Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14871 | 27 Mar 2025
Klinis : pasien 65 tahun datang dengan keluhan mual muntah tekanan darah 165/88mmHg
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai perawat profesional, saya akan memberikan analisis yang rinci dan terperinci mengenai kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Berdasarkan keluhan pasien yaitu mual, muntah, dan tekanan darah 165/88 mmHg, maka diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Mual (NAUSE): Sensasi tidak nyaman di perut yang dapat menyebabkan keinginan untuk muntah.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral (IPTJ): Penurunan aliran darah ke otak yang dapat disebabkan oleh hipertensi.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Mual (NAUSE):
- Pasien melaporkan mual berkurang.
- Pasien tidak muntah.
- Pasien mengatakan merasa lebih nyaman.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral (IPTJ):
- Pasien melaporkan tidak ada gejala penurunan perfusi serebral (misalnya sakit kepala, pusing, atau kebingungan).
- Tanda-tanda vital pasien dalam batas normal (tekanan darah 120-130/80-85 mmHg).
- Pasien menunjukkan fungsi kognitif yang baik.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Mual (NAUSE):
- Identifikasi penyebab mual (misalnya efek samping obat, gangguan pencernaan, atau dehidrasi).
- Berikan terapi anti-mual sesuai resep dokter.
- Anjurkan pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat mengurangi mual (misalnya makanan ringan, air hangat).
- Ajarkan teknik relaksasi (misalnya pernapasan dalam) untuk mengatasi mual.
- Pantau tanda-tanda vital dan gejala mual secara berkala.
2. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral (IPTJ):
- Pantau tanda-tanda vital, terutama tekanan darah, secara teratur.
- Berikan terapi farmakologis untuk menurunkan tekanan darah tinggi sesuai resep dokter.
- Ajarkan pasien teknik relaksasi dan manajemen stres untuk membantu menurunkan tekanan darah.
- Dorong pasien untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang dapat membantu menurunkan tekanan darah (misalnya sayuran, buah-buahan, dan air).
- Pantau fungsi kognitif pasien dan lakukan intervensi untuk meningkatkan perfusi serebral jika diperlukan (misalnya stimulasi mental, terapi orientasi realitas).
Dengan intervensi keperawatan yang tepat dan pemantauan yang ketat, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mual dan ketidakefektifan perfusi jaringan serebral yang teratasi. -
Article No. 14872 | 27 Mar 2025
Klinis : BAB cair lebih 10x
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat menggunakan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk kondisi BAB cair lebih dari 10 kali.
Diagnosa Keperawatan:
Diare
Penjelasan Singkat:
1. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi cair atau lembek yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam. Gejala utamanya adalah frekuensi BAB yang meningkat dengan konsistensi cair atau lembek.
2. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan diare adalah:
a. Pola eliminasi kembali normal
b. Tidak terjadi dehidrasi
c. Tidak terjadi komplikasi
3. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan untuk pasien dengan diare meliputi:
a. Manajemen cairan dan elektrolit
b. Manajemen nutrisi
c. Manajemen eliminasi
d. Manajemen kenyamanan
e. Edukasi terkait penyebab, pencegahan, dan perawatan diare
Dengan adanya standar tersebut, perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk menangani kondisi diare pada pasien. -
Article No. 14873 | 27 Mar 2025
Klinis : Resiko defisit nutrisi
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Assalamualaikum, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi Risiko Defisit Nutrisi.
Diagnosa Keperawatan:
Risiko Defisit Nutrisi
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Risiko Defisit Nutrisi didefinisikan sebagai keadaan berisiko mengalami penurunan asupan nutrisi dibanding kebutuhan tubuh, yang dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh dan/atau gangguan fungsi tubuh.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari intervensi keperawatan pada pasien dengan Risiko Defisit Nutrisi adalah pasien dapat mempertahankan status gizi yang adekuat, ditandai dengan tidak terjadi penurunan berat badan, tidak ada tanda-tanda malnutrisi, dan tidak ada keluhan terkait defisit nutrisi.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Risiko Defisit Nutrisi meliputi:
1. Pengkajian status nutrisi.
2. Edukasi tentang kebutuhan nutrisi dan pola makan yang sehat.
3. Monitoring asupan dan output nutrisi.
4. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk penyusunan dan evaluasi rencana diet.
