Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 21557 | 06 Sep 2025
Klinis : Pasien sesak napas, masuk dengan penurunan kesadaran, Diabetes, tidak rutin minum obat dan suntik insulin
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Berdasarkan kondisi pasien yang diberikan, berikut adalah diagnosa keperawatan, penjelasan singkat, serta kode dan definisi dari SDKI, SLKI, dan SIKI yang ditetapkan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
b. Penurunan Kesadaran (00050)
Definisi: Tingkat respons terhadap stimulasi berkurang.
c. Ketidakpatuhan (00079)
Definisi: Perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan atau kesehatan yang disepakati antara individu (atau keluarga) dan penyedia layanan kesehatan.
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Pola Napas Tidak Efektif (00032)
- Kode: 00032
- Definisi: Ketidakmampuan untuk bernapas dengan nyaman, yang menyebabkan ketidakadekuatan ventilasi.
b. Penurunan Kesadaran (00050)
- Kode: 00050
- Definisi: Tingkat respons terhadap stimulasi berkurang.
c. Ketidakpatuhan (00079)
- Kode: 00079
- Definisi: Perilaku seseorang yang tidak sesuai dengan rencana pengobatan atau kesehatan yang disepakati antara individu (atau keluarga) dan penyedia layanan kesehatan.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Pola Napas (1904)
- Kode: 1904
- Definisi: Kemampuan untuk bernapas dengan ritme, kedalaman, dan frekuensi yang normal.
b. Tingkat Kesadaran (0908)
- Kode: 0908
- Definisi: Tingkat respons individu terhadap stimulasi internal dan eksternal.
c. Perilaku Patuh (1601)
- Kode: 1601
- Definisi: Tindakan yang sesuai dengan saran atau petunjuk dari pemberi perawatan.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Manajemen Jalan Napas (3140)
- Kode: 3140
- Definisi: Mempertahankan dan/atau memperbaiki ventilasi yang adekuat.
b. Manajemen Kesadaran (2840)
- Kode: 2840
- Definisi: Mempertahankan dan/atau meningkatkan tingkat kesadaran.
c. Manajemen Ketidakpatuhan (4420)
- Kode: 4420
- Definisi: Memfasilitasi perilaku patuh terhadap rejimen pengobatan.
Tone: Akademis, dengan penjelasan yang padat dan informatif.
Persona: Pakar, menyampaikan informasi dengan kepakaran yang jelas. -
Article No. 21558 | 06 Sep 2025
Klinis : implementasi keperawatan keletihan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk kondisi keperawatan terkait keletihan, sesuai dengan tone akademis dan persona pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang Sesuai: Keletihan
Keletihan didefinisikan sebagai suatu keadaan subjektif yang ditandai dengan perasaan letih yang tidak sebanding dengan aktivitas yang dilakukan dan berdampak pada penurunan kemampuan fungsional serta kebutuhan istirahat. Diagnosa keperawatan ini sesuai dengan kondisi yang Anda gambarkan mengenai implementasi keperawatan keletihan.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan Energi: Pasien menunjukkan peningkatan energi yang ditandai dengan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
2. Pemeliharaan Aktivitas: Pasien mampu mempertahankan pola aktivitas dan istirahat yang seimbang.
3. Manajemen Keletihan: Pasien mampu mengenali tanda-tanda keletihan dan melakukan strategi untuk mengurangi keletihan.
4. Peningkatan Motivasi: Pasien menunjukkan peningkatan motivasi untuk terlibat dalam aktivitas yang diperlukan.
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi:
- Membantu pasien mengidentifikasi pola aktivitas dan istirahat yang sesuai.
- Mengajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan jadwal aktivitas, penggunaan alat bantu, dan pengaturan lingkungan yang mendukung.
- Memantau tanda-tanda keletihan dan membantu pasien mengatasinya.
2. Promosi Istirahat:
- Memfasilitasi lingkungan yang nyaman dan tenang untuk istirahat.
- Mengajarkan teknik relaksasi, seperti napas dalam, visualisasi, atau terapi musik.
- Membantu pasien menentukan jadwal istirahat yang sesuai dengan kebutuhan.
3. Peningkatan Motivasi:
- Memberikan dukungan emosional dan pujian atas kemajuan yang dicapai.
- Melibatkan pasien dalam pengambilan keputusan terkait perawatan.
- Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang dapat memengaruhi motivasi pasien.
4. Edukasi Kesehatan:
- Memberikan informasi tentang penyebab, tanda-tanda, dan dampak keletihan.
- Mengajarkan strategi manajemen keletihan, seperti pengaturan aktivitas, istirahat, nutrisi, dan gaya hidup sehat.
- Membantu pasien mengembangkan rencana perawatan diri untuk mengelola keletihan.
Penerapan intervensi keperawatan ini secara komprehensif dan kolaboratif diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan, yaitu pemulihan energi, pemeliharaan aktivitas, manajemen keletihan, dan peningkatan motivasi. -
Article No. 21559 | 06 Sep 2025
Klinis : implementasi keperawatan nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi implementasi keperawatan nyeri akut.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi implementasi keperawatan nyeri akut adalah "Nyeri Akut". Nyeri akut didefinisikan sebagai pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau digambarkan dalam istilah-istilah kerusakan tersebut. Nyeri akut biasanya memiliki onset mendadak, intensitas bervariasi, dan lamanya terbatas.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kontrol nyeri: Tingkat nyeri menurun sesuai dengan harapan pasien.
2. Kepuasan pasien: Pasien merasa puas dengan manajemen nyerinya.
3. Kemampuan mengenali nyeri: Pasien dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri.
4. Kemampuan melaporkan nyeri: Pasien dapat melaporkan nyeri dengan tepat.
5. Kemampuan menggunakan teknik pengelolaan nyeri: Pasien dapat menggunakan teknik-teknik pengelolaan nyeri secara efektif.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Pengkajian nyeri: Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif, meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas, faktor pencetus, dan dampak nyeri terhadap pasien.
2. Manajemen farmakologis: Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain untuk memberikan terapi farmakologis yang sesuai, seperti analgesik, anti-inflamasi, atau obat-obatan lainnya.
3. Manajemen non-farmakologis: Terapkan intervensi non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, seperti teknik relaksasi, distraksi, kompres hangat/dingin, atau terapi musik.
4. Edukasi pasien dan keluarga: Berikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai penyebab, manajemen, dan strategi pengurangan nyeri.
5. Evaluasi dan monitoring: Lakukan evaluasi secara berkala untuk menilai efektivitas intervensi yang diberikan dan monitoring terhadap perkembangan kondisi pasien.
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI "Nyeri Akut" dipilih karena kondisi ini sesuai dengan definisi nyeri akut yang merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan aktual atau potensial. Nyeri akut umumnya memiliki onset yang mendadak, intensitas yang bervariasi, dan durasi yang terbatas.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) mencakup berbagai aspek yang perlu dicapai, seperti kontrol nyeri yang menurun sesuai harapan, kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri, kemampuan pasien dalam mengenali dan melaporkan nyeri, serta kemampuan pasien dalam menggunakan teknik pengelolaan nyeri secara efektif.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) meliputi pengkajian nyeri secara komprehensif, manajemen farmakologis melalui kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, manajemen non-farmakologis untuk mengurangi nyeri, edukasi pasien dan keluarga, serta evaluasi dan monitoring secara berkala untuk memastikan efektivitas intervensi yang diberikan.
Secara keseluruhan, pendekatan yang komprehensif dan terintegrasi antara diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang dilakukan akan membantu mencapai hasil terbaik dalam menangani nyeri akut pada pasien. -
Article No. 21560 | 06 Sep 2025
Klinis : edukasi kesehatan pasien keletihan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci terkait dengan asuhan keperawatan untuk kondisi pasien dengan keletihan.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan keletihan adalah "Keletihan". Keletihan didefinisikan sebagai sensasi yang berkelanjutan dan subyektif dari kelelahan atau kapasitas yang menurun untuk melakukan aktivitas fisik dan mental. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti penyakit, efek samping pengobatan, gaya hidup, atau stres.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Pemulihan energi: Pasien akan menunjukkan peningkatan energi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Pemeliharaan fungsi: Pasien akan mempertahankan fungsi fisik, psikologis, dan sosial yang optimal.
3. Manajemen keletihan: Pasien akan menerapkan strategi manajemen keletihan yang efektif.
4. Kepuasan: Pasien akan menunjukkan peningkatan kepuasan terhadap kemampuan untuk mengelola keletihan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi kesehatan:
- Jelaskan penyebab dan gejala keletihan kepada pasien.
