalikan Nyeri: Pasien mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, menggunakan strategi nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, dan melaporkan tingkat nyeri secara akurat.
3. Kepuasan Pasien terhadap Pengelolaan Nyeri: Pasien menunjukkan kepuasan terhadap intervensi yang dilakukan untuk mengelola nyeri, sehingga dapat mencapai tingkat kenyamanan yang optimal.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian Nyeri
- Kaji karakteristik nyeri (lokasi, intensitas, durasi, frekuensi, kualitas, faktor pemicu, dan faktor yang memengaruhi)
- Gunakan alat ukur nyeri yang valid dan reliabel, seperti Numeric Rating Scale (NRS) atau Visual Analog Scale (VAS)
- Kaji faktor-faktor yang memengaruhi nyeri, seperti psikologis, sosial, dan lingkungan
2. Manajemen Nyeri
- Berikan intervensi farmakologis sesuai dengan resep dokter, seperti analgesik atau obat anti-inflamasi
- Lakukan intervensi nonfarmakologis, seperti kompres dingin, distraksi, relaksasi, dan terapi musik
- Ajarkan pasien teknik manajemen nyeri nonfarmakologis yang dapat dilakukan sendiri
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter atau ahli terapi fisik, untuk pengelolaan nyeri yang komprehensif
3. Edukasi dan Dukungan
- Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang manajemen nyeri, termasuk penggunaan analgesik, teknik nonfarmakologis, dan pelaporan nyeri
- Dorong partisipasi aktif pasien dalam pengelolaan nyeri
- Berikan dukungan emosional dan psikologis untuk mengatasi dampak nyeri terhadap kesejahteraan pasien
Dengan melakukan pengkajian yang komprehensif, menerapkan intervensi farmakologis dan nonfarmakologis yang tepat, serta memberikan edukasi dan dukungan yang sesuai, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu tingkat nyeri yang terkontrol, kemampuan mengendalikan nyeri, dan kepuasan pasien terhadap pengelolaan nyeri. -
Article No. 14784 | 25 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 28 tahun, postpartum hari ke 3 datang ke poli KIA. Hasil pengkajian : pasien mengatakan mengeluh bayi tidak mampu melekat pada putting sehingga payudaranya membengkak dan terasa sakit. Payudara pasien teraba hangat dan keras. Apakah diagnos keperawatan yang tepat pada pasien tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, diagnosa keperawatan yang paling sesuai adalah "Ketidakefektifan Pola Menyusui" (SDKI). Hal ini dikarenakan pasien mengeluhkan bayi tidak mampu melekat pada putting susu sehingga mengakibatkan payudara membengkak dan terasa sakit. Kondisi ini menunjukkan adanya gangguan pada proses menyusui yang efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran sebagai berikut:
1. Pola Menyusui Efektif: Pasien dapat menyusui bayinya dengan teknik yang benar, sehingga bayi dapat melekat pada putting susu dengan baik dan memperoleh asupan ASI yang cukup.
2. Kenyamanan Payudara Membaik: Payudara pasien tidak lagi membengkak, terasa hangat, dan nyeri berkurang sehingga pasien merasa nyaman.
3. Pengetahuan Meningkat: Pasien memahami teknik menyusui yang benar dan perawatan payudara selama masa nifas.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut intervensi keperawatan yang dapat diberikan:
1. Edukasi Teknik Menyusui:
- Mengajarkan teknik menyusui yang benar, seperti posisi menyusui, cara melekatkan bayi pada putting susu, serta cara memosisikan badan bayi.
- Menjelaskan tanda-tanda bayi mendapat cukup ASI, seperti frekuensi, durasi, dan pola menyusui.
2. Manajemen Nyeri Payudara:
- Menganjurkan pasien untuk melakukan kompres hangat pada payudara untuk meningkatkan sirkulasi dan memperlancar pengeluaran ASI.
- Mengajarkan teknik pemijatan payudara untuk memperlancar pengeluaran ASI.