5. Pemberian suplemen nutrisi sesuai kebutuhan.
6. Fasilitasi akses nutrisi, seperti membantu menyiapkan makanan atau mengatur jadwal makan.
Semoga penjelasan ini bermanfaat. Jika ada pertanyaan lebih lanjut, silakan ditanyakan. -
Article No. 14874 | 27 Mar 2025
Klinis : Gangguan pola tidur
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Pola Tidur
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan Pola Tidur didefinisikan sebagai "Pengalaman terganggu atau tidak adekuat dalam jumlah atau kualitas tidur, yang menyebabkan ketidaknyamanan atau disfungsi".
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari penanganan Gangguan Pola Tidur adalah:
1. Klien dapat mendemonstrasikan teknik untuk memfasilitasi tidur yang efektif.
2. Klien dapat melaporkan perbaikan dalam jumlah atau kualitas tidur.
3. Klien dapat melaporkan berkurangnya gangguan tidur.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk menangani Gangguan Pola Tidur antara lain:
1. Manajemen Lingkungan: Mengatur lingkungan yang nyaman untuk tidur.
2. Terapi Perilaku: Mengajarkan teknik relaksasi dan manajemen stres.
3. Edukasi Kesehatan: Memberikan informasi tentang kebutuhan tidur dan strategi untuk meningkatkan tidur.
4. Terapi Farmakologis: Pemberian obat tidur jika diperlukan, dengan pengawasan tenaga kesehatan.
Dalam konteks akademis dan dengan persona pakar/perawat, penjelasan ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai standar perawatan untuk Gangguan Pola Tidur berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia. -
Article No. 14848 | 26 Mar 2025
Klinis : pasien cf femur dextra 1/3 proximal dengan ureum 55 dan creatinin 0.82, pasien mengalami muntah darah, hasil OT 65.5 dan PT 34.2
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan fraktur femur proksimal.
2. Perdarahan Aktif berhubungan dengan muntah darah.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh berhubungan dengan muntah.
Penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Gangguan Perfusi Jaringan Perifer
- SDKI: Penurunan sirkulasi darah ke jaringan perifer yang dapat mengancam fungsi dan integritas jaringan.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi gangguan perfusi jaringan perifer, seperti pemantauan tanda-tanda vital, manajemen fraktur, dan terapi antikoagulan.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang fokus pada pemulihan fungsi dan integritas jaringan perifer, seperti mobilisasi, terapi nyeri, dan perawatan luka.
2. Perdarahan Aktif
- SDKI: Kehilangan darah yang sedang berlangsung dari sistem vaskuler.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menghentikan perdarahan aktif, seperti pemantauan tanda-tanda vital, pemberian antikoagulan, dan tindakan hemostatik.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang fokus pada penghentian perdarahan dan stabilisasi kondisi pasien, seperti pemberian oksigen, cairan intravena, dan pemantauan output urin.
3. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- SDKI: Asupan nutrisi yang tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik.
- SLKI: Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mengatasi ketidakseimbangan nutrisi, seperti pengkajian status nutrisi, pemberian nutrisi enteral atau parenteral, dan konseling gizi.
- SIKI: Tindakan keperawatan yang fokus pada pemenuhan kebutuhan nutrisi pasien, seperti pemberian makanan dan suplemen, pemantauan toleransi nutrisi, dan edukasi gizi.
Dalam konteks kasus yang diberikan, pasien mengalami fraktur femur proksimal, muntah darah, dan kemungkinan penurunan fungsi ginjal. Oleh karena itu, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah gangguan perfusi jaringan perifer, perdarahan aktif, dan ketidakseimbangan nutrisi. Intervensi keperawatan yang diperlukan akan berfokus pada stabilisasi kondisi pasien, penghentian perdarahan, perbaikan perfusi jaringan, dan pemenuhan kebutuhan nutrisi. -
Article No. 14849 | 26 Mar 2025
Klinis : Buatkan diagnosa keperawatan pada pasien keluhan buang air besar 5 kali
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien dengan keluhan buang air besar 5 kali.
Diagnosa Keperawatan:
Diare (00013)
Definisi:
Eliminasi tinja yang tidak terkontrol, lembek atau berair.
