Daftar Diagnosa Terbaru
-
Article No. 14883 | 28 Mar 2025
Klinis : Tumpukan sendi di sendi siku dan dilakukan operasi pengeluaran cairan
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, saya akan memberikan informasi kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi yang Anda berikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: M21.12
- Deskripsi: Tumpukan sendi di sendi siku
2. Kode ICD-9-CM Procedure:
- Kode: 81.93
- Deskripsi: Aspirasi atau drainase sendi, siku
Penjelasan detail:
Kode ICD-10 M21.12 mengindikasikan diagnosa "Tumpukan sendi di sendi siku". Tumpukan sendi adalah kondisi di mana sendi terlihat menonjol atau bengkak akibat penumpukan cairan atau zat lain di sekitar sendi.
Dalam kasus ini, dilakukan prosedur operasi pengeluaran cairan dari sendi siku, yang dapat dikodekan dengan kode ICD-9-CM 81.93 "Aspirasi atau drainase sendi, siku". Prosedur ini melibatkan pengeluaran cairan atau zat lain dari dalam sendi melalui tindakan pembedahan atau aspirasi (penyedotan) untuk mengurangi pembengkakan dan gejala yang terkait.
Dengan menggunakan kode-kode tersebut, informasi diagnosis dan prosedur medis yang dilakukan dapat didokumentasikan dengan baik dalam rekam medis pasien. Hal ini penting untuk keperluan perawatan, klaim asuransi, serta analisis epidemiologi dan penelitian medis. -
Article No. 14884 | 28 Mar 2025
Klinis : Tindakan pengekuaran cairan dari sendi siku
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Baik, berikut adalah informasi yang Anda minta:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M25.42
- Deskripsi: Cairan dalam sendi, siku
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 81.92
- Deskripsi: Aspirasi atau pengeluaran cairan sendi, siku
Penjelasan:
Berdasarkan kondisi yang disampaikan, yaitu tindakan pengekuaran cairan dari sendi siku, maka kode ICD-10 yang sesuai adalah M25.42 yang merujuk pada "Cairan dalam sendi, siku". Ini adalah kode diagnosis yang menggambarkan kondisi adanya cairan berlebih di dalam sendi siku.
Untuk tindakan medis yang dilakukan, yaitu pengekuaran (aspirasi atau pengeluaran) cairan dari sendi siku, maka kode ICD-9-CM Procedure yang sesuai adalah 81.92. Kode ini mendeskripsikan prosedur aspirasi atau pengeluaran cairan dari sendi, termasuk sendi siku.
Penggunaan kode-kode ini penting untuk keperluan dokumentasi medis, penagihan, dan analisis epidemiologi. -
Article No. 14885 | 28 Mar 2025
Klinis : integritas kulit
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin terkait diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi integritas kulit.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
Diagnosa keperawatan yang sesuai untuk kondisi integritas kulit adalah "Integritas Kulit Terganggu". Diagnosa ini didefinisikan sebagai "Kerusakan pada epidermis dan/atau dermis" (PPNI, 2017). Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti imobilitas, nutrisi yang tidak adekuat, gangguan sirkulasi, atau paparan terhadap kelembaban dan gesekan yang berlebihan.
Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
Setelah diberikan asuhan keperawatan, luaran yang diharapkan adalah "Integritas Kulit Membaik". Luaran ini didefinisikan sebagai "Kondisi kulit yang menunjukkan kondisi yang sehat, utuh, dan berfungsi secara normal" (PPNI, 2019). Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur luaran ini antara lain: tidak adanya lesi, kulit tetap bersih dan lembab, tidak ada tanda-tanda infeksi, dan kemampuan untuk menjaga integritas kulit.
Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
Untuk mencapai luaran "Integritas Kulit Membaik", beberapa intervensi keperawatan yang diperlukan antara lain:
1. Perawatan kulit: Melakukan perawatan kulit secara rutin, seperti memandikan pasien dengan lembut, menggunakan pelembab, dan menjaga kebersihan kulit.
2. Manajemen tekanan: Melakukan tindakan untuk mencegah dan mengurangi tekanan pada kulit, seperti memposisikan pasien dengan baik, menggunakan alat bantu (misalnya alas tempat tidur yang sesuai), dan melakukan mobilisasi.