- Ajarkan teknik manajemen keletihan, seperti pengaturan aktivitas, istirahat yang cukup, dan teknik relaksasi.
- Berikan informasi tentang gaya hidup yang dapat membantu mengurangi keletihan, seperti nutrisi yang seimbang, aktivitas fisik yang teratur, dan pengelolaan stres.
- Dorong pasien untuk aktif terlibat dalam perawatannya dan membuat rencana manajemen keletihan.
2. Manajemen energi:
- Identifikasi dan evaluasi faktor-faktor yang mempengaruhi keletihan pasien.
- Bantu pasien dalam merencanakan dan mengatur aktivitas harian untuk meminimalkan keletihan.
- Dorong pasien untuk beristirahat secukupnya dan menghindari aktivitas yang berlebihan.
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk mengoptimalkan pengelolaan keletihan pasien.
3. Dukungan psikologis:
- Diskusikan dampak keletihan terhadap kesejahteraan emosional dan psikologis pasien.
- Berikan dukungan emosional dan bantuan untuk mengatasi perubahan gaya hidup akibat keletihan.
- Dorong pasien untuk terlibat dalam aktivitas yang menyenangkan dan mempromosikan kesejahteraan.
- Kolaborasi dengan ahli kesehatan mental jika diperlukan.
Dengan mengimplementasikan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan pasien dapat meningkatkan energi, mempertahankan fungsi optimal, mengelola keletihan secara efektif, dan mencapai kepuasan dalam mengatasi kondisi keletihan yang dialaminya. -
Article No. 21561 | 06 Sep 2025
Klinis : edukasi kesehatan pasien keletihan
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI), dan intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI) untuk kondisi pasien keletihan dengan edukasi kesehatan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien keletihan dengan edukasi kesehatan adalah "Keletihan" (Fatigue). Keletihan didefinisikan sebagai sensasi subjektif ketidakmampuan fisik dan/atau mental untuk beraktivitas secara normal, yang disertai perasaan lelah, tidak adekuatnya energi, dan penurunan kapasitas untuk melakukan pekerjaan mental dan fisik pada tingkat biasa. Diagnosa ini sesuai karena pasien mengalami kondisi kelelahan yang membutuhkan edukasi kesehatan untuk mengelolanya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan energi (Increased Energy): Pasien menunjukkan peningkatan kemampuan untuk melakukan aktivitas fisik dan mental sehari-hari.
2. Pengelolaan Keletihan (Fatigue Management): Pasien menunjukkan kemampuan untuk mengelola faktor-faktor penyebab dan gejala keletihan.
3. Pengetahuan: Kesehatan (Health Knowledge): Pasien menunjukkan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan dan perawatan diri yang tepat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Manajemen Energi (Energy Management):
a. Membantu pasien mengidentifikasi penyebab keletihan.
b. Mengajarkan teknik manajemen energi, seperti pengaturan aktivitas, istirahat yang cukup, dan manajemen stres.
c. Mendorong pasien untuk melakukan aktivitas sesuai dengan toleransi dan kemampuannya.
2. Edukasi Kesehatan (Health Education):
a. Memberikan informasi tentang penyebab, gejala, dan dampak keletihan.
b. Mengajarkan strategi manajemen keletihan, seperti nutrisi yang seimbang, aktivitas fisik yang tepat, dan teknik relaksasi.
c. Membantu pasien mengembangkan rencana perawatan diri yang efektif untuk mengatasi keletihan.
d. Menyediakan materi edukasi yang mudah dipahami dan dapat digunakan oleh pasien sebagai referensi.
3. Dukungan Emosional (Emotional Support):
a. Mendengarkan dan memvalidasi perasaan pasien terkait keletihan yang dialami.
b. Memberikan motivasi dan dorongan positif agar pasien tetap aktif dalam mengelola keletihan.
c. Mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi keletihan, seperti stres atau depresi.
