Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14861 | 27 Mar 2025
Klinis : Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan rinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran keperawatan, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi" dari sudut pandang seorang perawat profesional.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi ini adalah "Penurunan Pertukaran Gas" berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI). Penurunan Pertukaran Gas didefinisikan sebagai "ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi pada membran alveolar-kapiler, yang mengakibatkan penurunan oksigenasi atau peningkatan kadar karbon dioksida dalam darah". Kondisi ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti gangguan mekanis pada paru-paru, perubahan pada perfusi paru, dan gangguan difusi oksigen-karbondioksida.
Luaran Keperawatan SLKI:
Luaran keperawatan yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan adalah "Pertukaran Gas Membaik" berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI). Indikator dari luaran ini antara lain:
1) Kadar oksigen dalam darah meningkat
2) Kadar karbondioksida dalam darah menurun
3) Frekuensi napas dalam rentang normal
4) Irama napas teratur
5) Tingkat kenyamanan pasien meningkat
Pencapaian luaran ini akan menunjukkan bahwa pertukaran gas pada pasien telah membaik setelah diberikan asuhan keperawatan yang tepat.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran "Pertukaran Gas Membaik" berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
- Mengatur posisi tidur pasien
- Memberikan bronkodilator atau mukolitik sesuai indikasi
- Melakukan tindakan suction jika diperlukan
2. Manajemen Oksigenasi
- Memberikan terapi oksigen sesuai kebutuhan pasien
- Memantau parameter vital terkait oksigenasi
- Mengajarkan teknik bernapas dalam
3. Edukasi Kesehatan
- Mengedukasi pasien dan keluarga mengenai kondisi dan penatalaksanaannya
- Mendorong pasien untuk melakukan latihan pernapasan
4.Kolaborasi
- Berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain (dokter, fisioterapis, dll) untuk penatalaksanaan komprehensif
Implementasi dari intervensi-intervensi ini akan membantu meningkatkan pertukaran gas pada pasien sehingga dapat mencapai luaran yang diharapkan.
Secara keseluruhan, penanganan kondisi "Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi" membutuhkan pendekatan yang komprehensif mencakup diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang tepat. Hal ini bertujuan untuk memulihkan pertukaran gas pada pasien dan meningkatkan kenyamanan serta kualitas hidup. -
Article No. 14862 | 27 Mar 2025
Klinis : Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi no kode diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci untuk kondisi yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi" adalah Risiko Gangguan Pertukaran Gas (kode diagnosa 00030). Diagnosa ini menggambarkan keadaan di mana individu berisiko mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi, yang dapat menyebabkan gangguan dalam pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) di dalam paru-paru.
Luaran/Output SLKI:
Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan luaran/output yang dapat dicapai adalah:
1. Pasien menunjukkan perbaikan pada status pertukaran gas, yang ditandai dengan peningkatan kadar oksigen dalam darah (PaO2) dan penurunan kadar karbon dioksida (PaCO2) yang mendekati nilai normal.
2. Pasien menunjukkan perbaikan pada frekuensi napas, kedalaman napas, dan irama napas yang mendekati nilai normal.
3. Pasien menunjukkan perbaikan pada penggunaan otot tambahan pernapasan dan tidak mengalami sesak napas yang signifikan.
4. Pasien dan keluarga memahami kondisi kesehatan pasien dan mampu berpartisipasi dalam perawatan yang diperlukan.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemantauan tanda-tanda vital secara berkala, termasuk frekuensi napas, kedalaman napas, dan saturasi oksigen.
2. Pemberian oksigen sesuai kebutuhan, misalnya melalui nasal kanul atau masker oksigen, untuk mempertahankan saturasi oksigen dalam batas normal.
3. Pengaturan posisi pasien yang dapat memfasilitasi ventilasi, misalnya posisi semi-Fowler atau fowler.
4. Edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya menjaga pola napas yang efektif, melakukan latihan pernapasan, dan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk kondisi.