3. Peningkatan sirkulasi: Melakukan tindakan untuk meningkatkan sirkulasi darah, seperti melakukan terapi panas atau dingin, melakukan latihan pergerakan, dan memberikan perawatan kaki.
4. Nutrisi yang adekuat: Memastikan pasien mendapatkan asupan nutrisi yang cukup, terutama protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk pemeliharaan integritas kulit.
5. Pencegahan infeksi: Melakukan tindakan pencegahan infeksi, seperti menjaga kebersihan kulit, menggunakan teknik aseptik, dan memantau tanda-tanda infeksi.
Dengan melaksanakan intervensi keperawatan yang komprehensif dan sesuai dengan kondisi pasien, diharapkan dapat mencapai luaran "Integritas Kulit Membaik" dan memperbaiki kondisi integritas kulit pasien. -
Article No. 14886 | 28 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, saya akan memberikan penjelasan yang rinci dan terperinci untuk setiap poin yang Anda minta.
1. Diagnosa Keperawatan SDKI yang sesuai untuk kondisi pasien:
Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosa keperawatan SDKI yang sesuai adalah:
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
Bersihan jalan napas tidak efektif ditandai dengan adanya batuk berdahak, suara napas bronkial di paru kanan atas, dan sesak napas pada pasien. Kondisi ini dapat disebabkan oleh proses penyakit yang menghambat bersihan jalan napas secara normal.
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Kondisi pasien yang mengalami kehilangan nafsu makan menunjukkan adanya ketidakseimbangan nutrisi, di mana asupan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Hal ini dapat mempengaruhi status kesehatan dan pemulihan pasien.
c. Intoleransi Aktivitas
Gejala sesak napas yang dialami pasien dapat menyebabkan intoleransi terhadap aktivitas. Pasien mungkin akan mengalami kelelahan dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
2. Luaran/Output yang diharapkan setelah Asuhan Keperawatan (SLKI):
a. Bersihan Jalan Napas
- Pasien dapat batuk dan bernapas dengan mudah
- Pasien dapat mengeluarkan sekret/dahak dengan efektif
- Pasien tidak lagi mengalami sesak napas
b. Status Nutrisi
- Pasien dapat mempertahankan/meningkatkan berat badan sesuai dengan kebutuhan
- Pasien dapat mengonsumsi makanan dengan cukup
- Pasien tidak lagi mengalami penurunan nafsu makan
c. Toleransi Aktivitas
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa kelelahan yang berlebihan
- Pasien dapat berpartisipasi dalam program rehabilitasi dan pemulihan
3. Intervensi Keperawatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan Luaran (SIKI):
a. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
- Auskultasi suara napas
- Observasi adanya sekret/dahak
- Berikan bronkodilator dan mukolitik sesuai instruksi dokter
- Berikan posisi semi-fowler untuk memudahkan drainase sekret
- Anjurkan pasien untuk latihan batuk efektif dan bernafas dalam
b. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
- Kaji status nutrisi pasien (berat badan, lingkar lengan atas, dll.)
- Identifikasi faktor-faktor yang memengaruhi asupan nutrisi pasien
- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menyusun rencana diet yang sesuai
- Berikan makanan dan suplemen gizi sesuai kebutuhan pasien
- Pantau asupan nutrisi dan berat badan pasien secara berkala
c. Intoleransi Aktivitas
- Kaji tingkat toleransi pasien terhadap aktivitas
- Berikan latihan fisik dan aktivitas sesuai dengan toleransi pasien
- Ajarkan teknik mengatur energi dan konservasi energi
- Kolaborasi dengan fisioterapis untuk program rehabilitasi
- Berikan dukungan emosional dan edukasi kepada pasien dan keluarga
Secara keseluruhan, pendekatan asuhan keperawatan yang komprehensif dan kolaboratif dengan tim kesehatan lainnya diharapkan dapat membantu pasien mencapai luaran yang diharapkan dan memfasilitasi proses pemulihan. -
Article No. 14887 | 28 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Sebagai seorang profesional kesehatan, saya akan memberikan kode ICD-10 untuk diagnosis dan kode ICD-9-CM untuk prosedur/tindakan medis yang sesuai dengan kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan lesi pada paru.