Dengan menerapkan intervensi-intervensi keperawatan ini, diharapkan pasien dapat meningkatkan energi, mengelola keletihan secara efektif, dan memperoleh pengetahuan yang lebih baik tentang kesehatan dan perawatan diri. Hal ini akan membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan meningkatkan kualitas hidup. -
Article No. 21562 | 06 Sep 2025
Klinis : edukasi kesehatan pasien nyeri akut
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi edukasi kesehatan pasien dengan nyeri akut adalah:
1. Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan:
Definisi: Ketidakmampuan atau ketidakmauannya individu untuk mengatur atau melaksanakan kegiatan pemeliharaan kesehatan yang telah disepakati untuk mencapai tujuan kesehatan.
Karakteristik Definisi: Kurangnya pemahaman tentang kondisi kesehatan, kurangnya pengetahuan tentang penatalaksanaan penyakit, kurangnya kepatuhan terhadap rejimen pengobatan, kurangnya partisipasi dalam evaluasi program kesehatan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Peningkatan Pengetahuan Kesehatan:
Definisi: Tingkat pemahaman individu tentang informasi yang terkait dengan kesehatan.
Kriteria Hasil:
- Individu mampu menjelaskan kembali informasi kesehatan yang diberikan.
- Individu mampu mengidentifikasi sumber informasi kesehatan yang dapat diakses.
- Individu mampu menjelaskan manfaat perilaku sehat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Edukasi Kesehatan:
Definisi: Proses yang sistematis untuk memfasilitasi pembelajaran dan peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mempromosikan, mempertahankan, dan meningkatkan kesehatan.
Aktivitas Keperawatan:
- Mengidentifikasi kebutuhan belajar individu terkait manajemen nyeri akut.
- Menyusun rencana edukasi yang sesuai dengan gaya belajar dan tingkat pemahaman individu.
- Menyediakan informasi kesehatan yang akurat dan dapat dipahami oleh individu.
- Memfasilitasi diskusi dan memberikan kesempatan bagi individu untuk mengajukan pertanyaan.
- Mengevaluasi pemahaman individu terhadap informasi yang diberikan.
- Memberikan umpan balik dan reinforcement positif terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan individu.
Penjelasan Rinci:
Diagnosa Keperawatan SDKI "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan" dipilih karena pasien dengan nyeri akut membutuhkan pemahaman yang baik tentang penatalaksanaan nyeri, termasuk penggunaan obat-obatan, teknik manajemen nyeri non-farmakologis, dan upaya-upaya pencegahan. Kurangnya pemahaman dapat menyebabkan ketidakpatuhan terhadap rejimen pengobatan dan upaya perawatan diri yang tidak optimal.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI) "Peningkatan Pengetahuan Kesehatan" bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pasien terhadap informasi kesehatan yang diberikan, sehingga dapat mengaplikasikannya dalam pengelolaan nyeri akut. Kriteria hasil yang ditetapkan mencakup kemampuan pasien untuk menjelaskan kembali informasi, mengidentifikasi sumber informasi, dan memahami manfaat perilaku sehat.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI) "Edukasi Kesehatan" bertujuan untuk memfasilitasi pembelajaran dan peningkatan pengetahuan pasien terkait manajemen nyeri akut. Aktivitas keperawatan mencakup identifikasi kebutuhan belajar, penyusunan rencana edukasi, penyediaan informasi yang akurat, fasilitasi diskusi, evaluasi pemahaman, dan pemberian umpan balik. Intervensi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan pasien dalam mengelola nyeri akut secara efektif. -
Article No. 21563 | 06 Sep 2025
Klinis : Di antara kelompok lansia terdampak, terdapat seorang individu bernama Bapak S (68 tahun), seorang penyintas dengan riwayat Diabetes Mellitus tipe 2 yang sebelumnya rutin menggunakan insulin harian. Setelah bencana, pasokan obatnya terputus, penyimpanan insulin terkendala karena keterbatasan fasilitas pendingin, dan pemantauan gula darah tidak dapat dilakukan secara teratur. Hal ini menempatkan Bapak S pada risiko tinggi hiperglikemia, dehidrasi, hingga komplikasi serius. Asuhan keperawatan individu diarahkan pada pemantauan gula darah, pemberian insulin sesuai ketersediaan, edukasi diet darurat dengan bahan yang ada, serta dukungan psikososial agar ia mampu beradaptasi dengan situasi pengungsian. Sementara itu, untuk kelompok lansia, fokus asuhan keperawatan adalah memastikan manajemen kesehatan kolektif tetap berjalan. Hal ini meliputi koordinasi dengan tim medis posko untuk menjaga ketersediaan obat rutin (insulin, antihipertensi, obat jantung, inhaler), penjadwalan pemeriksaan kesehatan, penyediaan jalur evakuasi khusus bagi lansia dengan keterbatasan mobilisasi, serta pembentukan kelompok dukungan sebaya guna mengurangi stres psikososial. Upaya ini diharapkan mampu menjamin kesehatan kelompok secara umum sekaligus mendukung keberlangsungan terapi individu rentan seperti Bapak S yang pengobatannya tidak boleh terputus.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Sebagai seorang perawat yang berpengalaman, saya akan memberikan analisis terkait diagnosis keperawatan, luaran/output yang diharapkan, serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk menangani kondisi Bapak S dan kelompok lansia lainnya yang terdampak bencana.