5. Pemberian bronkodilator atau mukolitik sesuai dengan resep dokter untuk membantu mengurangi obstruksi saluran napas.
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti fisioterapis, untuk membantu pasien melakukan latihan pernapasan dan mobilisasi sekresi.
7. Pemantauan dan pencatatan input dan output cairan, serta pemberian cairan intravena sesuai kebutuhan.
8. Pemberian edukasi dan konseling kepada pasien dan keluarga mengenai manajemen penyakit, gaya hidup sehat, dan tanda-tanda memburuknya kondisi yang perlu dilaporkan.
Penjelasan rinci untuk setiap poin di atas:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI: Risiko Gangguan Pertukaran Gas (kode diagnosa 00030) menggambarkan keadaan di mana individu berisiko mengalami ketidakseimbangan antara ventilasi dan perfusi, yang dapat menyebabkan gangguan dalam pertukaran gas (oksigen dan karbon dioksida) di dalam paru-paru. Diagnosa ini sesuai dengan kondisi yang Anda deskripsikan, yaitu "Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi".
2. Luaran/Output SLKI: Setelah pemberian asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat menunjukkan perbaikan pada status pertukaran gas, frekuensi napas, kedalaman napas, dan irama napas, serta penggunaan otot tambahan pernapasan. Selain itu, pasien dan keluarga juga diharapkan dapat memahami kondisi kesehatan pasien dan berpartisipasi dalam perawatan yang diperlukan.
3. Intervensi Keperawatan SIKI: Intervensi yang dapat dilakukan meliputi pemantauan tanda-tanda vital, pemberian oksigen, pengaturan posisi pasien, edukasi kepada pasien dan keluarga, pemberian bronkodilator atau mukolitik, kolaborasi dengan tim kesehatan lain, pemantauan input-output cairan, serta pemberian edukasi dan konseling. Tujuan dari intervensi-intervensi ini adalah untuk membantu memperbaiki pertukaran gas, mengurangi obstruksi saluran napas, dan memfasilitasi ventilasi yang efektif, serta meningkatkan pemahaman dan partisipasi pasien dan keluarga dalam perawatan.
Semoga penjelasan ini dapat membantu Anda memahami diagnosa keperawatan, luaran/output, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Pertukaran Gas berhubungan dengan ketidakseimbangan ventilasi-perfusi". Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, jangan ragu untuk menanyakannya. -
Article No. 14863 | 27 Mar 2025
Klinis : Gangguan Sirkulasi Spontan berhubungan dengan abnormalitas struktur jantung no kode diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci terkait diagnosa keperawatan, luaran yang diharapkan, dan intervensi keperawatan untuk kondisi "Gangguan Sirkulasi Spontan berhubungan dengan abnormalitas struktur jantung" dengan nada akademis sebagai seorang perawat pakar.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Sirkulasi Spontan berhubungan dengan abnormalitas struktur jantung" adalah Perfusi Jaringan Kardiovaskular Tidak Efektif (kode diagnosa 00024). Diagnosa ini merujuk pada kondisi di mana terdapat penurunan sirkulasi darah ke jaringan yang disebabkan oleh adanya abnormalitas struktur jantung. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan pengantaran oksigen dan nutrisi ke jaringan, serta akumulasi produk sisa metabolisme.