Faktor yang Berhubungan:
- Ketidakseimbangan masukan dan pengeluaran cairan
- Infeksi
Tanda dan Gejala Mayor:
- Frekuensi BAB > 3 kali/hari
- Konsistensi tinja lembek/berair
- Pengeluaran tinja > 200 ml/hari
Tanda dan Gejala Minor:
- Adanya nyeri perut
- Kehilangan cairan dan elektrolit
- Penurunan berat badan
- Mual/muntah
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
SDKI memberikan standar diagnosis keperawatan yang diakui secara nasional. Dalam kasus ini, "Diare" merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang terdapat dalam SDKI.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
SLKI menyediakan standar luaran atau hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan. Beberapa luaran yang mungkin terkait dengan diagnosa "Diare" antara lain:
- Keseimbangan cairan
- Pemulihan pola defekasi
- Kontrol nyeri
- Pengetahuan perawatan diri
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
SIKI menyediakan standar intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan. Beberapa intervensi yang mungkin terkait dengan diagnosa "Diare" antara lain:
- Manajemen diare
- Manajemen cairan
- Manajemen nyeri
- Edukasi perawatan diri
Sebagai pakar keperawatan, saya dapat menyimpulkan bahwa diagnosa keperawatan "Diare" sesuai dengan kondisi pasien yang mengalami keluhan buang air besar 5 kali. Standar SDKI, SLKI, dan SIKI dapat memberikan panduan yang komprehensif bagi perawat dalam melakukan asuhan keperawatan yang berkualitas dan terstandarisasi. -
Article No. 14850 | 26 Mar 2025
Klinis : Buatkan diagnosa keperawatan keluhan penglihatan kabur jarak jauh
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat mengenai SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi keluhan penglihatan kabur jarak jauh. Dengan tone akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat, berikut penjelasannya:
Diagnosa Keperawatan:
Gangguan Penglihatan Ketajaman Jarak Jauh
Definisi:
Gangguan penglihatan ketajaman jarak jauh adalah penurunan kemampuan seseorang untuk melihat objek yang berada pada jarak jauh dengan jelas.
Penyebab:
1. Kelainan refraksi seperti miopia, hipermetropia, atau astigmatisme
2. Katarak
3. Glaukoma
4. Diabetes melitus
5. Trauma pada mata
Gejala:
1. Penglihatan kabur untuk objek jarak jauh
2. Kesulitan membaca tulisan atau melihat papan tulis dari jarak jauh
3. Sering mengerutkan dahi atau memicingkan mata saat melihat objek jauh
4. Merasa perlu mendekatkan objek untuk melihat dengan jelas
Rencana Intervensi Keperawatan:
1. Identifikasi riwayat dan penyebab gangguan penglihatan jarak jauh
2. Observasi ketajaman penglihatan jarak jauh pasien
3. Berikan edukasi tentang penyebab dan perawatan gangguan penglihatan jarak jauh
4. Kolaborasi dengan dokter oftalmologi untuk pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut
Standar Diagnostik Keperawatan Indonesia (SDKI):
Gangguan Penglihatan Ketajaman Jarak Jauh merupakan salah satu diagnosis keperawatan yang terdapat dalam SDKI. SDKI adalah sebuah standar yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) untuk memandu proses pengkajian, diagnosis, intervensi, dan evaluasi keperawatan.
Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI):
Berdasarkan SLKI, luaran yang diharapkan untuk pasien dengan Gangguan Penglihatan Ketajaman Jarak Jauh adalah peningkatan ketajaman penglihatan jarak jauh dan kemampuan pasien untuk beraktivitas tanpa hambatan penglihatan.
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI):
SIKI menyediakan panduan intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mengatasi Gangguan Penglihatan Ketajaman Jarak Jauh, seperti manajemen gangguan penglihatan, edukasi kesehatan, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain.