Diagnosis Keperawatan SDKI:
1. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah berhubungan dengan gangguan pasokan insulin, keterbatasan pemantauan gula darah, dan stres akibat bencana.
Rasional: Kondisi Bapak S dengan riwayat Diabetes Mellitus tipe 2 yang tidak dapat memperoleh insulin secara teratur dan tidak dapat melakukan pemantauan gula darah dengan baik menempatkannya pada risiko tinggi mengalami hiperglikemia atau bahkan komplikasi serius.
2. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan keterbatasan fasilitas dan sumber daya akibat bencana.
Rasional: Situasi pengungsian yang serba terbatas dapat menghambat kemampuan Bapak S untuk melakukan perawatan diri secara optimal, termasuk dalam hal menjaga kebersihan, makan dan minum, serta aktivitas sehari-hari.
3. Risiko Stres Trauma berhubungan dengan perubahan lingkungan dan aktivitas akibat bencana.
Rasional: Perpindahan tempat tinggal, gangguan rutinitas, serta ketidakpastian akan masa depan dapat menimbulkan stres psikologis pada Bapak S dan lansia lainnya yang terdampak.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Stabilitas Kadar Glukosa Darah
- Indikator: Kadar glukosa darah dalam rentang normal, bebas dari episode hiperglikemia atau hipoglikemia.
- Kriteria: Kadar glukosa darah terpantau dalam batas normal sesuai target terapi.
2. Perawatan Diri: Makan dan Minum
- Indikator: Kemampuan Bapak S dalam memenuhi kebutuhan makan dan minum secara mandiri.
- Kriteria: Bapak S dapat mengonsumsi makanan dan minuman sesuai kebutuhan dan direkomendasikan.
3. Kontrol Stres
- Indikator: Kemampuan Bapak S dalam mengelola stres yang dialami.
- Kriteria: Bapak S menunjukkan tanda-tanda penurunan stres, seperti penurunan kecemasan, depresi, atau gejala fisik stres.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Diabetes
- Pemantauan kadar glukosa darah secara berkala
- Pemberian insulin sesuai ketersediaan dan kondisi klinis
- Edukasi diet darurat berbasis bahan makanan yang tersedia di pengungsian
- Kolaborasi dengan tim medis untuk memastikan ketersediaan obat insulin
2. Perawatan Diri: Makan dan Minum
- Asistensi dalam pemenuhan kebutuhan makan dan minum sehari-hari
- Edukasi manajemen diet sesuai kondisi Diabetes
- Fasilitasi penyediaan makanan dan minuman yang sesuai
3. Manajemen Stres
- Asesmen tingkat stres yang dialami Bapak S
- Intervensi relaksasi (misalnya pernapasan dalam, meditasi)
- Konseling individual untuk mendukung adaptasi terhadap situasi bencana
- Pembentukan kelompok dukungan sebaya bagi lansia
Upaya ini diharapkan dapat membantu Bapak S dan kelompok lansia lainnya dalam menjaga stabilitas kondisi kesehatan, mempertahankan kemandirian, serta beradaptasi secara psikologis selama masa tanggap darurat bencana. Kolaborasi interdisipliner dan koordinasi yang baik antara tim keperawatan, tim medis, dan sumber daya di posko pengungsian akan menjadi kunci keberhasilan asuhan keperawatan ini. -
Article No. 21564 | 06 Sep 2025