Luaran/Output SLKI:
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, diharapkan pasien dapat mencapai luaran/output sebagai berikut:
1. Perfusi Jaringan: Kardiovaskular (kode luaran 0400)
- Indikator: Frekuensi nadi radialis, Irama jantung, Tekanan darah, Suhu kulit ekstremitas, Edema, Kapillaritas kulit
- Kriteria hasil: Nadi radialis teraba kuat dan reguler, Irama jantung normal, Tekanan darah dalam batas normal, Suhu kulit ekstremitas hangat, Tidak ada edema, dan Kapillaritas kulit normal
Intervensi Keperawatan SIKI:
Untuk mencapai luaran/output yang diharapkan, intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
1. Pemantauan Tanda-tanda Vital (kode intervensi 6680)
- Tujuan: Mengidentifikasi perubahan atau penyimpangan tanda-tanda vital yang dapat mengindikasikan adanya gangguan sirkulasi
- Aktivitas: Mengukur dan mencatat tanda-tanda vital secara berkala, Memantau tren perubahan tanda-tanda vital, dan Mengkaji hubungan antara tanda-tanda vital dengan kondisi pasien
2. Manajemen Perfusi Jaringan (kode intervensi 4062)
- Tujuan: Mempertahankan atau meningkatkan perfusi jaringan yang adekuat
- Aktivitas: Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perfusi jaringan, Mengatur posisi pasien untuk meningkatkan aliran darah, Memantau parameter perfusi jaringan, dan Memberikan intervensi sesuai kebutuhan untuk memperbaiki perfusi jaringan
3. Manajemen Aktivitas (kode intervensi 0200)
- Tujuan: Mempertahankan atau meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas
- Aktivitas: Mengevaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas, Mengatur pola aktivitas dan istirahat, dan Memberikan edukasi kepada pasien tentang manajemen aktivitas yang aman
Penjelasan rinci:
Diagnosa keperawatan "Perfusi Jaringan: Kardiovaskular Tidak Efektif" dipilih karena kondisi pasien menunjukkan adanya gangguan sirkulasi spontan yang berhubungan dengan abnormalitas struktur jantung. Hal ini dapat menyebabkan penurunan pengantaran oksigen dan nutrisi ke jaringan, serta akumulasi produk sisa metabolisme.
Luaran/output yang diharapkan adalah Perfusi Jaringan: Kardiovaskular, dengan indikator dan kriteria hasil yang menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat, seperti nadi radialis teraba kuat dan reguler, irama jantung normal, tekanan darah dalam batas normal, suhu kulit ekstremitas hangat, tidak ada edema, dan kapillaritas kulit normal.
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan luaran mencakup pemantauan tanda-tanda vital untuk mengidentifikasi perubahan atau penyimpangan yang dapat mengindikasikan gangguan sirkulasi, manajemen perfusi jaringan untuk mempertahankan atau meningkatkan perfusi jaringan yang adekuat, dan manajemen aktivitas untuk mempertahankan atau meningkatkan toleransi pasien terhadap aktivitas. Aktivitas dalam setiap intervensi dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. -
Article No. 14864 | 27 Mar 2025
Klinis : Gangguan Penurunan Curah Jantung berhubungan dengan hipertensi pulmonal dan disfungsi miokard no kode diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah rincian yang Anda minta:
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai:
Kode Diagnosa: 00029 - Penurunan Curah Jantung
Definisi: Kondisi di mana jantung gagal memompa volume darah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Karakteristik Definisi:
1. Dispnea saat istirahat atau aktivitas
2. Edema perifer
3. Fatigue
4. Oliguri
5. Peningkatan tekanan darah pulmonal
6. Penurunan toleransi aktivitas
7. Takikardi
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
1. Kode Luaran: 0401 - Perfusi Jaringan Kardiovaskular
- Indikator:
a. Tekanan darah pulmonal berkurang
b. Curah jantung meningkat
c. Frekuensi nadi dalam batas normal
d. Saturasi oksigen dalam batas normal
2. Kode Luaran: 0407 - Toleransi Aktivitas
- Indikator:
a. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa dispnea
b. Mampu melakukan aktivitas fisik sesuai toleransi
c. Melaporkan peningkatan energi
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
1. Kode Intervensi: 3100 - Manajemen Kardiovaskular
- Aktivitas:
a. Kaji tanda-tanda vital dan hemodinamik pasien secara berkala
b. Pantau volume dan keseimbangan cairan
c. Kolaborasi pemberian oksigen sesuai kebutuhan
d. Kolaborasi pemberian obat-obatan kardiovaskular
2. Kode Intervensi: 4310 - Manajemen Aktivitas
- Aktivitas:
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas
b. Bantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai toleransi
c. Latih pasien teknik pengaturan napas saat aktivitas
d. Edukasi pasien dan keluarga tentang manajemen aktivitas
Penjelasan rinci:
1. Diagnosa Keperawatan SDKI:
- Penurunan Curah Jantung merupakan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan kondisi yang diberikan, yaitu gangguan penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertensi pulmonal dan disfungsi miokard.