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan rontgen dada, PA dan lateral.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 A15.0 (Tuberkulosis paru dengan lesi pada paru) sesuai dengan diagnosis awal tuberkulosis paru yang ditegakkan berdasarkan gejala klinis pasien (batuk berdahak, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan) serta hasil pemeriksaan fisik (suara napas bronkial di paru kanan atas) dan rontgen (adanya lesi di paru).
2. Kode ICD-9-CM 87.44 (Pemeriksaan rontgen dada, PA dan lateral) merupakan tindakan diagnostik yang dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru. Pemeriksaan rontgen dada merupakan salah satu pemeriksaan penunjang penting dalam diagnosis tuberkulosis paru.
Catatan: Untuk penegakan diagnosis tuberkulosis paru yang definitif, diperlukan pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan bakteriologis (BTA, kultur) dan/atau pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan standar praktik klinis. -
Article No. 14888 | 28 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, Mari saya berikan diagnosa keperawatan dan penjelasan singkat berdasarkan SDKI, SLKI, dan SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia untuk kondisi pasien yang Anda paparkan.
Diagnosa Keperawatan:
1. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan infeksi paru (Tuberkulosis Paru)
- SDKI: Gangguan Pola Napas
- SLKI: Pemantauan Fungsi Pernapasan
- SIKI: Intervensi Keperawatan Manajemen Jalan Napas
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan produksi sputum yang berlebihan
- SDKI: Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
- SLKI: Pemantauan Fungsi Pernapasan
- SIKI: Intervensi Keperawatan Manajemen Jalan Napas
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan anoreksia (kehilangan nafsu makan)
- SDKI: Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan
- SLKI: Pemantauan Nutrisi
- SIKI: Intervensi Keperawatan Manajemen Nutrisi
Penjelasan Singkat:
1. Gangguan Pola Napas berhubungan dengan infeksi paru (Tuberkulosis Paru):
- Pasien mengalami sesak napas yang disebabkan oleh infeksi paru (Tuberkulosis Paru).
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan fungsi pernapasan, manajemen jalan napas, dan pemberian oksigen jika diperlukan.
2. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas berhubungan dengan produksi sputum yang berlebihan:
- Pasien mengalami batuk berdahak yang berlebihan akibat infeksi paru.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan fungsi pernapasan, manajemen jalan napas, dan tindakan untuk membantu membersihkan jalan napas.
3. Risiko Ketidakseimbangan Nutrisi: Intake Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan anoreksia (kehilangan nafsu makan):
- Pasien mengalami kehilangan nafsu makan yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi.
- Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan mencakup pemantauan nutrisi, konseling nutrisi, dan pemberian intervensi nutrisi yang sesuai.
Dengan pendekatan SDKI, SLKI, dan SIKI, perawat dapat mengidentifikasi dan menangani masalah-masalah kesehatan pasien secara komprehensif dan sesuai dengan standar praktik keperawatan di Indonesia. -
Article No. 14889 | 28 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: SDKI (+)
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Dengan senang hati saya akan memberikan informasi yang rinci dan terperinci mengenai diagnosa keperawatan, luaran, dan intervensi keperawatan yang sesuai untuk kondisi pasien yang Anda deskripsikan.
Diagnosa Keperawatan SDKI:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas
Definisi: Ketidakmampuan untuk membersihkan sekret atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan jalan napas terbuka.
Penyebab: Peradangan saluran napas, produksi sekret yang berlebihan, kelemahan otot pernapasan.
Tanda dan Gejala: Batuk berdahak, suara napas bronkial, sesak napas.
2. Intoleransi Aktivitas
Definisi: Ketidakmampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas rutin yang diinginkan.
Penyebab: Kelemahan, kelelahan, malnutrisi.
Tanda dan Gejala: Kelelahan, penurunan nafsu makan, keterbatasan dalam melakukan aktivitas.
3. Hipertermia
Definisi: Peningkatan suhu tubuh di atas rentang normal.
Penyebab: Proses infeksi.
Tanda dan Gejala: Demam.
Luaran/Output yang Diharapkan (SLKI):
1. Bersihan Jalan Napas Efektif
- Pasien dapat batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
- Suara napas normal dan tidak ada wheezing atau stridor.
- Saturasi oksigen dalam batas normal.
2. Toleransi Aktivitas Membaik
- Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari dengan bantuan minimal.
- Tidak ada tanda-tanda kelelahan yang berlebihan.