- Memberikan analgesik sesuai kebutuhan untuk mengurangi rasa nyeri.
3. Perawatan Payudara:
- Mengajarkan pasien cara perawatan payudara selama masa nifas, seperti menjaga kebersihan payudara dan putting susu.
- Memberikan edukasi mengenai tanda-tanda infeksi payudara dan penanganannya.
4. Konseling dan Dukungan Psikologis:
- Memberikan dukungan, motivasi, dan konseling kepada pasien agar tetap semangat dalam proses menyusui.
- Melibatkan keluarga untuk memberikan dukungan dalam proses menyusui.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pola menyusui yang efektif, kenyamanan payudara yang membaik, serta peningkatan pengetahuan terkait teknik menyusui dan perawatan payudara selama masa nifas. -
Article No. 14785 | 25 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 28 tahun, postpartum hari ke 3 datang ke poli KIA. Hasil pengkajian : pasien mengatakan mengeluh bayi tidak mampu melekat pada putting sehingga payudaranya membengkak dan terasa sakit. Payudara pasien teraba hangat dan keras. Apakah diagnos keperawatan yang tepat pada pasien tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosis keperawatan yang tepat untuk kondisi yang Anda deskripsikan, serta penjelasan singkat tentang standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Diagnosis Keperawatan:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis keperawatan yang tepat untuk pasien ini adalah: Gangguan Proses Laktasi.
Penjelasan:
Gangguan Proses Laktasi merupakan diagnosis keperawatan yang sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami kesulitan menyusui sehingga menyebabkan payudara membengkak dan terasa sakit. Hal ini dapat disebabkan oleh bayi yang tidak mampu melekat dengan baik pada puting susu ibu.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) telah mengembangkan tiga standar keperawatan, yaitu:
1. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI):
SDKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan berdasarkan pengkajian terhadap kondisi pasien.
2. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
SLKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan yang diberikan.
3. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI merupakan standar yang digunakan untuk menentukan intervensi keperawatan yang tepat untuk mencapai luaran yang diharapkan.
Dalam kasus ini, diagnosis keperawatan "Gangguan Proses Laktasi" sesuai dengan SDKI, dan selanjutnya perawat dapat mengacu pada SLKI dan SIKI untuk menentukan luaran yang diharapkan dan intervensi keperawatan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut. -
Article No. 14786 | 25 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 28 tahun, postpartum hari ke 3 datang ke poli KIA. Hasil pengkajian : pasien mengatakan mengeluh bayi tidak mampu melekat pada putting sehingga payudaranya membengkak dan terasa sakit. Payudara pasien teraba hangat dan keras. Apakah diagnos keperawatan yang tepat pada pasien tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang tepat untuk kondisi pasien tersebut adalah "Ketidakefektifan Menyusui", yang ditandai dengan pasien mengeluh bayi tidak mampu melekat pada puting sehingga payudaranya membengkak dan terasa sakit. Kondisi ini menunjukkan adanya masalah dalam proses menyusui yang tidak efektif.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat:
1. Mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar.
2. Menunjukkan payudara yang tidak membengkak dan tidak terasa sakit.
3. Melaporkan kepuasan dalam proses menyusui.
4. Menunjukkan kemampuan bayi dalam melekat dan menghisap puting dengan baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan (SIKI):
1. Kaji pola menyusui pasien, meliputi posisi, pelekatan, dan durasi menyusui.
2. Ajarkan teknik menyusui yang benar, termasuk posisi duduk yang nyaman, pelekatan bayi pada puting yang tepat, dan durasi menyusui yang cukup.
3. Anjurkan pasien untuk menyusui bayi secara rutin sesuai kebutuhan bayi.
4. Berikan kompres hangat pada payudara sebelum menyusui untuk memperlancar pengeluaran ASI.
5. Anjurkan pasien untuk memompa ASI secara manual atau menggunakan pompa ASI jika bayi tidak dapat melekat pada puting.
6. Ajarkan pasien untuk mengelola pembengkakan payudara, seperti melakukan pijatan lembut pada payudara dan menggunakan bra yang nyaman.
7. Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien terkait proses menyusui yang efektif.
8. Kolaborasi dengan ahli laktasi atau dokter jika diperlukan untuk mengatasi masalah yang lebih kompleks.
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Ketidakefektifan Menyusui" dipilih karena gejala yang ditunjukkan pasien, yaitu kesulitan bayi dalam melekat pada puting sehingga menyebabkan pembengkakan dan rasa sakit pada payudara. Hal ini merupakan indikasi adanya masalah dalam proses menyusui yang tidak efektif.
Luaran/output yang diharapkan difokuskan pada kemampuan pasien untuk mendemonstrasikan teknik menyusui yang benar, menunjukkan payudara yang tidak membengkak dan tidak terasa sakit, melaporkan kepuasan dalam proses menyusui, serta kemampuan bayi dalam melekat dan menghisap puting dengan baik. Tujuan akhirnya adalah tercapainya proses menyusui yang efektif.
Intervensi keperawatan diarahkan untuk mengkaji pola menyusui, mengajarkan teknik menyusui yang benar, memberikan kompres hangat, memompa ASI, mengelola pembengkakan payudara, memberikan dukungan emosional dan edukasi, serta melakukan kolaborasi dengan ahli laktasi atau dokter jika diperlukan. Semua intervensi ini bertujuan untuk membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan. -
Article No. 14787 | 25 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 28 tahun, postpartum hari ke 3 datang ke poli KIA. Hasil pengkajian : pasien mengatakan mengeluh bayi tidak mampu melekat pada putting sehingga payudaranya membengkak dan terasa sakit. Payudara pasien teraba hangat dan keras. Apakah diagnos keperawatan yang tepat pada pasien tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, sebagai seorang perawat professional, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci terkait dengan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi pasien yang Anda sampaikan.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut adalah "Ketidakefektifan Menyusu". Diagnosa ini dipilih karena pasien mengeluh bahwa bayi tidak mampu melekat pada putting sehingga payudaranya membengkak dan terasa sakit. Hal ini menunjukkan adanya ketidakefektifan dalam proses menyusu antara ibu dan bayi.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, luaran/output yang diharapkan adalah:
a. Kemampuan Menyusu Efektif
- Kriteria hasil: Bayi dapat melekat dengan baik pada putting ibu, menghisap secara efektif, dan tidak terjadi pembengkakan payudara.
- Indikator: Bayi dapat melekat pada putting ibu dengan benar, menghisap putting ibu dengan kuat dan berirama, serta payudara ibu teraba lembut dan tidak bengkak.
b. Peningkatan Kenyamanan
- Kriteria hasil: Payudara ibu tidak terasa nyeri atau tidak nyaman lagi.
- Indikator: Ibu tidak lagi mengeluh nyeri atau ketidaknyamanan pada payudaranya.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang diperlukan adalah:
a. Manajemen Menyusu
- Kaji posisi dan teknik menyusu bayi
- Ajarkan teknik menyusu yang benar kepada ibu
- Bimbing ibu dalam memposisikan bayi saat menyusu
- Motivasi ibu untuk menyusu sesuai kebutuhan bayi
b. Manajemen Nyeri
- Kaji tingkat nyeri pada payudara ibu
- Berikan kompres hangat pada payudara ibu untuk mengurangi pembengkakan
- Berikan analgesik sesuai indikasi untuk mengurangi nyeri
- Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri
c. Edukasi Menyusu
- Berikan edukasi tentang manfaat dan teknik menyusu yang benar
- Ajarkan ibu cara merawat payudara untuk menunjang proses menyusu
- Beri informasi tentang tanda-tanda bayi menyusu dengan efektif
Diharapkan dengan intervensi-intervensi tersebut, pasien dapat mencapai luaran/output yang diharapkan, yaitu kemampuan menyusu yang efektif dan peningkatan kenyamanan pada payudara.
Semoga penjelasan ini dapat membantu. Jika ada pertanyaan lain, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 14788 | 25 Mar 2025
Klinis : Seorang perempuan usia 28 tahun, postpartum hari ke 3 datang ke poli KIA. Hasil pengkajian : pasien mengatakan mengeluh bayi tidak mampu melekat pada putting sehingga payudaranya membengkak dan terasa sakit. Payudara pasien teraba hangat dan keras. Apakah diagnos keperawatan yang tepat pada pasien tersebut ?
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat, saya akan memberikan analisis dan rencana asuhan keperawatan yang sesuai untuk kasus seorang perempuan usia 28 tahun, postpartum hari ke-3 dengan keluhan tidak dapat melekatkan bayi pada puting sehingga payudara membengkak dan terasa sakit.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI
Berdasarkan data pengkajian yang diberikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
a. Ketidakefektifan Menyusui
Definisi: Ketidakmampuan ibu untuk menyusui bayi secara efektif.
Penyebab: Masalah bayi dalam melekat pada puting, sehingga terjadi pembengkakan dan nyeri pada payudara.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI)
a. Peningkatan Kemampuan Menyusui
Definisi: Bertambahnya kemampuan ibu dalam menyusui bayi secara efektif.
Kriteria hasil:
- Bayi dapat melekat dengan baik pada puting susu ibu
- Payudara tidak membengkak dan tidak terasa nyeri
- Produksi ASI lancar
- Bayi dapat menyusu dengan baik
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI)
a. Manajemen Menyusui
Tujuan: Memfasilitasi ibu agar dapat menyusui bayinya dengan efektif.
Intervensi:
- Ajarkan teknik menyusui yang benar (posisi dan pelekatan bayi)
- Anjurkan ibu untuk menyusui sesuai permintaan bayi (on demand)
- Ajarkan ibu teknik memompa ASI dan menyimpannya
- Anjurkan ibu untuk memakai bra yang nyaman dan menutupi payudara
- Ajarkan ibu teknik mengompres payudara (hangat dan dingin) untuk mengurangi pembengkakan dan nyeri
- Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi stres
- Libatkan keluarga untuk mendukung ibu dalam menyusui
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan berpusat pada pasien, diharapkan pasien akan mengalami peningkatan kemampuan menyusui sehingga bayi dapat melekat dengan baik pada puting, payudara tidak lagi membengkak dan nyeri, serta produksi ASI lancar. Hal ini akan memberikan dampak positif bagi ibu dan bayi, memfasilitasi bonding, serta meningkatkan kesejahteraan keduanya. -
Article No. 14789 | 25 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki usia 40 tahun, dirawat di RS karena pasien mengalami stroke. Pasien tiba-tiba lemas jatuh dikamar mandi dan pingsan. Setelah pasien sadar pasien mengalami hemiparase dextra. Hasil pengkajian pasien mengatakan menyesal sekali dengan kejadian yang dia alami. Pasien mengatakan jika diusia 38 tahun pasien didiagnosa hipertensi, tetapai pasien sudah 1 tahun tidak mengkonsumsi obat karena pasien merasa sdh sembuh. Pasien juga tidak membatasi diit, sering makan masakan bersantan. Pasien berkali-kali mengatakan bagaimana saya nanti kehidupan kedepan tidak bisa bekerja, saya menyesal sekali andai saja saya rutin kontrol minum obat teratur Pasien mengatakan sulit tidur karena merasa menyesal dan belum sepenuhnya menerima dengan kondisi yang saat ini dia alami
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan informasi yang Anda berikan, berikut adalah diagnosis keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai untuk kondisi pasien tersebut:
Diagnosis Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
3. Gangguan Pola Tidur
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
- Definisi: Ketidakmampuan dalam mengidentifikasi, mengendalikan, dan/atau mengelola kondisi kesehatan.
- Penyebab: Kurangnya motivasi, pengetahuan, dan/atau kemampuan untuk melakukan tindakan pemeliharaan kesehatan yang efektif.