- Karakteristik definisi dari diagnosa ini mencakup tanda-tanda dan gejala yang umum ditemukan pada pasien dengan gangguan penurunan curah jantung.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
- Perfusi Jaringan Kardiovaskular dan Toleransi Aktivitas merupakan luaran yang diharapkan untuk mengatasi kondisi penurunan curah jantung.
- Indikator-indikator pada kedua luaran tersebut mencerminkan perbaikan kondisi kardiovaskular dan peningkatan kemampuan pasien dalam beraktivitas.
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
- Manajemen Kardiovaskular bertujuan untuk memantau dan mengelola kondisi kardiovaskular pasien, termasuk tanda-tanda vital, hemodinamik, dan pemberian terapi.
- Manajemen Aktivitas bertujuan untuk membantu pasien merencanakan dan melakukan aktivitas sesuai dengan toleransinya, serta mengajarkan teknik-teknik yang dapat membantu meningkatkan toleransi aktivitas.
Secara keseluruhan, pendekatan ini bertujuan untuk mengatasi penurunan curah jantung, meningkatkan perfusi jaringan kardiovaskular, dan meningkatkan toleransi aktivitas pasien, sehingga dapat membantu memperbaiki kondisi kesehatan secara komprehensif. -
Article No. 14865 | 27 Mar 2025
Klinis : Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen no kode diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang diperlukan untuk kondisi Intoleransi Aktivitas dengan nada akademis dan persona sebagai seorang pakar perawat.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Kode Diagnosa: 00092
Nama Diagnosa: Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas harian yang diinginkan atau diperlukan di tempat tinggal atau di masyarakat.
Penyebab yang Berhubungan: Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Gejala dan Tanda Klinik:
- Penurunan toleransi terhadap aktivitas
- Kelelahan yang tidak proporsional dengan aktivitas
- Sesak napas, denyut jantung cepat, atau tekanan darah tidak stabil selama aktivitas
- Rasa lemah atau lesu selama atau setelah aktivitas
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Toleransi Aktivitas
- Definisi: Kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan.
- Indikator:
a. Mampu melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
b. Mampu menjaga denyut jantung, tekanan darah, dan frekuensi napas dalam batas normal selama aktivitas
c. Melaporkan peningkatan stamina selama aktivitas
2. Manajemen Energi
- Definisi: Kemampuan untuk mengatur penggunaan energi secara efektif.
- Indikator:
a. Mampu merencanakan dan menjadwalkan aktivitas untuk mengkonservasi energi
b. Mampu mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan banyak energi dan menghindarinya
c. Mampu beristirahat dan memulihkan energi setelah aktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Manajemen Aktivitas
- Definisi: Membantu klien untuk merencanakan, melakukan, dan mengevaluasi aktivitas fisik.
- Tindakan:
a. Identifikasi aktivitas yang dapat dilakukan klien tanpa kelelahan berlebih
b. Bantu klien menyusun jadwal aktivitas yang seimbang dengan waktu istirahat
c. Pantau tanda-tanda vital selama aktivitas dan setelahnya
d. Berikan edukasi tentang pentingnya manajemen energi untuk mencegah kelelahan
2. Manajemen Energi
- Definisi: Membantu klien untuk mengidentifikasi dan menggunakan energi secara efektif.