- Nafsu makan meningkat.
3. Suhu Tubuh Normal
- Suhu tubuh pasien dalam batas normal.
- Tidak ada tanda-tanda infeksi yang persisten.
Intervensi Keperawatan (SIKI):
1. Bersihan Jalan Napas
- Auskultasi suara napas, identifikasi area dengan suara abnormal.
- Berikan inhaler bronkodilator dan ekspektoran untuk membantu pengeluaran sekret.
- Lakukan fisioterapi dada dan latihan batuk efektif.
- Pertahankan posisi semi-fowler untuk memudahkan drainase sekret.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian oksigen dan antibiotik sesuai indikasi.
2. Manajemen Aktivitas
- Lakukan pengkajian kemampuan fisik pasien dan identifikasi pembatasan aktivitas.
- Bantu pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari sesuai toleransi.
- Berikan edukasi tentang manajemen energi dan teknik menghemat energi.
- Kolaborasi dengan tim gizi untuk perbaikan status nutrisi.
3. Manajemen Demam
- Lakukan pemantauan suhu tubuh secara teratur.
- Berikan kompres hangat/dingin dan antipiretik sesuai indikasi.
- Pastikan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat.
- Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian antibiotik sesuai indikasi.
Dengan penerapan intervensi keperawatan yang komprehensif, diharapkan luaran keperawatan yang diinginkan dapat tercapai dan membantu pasien dalam pemulihan kondisinya. -
Article No. 14890 | 28 Mar 2025
Klinis : Pasien pria, usia 45 tahun, datang dengan keluhan batuk berdahak selama 2 minggu, demam, sesak napas, dan kehilangan nafsu makan. Hasil pemeriksaan menunjukkan suara napas bronkial di paru kanan atas, hasil rontgen menunjukkan adanya lesi di paru. Diagnosis awal adalah tuberkulosis paru.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan informasi yang diberikan, diagnosis awal untuk pasien ini adalah tuberkulosis paru. Berikut adalah kode ICD-10 dan kode ICD-9-CM procedure yang sesuai:
1. Kode ICD-10:
- Kode: A15.0
- Deskripsi: Tuberkulosis paru dengan hasil pemeriksaan bakteriologis dan histologis positif
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 87.44
- Deskripsi: Pemeriksaan mikroskopik sputum untuk bakteri tahan asam (BTA), termasuk pewarnaan Ziehl-Neelsen
Penjelasan:
- Kode ICD-10 A15.0 digunakan untuk diagnosis tuberkulosis paru yang dikonfirmasi secara bakteriologis atau histologis. Hal ini sesuai dengan temuan klinis pada pasien, yaitu adanya suara napas bronkial di paru kanan atas dan lesi di paru pada pemeriksaan radiologis.
- Kode ICD-9-CM 87.44 adalah untuk prosedur pemeriksaan mikroskopik sputum untuk bakteri tahan asam (BTA), termasuk pewarnaan Ziehl-Neelsen. Pemeriksaan ini biasanya dilakukan untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis paru.
Dalam praktik klinis, pemeriksaan lanjutan seperti pemeriksaan sputum untuk kultur dan tes kepekaan terhadap obat anti-tuberkulosis mungkin juga diperlukan untuk konfirmasi diagnosis dan penentuan regimen pengobatan yang tepat. -
Article No. 14891 | 28 Mar 2025
Klinis : Ny. N (54 tahun) datang ke RSUP Dr. Kariadi dari UGD. Ny. N mengeluh nyeri pada punggung dan paha pada kaki bagian kanan (bagian tylang dan sendi). Keluhan nyeri sudah dialami beberapa tahun lalu. Selain nyeri, Ny. N juga mengeluhkan kesulitan tidur dan sulit BAB. Ny. N mengatakan bahwa 10 hari tidak BAB. Ny. N mengalami penurunan berat badan selama sakit dari berat badan awal yaitu 64 kg hingga sekarang mencapai 46 kg. Saat ini Ny. N mengalami nyeri di bagian punggung dan terkadang di paha sebelah kanan (bagian tulang dan sendi) dan dirasa seperti diplintir. Ny. N tidak memiliki riwayat penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
ICD-SDKI: SDKI
Diagnosa:
DIAGNOSE SDKI: Baik, berdasarkan kondisi yang Anda paparkan untuk Ny. N (54 tahun), berikut adalah Diagnosa Keperawatan dan penjelasan singkat SDKI - SLKI - SIKI standar dari Persatuan Perawat Nasional Indonesia:
Diagnosa Keperawatan:
1. Nyeri Kronis berhubungan dengan masalah muskuloskeletal
SDKI (Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia):
Nyeri Kronis: Sensasi ketidaknyamanan yang dirasakan terus-menerus atau berkala, yang disebabkan oleh adanya kerusakan jaringan yang menetap atau berulang.
SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Kemampuan individu untuk mengontrol nyeri yang dialami.
2. Kualitas Tidur: Kemampuan individu untuk mempertahankan tidur yang adekuat dan berkualitas.
3. Fungsi Gastrointestinal: Kemampuan sistem pencernaan untuk mencerna dan mengekskresi makanan secara efektif.
SIKI (Standar Intervensi Keperawatan Indonesia):
1. Manajemen Nyeri: Intervensi untuk mengurangi atau menghilangkan sensasi nyeri yang dirasakan individu.
2. Manajemen Tidur: Intervensi untuk memfasilitasi tidur yang adekuat dan berkualitas.
3. Manajemen Konstipasi: Intervensi untuk memfasilitasi defekasi yang normal dan teratur.
Penjelasan Singkat:
Ny. N mengalami nyeri kronis pada punggung dan paha kanan yang diduga terkait dengan masalah muskuloskeletal. Selain itu, Ny. N juga mengeluhkan kesulitan tidur dan sulit BAB. Penurunan berat badan yang signifikan juga menjadi perhatian. Intervensi keperawatan yang dapat dilakukan adalah manajemen nyeri, manajemen tidur, dan manajemen konstipasi untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami Ny. N. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas hidup dan mencapai kemandirian dalam mengelola kondisinya. -
Article No. 14893 | 28 Mar 2025
Klinis : Ny. N (54 tahun) datang ke RSUP Dr. Kariadi dari UGD. Ny. N mengeluh nyeri pada punggung dan paha pada kaki bagian kanan (bagian tylang dan sendi). Keluhan nyeri sudah dialami beberapa tahun lalu. Selain nyeri, Ny. N juga mengeluhkan kesulitan tidur dan sulit BAB. Ny. N mengatakan bahwa 10 hari tidak BAB. Ny. N mengalami penurunan berat badan selama sakit dari berat badan awal yaitu 64 kg hingga sekarang mencapai 46 kg. Saat ini Ny. N mengalami nyeri di bagian punggung dan terkadang di paha sebelah kanan (bagian tulang dan sendi) dan dirasa seperti diplintir. Ny. N tidak memiliki riwayat penyakit seperti diabetes dan hipertensi.
ICD-SDKI: ICD
Diagnosa:
Kode ICD-10: Berdasarkan kondisi yang dipaparkan, dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kode ICD-10:
- Kode: M54.5
- Deskripsi: Nyeri punggung bawah (low back pain)
2. Kode ICD-9-CM Procedure (jika ada):
- Kode: 45.62
- Deskripsi: Prosedur penanganan konstipasi, termasuk penggunaan suppositoria atau klisma.
Penjelasan:
1. Kode ICD-10 M54.5 (Nyeri punggung bawah) sesuai dengan keluhan utama pasien Ny. N yaitu nyeri pada punggung dan paha pada kaki bagian kanan (bagian tulang dan sendi). Nyeri punggung bawah merupakan kondisi umum yang sering dialami dan dapat menyebabkan disabilitas.
2. Kode ICD-9-CM 45.62 (Prosedur penanganan konstipasi, termasuk penggunaan suppositoria atau klisma) sesuai dengan keluhan pasien Ny. N yang mengeluhkan kesulitan BAB dan tidak BAB selama 10 hari. Tindakan ini dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan konstipasi yang dialami pasien.
Secara keseluruhan, pasien Ny. N (54 tahun) datang dengan keluhan utama nyeri punggung bawah dan kesulitan BAB. Riwayat penurunan berat badan yang signifikan juga perlu diperhatikan dan dievaluasi lebih lanjut. Pemeriksaan dan tindakan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menentukan penyebab dan penanganan yang sesuai.