Klinis : Di antara kelompok lansia terdampak, terdapat seorang individu bernama Bapak S (68 tahun), seorang penyintas dengan riwayat Diabetes Mellitus tipe 2 yang sebelumnya rutin menggunakan insulin harian. Setelah bencana, pasokan obatnya terputus, penyimpanan insulin terkendala karena keterbatasan fasilitas pendingin, dan pemantauan gula darah tidak dapat dilakukan secara teratur. Hal ini menempatkan Bapak S pada risiko tinggi hiperglikemia, dehidrasi, hingga komplikasi serius. Asuhan keperawatan individu diarahkan pada pemantauan gula darah, pemberian insulin sesuai ketersediaan, edukasi diet darurat dengan bahan yang ada, serta dukungan psikososial agar ia mampu beradaptasi dengan situasi pengungsian. Sementara itu, untuk kelompok lansia, fokus asuhan keperawatan adalah memastikan manajemen kesehatan kolektif tetap berjalan. Hal ini meliputi koordinasi dengan tim medis posko untuk menjaga ketersediaan obat rutin (insulin, antihipertensi, obat jantung, inhaler), penjadwalan pemeriksaan kesehatan, penyediaan jalur evakuasi khusus bagi lansia dengan keterbatasan mobilisasi, serta pembentukan kelompok dukungan sebaya guna mengurangi stres psikososial. Upaya ini diharapkan mampu menjamin kesehatan kelompok secara umum sekaligus mendukung keberlangsungan terapi individu rentan seperti Bapak S yang pengobatannya tidak boleh terputus.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Diagnosa Keperawatan dan Penjelasan Singkat SDKI - SLKI - SIKI:
1. Diagnosa Keperawatan:
a. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
b. Risiko Dehidrasi
c. Risiko Komplikasi Diabetes
2. SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
a. Risiko Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (kode: 00179)
Definisi: Kerentanan terhadap perubahan kadar glukosa darah yang dapat membahayakan kesehatan.
b. Risiko Dehidrasi (kode: 00028)
Definisi: Kerentanan terhadap kehilangan cairan tubuh yang melebihi asupan, yang dapat membahayakan kesehatan.
c. Risiko Komplikasi Diabetes (kode: 00179)
Definisi: Kerentanan terhadap perkembangan kondisi patologis sekunder yang dapat terjadi akibat diabetes yang tidak terkontrol.
3. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
a. Stabilitas Kadar Glukosa Darah (kode: 0802)
Definisi: Kemampuan untuk mempertahankan kadar glukosa darah dalam rentang normal.
b. Hidrasi (kode: 0601)
Definisi: Keseimbangan cairan tubuh.
c. Pencegahan Komplikasi Diabetes (kode: 1612)
Definisi: Kemampuan untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi akibat diabetes.
4. SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
a. Pemantauan Kadar Glukosa Darah (kode: 6650)
Definisi: Pemantauan dan pencatatan kadar glukosa darah secara berkala.
b. Manajemen Cairan (kode: 4120)
Definisi: Pemberian dan pengaturan cairan untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh.
c. Edukasi Manajemen Diabetes (kode: 5614)
Definisi: Pemberian informasi dan bimbingan untuk membantu individu atau keluarga mengelola diabetes.
Dalam kasus ini, fokus asuhan keperawatan pada Bapak S adalah pemantauan kadar glukosa darah, pemberian insulin sesuai ketersediaan, edukasi diet darurat, dan dukungan psikososial. Sementara itu, untuk kelompok lansia, fokus asuhan keperawatan adalah koordinasi dengan tim medis, penjadwalan pemeriksaan kesehatan, penyediaan jalur evakuasi khusus, dan pembentukan kelompok dukungan sebaya. -
Article No. 21565 | 06 Sep 2025
Klinis : edukasi kesehatan pasien gangguan rasa nyaman
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien dengan gangguan rasa nyaman yang memerlukan edukasi kesehatan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan" (SDKI 2018). Hal ini didasarkan pada karakteristik utama dari diagnosa ini, yaitu ketidakmampuan pasien untuk mengidentifikasi, mengelola, dan/atau mencari bantuan untuk mempertahankan kesehatan. Dalam kasus ini, pasien memerlukan edukasi kesehatan terkait gangguan rasa nyaman yang dialaminya, sehingga diagnosa ini sesuai.