- Tindakan:
a. Bantu klien mengidentifikasi aktivitas yang membutuhkan banyak energi
b. Ajarkan teknik konservasi energi, seperti menghemat langkah, menggunakan alat bantu, dan menjadwalkan aktivitas
c. Dorong klien untuk beristirahat sebelum dan setelah aktivitas yang melelahkan
d. Anjurkan klien untuk makan makanan bergizi untuk memenuhi kebutuhan energi
Dengan menerapkan diagnosa keperawatan, luaran/output yang diharapkan, dan intervensi keperawatan yang sesuai, diharapkan klien dengan Intoleransi Aktivitas dapat meningkatkan toleransi aktivitasnya, mengelola energi secara efektif, dan mencegah kelelahan yang berlebihan sehingga dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik. -
Article No. 14866 | 27 Mar 2025
Klinis : Risiko Infeksi berhubungan dengan imunosupresi sekunder akibat hipoksia atau malnutrisi no kode diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berikut adalah penjelasan rinci untuk kondisi yang Anda berikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa Keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Risiko Infeksi berhubungan dengan imunosupresi sekunder akibat hipoksia atau malnutrisi" adalah Risiko Infeksi (Kode: 00004).
Risiko Infeksi didefinisikan sebagai "Rentan terhadap invasi dan multiplikasi organisme patogen yang dapat mengganggu kesehatan".
Ciri-ciri mayor diagnosa ini adalah:
1. Adanya paparan terhadap patogen.
2. Penurunan pertahanan tubuh.
3. Kerusakan pertahanan tubuh.
Faktor-faktor yang berhubungan pada kasus ini adalah imunosupresi sekunder akibat hipoksia atau malnutrisi.
Luaran/Output SLKI:
Luaran Keperawatan yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan adalah:
1. Kontrol Infeksi (Kode: 1924)
Definisi: Bebas dari atau mampu mengendalikan infeksi.
Kriteria Hasil:
a. Tidak terjadi infeksi baru.
b. Laju penyembuhan luka yang adekuat.
c. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
d. Pemeriksaan diagnostik dalam batas normal.
Intervensi Keperawatan SIKI:
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran Kontrol Infeksi adalah:
1. Manajemen Infeksi (Kode: 6550)
Definisi: Memfasilitasi penyembuhan dan mencegah penyebaran infeksi.
Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi faktor risiko infeksi (imunosupresi, hipoksia, malnutrisi).
b. Pantau tanda dan gejala infeksi.
c. Kolaborasi pemberian terapi antibiotik, antivirus, atau antifungal sesuai indikasi.
d. Promosikan perawatan luka yang baik.
e. Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan infeksi.
f. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk pemenuhan nutrisi yang adekuat.
g. Kolaborasi dengan ahli respirasi untuk mengatasi hipoksia.
2. Peningkatan Imunitas (Kode: 5320)
Definisi: Meningkatkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi.
Aktivitas Keperawatan:
a. Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi sistem imun.
b. Pantau status imunologis pasien.
c. Kolaborasi pemberian terapi imunomodulator sesuai indikasi.
d. Dorong istirahat yang cukup.
e. Fasilitasi asupan nutrisi yang adekuat.
f. Ajarkan teknik relaksasi untuk mengurangi stres.
Penjelasan secara rinci di atas diharapkan dapat membantu Anda dalam merencanakan Asuhan Keperawatan yang tepat untuk mengatasi Risiko Infeksi pada pasien dengan imunosupresi sekunder akibat hipoksia atau malnutrisi. -
Article No. 14867 | 27 Mar 2025
Klinis : Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Hipermetabolisme akibat beban kerja jantung berlebih no kode diagnosa
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, akan saya berikan informasi rinci terkait kondisi yang Anda sampaikan:
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi "Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan Hipermetabolisme akibat beban kerja jantung berlebih" adalah Intoleransi Aktivitas (kode: 00092). Intoleransi Aktivitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin sehari-hari akibat adanya ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen. Kondisi ini disebabkan oleh beban kerja jantung yang berlebih, yang menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan terkait hipermetabolisme.