Penerapan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan terstandar untuk mengatasi masalah kesehatan pasien, termasuk gangguan penglihatan ketajaman jarak jauh. -
Article No. 14851 | 26 Mar 2025
Klinis : katarak
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi katarak, dengan nada akademis dan persona sebagai pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan penglihatan berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi mata akibat katarak.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Gangguan penglihatan adalah ketidakmampuan individu untuk melihat secara jelas, baik jarak dekat maupun jauh, yang disebabkan oleh perubahan struktur dan fungsi mata.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
Luaran yang diharapkan dari diagnosa ini adalah pasien dapat menunjukkan peningkatan kemampuan penglihatan sesuai dengan kondisi kesehatan mata.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan antara lain:
- Asesmen fungsi penglihatan
- Edukasi terkait katarak dan penanganannya
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk penanganan katarak
- Terapi rehabilitasi penglihatan
- Monitoring dan evaluasi perkembangan kondisi mata pasien
Katarak merupakan kondisi mata di mana lensa mata menjadi keruh, sehingga mengganggu kemampuan penglihatan. Upaya keperawatan berfokus pada peningkatan fungsi penglihatan pasien melalui edukasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta terapi rehabilitasi penglihatan yang sesuai. -
Article No. 14852 | 26 Mar 2025
Klinis : katarak
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Dengan mempertimbangkan kondisi katarak, berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure/tindakan medis yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: H25.- (Katarak senil)
- Deskripsi: Katarak senil adalah kondisi mata di mana lensa mata menjadi keruh atau buram akibat proses penuaan. Hal ini menyebabkan penurunan penglihatan yang progresif.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 13.1-13.7 (Ekstraksi katarak)
- Deskripsi: Tindakan ekstraksi katarak dilakukan untuk menghilangkan lensa mata yang keruh dan menggantikannya dengan lensa buatan (implan intraokular) untuk memperbaiki penglihatan pasien. Prosedur ini dapat dilakukan dengan berbagai teknik, seperti ekstraksi katarak ekstrakapsular, ekstraksi katarak intrakapsular, atau fakoemulsifikasi.
Dalam mengkodekan kondisi dan tindakan medis, kode ICD-10 digunakan untuk menggambarkan diagnosis atau kondisi medis, sedangkan kode ICD-9-CM digunakan untuk mengkodekan prosedur atau tindakan medis yang dilakukan. Kode-kode ini membantu dalam dokumentasi medis, penagihan, dan analisis epidemiologi penyakit. -
Article No. 14853 | 26 Mar 2025
Klinis : sesak napas
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi sesak napas.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi sesak napas adalah "Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini mengacu pada ketidakmampuan individu untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan, sehingga menyebabkan kesulitan dalam bernapas.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah:
1. Bersihan Jalan Napas: Pasien mampu mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka.
2. Status Pernapasan: Pasien menunjukkan pola pernapasan yang efektif.
3. Toleransi Aktivitas: Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas.
Indikator keberhasilan dari luaran ini dapat dilihat dari:
- Pasien dapat bernapas dengan irama dan kedalaman yang normal.
- Tidak ada tanda-tanda obstruksi jalan napas, seperti stridor, ronki, atau wheezing.
- Pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang signifikan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran yang diharapkan, berikut adalah intervensi keperawatan yang perlu dilakukan:
1. Manajemen Jalan Napas
- Memantau status pernapasan pasien, seperti frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan.
- Mengajarkan teknik pernapasan yang benar, seperti pernapasan diafragma.
- Melakukan suction atau pembersihan jalan napas jika diperlukan.
- Mengatur posisi pasien untuk memfasilitasi ventilasi yang optimal.
2. Manajemen Oksigen
- Memantau kadar oksigen dalam darah (SpO2) dan memberikan oksigen tambahan jika diperlukan.
- Mengatur laju aliran dan konsentrasi oksigen sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Manajemen Aktivitas
- Memantau toleransi pasien terhadap aktivitas dan membatasi aktivitas yang dapat memicu sesak napas.
- Mengajarkan teknik konservasi energi dan pengelolaan aktivitas sehari-hari.
- Memfasilitasi istirahat yang cukup untuk memulihkan tenaga.
4. Pendidikan Kesehatan
- Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga tentang penyebab, gejala, dan penanganan sesak napas.
- Mengajarkan strategi manajemen diri untuk mengatasi sesak napas, seperti teknik pernapasan, penggunaan obat, dan modifikasi gaya hidup.
Dengan intervensi keperawatan yang komprehensif dan terpadu, diharapkan pasien dapat mencapai luaran yang diinginkan, yaitu mempertahankan jalan napas yang bersih dan terbuka, memiliki status pernapasan yang efektif, serta mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa mengalami sesak napas yang signifikan.