Luaran/Output SLKI:
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah "Perilaku Kesehatan: Promosi Kesehatan" (SLKI 2019). Luaran ini mencakup kemampuan pasien untuk menunjukkan perilaku yang mendukung dan mempertahankan kesehatan. Dalam konteks ini, pasien diharapkan dapat mendemonstrasikan pemahaman dan komitmen untuk mengelola gangguan rasa nyaman yang dialaminya melalui edukasi kesehatan yang diberikan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Berikut adalah intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai luaran/output yang diharapkan:
1. Edukasi Kesehatan (SIKI 2018)
- Mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan pasien terkait gangguan rasa nyaman yang dialami.
- Memberikan informasi dan penjelasan yang sesuai dengan tingkat pemahaman pasien mengenai gangguan rasa nyaman, penyebab, dan penatalaksanaannya.
- Mendorong pasien untuk aktif bertanya dan menyampaikan kekhawatiran atau kebingungan yang dialami.
- Membantu pasien mengembangkan strategi untuk mengelola gangguan rasa nyaman yang dialami.
- Mengevaluasi pemahaman pasien dan meningkatkan edukasi jika diperlukan.
2. Manajemen Kesehatan (SIKI 2018)
- Mengidentifikasi sumber daya dan dukungan yang tersedia untuk membantu pasien mengelola gangguan rasa nyaman.
- Membantu pasien mengembangkan rencana perawatan diri yang realistis dan sesuai dengan kondisinya.
- Memonitor kemajuan pasien dalam menerapkan rencana perawatan diri dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
- Melibatkan anggota keluarga atau orang terdekat untuk mendukung pasien dalam mengelola gangguan rasa nyaman.
Melalui intervensi keperawatan yang komprehensif ini, diharapkan pasien dapat memperoleh pemahaman yang baik tentang gangguan rasa nyaman yang dialaminya, serta mampu mengembangkan dan menerapkan strategi yang efektif untuk mengelola kondisinya, sehingga dapat mencapai luaran/output yang diharapkan. -
Article No. 21566 | 06 Sep 2025
Klinis : Di antara kelompok lansia terdampak, terdapat seorang individu bernama Bapak S (68 tahun), seorang penyintas dengan riwayat Diabetes Mellitus tipe 2 yang sebelumnya rutin menggunakan insulin harian. Setelah bencana, pasokan obatnya terputus, penyimpanan insulin terkendala karena keterbatasan fasilitas pendingin, dan pemantauan gula darah tidak dapat dilakukan secara teratur. Hal ini menempatkan Bapak S pada risiko tinggi hiperglikemia, dehidrasi, hingga komplikasi serius. Asuhan keperawatan individu diarahkan pada pemantauan gula darah, pemberian insulin sesuai ketersediaan, edukasi diet darurat dengan bahan yang ada, serta dukungan psikososial agar ia mampu beradaptasi dengan situasi pengungsian. Sementara itu, untuk kelompok lansia, fokus asuhan keperawatan adalah memastikan manajemen kesehatan kolektif tetap berjalan. Hal ini meliputi koordinasi dengan tim medis posko untuk menjaga ketersediaan obat rutin (insulin, antihipertensi, obat jantung, inhaler), penjadwalan pemeriksaan kesehatan, penyediaan jalur evakuasi khusus bagi lansia dengan keterbatasan mobilisasi, serta pembentukan kelompok dukungan sebaya guna mengurangi stres psikososial. Upaya ini diharapkan mampu menjamin kesehatan kelompok secara umum sekaligus mendukung keberlangsungan terapi individu rentan seperti Bapak S yang pengobatannya tidak boleh terputus.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan mempertimbangkan kondisi yang disampaikan, berikut adalah diagnosa keperawatan SDKI, luaran/output yang diharapkan setelah asuhan keperawatan (SLKI), serta intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran (SIKI):
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Risiko Hiperglikemia berhubungan dengan keterbatasan akses insulin dan pemantauan gula darah yang tidak teratur.