Luaran/Output Keperawatan (SLKI):
Luaran/output yang diharapkan setelah pemberian Asuhan Keperawatan adalah Toleransi Aktivitas (kode: 00005). Toleransi Aktivitas didefinisikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan aktivitas rutin sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan. Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur Toleransi Aktivitas antara lain:
1. Kemampuan melakukan aktivitas rutin sehari-hari
2. Tingkat kelelahan saat dan setelah beraktivitas
3. Tanda-tanda vital yang stabil selama aktivitas
4. Kemampuan beradaptasi dengan aktivitas
Intervensi Keperawatan (SIKI):
Intervensi keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Toleransi Aktivitas adalah:
1. Manajemen Aktivitas (kode: 0200)
- Tujuan: Membantu pasien untuk menyeimbangkan aktivitas dengan istirahat untuk mempertahankan toleransi aktivitas.
- Intervensi: Identifikasi kemampuan aktivitas pasien, atur jadwal aktivitas dan istirahat, berikan pelatihan teknik untuk menghemat energi, dan monitor tanda-tanda vital selama aktivitas.
2. Manajemen Energi (kode: 0180)
- Tujuan: Membantu pasien untuk mengatur penggunaan energi agar dapat melakukan aktivitas sehari-hari.
- Intervensi: Identifikasi sumber dan kebutuhan energi pasien, bantu pasien mengatur jadwal aktivitas dan istirahat, ajarkan teknik penghematan energi, dan monitor respons fisiologis pasien selama aktivitas.
3. Manajemen Jantung Gagal (kode: 4040)
- Tujuan: Membantu pasien untuk mengoptimalkan fungsi jantung dan mengurangi beban kerja jantung.
- Intervensi: Pantau tanda-tanda vital, observasi tanda-tanda gagal jantung, berikan edukasi terkait manajemen gejala, dan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam pemberian intervensi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang tepat, diharapkan pasien dapat mencapai Toleransi Aktivitas yang optimal dan mengatasi gangguan pertumbuhan serta perkembangan akibat hipermetabolisme. -
Article No. 14868 | 27 Mar 2025
Klinis : implementasi dan evaluasi terkait diagnosa pola nafas tidak efektif
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, mari kita bahas satu per satu.
Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pola nafas tidak efektif:
Diagnosa keperawatan yang sesuai berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) adalah "Pola Napas Tidak Efektif". Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat". Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan otot pernapasan, obstruksi jalan napas, atau kondisi penyakit paru lainnya.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Sesuai dengan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), beberapa luaran yang diharapkan setelah pemberian asuhan keperawatan pada pasien dengan pola nafas tidak efektif antara lain:
1. Pola Napas: Tercapainya pola napas yang efektif, dengan frekuensi napas, kedalaman napas, dan penggunaan otot bantu napas yang normal.