- Manifestasi: Pasien tidak rutin mengonsumsi obat antihipertensi dan tidak membatasi diet tinggi lemak.
2. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Definisi: Rentan mengalami peningkatan atau penurunan kadar glukosa darah yang dapat membahayakan kesehatan.
- Penyebab: Stroke dapat memengaruhi regulasi kadar glukosa darah.
- Manifestasi: Pasien berisiko mengalami fluktuasi kadar glukosa darah yang dapat memperburuk kondisi.
3. Gangguan Pola Tidur
- Definisi: Gangguan dalam jumlah dan kualitas tidur yang mengganggu fungsi normal.
- Penyebab: Perasaan menyesal dan belum menerima kondisi saat ini.
- Manifestasi: Pasien sulit tidur karena merasa menyesal dan belum menerima kondisinya.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
- Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
- Gangguan Pola Tidur
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pemeliharaan Kesehatan Efektif
- Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Pola Tidur Efektif
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Edukasi Pemeliharaan Kesehatan
- Pemantauan Kadar Glukosa Darah
- Manajemen Gangguan Tidur -
Article No. 14790 | 25 Mar 2025
Klinis : Seorang pasien laki-laki usia 40 tahun, dirawat di RS karena pasien mengalami stroke. Pasien tiba-tiba lemas jatuh dikamar mandi dan pingsan. Setelah pasien sadar pasien mengalami hemiparase dextra. Hasil pengkajian pasien mengatakan menyesal sekali dengan kejadian yang dia alami. Pasien mengatakan jika diusia 38 tahun pasien didiagnosa hipertensi, tetapai pasien sudah 1 tahun tidak mengkonsumsi obat karena pasien merasa sdh sembuh. Pasien juga tidak membatasi diit, sering makan masakan bersantan. Pasien berkali-kali mengatakan bagaimana saya nanti kehidupan kedepan tidak bisa bekerja, saya menyesal sekali andai saja saya rutin kontrol minum obat teratur Pasien mengatakan sulit tidur karena merasa menyesal dan belum sepenuhnya menerima dengan kondisi yang saat ini dia alami
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan mempertimbangkan kondisi pasien yang Anda deskripsikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI):
Diagnosa Keperawatan:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan Gangguan Aliran Darah Serebral.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kelemahan Otot.
3. Kecemasan berhubungan dengan Ketidakpastian Kondisi.
Penjelasan Singkat:
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral berhubungan dengan Gangguan Aliran Darah Serebral:
- Pasien mengalami stroke yang menyebabkan gangguan aliran darah ke otak, sehingga terjadi ketidakefektifan perfusi jaringan serebral.
- Hal ini ditandai dengan hemiparase dextra yang dialami pasien.
2. Gangguan Mobilitas Fisik berhubungan dengan Kelemahan Otot:
- Akibat stroke, pasien mengalami kelemahan otot yang menyebabkan gangguan mobilitas fisik.
- Pasien tiba-tiba lemas dan jatuh di kamar mandi, serta mengalami kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
3. Kecemasan berhubungan dengan Ketidakpastian Kondisi:
- Pasien merasa menyesal dan belum sepenuhnya menerima kondisi saat ini, serta khawatir dengan kehidupan ke depan.
- Pasien mengalami kesulitan tidur karena kecemasan terhadap kondisinya.
Standar SDKI, SLKI, dan SIKI:
- SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
1. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral
2. Gangguan Mobilitas Fisik
3. Kecemasan
- SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Perfusi Jaringan Serebral Efektif
2. Mobilitas Fisik Membaik
3. Kecemasan Terkendali
- SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Perfusi Serebral
2. Peningkatan Mobilitas
3. Manajemen Kecemasan
Dengan adanya diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, dan standar SDKI, SLKI, dan SIKI yang sesuai, perawat dapat memberikan perawatan yang komprehensif dan terstruktur untuk membantu pasien mencapai outcome yang diharapkan.