2. Risiko Dehidrasi berhubungan dengan keterbatasan akses air bersih dan cairan.
3. Risiko Komplikasi Serius berhubungan dengan ketidakstabilan kondisi kesehatan akibat gangguan pengelolaan diabetes.
4. Gangguan Manajemen Kesehatan berhubungan dengan keterbatasan akses ke layanan kesehatan rutin.
5. Koping Individu Tidak Efektif berhubungan dengan stres psikososial akibat situasi bencana.
Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kadar Glukosa Darah: Terkendali
2. Status Hidrasi: Cairan Tubuh Seimbang
3. Komplikasi Diabetes: Tidak Ada
4. Manajemen Pengobatan: Adekuat
5. Adaptasi Psikososial: Efektif
Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
1. Pemantauan Glukosa Darah: Pemantauan kadar glukosa darah secara berkala, pengaturan insulin sesuai ketersediaan, edukasi diet darurat dengan bahan yang ada.
2. Manajemen Cairan: Fasilitasi asupan cairan yang cukup, pemantauan tanda-tanda dehidrasi, pemberian cairan intravena jika diperlukan.
3. Pencegahan Komplikasi: Pemantauan tanda-tanda komplikasi diabetes, kolaborasi dengan tim medis untuk penanganan segera jika terjadi, edukasi pencegahan komplikasi.
4. Manajemen Pengobatan: Koordinasi dengan tim medis posko untuk menjaga ketersediaan obat-obatan rutin, penjadwalan pemeriksaan kesehatan, dan pemantauan kepatuhan pengobatan.
5. Dukungan Psikososial: Pembentukan kelompok dukungan sebaya, teknik manajemen stres, dan konseling untuk meningkatkan koping individu.
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
a. Risiko Hiperglikemia: Kondisi Bapak S dengan riwayat Diabetes Mellitus tipe 2 yang tidak dapat mengakses insulin secara rutin menempatkannya pada risiko tinggi hiperglikemia, yang dapat menyebabkan komplikasi serius.
b. Risiko Dehidrasi: Keterbatasan akses air bersih dan cairan selama situasi bencana dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada lansia dengan kondisi kesehatan yang rentan.
c. Risiko Komplikasi Serius: Ketidakstabilan kondisi kesehatan Bapak S akibat gangguan pengelolaan diabetes dapat memicu komplikasi yang membahayakan, seperti ketoasidosis, stroke, atau gagal ginjal.
d. Gangguan Manajemen Kesehatan: Keterbatasan akses ke layanan kesehatan rutin, termasuk pemeriksaan kesehatan dan pengadaan obat-obatan, dapat mengganggu manajemen kesehatan kolektif pada kelompok lansia.
e. Koping Individu Tidak Efektif: Situasi bencana dapat menimbulkan stres psikososial yang mempengaruhi kemampuan Bapak S dan kelompok lansia lainnya dalam beradaptasi dengan baik.
2. Luaran/Output yang Diharapkan Setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Kadar Glukosa Darah: Terkendali, dengan pemantauan dan pemberian insulin yang teratur.
b. Status Hidrasi: Cairan Tubuh Seimbang, melalui asupan cairan yang adekuat.
c. Komplikasi Diabetes: Tidak Ada, dengan pencegahan dan penanganan komplikasi secara dini.
d. Manajemen Pengobatan: Adekuat, dengan koordinasi penyediaan obat-obatan rutin dan pemantauan kepatuhan.
e. Adaptasi Psikososial: Efektif, dengan dukungan psikososial yang membantu lansia beradaptasi dengan situasi bencana.
3. Intervensi Keperawatan yang Diperlukan untuk Mencapai Tujuan Luaran (SIKI):
a. Pemantauan Glukosa Darah: Mengukur kadar glukosa darah secara berkala, menyesuaikan dosis insulin berdasarkan ketersediaan, dan memberikan edukasi diet darurat dengan bahan yang ada.
b. Manajemen Cairan: Memfasilitasi asupan cairan yang cukup, memantau tanda-tanda dehidrasi, dan memberikan cairan intravena jika diperlukan.
c. Pencegahan Komplikasi: Memantau tanda-tanda komplikasi diabetes, berkolaborasi dengan tim medis untuk penanganan segera, dan memberikan edukasi pencegahan komplikasi.
d. Manajemen Pengobatan: Berkoordinasi dengan tim medis posko untuk menjaga ketersediaan obat-obatan rutin, menjadwalkan pemeriksaan kesehatan, dan memantau kepatuhan pengobatan.
e. Dukungan Psikososial: Membentuk kelompok dukungan sebaya, mengajarkan teknik manajemen stres, dan memberikan konseling untuk meningkatkan koping individu.