2. Status Respirasi: Tercapainya status respirasi yang stabil, dengan tidak adanya tanda-tanda distres pernapasan.
3. Perfusi Jaringan: Tercapainya perfusi jaringan yang adekuat, dengan tidak adanya tanda-tanda hipoksia atau sianosis.
4. Kenyamanan: Tercapainya kenyamanan pasien terkait proses pernapasan.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Berdasarkan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), beberapa intervensi keperawatan yang dapat dilakukan untuk mencapai luaran yang diharapkan pada pasien dengan pola nafas tidak efektif antara lain:
1. Manajemen Jalan Napas
- Pantau status pernapasan dan tanda-tanda distres pernapasan
- Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
- Berikan oksigen sesuai kebutuhan
- Lakukan suction jika diperlukan
2. Manajemen Ventilasi
- Pantau frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan
- Ajarkan pasien teknik pernapasan dalam dan batuk efektif
- Berikan alat bantu pernapasan jika diperlukan
3. Manajemen Rasa Tidak Nyaman
- Kaji nyeri atau rasa tidak nyaman yang dirasakan pasien
- Berikan intervensi untuk mengurangi rasa tidak nyaman, seperti pemberian analgesik atau teknik relaksasi
4. Edukasi Kesehatan
- Edukasi pasien dan keluarga terkait pola napas tidak efektif, penyebab, dan penanganannya
- Ajarkan teknik-teknik untuk meningkatkan pernapasan yang efektif
Dalam melaksanakan intervensi keperawatan, perawat harus mempertimbangkan kondisi kesehatan pasien secara menyeluruh, memantau respon pasien terhadap intervensi, dan melakukan evaluasi secara berkala untuk menyesuaikan rencana asuhan keperawatan sesuai dengan perkembangan kondisi pasien. -
Article No. 14869 | 27 Mar 2025
Klinis : dada terasa sakit dan sesak nafas
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, dengan senang hati saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi dada terasa sakit dan sesak nafas.
Diagnosa Keperawatan:
Berdasarkan kondisi yang Anda deskripsikan, diagnosa keperawatan yang sesuai adalah:
1. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk menginspirasi dan/atau mengekspirasikan udara secara adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi.
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Dyspnea (sesak napas)
- Penggunaan otot bantu napas
- Perubahan irama napas
- Perubahan kedalaman napas
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Pola napas yang efektif
- Distres pernapasan yang terkontrol
- Kemampuan pernapasan yang memadai
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Manajemen jalan napas
- Pengaturan posisi
- Oksigenasi
- Manajemen nyeri
- Manajemen kecemasan
Penjelasan Singkat:
Kondisi dada terasa sakit dan sesak napas dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan pernafasan, masalah kardiovaskular, atau kondisi medis lainnya. Diagnosa keperawatan Ketidakefektifan Pola Napas menggambarkan ketidakmampuan pasien untuk bernafas secara adekuat, yang dapat menyebabkan penurunan oksigenasi. Intervensi keperawatan yang direkomendasikan mencakup manajemen jalan napas, pemberian oksigen, manajemen nyeri, dan penanganan kecemasan, serta pengaturan posisi yang nyaman.
Tujuan utama asuhan keperawatan pada kondisi ini adalah untuk membantu pasien mencapai pola napas yang efektif, mengurangi distres pernapasan, dan memastikan kemampuan pernapasan yang memadai. Evaluasi yang berkelanjutan dan penyesuaian intervensi berdasarkan respons pasien merupakan hal yang penting dalam proses keperawatan. -
Article No. 14870 | 27 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan standar SDKI, SLKI, dan SIKI dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Ditandai dengan adanya batuk produktif, suara napas bronkial, dan sesak napas.
- Penyebabnya adalah adanya lesi di paru yang menyebabkan sumbatan jalan napas.
2. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Ditandai dengan hilangnya nafsu makan.
- Penyebabnya adalah penyakit tuberkulosis paru yang menyebabkan anoreksia.
3. Hipertermia
- Ditandai dengan adanya demam.
- Penyebabnya adalah infeksi tuberkulosis paru.
Penjelasan Singkat:
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
- Mengacu pada klasifikasi diagnosa keperawatan yang diakui secara nasional.
- Membantu perawat dalam mengidentifikasi, merumuskan, dan menegakkan diagnosa keperawatan.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
- Mengacu pada klasifikasi luaran keperawatan yang diakui secara nasional.
- Membantu perawat dalam merumuskan dan menetapkan tujuan serta hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
- Mengacu pada klasifikasi intervensi keperawatan yang diakui secara nasional.
- Membantu perawat dalam merencanakan dan melaksanakan intervensi keperawatan yang sesuai dengan diagnosa keperawatan.
Penggunaan standar SDKI, SLKI, dan SIKI membantu perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang terstruktur, terukur, dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia.